KEDOKTERAN JIWA
DAN PERILAKU
UKMPPD BATCH-2 2020
1.
(Felix 201706010060)
Seorang dokter hendak menyampaikan kabar buruk
kepada pasien yang bernama Chazz Princeton, 56 tahun
tentang penyakitnya. Dari gejala pada pasien didapatkan
pasien memiliki gejala lymphoma, dan dari hasil biopsi di
dapatkan hasil yang buruk yaitu tipe mantle cell
lymphoma yang sulit disembuhkan
Awalnya pasien shock, dan pulang namun setelah
beberapa lama pasien jadi sering berdoa akhir-akhir ini,
minta waktu lebih lama untuk hidup sampai cucu
pertamanya lahir.
a. isi pikir
b. proses pikir
c. gangguan persepsi
d. afek
e. mood
Gangguan Isi Pikir→ gangguan pada keyakinan seseorang, bukan dari cara
penyampaiannya
● Waham: keyakinan atau kepercayaan yang salah tidak sesuai dengan latar
belakang budaya pasien, tidak dapat diubah.
Waham kebesaran: percaya bahwa dirinnya orang yang sangat kuat dan
berkuasa
a. referensi
b. paranoid
c. grandeur
d. somatic
e. thought broadcasting
Penjelasan
Waham Referensi -> Keyakinan palsu bahwa perilaku orang lain; benda-benda di sekitarnya ditujukan
kepada dirinya.
Waham Paranoid -> Merupakan bagian besar waham yang terdiri dari -> waham referensi, waham
kontrol (Keyakinan palsu bahwa kemauan dan pikiran pasien dikendalikan oleh energi dari luar), dan
waham kebesaran
Waham Grandeur/Kebesaran -> Percaya penuh bahwa dirinya adalah orang hebat dan terkenal atau
yakin bahwa dirinya memiliki pengetahuan, kemampuan, atau kelebihan istimewa yang tidak dimiliki
orang lain.
Waham Somatik -> Keyakinan palsu yang menyangkut fungsi tubuh dari pasien (pada kasus ini pasien
yakin menderita kanker kulit padahal tidak nyata).
Thought of broadcasting -> Salah satu bagian dari waham kontrol, yaitu keyakinan palsu bahwa pikiran
pasien dapat didengar oleh orang lain, seperti sedang disiarkan.
Referensi: Dharmady A. Psikopatologi: Dasar di dalam memahami Tanda dan Gejala dari suatu Gangguan Jiwa. Edisi 2. Jakarta: Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa dan Perilaku Fakultas Kedokteran UNIKA Atma
Jaya; 2009.
4.
(Adis Tiara Suratinoyo
20170600063)
Tn. Haymitch datang ke dokter ditemani oleh istrinya
dengan keluhan, diare, dan suka sekali sakit kepala.
belakangan ini menurut istrinya ia suka mengurung diri,
tidak pergi bermain golf bersama temannya sejak 1
bulan yang lalu.
pasien sempat berinisatif untuk memeriksakan dirinya
kedokter namun diurungkan karena masih merasa
dirinya tidak mengalami apapun. Tilikan berapakah
pasien ini ?
a. derajat 1
b. derajat 2
c. derajat 3
d. derajat 4
e. derajat 5
CATATAN: SOAL KURANG JELAS
TILIKAN
1 → Penyangkalan total terhadap penyakitnya (denial)
3 → Sadar akan penyakitnya namun menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitnya
4 → Menyadari dirinya sakit dan membutuhkan bantuan tetapi tidak tahu penyebab
penyakitnya
Gejala :
● Suhu badan lebih dari 38oC (Hiperpireksia) → Pada kasus Suhu 39oC
● Terdapat sindrom ekstrapiramidal berat (Rigiditas) → Pada kasus ditemukan
adanya rigiditas seluruh tubuh
● Gejala disfungsi otonomik → Pada kasus : perubahan tanda-tanda vital, diaforesis
● Perubahan tingkat kesadaran → Terjadi penurunan kesadaran pada kasus
(somnolen)
Sindrom Neuroleptik Malignan
Etiologi dari WKS ialah adanya defisiensi thiamin (vitamin B1). WKS biasa dikaitkan
dengan alkoholisme kronis, operasi bariatrik, defisiensi nutrisi maupunn HEG.
Alkohol dapat menyebabkan gangguan transport aktif GIT dan gangguan liver kronis
yang dapat menyebabkan penurunan aktivasi thiamin pirofosfat dari thiamin dan
penurunan kapasitas liver untuk menyimpan thiamin.
Thiamin secara normal berperan dalam kondisi aksonal, terutama pada neuron
asetilkolinergik dan serotoninergik. Thiamin akan diubah menjadi bentuk aktif
thiamin pirofosfat yang mana fungsinya sebagai kofaktor berbagai enzim dalam
penggunaan glukosa. Hal ini menyebabkan gangguan metabolisme glukosa pada
otak.
Lobus frontal memiliki peran dalam fungsi motorik, pemecahan masalah, spontanitas,
daya ingat, bahasa, inisiasi, pengambilan keputusan, kontrol impuls, dan perilaku
sosial dan seksual
8. (Yovita Alviany
201706010067)
Ny. Glimmer 78 tahun dibawah oleh keluarga karena
sudah mulai pelupa sejak 1 tahun yang lalu, awalnya
hanya hal-hal kecil seperti lupa menaruh barang, lupa
mengunci pintu, dan lain-lain dan memberat sejak 2
bulan terakhir, pasien tidak mengingat nama anaknya
siapa,
dan selalu menunggu suaminya pulang kerja padahal
suami pasien sudah meninggal 10 tahun yang lalu.
Pasien sejak 3 minggu ini sering mengamuk, berteriak,
menuduh seseorang mencuri, terbangun tengah malam
dan berjalan entah kemana.
diagnosis pada pasien ini adalah
A. BPSD
B. Psikotik akut
C. Schizophrenia kronik
D. Skizoafektif
E. Sindroma putus zat
BPSD
¢BPSD mengacu pada gejala non-kognitif dari demensia, termasuk perilaku
yang agresif, agitasi, kecemasan, kegembiraan, lekas marah, depresi, apatis,
disinhibisi, delusi, halusinasi, dan perubahan tidur atau nafsu makan
¢Gangguan persepsi, isi pikir, mood atau perilaku
¢Sering muncul pada 90% pasien dengan demensia.
¢Bersifat sementara dan merespon terhadap perubahan-perubahan
sederhana pada lingkungan atau hilangnya faktor-faktor yang membuat pasien
menjadi agresif
Psikotik akut → gejala2 psikotik (halusinasi dan waham) onset <
2 mgg
a kokain
b. opioid
c. marijuana
d. alkohol
MARIJUANA (KANABIS)
- Injeksi konjugtiva
- Mulut kering
- Takikardi
- Nafsu makan bertambah
- Nistagmus
- Gangguan kordinasi motorik
- Euforia
- Gelisah
- Sensai waktu melambat
- Kecurigaan dan ide paranoid
- Ilusi pendengaran, penghlihaan, atau perabaan
KOKAIN: midriasis, takikardi ( kadang bradikardi), hipertensi ( kadang hipotensi), mual
muntah, euforia, agresif, kewaspadaan berlebih, ide paranoid, halusinasi
OPIOID: mengantuk , bicara cadel ( pelo), miosis, kesadaran menurun ( sopor, koma),
euforia yang diikuti dengan apatis, disforis
a. Intoksikasi alkohol
b. Putus zat alkohol → Riwayat penggunaan alkohol
rutin & penghentian pemakaian, gejala sesuai
dengan early alcohol withdrawal symptom
c. Intoksikasi benzodiazepine
d. Putus zat benzodiazepine
e. Intoksikasi amfetamin
Ethanol withdrawal syndromes
= physical dependence → abrupt cessation of prolonged heavy drug use
results in physiologic and cognitive disturbances. Can develop as early as 6-
8 hours
Early:
- Tremor → most common, continued abstinence tremor becomes more
intense and is accompanied by anxiety, insomnia, easy startling,
hyperactivity, nystagmus, flushing, sweating, anorexia, nausea,
vomiting, weakness, tachypnea, tachycardia, and systolic hypertension
- Hallucinations → commonly visual hallucination, others: tactile,
olfactory, combination
- Seizures → “Alcohol related seizure” = in heavy drinkers in the absence
of epilepsy or indirect cause
Ethanol withdrawal syndromes
Late: (Usually manifest after 48-72 hours)
- Delirium: non-awareness of the environment, usually with agitation and
sometimes with decreased or fluctuating alertness. Can last for few
hours-days
- Autonomic Instability: flushing, sweating, tachycardia, hypertension
- Abnormal movements: >50 years usually manifest as transient
parkinsonism. In younger patients, typically starts in 2nd week of
abstinence and manifest in oral-lingual that spreads to neck or arm
A. Intoksikasi Alkohol
Blood Alcohol Concentration Approx. Manifestation
consumption
a. Pemakaian coba-coba
b. Pemakaian sosial
c. Pemakaian situasional
d. Penyalahgunaan
e. Ketergantungan
Tahapan Penyalahgunaan Zat
12 (Michael Nathaniel
Budiarso 201706010072)
Seorang perempuan datang dengan keluhan sulit tidur
sejak 1 minggu. Pasien juga mengaku mudah lemas, sulit
konsentrasi, dan nafsu makan meningkat. Sebelumnya
pasien sempat mengkonsumsi obat diet. Saat minum
obat tersebut, pasien merasa tidak mudah lelah dan
tidak mudah mengantuk.
Namun, saat ini pasien sudah tidak mengkonsumsi
karena sudah mencapai berat badan yang diinginkan.
Diagnosis pada pasien ini adalah..
Insomnia
Intense craving Suicidal ideation
Depressive symptoms
Vivid, unpleasant dreams
Intense dysphoria Increased appetite
Decreased energy
Fatigue
Agitation
Hypersomnia
Anhedonia
Paranoia
Amphetamine Withdrawal Syndrome
Signs
Insomnia
Intense craving Suicidal ideation
Depressive symptoms
Vivid, unpleasant dreams
Intense dysphoria Increased appetite
Decreased energy
Fatigue
Agitation
Hypersomnia
Anhedonia
Paranoia
Pembahasan (2)
Benzo Withdrawal Syndrome
Physical dependence can occur as early as 3–6 weeks of therapeutic dosing. Withdrawal appears to be more severe
after abrupt cessation of high dose benzodiazepines or rapid reduction of those with short half-lives. Withdrawal
symptoms may present within 6–8 hrs of decreasing levels of short acting benzos with half live less than 10 h, peaking in
intensity on the second day and resolving on days three and four. Withdrawal symptoms from longer acting
benzodiazepines may not present for a week, peaking on the second week and resolving on the third or fourth week.
Symptoms
Signs
• Akathisia & related physical restlessness • Tremor • Fasciculations • Seizure • Autonom instability
• Photophobia • Diaphoresis • Paresthesia • Catatonia • Coma
Symptoms
Symptoms Signs
Nausea Piloerecton
Dysphoria Rhinorrhea
Vomiting Mydriasis
Malaise Lacrimation
Insomnia Athralgia
Yawning Diarrhea
Pembahasan (4)
Cannabis Withdrawal Syndrome
Cannabis withdrawal occurs after cessation of prolonged and heavy cannabis use. Cannabis withdrawal causes
functional impairment which is dependent on symptom severity, and is predictive of relapse to cannabis. Onset of
symptoms is usually within 24–48 h of abstinence, typically reaching a peak within the first week.Symptoms may persist
for up to 3–4 weeks.
Symptoms Signs
Sweating Shaking/tremor
Insomnia, Nightmares Anger, Agression
Headache Diaphoresis
Depression Nervousness, anxiety
Pembahasan (5)
Alcohol Withdrawal Syndrome
Low to moderate alcohol consumption produces euphoria and excitation via activation of glutamatergic
neurotransmission while higher concentrations produce severe intoxication via GABAergic mechanisms. Acute
withdrawal unmasks the hyper-excitatory state of the brain causing anxiety, agitation and autonomic activation
characteristic of AWS. AWS typically begin 1–3 days after the last drink.
Symptoms Signs
Headache Seizures
Agitation Tremor
a. Withdrawal
b. Intoksikasi
c. Ketergantungan
d. Overdosis
e. Poisoning
A. Withdrawal
Kriteria diagnostik :
● Harus ada bukti yang jelas akhir - akhir ini menghentikan atau mengurangi penggunaan zat
psikoaktif, sesudah penggunaan berulangkali, dan biasanya telah berlangsung lama dan/atau
dalam jumlah yang banyak
● Keluhan dan gejala sesuai dengan gambaran keadaan putus zat psikoaktif tertentu
● keluhan dan gejala bukan disebabkan oleh kondisi medis yang tidak berkaitandengan penggunaan
zat psikoaktif dan bukan disebabkan oleh gangguan mental dan perilaku lain.
B. Intoksikasi
→ Suatu kondisi uang timbul akibat pengugunaan zat psikoaktif sehingga terjadi gangguan kesadaran,
fungsi kognitif, persepsi, afek, perilaku, atau fungsi dan respons psikofisiologis lainnya.
Kriteria diagnosis :
● Harus ada bukti nyata baru saja menggunakan zat psikoaktif dalam dosis yang cukup tinggi
sehingga menimbulkan intoksikasi
● harus ada keluhan atau gejala intoksikasi yang sesuai dengan kerja zat psikoaktif tertentu dan
harus cukup berat agar terjadi gangguan pada derajat kesadaranm kognisimm persepsi, suasana
perasaan atau perilaku yang secara klinis penting
● keluhan atau gejala yang tidak disebabkan oleh kondisi medis yang tidak berkaitan dengan
penggunaan zat psikoaktif dan bukan disebabkan oleh gangguan mental dan perilaku lain.
C. Ketergantungan
Terdapat tiga atau lebih gejala dibawah yang terjadi secara bersamaan paling sedikit 1 bulan lamanya,
jika kurang dari 1 bulan harus terjadi berulang - ulang dalam kurun waktu 12 bulan :
● Ada keinginan yang kuat atau merasa harus menggunakan zat psikoaktif
● Gangguan kemampuan untuk mengendalikan perilaku menggunakan zat psikoaktif dalam onset,
terminasi atau tingkat penggunaan zat psikoaktif dalam jumlah yang lebih banyak atau lebih lama
dari yang dikehendaki
● Adanya keadaan putus zat secara fisiologis bila zat psikoaktif yang dikurangi atau berhenti
menggunakan
● Ada bukti toleransi terhadap zat psikoaktif, sperti kebutuhan yang meningkat terhadap zat
tersebut
● Adanya preokupasi terhadap zat psikoaktif
● Tetap menggunakan zat tanpa menghiraukan adanya bukti nyata terdapat efek merugikan dari
penggunaan zat tersebut
D. Overdosis
→ Overdosis atau dikenal dengan istilah OD adalah kelebihan takaran pemakaian narkoba yang
menyebabkan seseorang dapat kehilangan kesadarannya
Beberapa gejala :
Intoksikasi: suatu sindrom sementara karena konsumsi zat akut yang menghasilkan gejala
psikologis dan fisik yang signifikan. Perubahan tersebut akan hilang saat substansi
dieliminasi dari tubuh. Perubahan psikologis yang terjadi bervariasi pada setiap individu
Intoksikasi opioid
Gejala pasien → kondisi ketergantungan obat jenis depresan
Kelompok obat opioid: morfin, heroin, kodein, analgesik sintetik (pethidine dan metadon)
Tatalaksana intoksikasi opioid
Intoksikasi opioid merupakan keadaan darurat yang mengancam jiwa
Pasien biasanya mengalami penurunan kesadaran, depresi pernapasan, miosis pupil, hipotensi, penurunan
detak jantung, edema paru
Tujuan utama pengobatan: mempertahankan atau mengembalikan tanda vital dan segera mengembalikan
keadaan intoksikasi dengan antagonis opioid.
1. Nilai kondisi jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi segera
2. Pasang jalur intravena
3. Pada curiga konsumsi obat oral baru-baru ini, bilas lambung dapat dilakukan. Hindari aspirasi, pasien harus
diintubasi jika ada bukti depresi pernapasan
4. Naloxone 0,2-0,4 mg IV (onset 1 menit) → tidak ada respons → ulang setiap 2-3 menit → tidak ada respons
setelah total 10 mg, curiga penyebab lain
5. Semua pasien intoksikasi dirawat di rumah sakit dan dipantau minimal 24 jam, terutama jika dicurigai
mengonsumsi beberapa zat
Tatalaksana intoksikasi opioid
6. Pasien yang datang dengan gejala pneumonia interstitial atau edema paru diberikan oksigen, pertimbangkan
intubasi dan ventilasi. Diuretik dan digitalis tidak efektif dan harus dihindari
7. Setiap pasien intoksikasi harus menjalani evaluasi psikologis dan dirujuk untuk perawatan penyalahgunaan zat
15. (Teresa Catalina
201706010075)
Tn. Marvel 29 tahun dibawa keluarganya ke poli jiwa
karena bertingkah laku yang aneh. pasien sehari-hari
bisa diam dipojok ruangan selama 6 jam dan tidak
bergerak dan mengeluarkan suara tik tok tik tok, pasien
sangat susah digerakan dari tempatnya.
ketika anggota tubuh digerakan maka posisinya akan
tetap seperti itu. hal ini sudah berlangsung selama 2
bulan. menurut pengakuan keluarga pasien sejak 6
bulan yang lalu pasien mulai berbicara sendiri, dan
mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk diam.
Diagnosis dari pasien ini adalah?
a. Schizophrenia katatonik
b. schizophrenia kronik
c. schizophrenia residual
d. schizophrenia hebefrenik
e. schizophrenia simpleks
a. Schizophrenia katatonik: Gangguan psikomotor yang menonjol.
Diagnosis: Kriteria umum skizofrenia dengan satu atau lebih dari
perilaku berikut ini:
● Stupor/mutisme: amat berkurangnya reaktivitas terhadap
lingkungan & dalam gerakan serta aktivitas spontan
● Kegelisahan: aktivitas motor tak bertujuan, tidak dipengaruhi
oleh stimuli eksternal
● Berpose: mempertahankan sikap tubuh tertentu yang tidak
wajar
a. Schizophrenia katatonik: Gangguan psikomotor yang menonjol.
Diagnosis: Kriteria umum skizofrenia dengan satu atau lebih dari
perilaku berikut ini:
● Negativisme: perlawanan yang jelas tidak bermotif terhadap
semua instruksi/upaya untuk digerakkan
● Rigiditas: mempertahankan sikap tubuh yang kaku
● “Waxy flexibility”: mempertahankan posisi anggota gerak dan
tubuh yang dilakukan dari luar
● Gejala-gejala lain seperti Command automatism (ketaatan
secara otomatis terhadap perintah)
b.Schizophrenia kronik
c.Schizophrenia residual: gejala “negatif”, sedikitnya ada riwayat satu episode
psikotik di masa lampau, sedikitnya sudah melampaui kurun waktu 1 tahun di mana
intensitas & frekuensi gejala psikotik telah sangat berkurang.
d.Schizophrenia hebefrenik: perubahan afektif tampak jelas, perilaku tak
bertanggung jawab, aneh (bizzare) seperti tertawa sendiri, berpergian tanpa
busana
e.Schizophrenia simpleks: sejak awal hanya gejala negatif, tidak ada riwayat gejala
positif sebelumnya.
16. (Stevanie Sumarga
201706010076)
Ny. D, 33 tahun, datang dengan keluarganya dan dibawa
dengan keluhan pasien tampak seperti orang gila. Pasien
sering berbicara sendiri, tertawa sendiri, dan sering
mengatakan kalau dia sedang berjalan bersama Tom
Cruise dan makan-makan di Shanghai Garden.
Padahal tidak ada siapa-siapa disekitar pasien. Kejadian
terjadi seminggu ini dan pasien sering keluyuran di
lingkungan rumahnya setelah pasien baru saja bercerai
seminggu yang lalu.
apa kemungkinan diagnosis dari pasien ini ?
A. Skizofrenia hebefrenik
B. Skizofrenia paranoid
C. Depresi
D. Psikotik akut
E. Skizofrenia katatonik
Gangguan Psikotik Akut
Pedoman Diagnostik:
- onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang) → kasus gejala terjadi 1 minggu
- adanya sindrom yang khas (berupa “polimorfik” = beraneka ragam dan berubah cepat,
atau skizofrenia-like = gejala skizofrenia yang khas)
- adanya stres akut yang berkaitan (tdk selalu ada) → pada kasus, pasien baru saja
berverai 1 minggu lalu
- tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung
- tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode manik (F30)
atau episode depresif (F32) walaupun perubahan emosional dan gejala-gejala afektif
individual dapat menonjol dari waktu ke waktu
- tidak ada penyebab organik seperti trauma kapitis, delirium, atau demensia. tdiak
merupakan intoksikasi akibat penggunaan alkohol atau obat-obatan.
Pilihan jawaban lain:
A. Ilusi
B. Halusinasi
C. Grandiose
D. Gejala negatif
E. Waham kejar
Psikopatologi
1. Ilusi - Mispersepsi atau misinterpretasi terhadap stimulasi eksternal yang
nyata
2. Halusinasi - persepsi sensoris yang palsu yang terjadi tanpa stimulasi
eksternal yang nyata
3. Grandiose - gambaran kepentingan, kekuatan, atau identitas
seseorang yang berlebihan
4. Gejala negative - afek datar atau tumpul, anhedonia, apati, alogia, dan
kurangnya ketertarikan bersosialisasi
5. Waham kejar - keyakinan palsu bahwa pasien sedang diganggu, diikuti,
diawasi, diteropong, ditipu, diracuni, dipelet, disiksa, atau dihancurkan/
dibinasakan/ diruntuhkan
Dharmady A. Psikopatologi: dasar di dalam memahami tanda dan gejala dari suatu gangguan jiwa. 2nd ed. Jakarta: Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa dan Perilaku Fakultas
Kedokteran; 2009.
Ganti L, Kaufman M, Blitzstein M. First Aid for the Psychiatry Clerkship. 4th ed. New York: McGraw-Hill; 2016.
18. (Viona 201706010078)
Plutarch Heavensbee 23 tahun didiagnosis skizofrenia
paranoid, telah menjalani terapi obat dalam 3 tahun
terakhir. Dalam beberapa bulan ini, gejala paranoia dan
halusinasi auditoriknya menjadi lebih menonjol sehingga
psikiater memutuskan untuk meningkatkan dosis nya.
Ibu pasien kemudian memberitahu psikiater bahwa
pasien menjadi sering gelisah, mondar-mandir ke sana
kemari, kakinya bergerak tidak tenang saat duduk.
obat yang kemungkinan diberikan oleh dokter & obat
untuk mengatasi keluhan pasien
a. Fluoxetine + naloxone
b. Haloperidol + trihexyphenidil
c. Alprazolam + pralidoxime
d. Quetiapin + trihexyphenidil
e. Aripriprazole + olanzapine
Gejala psikotik pada pasien skizofrenia →
mencerminkan konvergensi proses patologis yaitu peningkatan transmisi
neuron dopamin, satu atau lebih faktor genetik yang mengubah mekanisme
neurotransmiter yang mengatur aktivitas neuron kortikal,
dan faktor non genetik
Hipotesis dopamin → Carlsson pada tahun 1950 dan 1958→ chlorpromazine dan
haloperidol → antagonisme terhadap reseptor dopamin pada postsinaptik
1. Hilal-Dandan R, Brunton L. Goodman and Gilman Manual of Pharmacology and Therapeutics, 2. McGraw Hill Professional, Philadelphia;
2013.
Penggolongan
antipsikotik
- Obat antipsikotik tipikal
- Obat antipsikoltik atipikal
Stroup TS, Gray N. Management of common adverse effects of antipsychotic medications. World Psychiatry. 2018 Oct;17(3):341-56.
obat yang kemungkinan diberikan oleh dokter & obat
untuk mengatasi keluhan pasien
➔ Anti-Psikosis Atipikal
Pilihan D
“Antipsychotic switching”
Menggantikan Clozapin dengan obat
antipsikotik lainnya yang memiliki
kecenderungan lebih rendah untuk
menimbulkan efek peningkatan berat
badan, misalnya Ziprasidone, Lurasidone,
Aripriprazole, Amisulpride, dan
Asenapine.
