Anda di halaman 1dari 359

LATIHAN SOAL ILMU

KEDOKTERAN JIWA
DAN PERILAKU
UKMPPD BATCH-2 2020
1.
(Felix 201706010060)
Seorang dokter hendak menyampaikan kabar buruk
kepada pasien yang bernama Chazz Princeton, 56 tahun
tentang penyakitnya. Dari gejala pada pasien didapatkan
pasien memiliki gejala lymphoma, dan dari hasil biopsi di
dapatkan hasil yang buruk yaitu tipe mantle cell
lymphoma yang sulit disembuhkan
Awalnya pasien shock, dan pulang namun setelah
beberapa lama pasien jadi sering berdoa akhir-akhir ini,
minta waktu lebih lama untuk hidup sampai cucu
pertamanya lahir.

Tahapan tidak berjalan linier, bisa berubah-ubah dan


terjadi tidak harus berurutan serta waktunya tidak tentu
bisa lama disatu fase, bisa singkat, bisa berulang ke fase
semula dst
Five Stages of Grief
1. Denial – percaya bahwa prognosis salah karena adanya hasil tidak
akurat, terapi yang belum dicoba, maupun kurangnya pengetahuan
tenaga kesehatan
2. Anger – saat denial tidak dapat berlanjut,individu menjadi frustasi
terutama terhadap orang-orang terdekat
3. Bargaining – pasien bernegosiasi untuk menghindari kematian,
biasanya terhadap kuasa yang lebih tinggi (agama)
4. Depression – individu menjadi putus asa terhadap mortalitas mereka,
dengan gejala-gejala depresi
5. Acceptance – pada tahap terakhir, individu dapat menerima mortalitas
atau masa depan yang tidak dapat dihindari itu
Tyrrell P, Harberger S, Siddiqui W. Stages of Dying. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 [cited 2020 Jun 20]. Available
from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507885/
Menurut stages of grieving, tahap pada pasien ini
termasuk?

a. Menerima dengan sabar


b. Agresif
c. Depresi
d. Penolakan
e. Bargaining
2.
(Angelina Clara Alverina
201706010061)
Ny. Ellie Trinket mengatakan dirinya adalah titisan dewi
panem yang datang ke bumi untuk memberitakan
bahwa kiamat sudah dekat, dia mengatakan dewi
panem datang kedalam mimpinya dan memberikan
dirinya pusaka sakti yaitu sebuah bulu ayam, yang
selalu dibawa Ny. Ellie kemanapun ia pergi
Kelainan pada status mental manakah yang Ny. ellie miliki

a. isi pikir
b. proses pikir
c. gangguan persepsi
d. afek
e. mood
Gangguan Isi Pikir→ gangguan pada keyakinan seseorang, bukan dari cara
penyampaiannya

● Waham: keyakinan atau kepercayaan yang salah tidak sesuai dengan latar
belakang budaya pasien, tidak dapat diubah.

Waham kebesaran: percaya bahwa dirinnya orang yang sangat kuat dan
berkuasa

Waham kejar: kepercayaan bahwa dirinya akan dilukai

● Obsesi: pikiran cemas yang tidak rasional


● Fobia: ketakutan berlebihan terhadap suatu stimulus eksternal
Gangguan Proses Pikir→ Ketidakmampuan untuk mengorganisasikan proses
berpikir membentuk satu ide bertujuan

● Flight of Ideas→ perubahan yang mendadak dan cepat dari 1 topik ke


topk lain
● Asosiasi longgar→ mengatakan hal-hal yang tidak ada kaitannya sama
sekali antara satu denan yang lain
Gangguan Persepsi→ terjadi hambatan pengiriman stimulus menjadi informasi
melalui indera ( panca indra )

● Depersonalisasi: perasaan seseorang merasakan dirinya tidak nyata


● Derealisasi: perasaan seseorang bahwa lingkungannya tidak nyata
● Halusinasi: persepsi yang salah tidak ada hubungannya dengan stimulus
eksternal yang nyata

Halusinasi audiotorik, visual, penghidu ( ada lima/ panca)

Halusinasi : Persepsi panca indra tanpa sumber rangsang eksternal


Afek→ perasaan yang bersifat sementara ditunjukkan melalui ekspresi wajah,
pembicaraan, dan bahasa tubuh

● Afek serasi: ekspresi sesuai dengan suasana perasaan yang dialami


● Afek tidak serasi: ekspresi tidak sesuai dengan suasana perasaan yang dialami
● Afek datar: ekspresi wajah datar, intonasi suara datar, tatapan kosong

Mood→ perasaan yang fluktuaktif dan memiliki sifat bertahan lama

● Hipotimia: dominasi rasa sedih, murung, hilang semangat


● Hipertimia: dominasi rasa semangat dan gairah yang berlebihan
● Anhedonia: hilang minat dan kesenangan di berbagai aktivitas
● eutim
3.
(William Kamarullah
201706010062)
Tn. Gloss datang ke dokter bersama istrinya karena
mengeluhkan dirinya memiliki kanker kulit yang sudah
menyebar keseluruh tubuhnya, namun menurut
pemeriksaan dokter tidak ditemukan kelainan apapun,
Tn. Gloss langsung tidak percaya dan kecewa dan
langsung meninggalkan ruangan. menurut pengakuan
istri pasien ini sudah pemeriksaan yang ke 10 dengan
keluhan yang sama
Jenis waham apa yang dimiliki pasien ini ?

a. referensi
b. paranoid
c. grandeur
d. somatic
e. thought broadcasting
Penjelasan
Waham Referensi -> Keyakinan palsu bahwa perilaku orang lain; benda-benda di sekitarnya ditujukan
kepada dirinya.

Waham Paranoid -> Merupakan bagian besar waham yang terdiri dari -> waham referensi, waham
kontrol (Keyakinan palsu bahwa kemauan dan pikiran pasien dikendalikan oleh energi dari luar), dan
waham kebesaran

Waham Grandeur/Kebesaran -> Percaya penuh bahwa dirinya adalah orang hebat dan terkenal atau
yakin bahwa dirinya memiliki pengetahuan, kemampuan, atau kelebihan istimewa yang tidak dimiliki
orang lain.

Waham Somatik -> Keyakinan palsu yang menyangkut fungsi tubuh dari pasien (pada kasus ini pasien
yakin menderita kanker kulit padahal tidak nyata).

Thought of broadcasting -> Salah satu bagian dari waham kontrol, yaitu keyakinan palsu bahwa pikiran
pasien dapat didengar oleh orang lain, seperti sedang disiarkan.
Referensi: Dharmady A. Psikopatologi: Dasar di dalam memahami Tanda dan Gejala dari suatu Gangguan Jiwa. Edisi 2. Jakarta: Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa dan Perilaku Fakultas Kedokteran UNIKA Atma
Jaya; 2009.
4.
(Adis Tiara Suratinoyo
20170600063)
Tn. Haymitch datang ke dokter ditemani oleh istrinya
dengan keluhan, diare, dan suka sekali sakit kepala.
belakangan ini menurut istrinya ia suka mengurung diri,
tidak pergi bermain golf bersama temannya sejak 1
bulan yang lalu.
pasien sempat berinisatif untuk memeriksakan dirinya
kedokter namun diurungkan karena masih merasa
dirinya tidak mengalami apapun. Tilikan berapakah
pasien ini ?
a. derajat 1
b. derajat 2
c. derajat 3
d. derajat 4
e. derajat 5
CATATAN: SOAL KURANG JELAS
TILIKAN
1 → Penyangkalan total terhadap penyakitnya (denial)

2 → Sedikit kesadaran terhadap penyakitnya namun menyangkalnya pada saat yang


bersamaan (ambivalensi)

3 → Sadar akan penyakitnya namun menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitnya

4 → Menyadari dirinya sakit dan membutuhkan bantuan tetapi tidak tahu penyebab
penyakitnya

5 → Menyadari penyakitnya dari faktor-fakor yang berhubungan dengan penyakitnya namun


tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya

6 → Menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motivasi untuk mencapai


perbaikan
5.
(Maichika Susanto
201706010064)
Perempuan, usia 65 tahun, datang ke RS dengan
penurunan daya ingat sejak suaminya meninggal
setahun yang lalu. Aktivitas sosial pasien berkurang
seperti sekarang pasien jadi malas pergi arisan yang dulu
disukainya,
namun pekerjaan rumah tangga masih dikerjakan
dengan baik. Pada pemeriksaan, pasien tampak kurang
semangat dan mengatakan dirinya tidak mampu
mengikuti instruksi dokter. Pemeriksaan lab normal.
Hasil pemeriksaan psikogeriatrik MMSE 25. Apa
diagnosisnya?
a. Mild cognitive impairment → Penurunan kognitif secara umum
dari performa sebelumnya (atensi, fungsi eksekutif, memori,
bahasa, motorik, dan sosial)
b. Demensia Alzheimer → Gejala demensia dengan onset
bertahap dan tidak adanya bukti klinis ada kondisi mental
lainnya atau gejala neurologi
c. Pseudodemensia → Gangguan seperti demensia namun
tidak disertai gangguan mental (gangguan depresi)
d. Masked depression → Gangguan depresi yang disertai gejala
somatik (nyeri, GIT)
e. Agitated depression → Agitasi psikomotorik, gangguan mood
yang labil, dan iritabilitas
Pseudodemensia

Gejala :

- Disfungsi kognitif yang biasanya detail


- Pengakuan keterbatasan yang dimilikinya
- Seringkali mengatakan “tidak tahu”
- Kehilangan memori yang terjadi karena suatu kejadian yang menimpa
dirinya sebelumnya
- Hilangnya kemampuan sosial
6. (Marcia 201706010065)
Tn. Ursa, 25 tahun, dilarikan oleh keluarganya ke IGD RS
Fuzzy dengan penurunan kesadaran sejak 4 jam yang
lalu. Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien sempat
dibawa ke dokter seminggu yang lalu karena mengamuk
di kompleks rumah.
Pasien mengamuk karena yakin bahwa tetangganya
berniat untuk mencelakai dirinya. Pasien kemudian
diberikan obat yang tidak diketahui namanya dan sudah
dikonsumsi selama satu minggu. Pada PF didapatkan
kesadaran somnolen, TD 70/palpasi, HR 132 kali/menit,
RR 30 kali/menit, suhu 39,0.
Ditemukan rigiditas di seluruh tubuh pasien dan
diaforesis. Manakah tatalaksana definitif untuk pasien
ini?
• A. Parasetamol → analgesik dan sebagai obat penurun demam
• B. Bromokriptin → dopamin agonis
• C. Metilfenidat → stimulan sistem saraf pusat ( digunakan untuk ADHD)
• D. Donepezil → inhibitor reversibel asetilkoliesterase (digunakan untuk
penyakit Alzheimer)
• E. Haloperidol → antipsikotik tipikal, antagonis reseptor D2
Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien sempat dibawa ke
dokter seminggu yang lalu karena mengamuk di kompleks
rumah. Pasien mengamuk karena yakin bahwa tetangganya
berniat untuk mencelakai dirinya. Pasien kemudian
diberikan obat yang tidak diketahui namanya dan sudah
dikonsumsi selama satu minggu → kemungkinan obat yang
diberikan adalah obat antipsikotik
Sindrom Neuroleptik Maligna
Onset bervariasi (1-10 hari pengobatan)
Akibat terjadinya penurunan aktivitas dopaminergik dikarenakan blokade reseptor D2

