Anda di halaman 1dari 20

Bacterial

Respiratory Disease
dr. Marzelina Karim, M.Biomed
Tujuan pembelajaran
Setelah perkuliahan ini, mahasiswa akan mampu:

• Menjelaskan mikrobiota normal


pada sistem respirasi
• Menjelaskan bakteri penyebab
penyakit pada sistem respirasi
Mikrobiota pada sistem respirasi
Mikrobiota normal pada saluran
pernapasan
• Saluran nafas atas
1. Beberapa mikroba yg potensial menjadi patogen
merupakan biota normal saluran nafas atas
2. Supresi pertumbuhan akibat kompetisi
mendapatkan nutrisi dan substansi penghambat
pertumbuhan → tidak menimbulkan penyakit

• Saluran nafas bawah


➢ Umumya steril akibat kerja silia bronkus
Penyakit pada Saluran Pernapasan

Saluran Pernapasan Atas Saluran Pernapasan Bawah


Faringitis (Strep throat) Pneumonia
Tonsilitis Bronkhitis
Abses Peritonsiler Bronkiolitis
Sinusitis Bronkiektasis
Laringitis Bronkopneumonia
Epiglotitis Abses paru
Otitis media Tuberkulosis
Sinusitis Akut
• Peradangan pada satu atau lebih sinus paranasal (maksila, ethmoid,
frontal, dan sphenoid)
• Gejala: hidung tersumbat, nyeri wajah pada sinus, disosmia, dan
batuk dengan perbaikan ringan setelah 5 hingga 7 hari → memburuk
dengan otitis media, nyeri gigi rahang atas, dll → dicurigai etiologi
bakteri, seperti: Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae,
atau Moraxella catarrhalis
• Staphylococcus aureus, basil Gram-negatif, Streptococcus spp., dan
bakteri anaerob lebih sering dikaitkan dengan sinusitis subakut,
kronis
Faringitis (Strep throat)
• Peradangan pada mukosa faring yang
disebabkan oleh infeksi bakteri/virus.
• Etiologi bakteri: Streptococcus beta
hemoliticus grup A (Streptococcus
pyogenes)
• S. pyogenes mudah menular melalui
kontak langsung atau droplet infection
• Gejala: demam, nyeri tenggorokan,
eksudat tonsil, edema uvula, peteki pada
palatum
• Diagnosis: rapid enzim immunoassay,
kultur bakteri
Tonsilitis
● Peradangan pada mukosa tonsil ● Gejala: edema pada uvula, disertai
palatina, yang merupakan bagian odinofagia dan disfagia, sakit
dari cincin waldeyer yang tenggorokan, kadang-kadang
disebabkan oleh virus/bakteri terdapat purulent plugs di kripta
● Etiologi bakteri: patogen aerob dan tonsil, demam tinggi, sakit kepala
anaerob yang berbeda, tapi ● Pada pasien yang aktif secara
sebagian besar kasus disebabkan seksual, HIV, sifilis, gonore, dan
oleh Streptococcus pyogenes, klamidia mungkin menjadi penyebab
Staphylococcus aureus, tambahan.
Streptococcus pneumoniae, dan
Haemophilus influenzae
● Sering pada anak-anak usia 5-15
tahun
TONSILITIS
Difteri
• Penyakit infeksi akut yang • Klinis: faringitis, pseudomembran
disebabkan oleh bakteri gram (+) • Konfirmasi diagnosis dapat dengan
anaerob Corynebacterium kultur bakteri dari usap tenggorok,
diphteriae khususnya dari perubahan warna,
• Penularan melalui droplet infection ulkus, dan kripta tonsil.
ataupun kontak langsung • Vaksin: toksin yang dilemahkan
• Setelah periode inkubasi: 2-5 hari,
strain difteri yang terinfeksi →
menghasilkan toksin
• Toksin yang dihasilkan di lokasi
pseudomembran akan
didistribusikan ke seluruh tubuh
melalui aliran darah dan limfatik
Otitis Media
• Peradangan pada telinga tengah
• Sering terjadi pada usia 3 bulan-3 tahun
• Etiologi: Streptococcus pneumonia (85%), Haemophilus influenzae,
Moraxella catarrhalis, Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus
• OMA ditandai dengan penumpukan pus di telinga tengah. Karena tidak
dapat mengalir → pus menumpuk → penonjolan sedang hingga berat
pada membran timpani → otalgia (nyeri telinga).
Pneumonia Bacterial
• Infeksi paru yang menyebabkan • Pada Pneumonia pneumococcal, yang
peradangan dan penumpukan cairan diserang bronkus dan alveoli →
dan sel darah putih di alveoli. sputum berwarna keruh, demam
• Tiga spesies bakteri menyebabkan tinggi, kesulitan bernafas, nyeri dada
sebagian besar kasus Pneumonia:
Streptococcus pneumoniae (2/3 kasus
→ Pneumonia Pneumococcal), H.
influenzae, dan Mycoplasma
pneumoniae.
• Pneumokokus dapat diidentifikasi
berdasarkan morfologi sel gram
positif, berbentuk lanset, dan susunan
diplokokusnya yang khas
Tuberculosis (TB)
• Infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis → Basil
tahan asam, aerob obligat, mampu bertahan hidup dalam makrofag
• M. tuberculosis menyebar melalui droplet infection atau aerosol dari orang
yang terinfeksi.
• Gejala: batuk > 2 minggu, dahak bercampur darah, keringat malam,
penurunan berat badan, demam, mudah lelah
• Sifat Mycobacterium tuberculosis :
➢ Sifat pertumbuhan lambat (waktu generasi 2 hingga 6 minggu)
➢ Suhu optimum pertumbuhan pada 37˚C dan pH optimum 6,4 - 7.
➢ Resisten terhadap faktor kimia karena sifat hidrofobik permukaan selnya
dan pertumbuhan bergerombol.
➢ Permeabilitas dinding sel rendah sehingga mengurangi efektivitas dari
antibiotik.
• Sifat Mycobacterium tuberculosis (2):
➢ Tidak tahan panas
o Pemanasan 60 derajat → mati dalam 20 menit
o Mati jika terkena sinar matahari langsung 2 jam
o Dalam dahak 20-30 jam
o Dalam percikan bahan 8-10 hari
o Dalam suhu kamar 6-8 bulan
o Dalam lemari dengan suhu 20°C selama 2 tahun
o Dihancurkan oleh jodium tinctur dalam 5 menit
o Dengan alkohol 80% akan hancur dalam 2-10 menit.
• Diagnosis TB:
➢ Tes Tuberkulin (Mantoux Test)
➢ Tes sputum BTA
➢ Kultur bakteri
Pertusis
● Batuk rejan yang disebabkan oleh Bordetella
pertussis, coccobacillus gram-negative.
● Setelah terhirup, B. pertusis menempel pada
sel epitel menggunakan adhesin,
hemaglutinin berfilamen → tumbuh di
tempat infeksi dan menimbulkan gejala
penyakit melalui produksi eksotoksin.
● Toksin:
1. Pertussis toxin (penularan utama)
2. Tracheal cyitotoxin
● 3 Stadium gejala Pertusis:
1. Stadium kataral : seperti common cold
2. Stadium kedua: batuk berkepanjangan
- Komplikasi: fraktur iga
3. Stadium konvalesens : beberapa bulan
- Komplikasi : kerusakan otak
4,498,300,000
Big numbers catch your audience’s attention
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai