Retno Wahyuningrum
6. PATOGENITAS MIKROBA
Terminologi:
p Patogen : organisme (umumnya berupa
mikroorganisme) yang menyebabkan penyakit pada
organisme lain
p Patogenitas : kemampuan patogen untuk
menimbulkan penyakit
p Penyakit Infeksi dimulai saat mikroorganisme
memasuki tubuh inang dan selanjutnya bereproduksi
atau bereplikasi
p Virulensi : tingkat patogenitas
p Inang memiliki mekanisme untuk mempertahankan
diri dari serangan mikroba
p Ketika mikroba mengalahkan pertahanan inang,
timbullah penyakit.
Tipe Infeksi Mikroorganisme
Infeksi Deskripsi
Lokal Terbatas pada area tubuh tertentu
Sistemik Tersebar di selurih tubuh
Primer Disebabkan oleh satu macam mikroorganisme
Sekunder Disebabkan oleh mikroorganisme, dan terjadi mengikuti infeksi
primer
Campuran Infeksi yang disebabkan oleh dua macam atau lebih
mikroorganisme
Subklinik Infeksi yang tidak menimbulkan gejala apapun
Bakteremia Mengindikasikan adanya bakteri dalam darah
Septikemia Mengindikasikan keberadaan bakteri dan produk dalam darah
Oportunistik Secara normal tidak patogen, tapi setelah terjadi perub fisiologi
pd inang, dapat menyebabkan penyakit
Nosokomial Infeksi yang diperoleh saat berada di rumah sakit
Mekanisme
Patogenitas
Menempel (adhesi)
Memperbanyak diri
& menyebar
Portals of Entry (Jalan Masuk
Mikroorganisme ke tubuh inang)
1. Membran mukosa
a. saluran pernafasan
b. saluran pencernaan
c. Konjunctiva
2. Kulit
3. Parentarel
1. Membran Mukosa
A. Saluran
Pernafasan
n Mikroba terhirup
melalui mulut
atau hidung
n Merupakan cara
yang paling
mudah dan
paling sering
terjadi.
Penyakit yang Ditularkan Melalui
Saluran Pernafasan
p Demam
p Flu
p Tuberculosis
(TBC)
p Batuk
p Pneumonia
p Campak
p Cacar air
1. Membran Mukosa
B. Saluran Pencernaan
n Mikroba masuk kedalam
saluran pencernaan melalui
makanan dan minuman
atau jari dan tangan yang
terkontaminasi.
n Trachoma
Chlamydia
trachomatis
2. Kulit
p Kulit merupakan organ yang paling besar
dari tubuh manusia.
p Contoh bakteri:
n Neisseria gonorrhoeae
n ETEC
(Entertoxigenic E. coli)
n Bordetello pertussis
Bagaimana Bakteri Memasuki Sel Inang?
1. Pembentukan kapsul
2. Sekresi enzim
n A. leukocidins
n B. Hemolysins
n C. Coagulase
n D. Kinases
n E. Hyaluronidase
n F. Collagenase
n G. Necrotizing Factor
Pembentukan Kapsul
p Digunakan untuk:
n menghindari
fagositosis
n Menempel pd inang
p Contoh bakteri:
n Streptococcus
pneumoniae
n Klebsiella
pneumoniae
n Haemophilus
influenzae
n Bacillus anthracis
n Streptococcus
mutans
K. pneumoniae n Yersinia pestis
Sekresi Enzim
Banyak bakteri patogen yang mensekresi enzim
yang mendukung patogenitasnya, misalnya:
1. Leukosidin
2. Hemolysin
3. Koagulase
4. Kinase
5. Hyaluronidase
6. Collagenase
7. Necrotizing Factor
A. Leukosidin
p Menyerang tipe tertentu dari sel darah putih (WBC’s)
p Membunuh WBC’s untuk menghindari fagositosis
p Melepaskan & memecah lisosom
n lisosom mengandung enzim hidrolitik yang kuat, sehingga
kerusakan jaringan makin parah.
B. Hemolisin – menyebabkan lisisnya sel darah merah
Penghasil hemolisin :
1. Streptococcus
2. Staphylococcus
3. Clostridium
perfringens
Streptococci
C. Koagulase – menyebabkan pembekuan
darah
p Bekuan darah berguna untuk melindungi
bakteri dari fagositosis WBC’s dan
mekanisme pertahanan inang yang lain.
p “Spreading Factor”
p TOKSIN:
n Adalah senyawa beracun yang dihasilkan
oleh mikroba.
n Merupakan faktor utama penentu
patogenitas.
n Telah dikenal 220 toksin bakteri
p 40% menyebabkan penyakit dengan cara
menghancurkan membran sel eukaroitik.
n Toksemia toksin berada dalam aliran
darah.
