50
Hearing Loss Due to Noise and Factors Associated with X Company Workers
(Evaluation of a Hearing Conservation Program)
Abstrak
Abstract
A noisy intensity of 85 dB or more causes damage to the corti receptor. The X Company
has conducted a hearing conservation program to prevent noise induced hearing loss (NIHL).
However, hearing loss is still found. This study aims to determine the relationship between lack of
behavior with NIHL and factors that are associated with NIHL in Company X workers. This study is a
case of control that has been carried out on male workers aged 20-59 years, with 62 cases of NIHL
and 62 controls at three compartments of The X Company. Data were obtained from questionnaires
and screening audiometry tests. Data analysis using Odd ratio and multivariate. The results showed
factors such as moderate-heavy smoking, lack of behavior, mild smokers, noisy intensity of 85-95 dB
increased the risk of developing NIHL, but there was no association of noise intensity >95 dB with
Vol.11 I No.1 I Juni 2019 I p-ISSN 2085-5648 I e-ISSN 2655-2396 I Majalah Kesehatan PharmaMedika
Zukhrida Ari Fitriani Gangguan Pendengaran Akibat Bising Dan Faktor-Faktor Yang ……………….....51
NIHL. Less behavior can increase the risk of NIHL in Company X so that the audit conservation
program needs to be improved.
Vol.11 I No.1 I Juni 2019 I p-ISSN 2085-5648 I e-ISSN 2655-2396 I Majalah Kesehatan PharmaMedika
Zukhrida Ari Fitriani Gangguan Pendengaran Akibat Bising Dan Faktor-Faktor Yang ……………….....52
inklusi kelompok kontrol yaitu bersedia mengikuti audiogram memenuhi kriteria inklusi kelompok
penelitian dengan persetujuan, karyawan yang kontrol. Sebanyak 62 kasus diambil secara
memiliki nilai ambang dengar kedua telinga random dari 69 kasus dan 62 kontrol diambil
kurang dari 25 dB pada hasil pemeriksaan secara random dari 256 kontrol. Sebagian besar
audiometri tahun 2010, masa kerja > 5 tahun, dari kelompok kasus, tidak pernah menjadi
usia 20-59 tahun. Kriteria eksklusi kelompok operator di area bising >95 dB, sedangkan
kontrol yaitu terpajan bising dari tempat kerja sebagian besar kelompok kontrol, memiliki
lain. riwayat bekerja sebagai operator area >95 dB.
Data primer yang dikumpulkan adalah Beberapa karyawan area kerja <85 dB memiliki
pemeriksaan tes weber dan tes bing untuk akumulasi pajanan bising harian lebih dari 1.
menyingkirkan adanya tuli konduksi, serta Akumulasi pajanan bising >1 paling banyak
melakukan wawancara menggunakan kuesioner. berada pada intensitas bising 85-95 dB dengan
Kuesioner terdiri dari data umum, hobi, riwayat lebih banyak sampel yang patuh dalam memakai
pekerjaan, sikap dan perilaku, riwayat penyakit APD telinga. Beberapa karyawan masih ada
telinga, intensitas dan durasi pajanan bising, tipe yang tidak memakai alat pelindung telinga yang
alat pelindung telinga, edukasi, dan pengukuran disediakan oleh perusahaan.
audiometri berkala. Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa
Data program konservasi pendengaran subjek kasus dan kontrol terdistribusi secara
meliputi noise mapping, prosedur pengukuran sama pada kelompok umur, pendidikan, masa
bising tempat kerja, prosedur pemilihan APD, kerja, kompartemen, hobi, index perokok,dan
noise reduction rating (NRR) APD, prosedur tekanan darah. Makin bertambah usia, masa
penyediaan, distribusi, dan penggantian alat kerja > 15 tahun, karyawan kompartemen
pelindung telinga, program inspeksi APD, sanksi pemeliharaan, dan perokok sedang-berat
terhadap pelanggaran APD, program edukasi berisiko tinggi terjadi NIHL. Dosis pajanan bising
pekerja, hasil pemeriksaan audiometri screening lebih dari satu, bekerja pada area intensitas
tahun 2010, dan hasil medical check up tahun bising >95 dB memiliki risiko yang lebih rendah
2000-2010. Dari rumah sakit yang ditunjuk untuk terjadinya NIHL.
perusahaan, akan dicari data prosedur Pada Tabel 2 menunjukkan index
pemeriksaan audiometri, standar kompetensi perokok sedang-berat paling tinggi
teknisi pemeriksa audiometri, kalibrasi alat meningkatkan risiko untuk terjadi NIHL yaitu
audiometri, standar ruangan periksa audiometri, 10,73 kali (p=0.00). Perilaku kurang merupakan
dan penentuan diagnosis hasil audiometri, faktor yang meningkatkan risiko 4,36 kali
terjadinya NIHL. Evaluasi program konservasi
Hasil Penelitian pendengaran perusahaan X berdasarkan
Ada 69 audiogram yang memenuhi hearing conservation program evaluation
kriteria inklusi kelompok kasus dan 256 checklist NIOSH ditunjukkan dalam Tabel 3.