● Suhu badan lebih dari 38oC (Hiperpireksia) → Pada kasus Suhu 39oC
● Terdapat sindrom ekstrapiramidal berat (Rigiditas) → Pada kasus ditemukan
adanya rigiditas seluruh tubuh
● Gejala disfungsi otonomik → Pada kasus : perubahan tanda-tanda vital, diaforesis
● Perubahan tingkat kesadaran → Terjadi penurunan kesadaran pada kasus
(somnolen)
Sindrom Neuroleptik Malignan

Pengobatan yang diberikan adalah simptomatik

1. STOP obat antipsikotik


2. Koreksi cairan
3. Turunkan suhu tubuh pasien
4. Diazepam dapat diberikan untuk mengurangi rigiditas otot
5. Bromokriptin (Agonis Dopamin) → stimulasi reseptor D2 dan merupakan
parsial dopamin. Dosis 2.5-5 mg PO (2-3 kali per hari)
7. (Vincent Gunawan
201706010056)
Tn. Cato 60 th datang ke UGD dibawa oleh anaknya
karena terjatuh dari tangga. setelah diperiksa kadar
alkohol pasien 0.2%, dengan GCS 9 setelah penanganan
darurat teratasi, pasien merasa kebingungan dan gelisah.
Setelah diperiksa lebih lanjut riwayat gangguan mood,
halusinasi visual dan auditori, waham, dan ide bunuh diri
disangkal. Pasien mengaku dia mengingat presiden
trump datang ke Indonesia pagi ini dan siap
menggabungkan kedua negara menjadi 1 melalui
perjanjian hunger games, dan pasien sangat yakin
melihat hal ini diberita.
ditemukan gangguan pada short-term memori. pada
pemeriksaan fisik ditemukan nystagmus dan ataxia.
pasien memiliki riwayat mengkonsumsi alkohol sejak
berusia 45 tahun.
Manakah pernyataan dibawah ini yang salah
A. sindroma ini berkaitan dengan wernicke-encephalopathy
B. nama sindroma ini adalah Korsakoff sindrom
C. penyakit ini diduga disebabkan oleh defisiensi B1
D. tidak ditemukannya konfabulasi pada pasien ini
E. amnesia yang terjadi akibat dari kerusakan lobus frontal
Dalam anamnesis didapatkan bahwa pasien dibawa ke RS karena adanya
riwayat jatuh dari tangga. Selain itu didapatkan pula bahwa pasien memiliki
riwayat mengkonsumsi alkohol yang kronik (15 tahun). Oleh karena itu,
penggunaan alkohol dapat menjadi salah satu penyebab yang mungkin
yang menyebabkan kejadian tersebut.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan bahwa GCS 9 dan setelah ditangani


pasien merasa kebingungan dan gelisah. ditemukan pula adanya nistagmus,
ataxia dan gangguan pada short-term memory.

Pada pemeriksaan penunjang didapatkan kadar alkohol pasien 0.2%.


Dengan konsentrasi 0.07-0.09% sudah didapatkan adanya gangguan dalam
keseimbangan, bicara, penglihatan, refleks, pendengaran, dan daya ingat.
Berdasarkan anamnesis, PF dan PP diatas mengarah kepada wernicke-korsakoff
syndrome (WKS) yang memiliki trias confusion, ataxia dan nystagmus. Akan tetapi
WKS tidak selalu disertai dengan trias tersebut.

Etiologi dari WKS ialah adanya defisiensi thiamin (vitamin B1). WKS biasa dikaitkan
dengan alkoholisme kronis, operasi bariatrik, defisiensi nutrisi maupunn HEG.
Alkohol dapat menyebabkan gangguan transport aktif GIT dan gangguan liver kronis
yang dapat menyebabkan penurunan aktivasi thiamin pirofosfat dari thiamin dan
penurunan kapasitas liver untuk menyimpan thiamin.
Thiamin secara normal berperan dalam kondisi aksonal, terutama pada neuron
asetilkolinergik dan serotoninergik. Thiamin akan diubah menjadi bentuk aktif
thiamin pirofosfat yang mana fungsinya sebagai kofaktor berbagai enzim dalam
penggunaan glukosa. Hal ini menyebabkan gangguan metabolisme glukosa pada
otak.

Gejala pada WKS salah satunya terdapat konfabulasi.

Lobus frontal memiliki peran dalam fungsi motorik, pemecahan masalah, spontanitas,
daya ingat, bahasa, inisiasi, pengambilan keputusan, kontrol impuls, dan perilaku
sosial dan seksual
8. (Yovita Alviany
201706010067)
Ny. Glimmer 78 tahun dibawah oleh keluarga karena
sudah mulai pelupa sejak 1 tahun yang lalu, awalnya
hanya hal-hal kecil seperti lupa menaruh barang, lupa
mengunci pintu, dan lain-lain dan memberat sejak 2
bulan terakhir, pasien tidak mengingat nama anaknya
siapa,
dan selalu menunggu suaminya pulang kerja padahal
suami pasien sudah meninggal 10 tahun yang lalu.
Pasien sejak 3 minggu ini sering mengamuk, berteriak,
menuduh seseorang mencuri, terbangun tengah malam
dan berjalan entah kemana.
diagnosis pada pasien ini adalah

A. BPSD
B. Psikotik akut
C. Schizophrenia kronik
D. Skizoafektif
E. Sindroma putus zat
BPSD
¢BPSD mengacu pada gejala non-kognitif dari demensia, termasuk perilaku
yang agresif, agitasi, kecemasan, kegembiraan, lekas marah, depresi, apatis,
disinhibisi, delusi, halusinasi, dan perubahan tidur atau nafsu makan
¢Gangguan persepsi, isi pikir, mood atau perilaku
¢Sering muncul pada 90% pasien dengan demensia.
¢Bersifat sementara dan merespon terhadap perubahan-perubahan
sederhana pada lingkungan atau hilangnya faktor-faktor yang membuat pasien
menjadi agresif
Psikotik akut → gejala2 psikotik (halusinasi dan waham) onset <
2 mgg

Schizophrenia kronik → tidak ada istilah ini

Skizoafektif → gejala2 definitif skizofrenia dan gangguan afektif


sama-sama menonjol pada saat bersamaan, atau dalam rentang
beberapa hari sesudah yang lain dalam satu periode yang sama

Sindroma putus zat → tidak ada riwayat penggunaan zat


9. (Sania Oktaviani 201706010069)
Sekumpulan orang datang ke IGD malam hari membawa
seorang laki-laki yang tampak gelisah. Laki-laki itu
bernama Tn. Rokket, usia 25 tahun. Pasien mendadak
berteriak ketakutan dan menangis. Ia merasa ada orang
mengejar dan ingin membunuhnya.
Pada pemeriksaan fisik di dapatkan mulut kering dan
injeksi konjungtiva, nystagmus (+). Laki-laki tersebut
diketahui sehabis pesta narkoba dengan teman-
temannya.
Apa zat psikotropika yang dapat menyebabkan hal ini?

a kokain

b. opioid

c. marijuana

d. alkohol
MARIJUANA (KANABIS)
- Injeksi konjugtiva
- Mulut kering
- Takikardi
- Nafsu makan bertambah
- Nistagmus
- Gangguan kordinasi motorik
- Euforia
- Gelisah
- Sensai waktu melambat
- Kecurigaan dan ide paranoid
- Ilusi pendengaran, penghlihaan, atau perabaan
KOKAIN: midriasis, takikardi ( kadang bradikardi), hipertensi ( kadang hipotensi), mual
muntah, euforia, agresif, kewaspadaan berlebih, ide paranoid, halusinasi

OPIOID: mengantuk , bicara cadel ( pelo), miosis, kesadaran menurun ( sopor, koma),
euforia yang diikuti dengan apatis, disforis

ALKOHOL:bicara cadel, incoordination, unsteady gait, nistagmus, penglihatan ganda ,


kesadaran menurun, agresi, suasana perasaan hyang labil
10. (David Maurice 201706010070)
Tn. Hamish, 43 tahun datang ke IGD karena tangan
bergetar sejak 6 jam yang lalu. Pasien juga mengeluhkan
sulit tidur sejak 2 hari. Pasien mengatakan sejak 3 hari
terakhir dirinya melihat bayangan putih mengintip di
jendela rumah.
Pasien rutin pesta alkohol dengan teman-temannya,
terakhir kali 2 hari lalu. Pada pemeriksaan didapatkan
TD 140/90 mmHg, HR 128x/menit, RR 28x/menit,
afebris.
Diagnosis pasien adalah..

a. Intoksikasi alkohol
b. Putus zat alkohol → Riwayat penggunaan alkohol
rutin & penghentian pemakaian, gejala sesuai
dengan early alcohol withdrawal symptom
c. Intoksikasi benzodiazepine
d. Putus zat benzodiazepine
e. Intoksikasi amfetamin
Ethanol withdrawal syndromes
= physical dependence → abrupt cessation of prolonged heavy drug use
results in physiologic and cognitive disturbances. Can develop as early as 6-
8 hours

Early:
- Tremor → most common, continued abstinence tremor becomes more
intense and is accompanied by anxiety, insomnia, easy startling,
hyperactivity, nystagmus, flushing, sweating, anorexia, nausea,
vomiting, weakness, tachypnea, tachycardia, and systolic hypertension
- Hallucinations → commonly visual hallucination, others: tactile,
olfactory, combination
- Seizures → “Alcohol related seizure” = in heavy drinkers in the absence
of epilepsy or indirect cause
Ethanol withdrawal syndromes
Late: (Usually manifest after 48-72 hours)
- Delirium: non-awareness of the environment, usually with agitation and
sometimes with decreased or fluctuating alertness. Can last for few
hours-days
- Autonomic Instability: flushing, sweating, tachycardia, hypertension
- Abnormal movements: >50 years usually manifest as transient
parkinsonism. In younger patients, typically starts in 2nd week of
abstinence and manifest in oral-lingual that spreads to neck or arm
A. Intoksikasi Alkohol
Blood Alcohol Concentration Approx. Manifestation
consumption

<50 mg/dL 1-2 drinks Mild euphoria, slowed motor


performance

>50 mg/dL 3-5 drinks Impaired sensation, incoordination

>100 mg/dL 6-10 drinks Mood lability, cognitive & memory


difficulties, marked incoordination,
ataxia

>200 mg/dL >10 drinks Nausea, vomiting, nystagmus,


blackout, slurring of speech, aspiration
risk

>300 mg/dL hypoventilation, hypothermia, cardiac


arrythmia

>400 mg/dL coma, respiratory arrest, death


c. Intoksikasi benzodiazepine → depresi SSP (penurunan GCS)
dengan TTV dalam batas normal, dapat terjadi depresi
pernafasan

d. Putus zat benzodiazepine → Ansietas, gangguan tidur,


gangguan kognitif, halusinasi, depersonalisasi, gejala psikotik,
kejang

e. Intoksikasi amfetamin → Dilatasi pupil, takipnea, mulut


kering, hipertermia, peningkatan kewaspadaan dan energi,
palpitasi
11. (Jovita Stephanie
201706010071)
Tn. Gasneg, 20 tahun, seorang mahasiswa dibawa
orangtuanya ke dokter karena tertangkap basah
menggunakan narkoba jenis inhalasi di belakang
pekarangan rumahnya. Saat dianamnesis pasien
mengaku baru pertama kali menggunakan narkoba
tersebut karena penasaran.
Dalam tahap manakah tingkat penggunaan NAPZA pada
pasien ini?

a. Pemakaian coba-coba
b. Pemakaian sosial
c. Pemakaian situasional
d. Penyalahgunaan
e. Ketergantungan
Tahapan Penyalahgunaan Zat
12 (Michael Nathaniel
Budiarso 201706010072)
Seorang perempuan datang dengan keluhan sulit tidur
sejak 1 minggu. Pasien juga mengaku mudah lemas, sulit
konsentrasi, dan nafsu makan meningkat. Sebelumnya
pasien sempat mengkonsumsi obat diet. Saat minum
obat tersebut, pasien merasa tidak mudah lelah dan
tidak mudah mengantuk.
Namun, saat ini pasien sudah tidak mengkonsumsi
karena sudah mencapai berat badan yang diinginkan.
Diagnosis pada pasien ini adalah..

a. Putus obat opioid


b. Putus minum alkohol
c. Putus obat cannabis
d. Putus obat amfetamin
e. Putus obat benzodiazepin
Pembahasan (1)
Amphetamine Withdrawal Syndrome
DSM-V diagnostic criteria for stimulant withdrawal are combined for amphetamine and cocaine though clinically there are
distinct differences. Acute withdrawal symptoms typically occur within 24 h after abrupt discontinuation of using high
amounts of amphetamine-type substances over a prolonged period of time.