Sumber: BAP guidelines on the management of weight gain, metabolic disturbances and cardiovascular risk associated with
psychosis and antipsychotic drug treatment. Journal of Psychopharmacology 2016, Vol. 30(8) 717–48.
20. (Patricia Kristina
201706010080)
Tn. Morphlings mengkonsumsi obat untuk masalah
kejiwaannya sejak 1 bulan yang lalu, pasien saat ini
mengeluarkan ekspresi wajah yang aneh, mata sering
mendelik ke atas, lidah sering menjulur keluar, dan
sering terjadi kedutan pada wajah pasien
apa yang dialami oleh pasien ini ?
a. acute dystonia
b. akathisia
c. parkinsonian syndrome
d. tardive dyskinesia
e. tardive dystonia
Obat yang kemungkinan menyebabkan
kondisi pasien adalah obat antipsikotik
tipikal yang dapat menyebabkan gejala
extrapyramidal. Contoh obat yang dapat
menyebabkan acute dystonia adalah:
● Chlorpromazine
● Trifuloperazine
● Haloperidol
Gejala Extrapyramidal
Merupakan salah satu efek samping tersering dari konsumsi obat penghambat reseptor
dopamin.
apa yang dialami oleh pasien ini ?
a. acute dystonia
b. akathisia → sulit diam, restless leg
c. parkinsonian syndrome → gejala mirip parkinson
seperti wajah tidak berekspresi, sulit berjalan, tremor
d. tardive dyskinesia → gerakan mulut mengunyah dan
mencucu, ireversibel
e. tardive dystonia → gejala distonia dalam jangka
waktu lama
21. (Gianina Mihardjo
201706010081)
efek samping dari clozapin
Sumber: Maslim, Rusdi. Paduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Psychotropic Medication) Edisi 2014. Cetakan 4 - Bagian
Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Jakarta: 2014.
Sumber: Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan & Sadock’s Synopsis of psychiatry behavioral sciences/clinical psychiatry. 11th ed.
Chapter 29 : Psychopharmacological Treatment . Page 1030. Wolters Kluwer; 2015
Sumber: Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan & Sadock’s Synopsis of psychiatry behavioral sciences/clinical psychiatry. 11th ed.
Chapter 29 : Psychopharmacological Treatment . Page 1030. Wolters Kluwer; 2015
Sumber: Stahl, S., Grady, M. and Muntner, N., n.d. Stahl's Essential Psychopharmacology.
Sumber: Stahl, S., Grady, M. and Muntner, N., n.d. Stahl's Essential Psychopharmacology.
22. (Michelle Defandi
201706010082)
Ny. Jet, 21 tahun, sering kali berpergian. Minggu
kemarin pasien baru saja travelling keliling Jawa
menggunakan mobil bersama teman-temannya. Minggu
ini pasien mau pergi ke Singapura dan langsung ke
Thailand 3 hari setelahnya. Lalu mau ke Jepang lagi
setelahnya.
Suami pasien mengeluhkan kalau pasien terlalu sering
jalan-jalan dan akhirnya membawa istrinya ke psikiater.
Apa kemungkinan diagnosis pasien ini?
a. Piromania
b. Wanderlust
c. Kleptomania
d. Histeria
e. Manik
Wanderlust - Dromomania
● Dromomania was a historical psychiatric diagnosis whose primary symptom was
uncontrollable urge to walk or wander. Non-clinically, the term has come to be used to
describe a desire for frequent traveling or wanderlust.
● An uncontrollable impulse to wander or travel.
○ [G. dromos, a running, + mania, insanity]
● DSM V : Clinical travel addiction
Have, Henk A.M.J. ten (2000-06-01). "Medicine's reality". Medicine, Health Care and Philosophy. 3 (1): 1–2.
Farlex Partner Medical Dictionary. (2012)
DSM V
23. (Leonard Christianto
201706010083)
Tn. Matora, 56 tahun, datang dibawa istrinya berobat
karena selama 3 bulan ini sering murung. Pasien
kehilangan minat dalam hobi yang dulu ditekuninya.
Pasien mengaku merasa dirinya tidak berguna, tidak
nafsu makan dan sulit tidur.
Pasien menyangkal adanya ide bunuh diri. Berdasarkan
catatan medis didapatkan riwayat penyakit pasien
adalah CHF fc NYHA II
Terapi apa yang paling tepat diberikan pada pasien ini?
a. Venlafaxine 2x37,5 mg PO
b. Chlordiazepoxide 3x10 mg PO
c. Alprazolam 1x0,5 mg PO
d. Amoxapin 3x25 mg PO
e. Citalopram 2x10 mg PO
Gejala Depresi
Gejala Mayor: Gejala Minor:
Pada pasien ini, terdapat riwayat penyakit kardiovaskular (CHF FC NYHA II) maka dari itu, pemilihan
terapi farmakologis yang tepat adalah SSRI.
Terapi apa yang paling tepat diberikan pada pasien ini?
a. Venlafaxine 2 x 37,5 mg PO → golongan SNRI
b. Chlordiazepoxide 3 x 10 mg PO → golongan BZD
c. Alprazolam 1 x 0,5 mg PO → golongan BZD
d. Amoxapin 3 x 25 mg PO → golongan TCA
e. Citalopram 2x10 mg PO
24. (Linda Gunawan
201706010084)
Nn. Mentos, 24 tahun, datang dengan keluhan sering
mengantuk sejak 2 bulan yang lalu. Pasien mengaku
sudah cukup tidur hingga 12-14 jam per hari namun
keesokan harinya merasa tidak segar.
Pasien juga mengaku nafsu makannya meningkat hingga
2-3 porsi setiap kali makan, sehingga berat badan pasien
naik 8 kg dalam 1 bulan ini.
Sehari-hari pasien tampak mengurung diri, mudah
merasa tersinggung dan terkadang merasa diri tidak
berguna. Pasien baru bersedia keluar kamar dan tertawa
apabila dibelikan makanan kesukannya.
Diagnosis yang paling tepat pada pasien ini adalah…
a. Atypical depression
b. Hipersomnia → Kondisi cukup tidur tapi tetap merasa mengantuk dan kelelahan pada siang
hari.
d. Gangguan bipolar → gangguan mood berupa adanya 2 episode gejala pada 1 waktu
tertentu berupa peninggian mood dan energi (mania/hipomania), dan pada 1 waktu lain berupa penurunan
mood dan energi (depresi), dimana terdapat periode remisi penuh diantara kedua gejala
Atipical Depression → bagian dari Major Depressive Disorder → Minimal gejala menetap selama 2 minggu
a. Siklotimia
b. Gangguan bipolar episode kini depresi
c. Depresi neurosis
d. Skizoafektif
e. Major depressive disorder
Gejala Depresi
- afek depresif yang berlangsung sangat lama yang tidak pernah / jarang sekali cukup parah untuk
memenuhi kriteria gangguan depresif berulang ringan atau sedang
- biasanya mulai pada usia dini dari masa dewasa dan berlangsung sekurang-kurangnya beberapa
tahun, kadang-kadang untuk jangka waktu tidak terbatas
- kalau ini terjadi pada usia lanjut, gangguan ini seringkali merupakan kelanjutan dari episode
depresi tersendiri dan berhubungan dengan masa berkabung atau stres lain yang tidak jelas
26. I Gede Bagus Sentosa
(201706010088)
Perempuan usia 27 tahun dibawa ke dokter karena
terus menangis dan hanya mengurung diri di kamar.
Pasien berkali-kali mengatakan ingin mati saja. 1 tahun
sebelumnya pasien dikatakan pernah tidak tidur berhari-
hari dan berdandan menor. Pada saat pemeriksaan tidak
didapatkan adanya halusinasi.
Apakah diagnosis pasien tersebut?
a. Distimia
b. Depresi berat tanpa gejala psikotik
c. Bipolar edisi kini depresi
d. Skizoafektif tipe depresi
e. Depresi dengan gejala psikotik
BIPOLAR
Gejala lainnya :
● Episode manik/hipomanik
○ Mood stabilizer (litium karbonat, 2-3x 300-600 mg PO)
● Episode depresi
○ Anti depresan (SSRI: fluoksetin, sertralin), dan
○ Mood stabilizer (litium karbonat)
Pilihan jawaban lain
medikamentosa:
lini pertama: SSRI (Floxetine 10-40mg/hari), SNRI (Duloxetine 40-60
mg/hari)
lini kedua: TCA (Amitriptilin)
lini ketiga: MAOIs (Phenelzine)
augmentasi: Benzodiazepine (Alprazolam, Diazepam)
Pilihan jawaban lain
A. Terapi Relaksasi
B. Flooding Therapy
C. Hipnoterapi
D. Sleep Hygiene
E. Exposure Therapy
Analisis kasus
● Terapi fobia yang paling efektif adalah terapi perilaku (Kaplan), yaitu
dengan melakukan desensitisasi terhadap objek/situasi fobik
● Dalam terapi perilaku/exposure therapy dilakukan identifikasi
objek/situasi fobik yang menimbulkan rasa cemas/takut paling ringan
hingga paling berat
● Pasien dihadapkan dengan objek/fobia tersebut secara bertahap
sambil diajarkan bagaimana cara untuk tetap tenang dalam
menghadapi objek/situasi fobik tersebut
A. Terapi Relaksasi → merupakan komponen dari exposure
therapy (salah satunya dengan cara melakukan peregangan otot
jika terjadi ketegangan otot atau bisa juga dengan mengatur
pernapasan)
B. Flooding Therapy → pasien dihadapkan secara langsung
dengan objek/situasi fobik yang menimbulkan rasa cemas/takut
paling berat (tidak secara bertahap) selama mungkin hingga
pasien tidak merasa takut lagi.
C. Hipnoterapi → pasien diberikan sugesti bahwa objek/situasi
fobik bukan merupakan hal yang berbahaya
D. Sleep Hygiene → terapi untuk insomnia
33. Andrea
(201706010097)
Tn. Houndoom, 38 tahun, dibawa istrinya ke IGD karena
tiba-tiba terbangun malam hari sambil berteriak.
Keluhan ini sudah dirasakan sejak 4 hari yang lalu.
Saat terbangun, pasien merasa kelelahan dan sangat
berkeringat. Pasien tidak mengingat mimpinya, menurut
istri pasien, saat tidur pasien beberapa kali memukuli
dirinya sendiri.
Pernyataan yang tepat adalah..
Dalam Kaplan (11th Edition), sleep terrors dapat pula disebut sebagai pavor nocturnus, incubus, atau
night terrors.
Pilihan jawaban lain:
● Penyakit ini dapat disertai dengan adanya serangan kantuk tiba-tiba pada pagi hingga sore
hari → narkolepsi; seseorang tidak dapat menahan rasa kantuk
● Penyakit ini disebut sebagai nightmare → nightmare atau mimpi buruk; dapat mengingat
mimpinya
● Tanda patognomonik penyakit ini adalah terbangun tiba-tiba pada malam hari → bukan
merupakan tanda patognomonik dari sleep terror
● Penyakit ini dapat disertai dengan berjalan sambil tidur → somnabulisme
34. Christian Bobby
Irianto (201706010098)
Tn. Boboin, 23 tahun, mengeluh sulit berkonsentrasi
saat kuliah sejak 2 minggu yang lalu. Pasien merasa
sering terbangun beberapa kali setiap tidur pada tengah
malam. Walaupun akhirnya dapat tidur lagi, namun hal
ini sangat mengganggu pasien.
Pasien mencoba merokok, minum bir dan berolahraga
sebelum tidur agar dapat tidur nyenyak namun ternyata
tidak ada hasilnya. Pada pemeriksaan tidak didapatkan
adanya kelainan
Diagnosis yang sesuai dengan kondisi pasien adalah..
a. Early insomnia
b. Middle insomnia
c. Late insomnia
d. Hipersomnia
e. Parasomnia
INSOMNIA
Diagnosis (DSM V):
A. Keluhan adanya gangguan kuantitas dan kualitas tidur, berhubungan dengan 1 atau lebih gejala:
a. Kesulitan memulai tidur
b. Kesulitan dalam mempertahankan tidur
c. Terbangun lebih awal dan tidak bisa kembali tidur
B. Gangguan tidur menyebabkan gangguan dan hendaya sosial, pekerjaan, akademik, perilaku, dan
aspek penting lainnya
C. Gangguan tidur terjadi setidaknya 3 malam setiap minggu
D. Gangguan tidur setidaknya muncul selama minimal 3 bulan
E. Gangguan tidur terjadi meskipun adanya kesempatan yang adekuat untuk tidur
F. Insomnia tidak terjadi bersamaan dengan gangguan siklus tidur lainnya
G. Insomnia tidak terjadi sebagai akibat dari penggunaan zat tertentu
H. Insomnia tidak berhubungan dengan kondisi mental dan medis lainnya
INSOMNIA
Insomnia berdasarkan Kaplan (11th edition) diartikan sebagai kesulitan dalam memulai /
mempertahankan tidur
B. Gejala pada kriteria A sudah ada sejak sekurangnya 6 bulan dan harus dialami pada hampir seluruh
(75%-100%) aktivitas seksual
D. Disfungsi seksual tidak dapat dijelaskan oleh gangguan mental nonseksual atau akibat gangguan pada
hubungan atau stresor signifikan lainnya dan tidak dikaitkan dengan efek dari obat atau kondisi medis
tertentu
Sumber: Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan & Sadock’s Synopsis of psychiatry behavioral sciences/clinical psychiatry. 11th
ed. Chapter 17 : Human Sexuality and Sexual Dysfunctions. Page 580. Wolters Kluwer; 2015
36. Maria Tifani Winata
(201706010100)
Tn. Aladeen, 34 tahun, datang ke klinik dekat rumah
dengan keluhan sulit tidur sejak 2 bulan lalu. Pasien
merasa gelisah dan tidak bisa tidur walaupun sudah
memejamkan mata. Pada pemeriksaan tidak didapatkan
adanya kelainan.
Edukasi yang tidak seharusnya diberikan pada pasien adalah…
a. Hipnoterapi
b. Konseling sex dan CBT
c. Terapi desensitisasi
d. Pelvic floor exercise
e. Flooding therapy
Disfungsi Seksual pada Wanita
•Istilah vaginismus merupakan istilah DSM-IV, karena pada update DSM-5 sudah
digabungkan dengan dyspareunia menjadi Genito-pelvic pain/penetration
Genito-Pelvic Pain / Penetration Disorder
A. Antisosial
B. Skizoid
C. Paranoid
D. Skizofrenik
E. Skizotipal
Gangguan Skizotipal (F21)
● Rubrik diagnostik ini tidak dianjurkan untuk digunakan secara umum
karena tidak dibatasi secara tegas dengan skizofrenia simpleks atau
dengan gangguan kepribadian skizoid atau paranoid.
● Bila istilah ini digunakan untuk diagnosis, tiga atau empat gejala khas
berikut harus sudah ada, secara terus menerus atau episodik sedikitnya
untuk 2 tahun lamanya:
Gangguan Skizotipal (F21)
(a) Afek yang tidak wajar atau yang menyempit/konstriktif (individu tampak
dingin dan acuh tak acuh
(c) Hubungan sosial yang buruk dengan orang lain dan tendensi menarik diri
dari pergaulan sosial
(d) Kepercayaan yang aneh atau pikiran bersifat magic, yang mempengaruhi
perilaku dan tidak serasi norma-norma budaya setempat
Gangguan Skizotipal (F21)
(e) Kecurigaan atau ide-ide paranoid
(f) Pikiran obsesif berulang-ulang yang tidak terkendali, seiring dengan isi
yang bersifat “dysmorphphobic” (keyakinan tentang bentuk tubuh yang
tidak normal/buruk dan tidak terlihat secara objektif oleh orang lain),
seksual dan agresif
● Individu harus tidak pernah memenuhi kriteria skizofrenia dalam stadium apapun
● Suatu riwayat skizofrenia pada salah seorang anggota terdekat memberikan
bobot tambahan, tapi bukan suatu prasyarat
Pilihan Jawaban Lain
A. Antisosial : kecenderungan melanggar peraturan, agresif
B. Skizoid : sedikit/tidak ada aktivitas yang memberikan
kesenangan, emosi dingin, afek mendatar, tidak peduli, tidak
peduli terhadap pujian/kecaman, kurang mampu berekspresi
C. Paranoid : kepekaan berlebihan terhadap kegagalan dan
penolakan, menyimpan dendam, kecurigaan mendalam
D. Skizofrenik : tidak ada tipe kepribadian skizofrenik
E. Skizotipal
40. Anthony Yauwono
(201706010105)
Nn. Enobaria, 27 tahun, dibawa ke poli psikiatri oleh
keluarganya karena selalu pulang subuh hari. Pasien
mengaku sangat sering menginginkan hubungan
seksual dengan laki-laki di tempat ia bekerja.
Pasien juga memiliki kebiasaan mabuk-mabukan setiap
malam dan selalu berakhir dengan hubungan seksual
dengan pria yang baru saja ia temui di tempat diskotik.
Pasien tidak dapat menahan nafsunya, setiap waktu
selalu terpikir untuk melakukan hubungan seksual
hingga mengganggu kerjanya.
Diagnosis pasien yang sesuai adalah ?
a. Nimfomania
b. Poriomania → wandering aimlessly yang tidak diingat
c. Satyriasis → (Don Juanisme) Adiksi seksual pada pria
d. Trikotilomania→ ggn. kebiasaan/impuls mencabut
rambut
e. Piromania → ggn. impulsif melakukan pembakaran
tanpa motif
A pervasive pattern of instability of interpersonal relationship, self image, and affects, and marked
impulsivity, beginning by early adulthood, and presents in variety of cintexts , as indicated by five or
more of the following:
6. Is interpersonally exploitative (i.e., takes advantage of others to achieve his or her own
ends).
7. Lacks empathy: is unwilling to recognize or identify with the feelings and needs of
others.
8. Is often envious of others or believes that others are envious of him or her.
A. Trikotilomania
B. Necromania → hasrat abnormal/mengerikan, biasanya
bersifat seksual untuk bersetubuh dengan mayat
C. Beastility (zoofili) → pembangkitan dan pemuasan seksual
dengan cara bersetubuh dengan seekor hewan
D. Kleptomania → gangguan perilaku berulang untuk
melakukan tindakan pencurian disertai rasa puas setelah
melakukannya
E. Piromania → gangguan perilaku berulang untuk melakukan
pembakaran tanpa motif yg jelas
Sumber : PPDGJ III .
Trikotilomania
Gambaran yang esensial dari gangguan ini :
a) Anticholinergic
b) Anxiolytic
c) Antipsikotik
d) Antidepresan
e) Mood stabilizer
Sumber: Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry 11th Ed (2015) p.433
a. Asperger syndrome
b. Savant syndrome
c. ADHD
d. Stockholm syndrome
e. Rett syndrome
Sumber : Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry, eleventh
ed.
● Autistic Disorder → gangguan komunikasi sosial & berbahasa, perilaku restriktif dan repetitif.
● Asperger’s disorder → gangguan autistik, tanpa gangguan bahasa
● Childhood Disintegrative disorder → perkembangan normal hingga usia 2 tahun, lalu
mulai kehilangan kemampuan melakukan skill dalam 2 atau lebih bidang (berbahasa, respon sosial,
bermain, skill motorik, dan kontrol BAB BAK.
● Rett syndrome → perkembangan normal hingga usia 6 bulan, diikuti munculnya gejala: gerakan
tangan stereotipik, kehilangan kemampuaan sosial, memburuknya koordinasi dan penggunaan
bahasa
● Pervasive developmental disorder not otherwise specified
Sumber: Treffert, Darold A. “The Savant Syndrome: An Extraordinary Condition. A Synopsis: Past, Present, Future.” Philosophical
Transactions of the Royal Society B: Biological Sciences 364, no. 1522 (May 27, 2009): 1351–57. https://doi.org/10.1098/rstb.2008.0326.
Savant Syndrome
a. Asperger syndrome
b. Savant syndrome
c. ADHD
d. Stockholm syndrome
e. Rett syndrome
Kriteria Diagnosis Kelainan Asperger (DSM-IV)
1. Gangguan kualitatif dan interaksi sosial, seperti yang ditunjukkan oleh
sekurangnya 2 dari gejala berikut :
a. Gangguan penggunaan perilaku non-verbal multipel, seperti tatapan mata, ekspresi
wajah, postur tubuh, dan gerak-gerik untuk mengatur interaksi sosial
b. Gagal mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sesuai menurut
tingkat perkembangan
c. Gangguan membagi kesenangan, perhatian, atau prestasi dengan orang lain secara
spontan
d. Tidak adanya timbal balik sosial dan emosional → Tidak sedih saat kakek meninggal,
tidak mempedulikan perasaan orang sekitar
2. Pola perilaku, minat, dan aktivitas yang terbatas, berulang, dan stereotipik,
seperti yang ditunjukkan oleh sekurang-kurangnya satu dari gejala berikut :
a. Preokupasi dengan satu atau lebih pola minat yang stereotipik dan terbatas, yang
abnormal baik dalam intensitas maupun fokusnya → Terlalu suka Marvel berlebihan
b. Ketaatan yang tampaknya tidak fleksibel terhadap rutinitas atau ritual yang spesifik
dan non-fungsional → Mengatur kesehariannya dengan sangat ketat
c. Manerisme motorik stereotipik dan berulang
d. Preokupasi persisten dengan bagian-bagian benda → Terganggu suara kulkas
3. Gangguan menyebabkan gangguan yang bermakna secara klinis dalam fungsi sosial, pekerjaan,
atau fungsi penting lainnya
4. Tidak terdapat keterlambatan menyeluruh yang bermakna secara klinis dalam bahasa → tidak ada
keluhan gangguan berbahasa pada kasus
5. Tidak terdapat keterlambatan yang bermakna secara klinis dalam perkembangan kognitif atau
dalam perkembangan keterampilan menolong diri sendiri dan perilaku adaptif yang sesuai dengan usia
dan keinginan tahuan tentang lingkungan pada masa anak-anak → tidak terdapat keluhan pada kasus
6. Tidak memenuhi kriteria untuk gangguan perkembangan pervasif spesifik atau skizofrenia
a. Asperger syndrome
b. Savant syndrome
c. ADHD
d. Stockholm syndrome
e. Rett syndrome
Rett’s syndrome
•Rett syndrome --> pada DSM-5 didiagnosa sebagai bentuk dari autism spectrum
disorder,
•Rare X-linked.
•Jenis kelamin perempuan saja, prevalensinya sekitar 1 per 10.000 anak perempuan.
•Beberapa kasus → disabilitas neurological yang progressif dan serius
Gejalanya meliputi :
● Kemunduran dalam keterampilan komunikasi, perilaku motorik, dan fungsi sosial mulai sekitar 1 tahun
● wajah meringis, kehilangan kemampuan bicara.
● Hiperventilasi intermiten dan pola pernafasan yang tidak teratur adalah karakteristik yang khas saat anak
terjaga.(awake)
● Gerakan tangan yang sterotipikal seperti tangan meremas-remasdan bertepuk tangan
● Ataksia pada tungkai dan batang tubuh dapat terjadi.
● Gangguan gaya berjalan yang progresif, scoliosis, dan kejang dapat terjadi
Source: Kaplan & Sadock’s Synopsis of psychiatry 2015 & Shorter oxford textbook of psychiatry 2017
Rett’s Syndrome
•Sulit berinteraksi.
•Tidak ekspresif.
•Kurang peka.
•Obsesif, repetitif, dan kurang menyukai perubahan.
•Gangguan motorik.
•Gangguan fisik atau koordinasi.
jawaban lain
ADHD
a. Risperidone
b. Fluoxetine
c. Lithium Karbonat
d. Bromokriptin
e. Donepezil
Pembahasan - Tourette’s Syndrome
Sering mengeluarkan suara-suara aneh → Vocal tic Multipel motor tic dan 1 atau lebih vocal tic
Farmakoterapi