Vol.11 I No.1 I Juni 2019 I p-ISSN 2085-5648 I e-ISSN 2655-2396 I Majalah Kesehatan PharmaMedika
Zukhrida Ari Fitriani Gangguan Pendengaran Akibat Bising Dan Faktor-Faktor Yang ……………….....53
Tabel 1. Hubungan faktor demografi, intensitas bising, durasi pajanan bising, edukasi, perilaku, APD
perusahaan, hobi, index Brinkmann, tekanan darah, diabetes mellitus dengan NIHL.
Kasus Kontrol
Karakteristik
(n=62) (n=62) OR 95 % CI P
n % n %
Umur
50-59 tahun 17 27.4 7 11.3 14.08 3.86-51.39 0.00
40-49 tahun 40 64.5 26 41.9 8.92 3.06-26.01 0.00
20-39 tahun 5 8.1 29 46.8 Reference
Pendidikan
Tamat SLTA 56 90.3 59 95.2 0.47 0.11-1.99 0.49
Tamat D1-S2 6 9.7 3 4.8 Reference
Masa kerja
> 15 tahun 58 93.5 34 54.8 9.09 2.47-33.50 0.00
10 - <15 tahun 1 1.6 12 19.4 0.41 0.03-4.42 0.62
5-<10 tahun 3 4.8 16 25.8 Reference
Kompartemen
Operasi 31 50 51 82.3 0.30 0.08-1.09 0.06
Pemeliharaan 23 37.1 7 11.3 1.64 0.38-7.13 0.69
Dalwaspab 8 12.9 4 6.5 Reference
Intensitas bising
>95 dB 12 19.4 27 43.5 0.38 0.13-1.06 0.07
85-95 dB 36 58.1 23 37.1 1.34 0.52-3.40 0.63
<85 dB 14 22.6 12 19.4 Reference
Akumulasi pajanan
>1 41 66.1 45 72.6 0.738 0.34-1.58 0.55
0-1 21 33.9 17 27.4 Reference
Edukasi
0-1 kali 41 66.1 38 61.3 1.23 0.59-2.56 0.70
>2 kali 21 33.9 24 38.7 Reference
Perilaku
Kurang 30 48.4 10 16.1 4.87 2.10-11.29 0.00
Baik 32 51.6 52 83.9 Reference
APD perusahaan
Tidak pakai 9 14.5 4 6.5 2.46 0.71-8.46 0.24
Pakai 53 85.5 58 93.5 Reference
Hobi
Ya 46 74.2 47 75.8 0.91 0.40-2.06 1.00
Tidak 16 25.8 15 24.2 Reference
Index Brinkmann
Perokok sedang-berat 22 59.5 4 10.3 12.83 3.77-43.69 0.00
Perokok ringan 25 40.3 23 37.1 2.53 1.10-5.80 0.03
Bukan perokok 15 24.2 35 56.5 Reference
Tekanan darah
Hipertensi 8 12.9 9 14.5 0.87 0.31-2.43 1.00
Normal 54 87.1 53 85.5 Reference
Diabetes melitus
Ya 1 1.6 0 0 2.01 1.687-2.410 1.00
Tidak ada 61 98.4 62 100 Reference
Vol.11 I No.1 I Juni 2019 I p-ISSN 2085-5648 I e-ISSN 2655-2396 I Majalah Kesehatan PharmaMedika
Zukhrida Ari Fitriani Gangguan Pendengaran Akibat Bising Dan Faktor-Faktor Yang ……………….....54
Vol.11 I No.1 I Juni 2019 I p-ISSN 2085-5648 I e-ISSN 2655-2396 I Majalah Kesehatan PharmaMedika
Zukhrida Ari Fitriani Gangguan Pendengaran Akibat Bising Dan Faktor-Faktor Yang ……………….....55
fungsional. Hal ini dikenal sebagai permanent Perusahaan tidak melakukan evaluasi terhadap
threshold shift (PTS), dan tidak dapat pulih keberhasilan program pelatihan. Materi pelatihan
(Soetirto, dkk. 2001). tidak direvisi secara berkala. Dalam pelatihan,
Perokok sedang-berat berisiko 12.83 kali manager dan supervisor tidak terlibat langsung.
lebih tinggi untuk terjadi gangguan pendengaran. Perusahaan X tidak memasang poster dan
Penelitian kasus kontrol peningkatan ambang peraturan jika karyawan bekerja di area bising.
dengar pada frekuensi 4 KHz akibat bising pada Perusahaan X tidak memberikan handout
pekerja pabrik sepatu Tangerang menemukan maupun majalah yang membahas bahaya bising
salah satu faktor yang berhubungan dengan dan pencegahan dampaknya terhadap
peningkatan ambang dengar pada frekuensi 4 karyawan. Jika karyawan tidak melakukan tes
KHz kebiasaan merokok (OR=3,57; CI 95% = audiometri berkala, perusahaan tidak melakukan
7
1.27-10.03; p=0,02). Telah diketahui bahwa zat tindakan korektif.
yang terdapat dalam rokok adalah nikotin dan Sebanyak 32 karyawan berperilaku baik
karbonmonoksida. Nikotin dapat berpengaruh namun mengalami NIHL (Tabel 1). Hal ini
meningkatkan kebutuhan oksigen dalam otot. berkaitan dengan alat pelindung telinga yang
Sedangkan karbonmonoksida membentuk COHb digunakan dan inkonsistensi hasil tes audiometri.
yang bersifat mengganggu pengangkutan Karyawan yang mengalami gangguan
oksigen dan meningkatkan perlekatan trombosit. pendengaran akibat bising tidak menerima
Sel sensoris pada koklea memiliki metabolisme konseling insentif. Perusahaan juga tidak
yang sangat aktif sehingga pada pajanan bising melakukan tes ulang terhadap karyawan yang
akan terjadi peningkatan tekanan retikulum mengalami pergeseran ambang signifikan. Hasil
endoplasmic dan pada stadium lanjut akan ambang dengar tidak cukup konsisten dari tes ke
terjadi pembengkakandan robekan dari sel tes. Akan tetapi, Perusahaan X tidak segera
sensoris. Pada karyawan yang merokok suplai melakukan penyelidikan mengapa terjadi
nutrisi berkurang oleh karena pembentukan ketidakkonsistenan hasil ambang dengar.
COHb dan penyempitan pembuluh darah arteri Perusahaan juga belum pernah melakukan
cochlearis oleh karena perlekatan trombosit evaluasi personal terhadap kenyamanan
(Ferrite & Santana, 2005).. pemakaian APD telinga tiap karyawan.
Perilaku kurang meningkatkan risiko Berdasarkan perhitungan NIOSH,
gangguan pendengaran. Sebesar 48,4% earplug NRR 25 dB dapat digunakan pada
kelompok kasus memiliki perilaku kurang baik. kebisingan 85-95 dB. Peraturan perusahaan
Perilaku kurang dalam hal ini meliputi jumlah mewajibkan mengenakan earplug di area bising
penyuluhan yang diikuti karyawan, keteraturan 85-95 dB. Akan tetapi jika dilakukan perhitungan
pemakaian APD di area bising, dan mengikuti menurut OSHA, maka pada intensitas bising 95
tes audiometri tiap tahun. dB, earplug ini hanya akan mereduksi hingga 86
Dari hasil evaluasi program konservasi dB. Ini berarti karyawan masih terpajan bising
pendengaran, didapatkan bahwa perilaku kurang lebih dari 85 dB selama 8 jam kerja. Dari hasil
disebabkan perusahaan hanya memberikan evaluasi program konservasi pendengaran
pelatihan formal sebanyak satu kali, pelatihan perusahaan X, level proteksi APD telinga belum
tidak diberikan oleh instruktur bersertifikasi. dievaluasi untuk meyakinkan bahwa proteksi
Vol.11 I No.1 I Juni 2019 I p-ISSN 2085-5648 I e-ISSN 2655-2396 I Majalah Kesehatan PharmaMedika
Zukhrida Ari Fitriani Gangguan Pendengaran Akibat Bising Dan Faktor-Faktor Yang ……………….....56
Vol.11 I No.1 I Juni 2019 I p-ISSN 2085-5648 I e-ISSN 2655-2396 I Majalah Kesehatan PharmaMedika
Zukhrida Ari Fitriani Gangguan Pendengaran Akibat Bising Dan Faktor-Faktor Yang ……………….....57
Yani A. Peningkatan ambang dengar pada Oetomo A. Studi kasus gangguan pendengaran
frekuensi 4 KHz akibat bising dan faktor- karena bising di beberapa pabrik di kota
faktor yang berhubungan pada pekerja Semarang. 1993
pabrik sepatu PT “X”. Tesis Magister
Kedokteran Kerja. Jakarta: Universitas
Indonesia;2005.
Vol.11 I No.1 I Juni 2019 I p-ISSN 2085-5648 I e-ISSN 2655-2396 I Majalah Kesehatan PharmaMedika