Initial Symptoms Subsequent Symptoms

Insomnia
Intense craving Suicidal ideation
Depressive symptoms
Vivid, unpleasant dreams
Intense dysphoria Increased appetite
Decreased energy
Fatigue
Agitation
Hypersomnia
Anhedonia
Paranoia
Amphetamine Withdrawal Syndrome

Signs

Agitation Lethargy Irritability

Initial Symptoms Subsequent Symptoms

Insomnia
Intense craving Suicidal ideation
Depressive symptoms
Vivid, unpleasant dreams
Intense dysphoria Increased appetite
Decreased energy
Fatigue
Agitation
Hypersomnia
Anhedonia
Paranoia
Pembahasan (2)
Benzo Withdrawal Syndrome
Physical dependence can occur as early as 3–6 weeks of therapeutic dosing. Withdrawal appears to be more severe
after abrupt cessation of high dose benzodiazepines or rapid reduction of those with short half-lives. Withdrawal
symptoms may present within 6–8 hrs of decreasing levels of short acting benzos with half live less than 10 h, peaking in
intensity on the second day and resolving on days three and four. Withdrawal symptoms from longer acting
benzodiazepines may not present for a week, peaking on the second week and resolving on the third or fourth week.

Symptoms

• Poor concentration • Numbness/tingling • Twiches • Agitation


• Insomnia • Tremor • Abdominal distension • Irritability
• Sensory hypersensitivity • Tinnitus • Nausea/vomiting • Depresion
• Headache • Stiffness • Diarrhea • Psychosis
• Dizziness/light-headedness • Weakness • Loss of appetite/weight loss • Suicidal thoughts
Benzo Withdrawal Syndrome

Signs

• Akathisia & related physical restlessness • Tremor • Fasciculations • Seizure • Autonom instability
• Photophobia • Diaphoresis • Paresthesia • Catatonia • Coma

Symptoms

• Poor concentration • Numbness/tingling • Twiches • Agitation


• Insomnia • Tremor • Abdominal distension • Irritability
• Sensory hypersensitivity • Tinnitus • Nausea/vomiting • Depresion
• Headache • Stiffness • Diarrhea • Psychosis
• Dizziness/light-headedness • Weakness • Loss of appetite/weight loss • Suicidal thoughts
Pembahasan (3)
Opioid Withdrawal Syndrome
Their euphoric, sedating and anxiolytic effects make them common substances of abuse. Withdrawal typically occurs
between 6–48 h after cessation of use with longer acting substances (e.g., methadone) causing a more delayed
withdrawal. While intoxication and iatrogenic reversal can be life-threatening, natural withdrawal is not, requiring
supportive care only.

Symptoms Signs

Nausea Piloerecton
Dysphoria Rhinorrhea

Vomiting Mydriasis
Malaise Lacrimation

Muscle cramps Myalgia


Chills Increased bowel sounds

Insomnia Athralgia
Yawning Diarrhea
Pembahasan (4)
Cannabis Withdrawal Syndrome
Cannabis withdrawal occurs after cessation of prolonged and heavy cannabis use. Cannabis withdrawal causes
functional impairment which is dependent on symptom severity, and is predictive of relapse to cannabis. Onset of
symptoms is usually within 24–48 h of abstinence, typically reaching a peak within the first week.Symptoms may persist
for up to 3–4 weeks.

Symptoms Signs

Abdominal pain Restlessness


Anxiety Irritability

Sweating Shaking/tremor
Insomnia, Nightmares Anger, Agression

Fever, Chills Constricted/blunted affect


Decreased appetite, Weight loss Depressed affect

Headache Diaphoresis
Depression Nervousness, anxiety
Pembahasan (5)
Alcohol Withdrawal Syndrome
Low to moderate alcohol consumption produces euphoria and excitation via activation of glutamatergic
neurotransmission while higher concentrations produce severe intoxication via GABAergic mechanisms. Acute
withdrawal unmasks the hyper-excitatory state of the brain causing anxiety, agitation and autonomic activation
characteristic of AWS. AWS typically begin 1–3 days after the last drink.

Symptoms Signs

Nausea, Vomiting Auto(Tachycardia, tachypnea, Hypertension)


Anxiety Fever

Headache Seizures
Agitation Tremor

Visual, tactile, auditory hallucinations Delirium Tremens,


Irritability Ataxia

Delirium Wecnicke-Korsakoff Syndrome


Diaphoresis Hyper-reflexia
13. (Jessica Marcella
201706010073)
Pria 28 tahun datang dengan keluhan nyeri otot, diare,
keringatan, mata berair dan hidung berair. Pasien
mengaku sering keluar malam dan tidur larut malam.
Pasien mengaku mengkonsumsi obat-obatan dan
pasien tidak bisa jika tidak mengkonsumsi obat-obatan
tersebut.
Apa diagnosis pasien ini?

a. Withdrawal
b. Intoksikasi
c. Ketergantungan
d. Overdosis
e. Poisoning
A. Withdrawal
Kriteria diagnostik :

● Harus ada bukti yang jelas akhir - akhir ini menghentikan atau mengurangi penggunaan zat
psikoaktif, sesudah penggunaan berulangkali, dan biasanya telah berlangsung lama dan/atau
dalam jumlah yang banyak
● Keluhan dan gejala sesuai dengan gambaran keadaan putus zat psikoaktif tertentu
● keluhan dan gejala bukan disebabkan oleh kondisi medis yang tidak berkaitandengan penggunaan
zat psikoaktif dan bukan disebabkan oleh gangguan mental dan perilaku lain.
B. Intoksikasi

→ Suatu kondisi uang timbul akibat pengugunaan zat psikoaktif sehingga terjadi gangguan kesadaran,
fungsi kognitif, persepsi, afek, perilaku, atau fungsi dan respons psikofisiologis lainnya.

Kriteria diagnosis :

● Harus ada bukti nyata baru saja menggunakan zat psikoaktif dalam dosis yang cukup tinggi
sehingga menimbulkan intoksikasi
● harus ada keluhan atau gejala intoksikasi yang sesuai dengan kerja zat psikoaktif tertentu dan
harus cukup berat agar terjadi gangguan pada derajat kesadaranm kognisimm persepsi, suasana
perasaan atau perilaku yang secara klinis penting
● keluhan atau gejala yang tidak disebabkan oleh kondisi medis yang tidak berkaitan dengan
penggunaan zat psikoaktif dan bukan disebabkan oleh gangguan mental dan perilaku lain.
C. Ketergantungan
Terdapat tiga atau lebih gejala dibawah yang terjadi secara bersamaan paling sedikit 1 bulan lamanya,
jika kurang dari 1 bulan harus terjadi berulang - ulang dalam kurun waktu 12 bulan :

● Ada keinginan yang kuat atau merasa harus menggunakan zat psikoaktif
● Gangguan kemampuan untuk mengendalikan perilaku menggunakan zat psikoaktif dalam onset,
terminasi atau tingkat penggunaan zat psikoaktif dalam jumlah yang lebih banyak atau lebih lama
dari yang dikehendaki
● Adanya keadaan putus zat secara fisiologis bila zat psikoaktif yang dikurangi atau berhenti
menggunakan
● Ada bukti toleransi terhadap zat psikoaktif, sperti kebutuhan yang meningkat terhadap zat
tersebut
● Adanya preokupasi terhadap zat psikoaktif
● Tetap menggunakan zat tanpa menghiraukan adanya bukti nyata terdapat efek merugikan dari
penggunaan zat tersebut
D. Overdosis
→ Overdosis atau dikenal dengan istilah OD adalah kelebihan takaran pemakaian narkoba yang
menyebabkan seseorang dapat kehilangan kesadarannya

Beberapa gejala :

● Napas cepat dan pendet, sulit bernapas


● Mual dan muntah
● Diare
● Pusing
● Hilang keseimbangan
E. Poisoning
● Muntah-muntah.
● Nyeri perut.
● Diare.
● Sakit kepala.
● Mengantuk.
● Kejang.
● Nyeri di mulut atau tenggorokan.
● Sesak napas
14. (Amanda Wikumala
201706010074)
Laki-laki, usia 20 tahun di bawa ke IGD karena
dikeluhkan lemas, mual dan keringat dingin. Sebelumnya
pasien diketahui rutin menggunakan obat-obatan
narkotika. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/60
mmHg, N 98x/menit, RR 14 x/menit, T 36.8 C.

 Di praktik: periksaan penunjang


Apakah terapi yang dapat diberikan pada pasien?

a. Bilas lambung → dapat dilakukan pada kasus akut


b. Naloxone → antagonis opioid
c. Etanol
d. Infus RL → dapat digunakan pada pasien dengan
hipotensi
e. Natrium bicarbonate → untuk menetralisasi asam
lambung
Intoksikasi
opioid
Pasien memiliki riwayat
penggunaan zat secara
rutin, tidak ada riwayat
penghentian peggunaan
zat → intoksikasi zat,
sindrom ketergantungan
Intoksikasi opioid

DSM-5 dan ICD-10

Intoksikasi: suatu sindrom sementara karena konsumsi zat akut yang menghasilkan gejala
psikologis dan fisik yang signifikan. Perubahan tersebut akan hilang saat substansi
dieliminasi dari tubuh. Perubahan psikologis yang terjadi bervariasi pada setiap individu
Intoksikasi opioid
Gejala pasien → kondisi ketergantungan obat jenis depresan
Kelompok obat opioid: morfin, heroin, kodein, analgesik sintetik (pethidine dan metadon)
Tatalaksana intoksikasi opioid
Intoksikasi opioid merupakan keadaan darurat yang mengancam jiwa
Pasien biasanya mengalami penurunan kesadaran, depresi pernapasan, miosis pupil, hipotensi, penurunan
detak jantung, edema paru
Tujuan utama pengobatan: mempertahankan atau mengembalikan tanda vital dan segera mengembalikan
keadaan intoksikasi dengan antagonis opioid.
1. Nilai kondisi jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi segera
2. Pasang jalur intravena
3. Pada curiga konsumsi obat oral baru-baru ini, bilas lambung dapat dilakukan. Hindari aspirasi, pasien harus
diintubasi jika ada bukti depresi pernapasan
4. Naloxone 0,2-0,4 mg IV (onset 1 menit) → tidak ada respons → ulang setiap 2-3 menit → tidak ada respons
setelah total 10 mg, curiga penyebab lain
5. Semua pasien intoksikasi dirawat di rumah sakit dan dipantau minimal 24 jam, terutama jika dicurigai
mengonsumsi beberapa zat
Tatalaksana intoksikasi opioid
6. Pasien yang datang dengan gejala pneumonia interstitial atau edema paru diberikan oksigen, pertimbangkan
intubasi dan ventilasi. Diuretik dan digitalis tidak efektif dan harus dihindari
7. Setiap pasien intoksikasi harus menjalani evaluasi psikologis dan dirujuk untuk perawatan penyalahgunaan zat
15. (Teresa Catalina
201706010075)
Tn. Marvel 29 tahun dibawa keluarganya ke poli jiwa
karena bertingkah laku yang aneh. pasien sehari-hari
bisa diam dipojok ruangan selama 6 jam dan tidak
bergerak dan mengeluarkan suara tik tok tik tok, pasien
sangat susah digerakan dari tempatnya.
ketika anggota tubuh digerakan maka posisinya akan
tetap seperti itu. hal ini sudah berlangsung selama 2
bulan. menurut pengakuan keluarga pasien sejak 6
bulan yang lalu pasien mulai berbicara sendiri, dan
mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk diam.
Diagnosis dari pasien ini adalah?

a. Schizophrenia katatonik
b. schizophrenia kronik
c. schizophrenia residual
d. schizophrenia hebefrenik
e. schizophrenia simpleks
a. Schizophrenia katatonik: Gangguan psikomotor yang menonjol.
Diagnosis: Kriteria umum skizofrenia dengan satu atau lebih dari
perilaku berikut ini:
● Stupor/mutisme: amat berkurangnya reaktivitas terhadap
lingkungan & dalam gerakan serta aktivitas spontan
● Kegelisahan: aktivitas motor tak bertujuan, tidak dipengaruhi
oleh stimuli eksternal
● Berpose: mempertahankan sikap tubuh tertentu yang tidak
wajar
a. Schizophrenia katatonik: Gangguan psikomotor yang menonjol.
Diagnosis: Kriteria umum skizofrenia dengan satu atau lebih dari
perilaku berikut ini:
● Negativisme: perlawanan yang jelas tidak bermotif terhadap
semua instruksi/upaya untuk digerakkan
● Rigiditas: mempertahankan sikap tubuh yang kaku
● “Waxy flexibility”: mempertahankan posisi anggota gerak dan
tubuh yang dilakukan dari luar
● Gejala-gejala lain seperti Command automatism (ketaatan
secara otomatis terhadap perintah)
b.Schizophrenia kronik
c.Schizophrenia residual: gejala “negatif”, sedikitnya ada riwayat satu episode
psikotik di masa lampau, sedikitnya sudah melampaui kurun waktu 1 tahun di mana
intensitas & frekuensi gejala psikotik telah sangat berkurang.
d.Schizophrenia hebefrenik: perubahan afektif tampak jelas, perilaku tak
bertanggung jawab, aneh (bizzare) seperti tertawa sendiri, berpergian tanpa
busana
e.Schizophrenia simpleks: sejak awal hanya gejala negatif, tidak ada riwayat gejala
positif sebelumnya.
16. (Stevanie Sumarga
201706010076)
Ny. D, 33 tahun, datang dengan keluarganya dan dibawa
dengan keluhan pasien tampak seperti orang gila. Pasien
sering berbicara sendiri, tertawa sendiri, dan sering
mengatakan kalau dia sedang berjalan bersama Tom
Cruise dan makan-makan di Shanghai Garden.
Padahal tidak ada siapa-siapa disekitar pasien. Kejadian
terjadi seminggu ini dan pasien sering keluyuran di
lingkungan rumahnya setelah pasien baru saja bercerai
seminggu yang lalu.
apa kemungkinan diagnosis dari pasien ini ?
A. Skizofrenia hebefrenik
B. Skizofrenia paranoid
C. Depresi
D. Psikotik akut
E. Skizofrenia katatonik
Gangguan Psikotik Akut
Pedoman Diagnostik:
- onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang) → kasus gejala terjadi 1 minggu
- adanya sindrom yang khas (berupa “polimorfik” = beraneka ragam dan berubah cepat,
atau skizofrenia-like = gejala skizofrenia yang khas)
- adanya stres akut yang berkaitan (tdk selalu ada) → pada kasus, pasien baru saja
berverai 1 minggu lalu
- tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung
- tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode manik (F30)
atau episode depresif (F32) walaupun perubahan emosional dan gejala-gejala afektif
individual dapat menonjol dari waktu ke waktu
- tidak ada penyebab organik seperti trauma kapitis, delirium, atau demensia. tdiak
merupakan intoksikasi akibat penggunaan alkohol atau obat-obatan.
Pilihan jawaban lain:

A. Skizofrenia hebefrenik - gejala minimal 1 bulan, perilaku


aneh/bizarre, proses pikir mengalami disorganisasi, dan
pembicaraan tdk menentu (rambling) serta inkoheren
B. Skizofrenia paranoid - gejala minimal 1 bulan, halusinasi
dan/atau waham harus menonjol, ada suara
mengancam/memberi perintah (waham kejar, waham kendali,
waham kebesaran)
C. Depresi - gejala utama: afek depresif, kehilangan minat dan
kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju meningkatnya
keadaan mudah lelah dan menurunnya aktivitas
E. Skizofrenia katatonik - gejala minimal 1 bulan, salah satu
perilaku berikut harus mendominasi gambaran klinisnya (stupor,
gaduh gelisah, negativisme, rigiditas, fleksibilitas cerea, command
automatism)
17. (Hoo Felicia Davina
201706010077)
Ny Katniss 37 tahun, dibawa orang tuanya ke
puskesmas karena sulit makan sejak 2 bulan yang lalu.
Keluhan disertai tidak mau mandi dan banyak berdiam
diri di kamar mandi. Saat keluar dari kamar mandi
seluruh orang di rumahnya diminta untuk berkumpul
dan mendengarkan firmannya yang didapatkan selama
ia semedi di kamar mandi. Ny. K juga mengatakan
bahwa tidak seharusnya manusia biasa meragukan
kemuliaan titisan dewi murni seperti dirinya.
Psikopatologi yang paling menonjol pada pasien adalah.

A. Ilusi
B. Halusinasi
C. Grandiose
D. Gejala negatif
E. Waham kejar
Psikopatologi
1. Ilusi - Mispersepsi atau misinterpretasi terhadap stimulasi eksternal yang
nyata
2. Halusinasi - persepsi sensoris yang palsu yang terjadi tanpa stimulasi
eksternal yang nyata
3. Grandiose - gambaran kepentingan, kekuatan, atau identitas
seseorang yang berlebihan
4. Gejala negative - afek datar atau tumpul, anhedonia, apati, alogia, dan
kurangnya ketertarikan bersosialisasi
5. Waham kejar - keyakinan palsu bahwa pasien sedang diganggu, diikuti,
diawasi, diteropong, ditipu, diracuni, dipelet, disiksa, atau dihancurkan/
dibinasakan/ diruntuhkan
Dharmady A. Psikopatologi: dasar di dalam memahami tanda dan gejala dari suatu gangguan jiwa. 2nd ed. Jakarta: Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa dan Perilaku Fakultas
Kedokteran; 2009.
Ganti L, Kaufman M, Blitzstein M. First Aid for the Psychiatry Clerkship. 4th ed. New York: McGraw-Hill; 2016.
18. (Viona 201706010078)
Plutarch Heavensbee 23 tahun didiagnosis skizofrenia
paranoid, telah menjalani terapi obat dalam 3 tahun
terakhir. Dalam beberapa bulan ini, gejala paranoia dan
halusinasi auditoriknya menjadi lebih menonjol sehingga
psikiater memutuskan untuk meningkatkan dosis nya.
Ibu pasien kemudian memberitahu psikiater bahwa
pasien menjadi sering gelisah, mondar-mandir ke sana
kemari, kakinya bergerak tidak tenang saat duduk.
obat yang kemungkinan diberikan oleh dokter & obat
untuk mengatasi keluhan pasien
a. Fluoxetine + naloxone
b. Haloperidol + trihexyphenidil
c. Alprazolam + pralidoxime
d. Quetiapin + trihexyphenidil
e. Aripriprazole + olanzapine
Gejala psikotik pada pasien skizofrenia →
mencerminkan konvergensi proses patologis yaitu peningkatan transmisi
neuron dopamin, satu atau lebih faktor genetik yang mengubah mekanisme
neurotransmiter yang mengatur aktivitas neuron kortikal,
dan faktor non genetik

Hipotesis dopamin → Carlsson pada tahun 1950 dan 1958→ chlorpromazine dan
haloperidol → antagonisme terhadap reseptor dopamin pada postsinaptik

1. Freedman R. Schizophrenia. N Engl J Med. 2003;349(18):1738-1749


2. Hilal-Dandan R, Brunton L. Goodman and Gilman Manual of Pharmacology and Therapeutics, 2. McGraw Hill Professional, Philadelphia; 2013.
Mekanisme dari obat anti psikotik di otak → blokade reseptor dopamin

1. Hilal-Dandan R, Brunton L. Goodman and Gilman Manual of Pharmacology and Therapeutics, 2. McGraw Hill Professional, Philadelphia;
2013.
Penggolongan
antipsikotik
- Obat antipsikotik tipikal
- Obat antipsikoltik atipikal

1. Hilal-Dandan R, Brunton L. Goodman and Gilman


Manual of Pharmacology and Therapeutics, 2.
McGraw Hill Professional, Philadelphia; 2013.
Efek samping
obat antipsikotik

Obat-obatan seperti haloperidol lebih


dari 100 kali lebih kuat dari klorpromazin
sebagai agen antipsikotik → tetapi juga
lebih cenderung memiliki efek samping
parkinson yang disebabkan oleh blokade
dopamin di ganglia basal.

1. Freedman R. Schizophrenia. N Engl J Med. 2003;349(18):1738-


1749
Pada soal → sering gelisah, mondar mandir kesana kemari → akathisia
Kakinya tidak tenang saat duduk → tardive dyskinesia
Tatalaksana → dapat diberikan antiparkinsonian agents
1. Hilal-Dandan R, Brunton L. Goodman and Gilman Manual of Pharmacology and Therapeutics, 2. McGraw Hill Professional, Philadelphia;
2013.
Terdapat beberapa pilihan sebagai
managemen dari akhatisia dan
tardive diskinesia

Akhatisia → dengan pilihan pertama


menurunkan dosis terapi → pilihan
kedua mengganti terapi antipsikotik
→ pilihan ketiga dengan beta bloker
→ pilihan lain yaitu pemberian
antikolinergik dan benzodiazepin

Tardive diskinesia → dengan pilihan


pertama menurunkan dosis terapi →
pilihan kedua dengan vesicular
monoamine transporter 2 (VMAT2) →
pilihan ketiga dengan gingko biloba
atau clonazepam → pilihan lain yaitu
antikolinergik dan benzodiazepin

Stroup TS, Gray N. Management of common adverse effects of antipsychotic medications. World Psychiatry. 2018 Oct;17(3):341-56.
obat yang kemungkinan diberikan oleh dokter & obat
untuk mengatasi keluhan pasien

a. Fluoxetine + naloxone (Fluoxetine → SSRI; Naloxone →


blokade efek opioid)
b. Haloperidol + trihexyphenidil (Haloperidol → Antipsikotik
tipikal ; Trihexyphenidil → antikolinergik)
c. Alprazolam + pralidoxime (Alprazolam → Benzodiazepin ;
pralidoxime → antidotum untuk keracunan organofosfat)
d. Quetiapin + trihexyphenidil (Quetiapin → antipsikotik atipikal;
Trihexyphenidil → antikolinergik)
e. Aripriprazole + olanzapine (Aripriprazole → antipsikotik
atipikal; olanzapine → antipsikotik atipikal)
19. (Stefani Luziani 201706010079)
Ny. Coin didiagnosa schizophrenia oleh dokter jiwa.
sudah mengkonsumsi obat selama 6 bulan, menurut
keluarga pasien pasien tiba-tiba menjadi gemuk.
obat mana yang mungkin dikonsumsi ?

a. Clozapin : Anti-Psikosis Atipikal


b. Aripriprazole : Anti-Psikosis Atipikal
c. Amisulpride : Anti-Psikosis Atipikal
d. Risperidone : Anti-Psikosis Atipikal
e. Haloperidol : Anti-Psikosis Tipikal
Hipotesis:
Sindrom psikosis terjadi berkaitan dengan aktivitas neurotransmitter Dopamine
yang meningkat. (Hiperaktivitas sistem dopaminergik sentral)

Mekanisme kerja obat anti-psikosis:


➔ Anti-Psikosis Tipikal

mem-blokade Dopamine pada reseptor pasca-sinaptik di otak, khususnya di sistem


limbik dan sistem ekstrapiramidal (Dopamine D2 receptor antagonists), sehingga
efektif untuk gejala positif.

➔ Anti-Psikosis Atipikal

disamping berafinitas terhadap “Dopamine D2 Receptors”, juga terhadap “Serotonin


5 HT2 Receptors” (Serotonin-dopamine antagonists), sehingga efektif juga untuk
gejala negatif.
Sumber: Maslim, Rusdi. Paduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Psychotropic Medication) Edisi 2014. Cetakan 4 - Bagian
Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Halaman 19. Jakarta: 2014.
Belum terdapat mekanisme spesifik yang diidentifikasi sebagai penyebab dari peningkatan berat badan, namun
diduga sistem histamin dan serotonin memperantarai perubahan berat badan yang terkait dengan penggunaan
obat untuk depresi dan psikosis. Terutama penggunaan Clozapin dan Olanzapin.
Sumber: Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan & Sadock’s Synopsis of psychiatry behavioral sciences/clinical psychiatry. 11th ed.
Chapter 29 : Psychopharmacological Treatment . Page 914. Wolters Kluwer; 2015
Pilihan A

Pilihan D

Dari semua pilihan jawaban yg


Pilihan C
tersedia, Clozapin memiliki
Pilihan B
kemungkinan yang paling tinggi
Pilihan E
untuk menyebabkan peningkatan
berat badan.

Sumber: BAP guidelines on the management of weight gain, metabolic


disturbances and cardiovascular risk associated with psychosis and
antipsychotic drug treatment. Journal of Psychopharmacology 2016, Vol.
30(8) 717–48.
Apa yg sebaiknya
dilakukan?

“Antipsychotic switching”
Menggantikan Clozapin dengan obat
antipsikotik lainnya yang memiliki
kecenderungan lebih rendah untuk
menimbulkan efek peningkatan berat
badan, misalnya Ziprasidone, Lurasidone,
Aripriprazole, Amisulpride, dan
Asenapine.

Sumber: BAP guidelines on the management of weight gain, metabolic disturbances and cardiovascular risk associated with
psychosis and antipsychotic drug treatment. Journal of Psychopharmacology 2016, Vol. 30(8) 717–48.
20. (Patricia Kristina
201706010080)
Tn. Morphlings mengkonsumsi obat untuk masalah
kejiwaannya sejak 1 bulan yang lalu, pasien saat ini
mengeluarkan ekspresi wajah yang aneh, mata sering
mendelik ke atas, lidah sering menjulur keluar, dan
sering terjadi kedutan pada wajah pasien
apa yang dialami oleh pasien ini ?

a. acute dystonia
b. akathisia
c. parkinsonian syndrome
d. tardive dyskinesia
e. tardive dystonia
Obat yang kemungkinan menyebabkan
kondisi pasien adalah obat antipsikotik
tipikal yang dapat menyebabkan gejala
extrapyramidal. Contoh obat yang dapat
menyebabkan acute dystonia adalah:

● Chlorpromazine
● Trifuloperazine
● Haloperidol
Gejala Extrapyramidal
Merupakan salah satu efek samping tersering dari konsumsi obat penghambat reseptor
dopamin.
apa yang dialami oleh pasien ini ?
a. acute dystonia
b. akathisia → sulit diam, restless leg
c. parkinsonian syndrome → gejala mirip parkinson
seperti wajah tidak berekspresi, sulit berjalan, tremor
d. tardive dyskinesia → gerakan mulut mengunyah dan
mencucu, ireversibel
e. tardive dystonia → gejala distonia dalam jangka
waktu lama
21. (Gianina Mihardjo
201706010081)
efek samping dari clozapin

a. galaktorea → efek samping : Haloperidol, Risperidon


b. leucopenia
c. amenorrhea → efek samping : Asenapine
d. dry mouth → efek samping : Chlorpromazine,
Olanzapine
( e) Konstipasi
Obat Anti-Psikosis Atipikal
1. Benzamide : Supride
2. Dibenzodiazepine : CLOZAPINE, Olanzapine, Quetiapiene, Zotepine
3. Benzisoxazole : Risperidon, Aripiprazole

Sumber: Maslim, Rusdi. Paduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Psychotropic Medication) Edisi 2014. Cetakan 4 - Bagian
Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Jakarta: 2014.
Sumber: Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan & Sadock’s Synopsis of psychiatry behavioral sciences/clinical psychiatry. 11th ed.
Chapter 29 : Psychopharmacological Treatment . Page 1030. Wolters Kluwer; 2015
Sumber: Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan & Sadock’s Synopsis of psychiatry behavioral sciences/clinical psychiatry. 11th ed.
Chapter 29 : Psychopharmacological Treatment . Page 1030. Wolters Kluwer; 2015
Sumber: Stahl, S., Grady, M. and Muntner, N., n.d. Stahl's Essential Psychopharmacology.
Sumber: Stahl, S., Grady, M. and Muntner, N., n.d. Stahl's Essential Psychopharmacology.
22. (Michelle Defandi
201706010082)
Ny. Jet, 21 tahun, sering kali berpergian. Minggu
kemarin pasien baru saja travelling keliling Jawa
menggunakan mobil bersama teman-temannya. Minggu
ini pasien mau pergi ke Singapura dan langsung ke
Thailand 3 hari setelahnya. Lalu mau ke Jepang lagi
setelahnya.
Suami pasien mengeluhkan kalau pasien terlalu sering
jalan-jalan dan akhirnya membawa istrinya ke psikiater.
Apa kemungkinan diagnosis pasien ini?

a. Piromania
b. Wanderlust
c. Kleptomania
d. Histeria
e. Manik
Wanderlust - Dromomania
● Dromomania was a historical psychiatric diagnosis whose primary symptom was
uncontrollable urge to walk or wander. Non-clinically, the term has come to be used to
describe a desire for frequent traveling or wanderlust.
● An uncontrollable impulse to wander or travel.
○ [G. dromos, a running, + mania, insanity]
● DSM V : Clinical travel addiction

Have, Henk A.M.J. ten (2000-06-01). "Medicine's reality". Medicine, Health Care and Philosophy. 3 (1): 1–2.
Farlex Partner Medical Dictionary. (2012)
DSM V
23. (Leonard Christianto
201706010083)
Tn. Matora, 56 tahun, datang dibawa istrinya berobat
karena selama 3 bulan ini sering murung. Pasien
kehilangan minat dalam hobi yang dulu ditekuninya.
Pasien mengaku merasa dirinya tidak berguna, tidak
nafsu makan dan sulit tidur.
Pasien menyangkal adanya ide bunuh diri. Berdasarkan
catatan medis didapatkan riwayat penyakit pasien
adalah CHF fc NYHA II
Terapi apa yang paling tepat diberikan pada pasien ini?

a. Venlafaxine 2x37,5 mg PO
b. Chlordiazepoxide 3x10 mg PO
c. Alprazolam 1x0,5 mg PO
d. Amoxapin 3x25 mg PO
e. Citalopram 2x10 mg PO
Gejala Depresi
Gejala Mayor: Gejala Minor:

- afek depresif - konsentrasi & perhatian berkurang


- kehilangan minat dan kegembiraan - harga diri & kepercayaan diri berkurang
- berkurangnya energi → mudah lelah dan - gagasan rasa bersalah & tidak berguna
aktivitas menurun - pandangan masa depan suram &
pesimistik
Tn. Matora, 56 tahun, datang dibawa - gagasan / perbuatan membahayakan diri
istrinya berobat karena selama 3 bulan ini atau bunuh diri
sering murung. Pasien kehilangan minat - gangguan tidur
dalam hobi yang dulu ditekuninya. Pasien - penurunan nafsu makan
mengaku merasa dirinya tidak berguna,
tidak nafsu makan dan sulit tidur.
Farmakologis
– SSRI: fluoxetine, sertraline, paroxetine, citalopram

– SNRI: duloxetine, venlafaxine

– Antidepresan atipikal: bupropion, mirtazapine

– Antidepresan trisiklik: amitriptilin, imipramine, trimipramine

Pada pasien ini, terdapat riwayat penyakit kardiovaskular (CHF FC NYHA II) maka dari itu, pemilihan
terapi farmakologis yang tepat adalah SSRI.
Terapi apa yang paling tepat diberikan pada pasien ini?
a. Venlafaxine 2 x 37,5 mg PO → golongan SNRI
b. Chlordiazepoxide 3 x 10 mg PO → golongan BZD
c. Alprazolam 1 x 0,5 mg PO → golongan BZD
d. Amoxapin 3 x 25 mg PO → golongan TCA
e. Citalopram 2x10 mg PO
24. (Linda Gunawan
201706010084)
Nn. Mentos, 24 tahun, datang dengan keluhan sering
mengantuk sejak 2 bulan yang lalu. Pasien mengaku
sudah cukup tidur hingga 12-14 jam per hari namun
keesokan harinya merasa tidak segar.
Pasien juga mengaku nafsu makannya meningkat hingga
2-3 porsi setiap kali makan, sehingga berat badan pasien
naik 8 kg dalam 1 bulan ini.
Sehari-hari pasien tampak mengurung diri, mudah
merasa tersinggung dan terkadang merasa diri tidak
berguna. Pasien baru bersedia keluar kamar dan tertawa
apabila dibelikan makanan kesukannya.
Diagnosis yang paling tepat pada pasien ini adalah…

a. Atypical depression
b. Hipersomnia → Kondisi cukup tidur tapi tetap merasa mengantuk dan kelelahan pada siang
hari.

c. Melancholic depression → depresi yang ditandai dengan gejala anhedonia berat ,


terbangun pagi, penurunan berat badan, dan perasaan bersalah yang mendalam (sering karena
peristiwa sepele)

d. Gangguan bipolar → gangguan mood berupa adanya 2 episode gejala pada 1 waktu
tertentu berupa peninggian mood dan energi (mania/hipomania), dan pada 1 waktu lain berupa penurunan
mood dan energi (depresi), dimana terdapat periode remisi penuh diantara kedua gejala

e. Neurotic depression / distimia → gangguan depresi menetap , dengan adanya


mood depresi yang berlangsung hampir sepanjang hari dan terus menerus setidaknya selama 2 tahun
Pembahasan

Atipical Depression → bagian dari Major Depressive Disorder → Minimal gejala menetap selama 2 minggu

Criteria Diagnosis Atipical Depression:

A. Reaktivitas mood (mood membaik setelah adanya peristiwa positif)


B. Dua (atau lebih) dari gejala berikut:
a. Kenaikan berat badan yang signifikan atau peningkatan nafsu makan.
b. Hipersomnia
c. Leaden paralysis ( Perasaan berat di lengan atau kaki)
d. Penolakan sensitivitas interpersonal jangka panjang (tidak terbatas pada episode ganguan
mood) yang menyebabkan gangguan pekerjaan/sosial yang signifikan
C. Kriteria tidak sesuai dengan gambaran melancolic atau dengan katatonia selama episode
yang sama.
25. (Samantha Hadiono
201706010086)
Tn. Vijay, 43 tahun, dibawa ke poli psikiatri karena tidak
mau makan selama 4 hari. Pasien juga sudah mengurung
diri di kamar selama 2 minggu karena merasa malu
dengan dirinya dan menganggap dirinya tidak berguna.
Hal ini berkali-kali terjadi pada pasien sejak 3 tahun
yang lalu, walaupun terkadang pasien sempat kembali
beraktivitas normal selama 2-3 bulan sebelum kondisi
ini kambuh lagi.
Diagnosis yang sesuai dengan kondisi pasien adalah…

a. Siklotimia
b. Gangguan bipolar episode kini depresi
c. Depresi neurosis
d. Skizoafektif
e. Major depressive disorder
Gejala Depresi

Gejala Mayor: Gejala Minor:

- konsentrasi & perhatian berkurang


- afek depresif
- harga diri & kepercayaan diri berkurang
- kehilangan minat dan - gagasan rasa bersalah & tidak berguna
kegembiraan - pandangan masa depan suram &
- berkurangnya energi → mudah pesimistik
lelah dan aktivitas menurun - gagasan / perbuatan membahayakan diri
atau bunuh diri
- gangguan tidur
- penurunan nafsu makan
Ringan Sedang Berat
- mayor 2 + minor 2 - mayor 2 + minor 3 - mayor 3 + minor 4
- tidak ada gejala - durasi min 2 minggu - durasi min 2 minggu,
berat diantaranya - gangguan nyata namun bila gejala
- durasi min 2 minggu pada pekerjaan sangat berat dan
- onset sangat cepat,
pengaruh pada
bisa ditegakkan < 2
pekerjaan hanya
minggu
sedikit
- pengaruh pada
pekerjaan hanya
sedikit
Distimia / Depresi Neurosis
Pedoman diagnosis:

- afek depresif yang berlangsung sangat lama yang tidak pernah / jarang sekali cukup parah untuk
memenuhi kriteria gangguan depresif berulang ringan atau sedang
- biasanya mulai pada usia dini dari masa dewasa dan berlangsung sekurang-kurangnya beberapa
tahun, kadang-kadang untuk jangka waktu tidak terbatas
- kalau ini terjadi pada usia lanjut, gangguan ini seringkali merupakan kelanjutan dari episode
depresi tersendiri dan berhubungan dengan masa berkabung atau stres lain yang tidak jelas
26. I Gede Bagus Sentosa
(201706010088)
Perempuan usia 27 tahun dibawa ke dokter karena
terus menangis dan hanya mengurung diri di kamar.
Pasien berkali-kali mengatakan ingin mati saja. 1 tahun
sebelumnya pasien dikatakan pernah tidak tidur berhari-
hari dan berdandan menor. Pada saat pemeriksaan tidak
didapatkan adanya halusinasi.
Apakah diagnosis pasien tersebut?

a. Distimia
b. Depresi berat tanpa gejala psikotik
c. Bipolar edisi kini depresi
d. Skizoafektif tipe depresi
e. Depresi dengan gejala psikotik
BIPOLAR

Terjadinya 2 episode berturutan dimana terjadi elevasi mood → peningkatan


energi dan aktivitas (mania/hipomania) 2 minggu sampai 4-5 minggu dan
penurunan mood → penurunan enerrgi dan aktivitas (depresi) hingga 6 bulan.
Pilihan lainnya

a. Distimia → depresinya belum lama


b. Depresi berat tanpa gejala psikotik → tidak ada
gejala psikotiknya
c. Skizoafektif tipe depresi → tidak memenuhi kriteria
d. Depresi dengan gejala psikotik → tidak ada gejala
psikotik
DISTIMIA  MOOD DEPRESI KRONIK, DPT
SEPANJANG HIDUP
27. Cerellia Clarissa
(201706010089)
Perempuan usia 30 tahun terdiagnosis depresi setelah
diselingkuhi oleh suaminya. Pasien tersebut
mendapatkan terapi berupa fluoxetine.
Bagaimana mekanisme kerja obat tersebut?

a. Dopamin antagonist receptor


b. Agonist dopamine
c. Mood stabilizer
d. Monoamine oxidase inhibitors
e. Selective serotonin reuptake inhibitor
OBAT ANTI-DEPRESI
golongan :

1. trisiklik → e.g. amitriptilin, imipramine, clomipramine


2. tetrasiklik → e.g. maprotiline, mianserin, amoxapine
3. MAOI-reversible → e.g. moclobemide
4. SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitor) → e.g. sertraline, paroxetine,
fluvoxamine, fluoxetine, citalopram
5. SNRI (selective norepinephrine re-uptake inhibitor) → venlafaxine, duloxetine
6. melatonergic → agomelatine
7. atipikal → trazodone, mirtazapine
sumber : Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik
PILIHAN JAWABAN LAIN

a. Dopamin antagonist receptor → antipsikotik (e.g.


chlorpromazine, olanzapine, risperidone, dll.)
b. Agonist dopamine → pada penyakit Parkinson (e.g.
bromokriptin, pramipexole,dll.)
c. Mood stabilizer→ obat antimania (e.g. lithium carbonate)
d. Monoamine oxidase inhibitors → MAOI - Reversible (e.g.
moclobemide)
28. Shanen Ribkha
(201706010091)
Seorang perempuan, 30 tahun, datang diantar kakaknya
karena menyiram air panas ke anak tetangga karena
mendengar bisikan bahwa anak tetangga penyebab
dirinya bercerai 3 minggu lalu. Semenjak bercerai pasien
sering murung dan sulit tidur. Pasien merasa tidak
bersemangat dan sering mengurung diri di rumah.
Apakah diagnosis yang tepat untuk pasien tersebut?

a. Episode depresi berat dengan gejala psikotik


b. Gangguan bipolar episode kini depresi dengan gejala
psikotik
c. Skizofrenia hebefrenik
d. Skizofrenia paranoid
e. Episode depresi sedang dengan gejala psikotik
Gangguan Depresi

Gejala utama (3M)

- Afek depresi (Mood)


- Kehilangan minat dan kegembiraan (Minat)
- Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya
aktivitas (Motivasi)
Gangguan Depresi

Gejala lainnya :

- Konsentrasi dan perhatian berkurang


- harga diei dan kepercayaan diri berkurang
- gagasan tentang ras bersalah dan tidak berguna
- pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
- gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri
- tidur terganggu
- nafsu makan berkurang
Gangguan Depresi

Episode depresi ringan

- minimal 2 dari 3 gejala utama


- ditambah minimal 2 dari gejala lainnya
- tidak boleh ada gejala berat diantaranya
- durasi minimal 2 minggu
- hanya terdapat sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial
yang biasa dilakukan
Gangguan Depresi

Episode depresi sedang

- minimal 2 dari 3 gejala utama


- ditambah 3-4 dari gejala lainnya
- tidak boleh ada gejala berat diantaranya
- durasi minimal 2 minggu
- kesulitan yang nyata dalam pekerjaan, urusan rumah tangga dan
kegiatan sosial yang biasa dilakukan
Gangguan Depresi

Episode depresi berat tanpa gejala psikotik

- semua 3 gejala utama ada


- ditambah 4 dari gejala lainnya dan beberapa intensitas berat
- tidak boleh ada gejala berat diantaranya
- durasi minimal 2 minggu
- tidak mungkin melakukan fungsi sosial sehari-hari
Gangguan Depresi

Episode depresi berat dengan gejala psikotik

- episode depresi berat yang memenuhi kriteria di atas


- ditambah waham atau halusinasi, waham biasanya melibatkan ide
tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan
pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik
atau olfatorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh,
atau bau kotoran atau daging busuk
Pilihan jawaban lain :

b. Gangguan bipolar episode kini depresi dengan gejala psikotik → tidak


ada riwayat gejala manik

c. Skizofrenia hebefrenik → kasus lebih dominan gejala afek dan pada


hebefrenik lebih menonjol waham bizzare disertai halusinasi, durasi 1
bulan

d. Skizofrenia paranoid → dominan waham kejar, waham curiga, disertai


halusinasi, durasi 1 bulan

e. Episode depresi sedang dengan gejala psikotik → tidak ada klasifikasi


ini
29. Reynaldi Winata
(201706010092)
Ny. Skyla, 30 tahun datang diantar suaminya berobat
karena sejak 1 bulan terakhir mengurung diri di kamar.
Suami pasien mengatakan pasien tampak lesu, tidak
bertenaga, dan tidak mau melakukan pekerjaan rumah
sama sekali.
Sekitar 4 bulan yang lalu, pasien pernah merasa sangat
bersemangat dan didapati belanja baju hingga 20 stel di
mall dan semalaman tidak tidur dan hanya terus
mencoba baju terus menerus sambil diunggah ke
sebuah media sosial.
Pada pemeriksaan status mental, riwayat melihat
bayangan-bayangan aneh, mendengar suara-suara aneh,
maupun mendapat ide untuk mengakhiri hidupnya
disangkal oleh pasien.
Apakah tatalaksana yang tepat untuk pasien ini?

a. Haloperidol 2x 5mg PO dan Fluoksetin 1 x 40 mg


PO
b. Sertralin 1x 50 mg PO dan litium karbonat 2x90 mg
PO
c. Fluoksetin 1 x 30 mg PO dan litium karbonat 2x
600 mg PO
d. Litium karbonat 3x 600 mg PO
e. Haloperidol 2x 5mg PO dan litium karbonat 2x 500
Gangguan Bipolar
● Gangguan dengan episode berulang (minimal 2 episode) dimana afek
pasien dan tingkat aktivitasnya terganggu
● Pada waktu tertentu :
○ Peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania
atau hipomania), atau pada waktu lain
○ Penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas (depresi)
● Ciri khas :
○ Ada periode penyembuhan sempurna antar episode
○ Episode manik → mulai tibatiba, berlangsung 2 minggu sampai 4-5
bulan
○ Episode depresi berlangsung lebih lama (sekitar 6 bulan)
● Episode kini hipomanik
○ Episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania
● Episode kini manik tanpa gejala psikotik
○ Episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala
psikotik
● Episode kini manik dengan gejala piskotik
○ Episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan
gejala psikotik
● Episode kini depresif ringan atau sedang
○ Episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif
ringan ataupun sedang
● Episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik
○ Episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif
berat tanpa gejala psikotik
● Episode kini depresif berat dengan gejala psikotik
○ Episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif
berat dengan gejala psikotik