Jenis-jenis Toksin
1. Eksotoksin
n Disekresikan keluar sel bakteri.
2. Endotoksin
n Tidak disekresikan, merupakan bagian luar
dari dinding sel bakteri gram negatif.
Eksotoksin
p Diproduksi oleh beberapa mikroba sebagai bagian
dari metabolisme dan dilepaskan ke media.
p Merupakan suatu protein, beberapa diantaranya
berlaku sebagai enzim
p Larut dalam cairan tubuh, sehingga mudah
terlarut dalam darah dan ditranspor ke seluruh
tubuh.
p Bekerja melalui penghancuran bagian tertentu
atau dengan penghambatan fungsi metabolik
tertentu dari sel inang.
Eksotoksin
p Terutama dimiliki oleh bakteri Gram (+)
p Sebagian besar yang menyandi eksotoksin
berada pada plasmids atau phages
p Macam eksotoksin:
1. Sitotoksin
p Membunuh sel, misalnya pd Corynebacterium diphtheriae
p This type of exotoxin binds to eF(elongation factors) in
protein synthesis in the epithelial cells of the throat.
2. Neurotoksin
p Mempengaruhi impuls syaraf, misalnya pd . C. tetani, C.
botulinum
3. Enterotoksin
p Berefek pada saluran pencernaan inang, misalnya pd V.
cholerae, C. difficile.
Mekanisme Aksi
Toksin
1. Toksin disekresikan
dari sel
2. Toksin berikatan
dengan reseptor sel
inang dan memasuki
sel inang
3. Komponen aktif dari
toksin mengubah
fungsi sel melalui
penghambatan
sintesis protein
Eksotoksin
p Merupakan senyawa yang mematikan.
p Dibutuhkan 1mg eksotoksin botulinum
untuk membunuh 1 juta mencit.
p Spesifik.
p Notable toxins:
n Erythrogenic toxins.
n Diphtheria toxin.
n Botulinum toxin.
n Tetanus toxin
n Vibrio Enterotoxin.
n Staphylococcal Enterotoxin.
Penyakit yang Disebabkan oleh
Neurotoksin
p Botulisme p Tetanus
n Disebabkan oleh Clostridium n Disebabkan oleh
botulinum
Clostridium tetani
p Gram (+), anaerob, bakteri
p Gram (+), membentuk
pembentuk spora, ditemukan
spora, anaerob
di tanah
n Beraksi pada sambungan
p Neurotoksin, beraksi pada
neuromuskular syaraf, mengakibatkan
terjadinya penghambatan
n Mengeblok impuls dari sel saraf relaksasi otot.
ke sel otot
p Disebut tetanospasme atau
n Berakibat terjadinya paralisis. “Lock Jaw”
Penyakit yang Disebabkan oleh
Enterotoksin: Kolera
p Mengubah ATP menjadi cAMP
p Menyababkan sel
menekskresikan ion Cl- dan
mencegah absorbsi ion Na+
p Terjadi ketidakseimbangan
elektrolit
p Terjadi osmosis H2O
meninggalkan sel
p Terjadi kehilanganH2O (Diare)
p Pada kasus berat, bisa
kehilangan 12 - 20 liter cairan
tubuh dalam sehari.
p Tidak tertangani dengan baik –
p Cholera tingkat kematian bisa sampai
50%
n Vibrio cholerae p Angka kematian bisa ditekan
n Gram (-), berbentuk sampai 1% dengan pemberian
koma cairan dan elektrolit.
Penyakit yang Disebabkan oleh Enterotoksin:
EHEC (Enterohemorrhagic E. coli)
- Disebabkan oleh E. coli
- Enterotoksin menyebabkan peradangan hemolitik
pada usus halus.
- Berakibat terjadinya diare dengan perdarahan.
p Mekanisme:
n Toksin mengubah
subunit 60S ribosom
n Sintesis protein
dihambat
n Terjadi kematian sel
n Permukaan usus halusl
‘terkelupas’
n Bloody Diarrhea
(Disentri)
Respons terhadap Toksin
p Bila terekspos pada eksotoksin: antibodi inang
melawan toksin (antitoxins)
p Eksotoksin yang terinaktivasi (oleh panas, fenol
atau formalin) tidak menimbulkan penyakit, tapi
bisa menstimulasi sel inang untuk memproduksi
antitoksin.
n Aksotoksin yang telah diubah: Toksoid
p Toksoid diinjeksikan untuk menstimulasi produksi
antitoksin pada inang sehingga timbul kekebalan.
p Contoh toksoid:
n D – Diphtheria Corynebacterium diphtheriae
n P – Pertussis Bordetello pertussis
n T – Tetanus Clostridium tetani
Imunisasi