● Setiap episode → harus ada sekurang-kurangnya 1 episode afek lain


(hipomanik, manik, depresif, atau campuran) di masa lampau
● Hipomania
○ Derajat gangguan lebih ringan dibanding mania
○ Afek yang meninggi atau berubah disertai dengan peningkatan aktivitas
○ Menetap selama minimal beberapa hari berturut-turut
○ TIdak disertai halusinasi atau waham
○ Pengaruh terhadap kegiatan sehari-hari tidak begitu nyata, apabila
gangguan sehari-hari berat mana dapat didiagnosis mania
● Mania tanpa gejala psikotik
○ Episode sekurang-kurangnya 1 minggu
○ Cukup berat sampai mengacaukan hampir seluruh atau seluruh pekerjaan
dan aktivitas sosial yang biasa dilakukan
○ Perubahan afek → disertai energi yang bertambah sehingga terjadi
aktivitas berlebihan, percepatan dan kebanyakan bicara, kebutuhan tidur
yang berkurang, ide-ide perihal kebesaran/”grandiose ideas” dan terlalu
optimistik
Depresi
● Gejala utama
○ Afek depresif
○ Kehilangan minat dan kegembiraan
○ Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan
menurunnya aktivitas
● Gejala lainnya
○ Konsentrasi dan perhatian berkurang
○ Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
○ Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
○ Pandangan masa depan yang suram dan pesimistik
○ Gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri
○ Tidur terganggu dan nafsu makan berkurang
● Sekurang-kurangnya 2 minggu (periode lebih pendek dapat dibenarkan apabila gejala
luar biasa beratnya)
Tatalaksana medikamentosa

● Episode manik/hipomanik
○ Mood stabilizer (litium karbonat, 2-3x 300-600 mg PO)
● Episode depresi
○ Anti depresan (SSRI: fluoksetin, sertralin), dan
○ Mood stabilizer (litium karbonat)
Pilihan jawaban lain

a. Haloperidol 2x 5mg PO dan Fluoksetin 1 x 40 mg


PO → tidak memerlukan antipsikotik
b. Sertralin 1x 50 mg PO dan litium karbonat 2x90 mg
PO → dosis litium karbonat kurang tepat
c. Litium karbonat 3x 600 mg PO → memerlukan
antidepresi pada episode depresi
d. Haloperidol 2x 5mg PO dan litium karbonat 2x 500
mg PO → tidak memerlukan antipsikotik
30. Franklind
(201706010094)
Tn. Thresh 21 tahun datang ke dokter dengan keluhan
berdebar-debar sejak 6 bulan. Keluhan disertai rasa
cemas dan sulit tidur. Keluhan muncul sepanjang hari
disertai keringat dan kaki terasa dingin.
Pasien sering memikirkan masa depan, tentang
keluarga, dan kehidupan sehari-hari pasien. Pasien tidak
mengetahui cara menghilangkan dan penyebab dari
keluhannya.
Diagnosis yang tepat?

A. Depresi sedang dengan somatoform


B. Gangguan somatoform
C. Gangguan cemas menyeluruh
D. Skizoafektif
E. Serangan phobic
Gangguan Cemas Menyeluruh
● Penderita menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap
hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, tidak terbatas pada situasi tertentu
saja
● Gejala mencakup unsur kecemasan, ketegangan motorik, dan hiperaktivitas otonom
● Gejala minimal berlangsung selama 6 bulan
● Berdasarkan penjelasan ini, maka pasien pada kasus sesuai dengan diagnosis Gangguan
cemas menyeluruh
Pilihan jawaban lain
A. Depresi sedang dengan somatoform → diagnosis tidak ada di PPDGJ-III
● Kalau kriteria depresi sedang sebagai berikut :
● Minimal 2 dari 3 gejala utama ditambah minimal 3 (sebaiknya 4) dari gejala lainnya
● Gejala utama : afek depresif, kehilangan minat, berkurangnya energi/menurunnya aktivitas
● Gejala lainnya : konsentrasi berkurang, kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang rasa bersalah
dan tidak berguna, pandangan masa depan suram, ide bunuh diri, ganguan tidur, napsu makan
berkurang
● Berlangsung minimal 2 minggu
Pilihan jawaban lain
B. Gangguan somatoform

● Adanya keluhan fisik berulang-ulang disertai permintaan pemeriksaan medik


meskipun sudah berkali-kali dinyatakan tidak ditemukan kelainan yang mendasari
keluhannya.
● penderita menyangkal dan menolak untuk membahas kaitan keluhan fisiknya dengan
problem kehidupan yang dialami
Pilihan jawaban lain
D. Skizoafektif

● Ditegakkan apabila adanya skizofrenia dan gangguan afektif yang sama-sama


menonjol pada saat yang bersamaan, atau dalam beberapa hari yang satu sesudah
yang lain dalam episode penyakit yang sama.

E. Serangan phobic → tidak ada diagnosis ini


31. Bryan Arista Hartono
(201706010095)
Terapi yang cocok untuk Tn. Thresh adalah

A. Cognitive behavioural therapy


B. Cognitive behavioural therapy + placebo
C. Cognitive behavioural therapy + diazepam
D. Cognitive behavioural therapy + alprazolam
E. Cognitive behavioural therapy + fluoxetine
Diagnosis: Gangguan Cemas Menyeluruh
Tatalaksana:
non medikamentosa:
cognitive behaviour therapy (CBT)

medikamentosa:
lini pertama: SSRI (Floxetine 10-40mg/hari), SNRI (Duloxetine 40-60
mg/hari)
lini kedua: TCA (Amitriptilin)
lini ketiga: MAOIs (Phenelzine)
augmentasi: Benzodiazepine (Alprazolam, Diazepam)
Pilihan jawaban lain

A. Cognitive behavioural therapy → perlu diberikan medikamentosa

B. Cognitive behavioural therapy + placebo → perlu diberikan medikamentosa

C. Cognitive behavioural therapy + diazepam → golongan benzodiazepin,


augmentasi

D. Cognitive behavioural therapy + alprazolam → golongan benzodiazepin,


augmentasi
32. Suryanto
(201706010096)
Tn. Finnick, 22 tahun, datang berobat karena merasa tidak nyaman
dan gelisah setiap kali naik lift ataupun berada di tempat yang
tertutup. Setiap kali dalam kondisi tersebut, pasien merasa
berdebar debar, berkeringat dingin, dan terkadang berteriak
histeris meminta pertolongan. Keluhan ini sudah dialami pasien
sejak usia 10 tahun.
Apa terapi yang paling tepat untuk pasien ini?

A. Terapi Relaksasi
B. Flooding Therapy
C. Hipnoterapi
D. Sleep Hygiene
E. Exposure Therapy
Analisis kasus

Kata kunci pada kasus :


Pasien merasa tidak nyaman dan gelisah (berdebar-
debar/keringat dingin) setiap kali naik lift ataupun berada di
tempat yang tertutup dan sudah terjadi selama 12 tahun.
Diagnosis : fobia spesifik (Claustrophobia)
DSM-5 : Kriteria diagnosis fobia spesifik

● Perasaan cemas/takut yang jelas terhadap objek/situasi yang spesifik (misalnya


ketinggian, binatang, darah)
● objek/situasi fobik selalu mencetuskan perasaan takut/cemas dengan segera
● pasien berusaha menghindari objek/situasi fobik
● rasa takut/cemas yang timbul tidak sebanding dengan tingkat bahaya yang
sebenarnya akibat objek/situasi fobik
● perasaan takut, cemas/menghindari ini timbul minimal selama 6 bulan
● perasaan takut, cemas/menghindari menimbulkan distress
● gangguan ini tidak dapat dijelaskan oleh gangguan mental lainnya
Terapi : Exposure therapy

● Terapi fobia yang paling efektif adalah terapi perilaku (Kaplan), yaitu
dengan melakukan desensitisasi terhadap objek/situasi fobik
● Dalam terapi perilaku/exposure therapy dilakukan identifikasi
objek/situasi fobik yang menimbulkan rasa cemas/takut paling ringan
hingga paling berat
● Pasien dihadapkan dengan objek/fobia tersebut secara bertahap
sambil diajarkan bagaimana cara untuk tetap tenang dalam
menghadapi objek/situasi fobik tersebut
A. Terapi Relaksasi → merupakan komponen dari exposure
therapy (salah satunya dengan cara melakukan peregangan otot
jika terjadi ketegangan otot atau bisa juga dengan mengatur
pernapasan)
B. Flooding Therapy → pasien dihadapkan secara langsung
dengan objek/situasi fobik yang menimbulkan rasa cemas/takut
paling berat (tidak secara bertahap) selama mungkin hingga
pasien tidak merasa takut lagi.
C. Hipnoterapi → pasien diberikan sugesti bahwa objek/situasi
fobik bukan merupakan hal yang berbahaya
D. Sleep Hygiene → terapi untuk insomnia
33. Andrea
(201706010097)
Tn. Houndoom, 38 tahun, dibawa istrinya ke IGD karena
tiba-tiba terbangun malam hari sambil berteriak.
Keluhan ini sudah dirasakan sejak 4 hari yang lalu.
Saat terbangun, pasien merasa kelelahan dan sangat
berkeringat. Pasien tidak mengingat mimpinya, menurut
istri pasien, saat tidur pasien beberapa kali memukuli
dirinya sendiri.
Pernyataan yang tepat adalah..

a. Gangguan yang dialami pasien disebut sebagai


pavor nocturnus
b. Penyakit ini dapat disertai dengan adanya serangan
kantuk tiba-tiba pada pagi hingga sore hari
c. Penyakit ini disebut sebagai nightmare
d. Tanda patognomonik penyakit ini adalah terbangun
tiba-tiba pada malam hari
e. Penyakit ini dapat disertai dengan berjalan sambil
tidur
F51 GANGGUAN TIDUR NON-ORGANIK
Berdasarkan PPDGJ-III, kelompok gangguan ini termasuk:
(a) “dysomnia” : kondisi psikogenik primer; gangguan utamanya adalah jumlah, kualitas, atau waktu
tidur yang disebabkan oleh hal-hal emosional
(b) “parasomnia” : peristiwa episodik abnormal yang terjadi selama tidur

F51.0 Insomnia non-organik F51.4 Teror tidur (night terrors)


F51.1 Hipersomnia non-organik F51.5 Mimpi buruk (nightmares)
F51.2 Gangguan jadwal tidur jaga non- F51.8 Gangguan tidur non-organik
organik lainnya
F51.3 Somnabulisme (sleep walking) F51.9 Gangguan tidur non-organik YTT
F51.4 Teror Tidur (Night Terrors)
Pedoman Diagnostik (menurut PPDGJ-III):
● Gambaran klinis di bawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti:
(a) gejala utama adalah satu atau lebih episode bangun dari tidur, mulai dengan berteriak karena
panik, disertai anxietas yang hebat, seluruh tubuh bergetar, dan hiperaktivitas otonomik
seperti jantung berdebar-debar, napas cepat, pupil melebar, dan berkeringat;
(b) episode ini dapat berulang, setiap episode lamanya berkisar 1 - 10 menit, dan biasanya
terjadi pada sepertiga awal tidur malam;
(c) secara relatif tidak bereaksi terhadap berbagai upaya orang lain untuk memengaruhi
keadaan teror tidurnya, dan kemudian dalam beberapa menit setelah bangun biasanya
terjadi disorientasi dan gerakan-gerakan berulang;
(d) ingatan terhadap kejadian, kalaupun ada, sangat minimal (biasanya terbatas pada satu atau
dua bayangan-bayangan yang terpilah-pilah);
(e) tidak adanya bukti gangguan mental organik
Beberpa jenis parasomnia lainnya menurut DSM-5
● Somnabulism (sleep walking): seseorang bergerak dari tempat tidur dan berjalan; tanpa keadaan
terbangun sepenuhnya
● Sleep terrors: seseorang terbangun (biasanya terduduk) secara mendadak dengan ketakutan,
diawali dengan berteriak atau menangis; tidak respon terhadap stimulus; ingatan muncul berupa
cuplikan-cuplikan saja
● Nightmare: seseorang terbangun secara mendadak dari tidur,mampu mengingat mimpinya
● Beberapa jenis lain yang lebih jarang seperti REM behavior disorder, sleep paralysis

Dalam Kaplan (11th Edition), sleep terrors dapat pula disebut sebagai pavor nocturnus, incubus, atau
night terrors.
Pilihan jawaban lain:

● Penyakit ini dapat disertai dengan adanya serangan kantuk tiba-tiba pada pagi hingga sore
hari → narkolepsi; seseorang tidak dapat menahan rasa kantuk
● Penyakit ini disebut sebagai nightmare → nightmare atau mimpi buruk; dapat mengingat
mimpinya
● Tanda patognomonik penyakit ini adalah terbangun tiba-tiba pada malam hari → bukan
merupakan tanda patognomonik dari sleep terror
● Penyakit ini dapat disertai dengan berjalan sambil tidur → somnabulisme
34. Christian Bobby
Irianto (201706010098)
Tn. Boboin, 23 tahun, mengeluh sulit berkonsentrasi
saat kuliah sejak 2 minggu yang lalu. Pasien merasa
sering terbangun beberapa kali setiap tidur pada tengah
malam. Walaupun akhirnya dapat tidur lagi, namun hal
ini sangat mengganggu pasien.
Pasien mencoba merokok, minum bir dan berolahraga
sebelum tidur agar dapat tidur nyenyak namun ternyata
tidak ada hasilnya. Pada pemeriksaan tidak didapatkan
adanya kelainan
Diagnosis yang sesuai dengan kondisi pasien adalah..

a. Early insomnia
b. Middle insomnia
c. Late insomnia
d. Hipersomnia
e. Parasomnia
INSOMNIA
Diagnosis (DSM V):
A. Keluhan adanya gangguan kuantitas dan kualitas tidur, berhubungan dengan 1 atau lebih gejala:
a. Kesulitan memulai tidur
b. Kesulitan dalam mempertahankan tidur
c. Terbangun lebih awal dan tidak bisa kembali tidur

B. Gangguan tidur menyebabkan gangguan dan hendaya sosial, pekerjaan, akademik, perilaku, dan
aspek penting lainnya
C. Gangguan tidur terjadi setidaknya 3 malam setiap minggu
D. Gangguan tidur setidaknya muncul selama minimal 3 bulan
E. Gangguan tidur terjadi meskipun adanya kesempatan yang adekuat untuk tidur
F. Insomnia tidak terjadi bersamaan dengan gangguan siklus tidur lainnya
G. Insomnia tidak terjadi sebagai akibat dari penggunaan zat tertentu
H. Insomnia tidak berhubungan dengan kondisi mental dan medis lainnya
INSOMNIA

Insomnia berdasarkan Kaplan (11th edition) diartikan sebagai kesulitan dalam memulai /
mempertahankan tidur

DSM-V juga menjelaskan pembagian dari Insomnia, menjadi:


1. Sleep Onset Insomnia (Initial Insomnia) → melibatkan kesulitan dalam memulai tidur
2. Sleep Maintenance Insomnia (Middle Insomnia) → sering terbangun di tengah siklus tidur
3. Late Insomnia → terbangun dari tidurnya lebih awal dan tidak bisa kembali tidur
Pilihan jawaban lain:

a. Early insomnia → Kesulitan memulai tidur


b. Late insomnia → terbangun dari tidur dan tidak bisa memulai tidur lagi
c. Hipersomnia → rasa kantuk berlebih / serangan kantuk / transisi yang
lama untuk masuk ke fase sadar penuh saat terbangun, meskipun
siklus tidur sudah adekuat
d. Parasomnia → dikarakteristikkan dengan keluhan adanya kejadian
yang tidak biasa selama tidur yang dapat membangunkan pasien dan
sulit melanjutkan tidur
35. Adira Nathania
Riahta (201706010099)
Tn. Sakamoto, 26 tahun, berkonsultasi dengan dokter
mengenai kondisi dirinya. Pasien mengeluhkan dirinya
tidak bisa bertahan lama saat berhubungan seksual baik
dengan istrinya maupun dengan wanita lain.
Keluhan ini sudah dirasakan selama 2 tahun terakhir.
Setiap kali berhubungan, pasien hanya mampu
melakukan penetrasi selama 17 detik dan selalu diakhir
dengan ejakulasi.
Akibat hal ini pasien merasa sangat malu dan kehilangan
kepercayaan diri. Berdasarkan tingkat keparahannya,
kondisi pasien termasuk kategori..

a. Ringan → 30 detik - 1 menit setelah penetrasi


b. Sedang → 15 detik - 30 detik setelah penetrasi
c. Berat → dalam 15 detik setelah penetrasi
d. Sangat ringan → tidak ada klasifikasi seperti ini
e. Sangat berat → tidak ada klasifikasi seperti ini
Ejakulasi Dini
Ejakulasi dini adalah ketika pria mengalami orgasme dan ejakulasi sebelum keinginan mereka dan
terjadi secara persisten atau rekuren. Pasien didiagnosis mengalami ejakulasi dini bila ejakulasi terjadi
sebelum atau selama 1 menit setelah penetrasi. DSM-5 mengklasifikasi derajat penyakit ini sebagai:

· Mild bila ejakulasi terjadi 30 detik sampai 1 menit setelah penetrasi

· Moderate bila ejakulasi terjadi dalam 15 detik sampai 30 detik

· Severe bila ejakulasi terjadi dalam 15 detik setelah penetrasi


Kriteria diagnosis DSM-V untuk ejakulasi dini:
A. Kejadian rekuren atau persisten dimana terjadi ejakulasi saat aktivitas seksual dalam waktu 1 menit
setelah penetrasi vagina dan sebelum keinginan individu tersebut

B. Gejala pada kriteria A sudah ada sejak sekurangnya 6 bulan dan harus dialami pada hampir seluruh
(75%-100%) aktivitas seksual

C. Gejala pada kriteria A menimbulkan distress yang signifikan pada individu

D. Disfungsi seksual tidak dapat dijelaskan oleh gangguan mental nonseksual atau akibat gangguan pada
hubungan atau stresor signifikan lainnya dan tidak dikaitkan dengan efek dari obat atau kondisi medis
tertentu
Sumber: Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan & Sadock’s Synopsis of psychiatry behavioral sciences/clinical psychiatry. 11th
ed. Chapter 17 : Human Sexuality and Sexual Dysfunctions. Page 580. Wolters Kluwer; 2015
36. Maria Tifani Winata
(201706010100)
Tn. Aladeen, 34 tahun, datang ke klinik dekat rumah
dengan keluhan sulit tidur sejak 2 bulan lalu. Pasien
merasa gelisah dan tidak bisa tidur walaupun sudah
memejamkan mata. Pada pemeriksaan tidak didapatkan
adanya kelainan.
Edukasi yang tidak seharusnya diberikan pada pasien adalah…

a. Tidak minum kopi sebelum tidur


b. Atur suhu ruangan agar tidak terlalu panas dan tidak terlalu
dingin
c. Makan berat maksimal 4 jam sebelum tidur
d. Tidak minum bir sebelum tidur
e. Latihan beban sebelum tidur agar badan lelah dan
mengantuk
Keluhan : sulit tidur sejak 2 bulan lalu, gelisah dan tidak
bisa tidur walaupun sudah memejamkan mata

Diagnosis : early insomnia → sulit untuk memulai tidur

Tatalaksana dapat dimulai dengan edukasi/sleep


hygiene therapy.
Sleep hygiene therapy :

● Menghindari alkohol, kopi atau teh dan menghindari stimulan lain


selama 4-6 jam sebelum tidur.
● Hindari merokok sebelum tidur atau di malam hari.
● Hindari makanan berat dan makanan pedas sebelum tidur.
● Melakukan olahraga/latihan fisik di siang hari, tetapi hindari
berolahraga tepat sebelum tidur.
● Mencoba memastikan kamar tidur yang tenang dan nyaman, gelap dan
tidak terlalu panas ataupun dingin.
37. Maria Anastasia
(201706010101)
Tn. Dasiyo, 29 tahun, datang ke dokter umum dengan
keluhan mudah lelah dan tidak bertenaga ketika sedang
berhubungan dengan istrinya sejak 1 tahun yang lalu.
Pasien tidak dapat ejakulasi di dalam vagina meskipun
sudah terjadi penetrasi penis lebih dari 30 menit.
Namun dapat ejakulasi bila masturbasi atau oral seks.
Pasien mengatakan memiliki trauma pernah menghamili
mantan pacarnya sewaktu remaja. Kemungkinan
diagnosis pasien berdasarkan DSM-V adalah..

a. Gangguan seksual hipoaktif


b. Delayed ejaculation
c. Gangguan aversi seksual
d. Dispareunia
e. Ejakulasi dini
Disfungsi Seksual
• Disfungsi seksual merupakan hambatan atau kesulitan yang
dialami individu atau pasangan dalam aktivitas seksual normal,
yaitu terkait kepuasan fisik, gairah, dan orgasme
• Berdasarkan DSM-IV, terdapat 5 jenis disfungsi seksual pada
wanita, dan 6 jenis disfungsi seksual pada pria
• Hal ini telah disederhanakan pada DSM-V, yaitu 3 jenis pada
wanita, dan 4 jenis pada pria
Delayed Ejaculation
• Diagnosis ditegakkan bila memenuhi 4 kriteria ini :
• Ketidakmampuan untuk mencapai klimaks ketika berhubungan seksual
dengan pasangan, di mana frekuensi terjadinya hal ini 75-100%, yang ditandai
dengan ejakulasi yang terlambat atau tidak ada sama sekali
• Gejala yang disebutkan di atas terjadi minimal 6 bulan
• Gejala ini menimbulkan hendaya yang signifikan
Delayed Ejaculation
• Kondisi ini tidak lebih baik digambarkan oleh diagnosis lain, penggunaan substansi
yang menghambat ejakulasi, atau terdapat stressor psikologis eksternal terkait
hubungan pasangan
• Hal ini bersifat situasional, di mana pria dapat ejakulasi ketika masturbasi, atau ketika
melakukan aktivitas seksual khusus, -misalnya oral sex, selama bukan penetrasi vagina
Pilihan Jawaban Lain

● Gangguan Hipoaktif Seksual → Penurunan gairah untuk aktivitas seksual,


fantasi, atau ide-ide erotis dan berlangsung > 6 bulan
● Gangguan Aversi Seksual → Avoidant terhadap segala jenis kontak seksual
dengan pasangannya ataupun yang bukan pasangannya karena adanya
rasa jijik atau takut terhadap berhubungan seksual
● Dispareunia → Nyeri saat ejakulasi atau saat berkemih, dikarenakan
adanya infeksi saluran kemih atau kelainan pada alat kelamin seperti
Peyronie Disease
● Ejakulasi dini → Ketidakmampuan seseorang untuk mempertahankan
ereksi, baik saat sebelum penetrasi (berat), <30 detik penetrasi (sedang),
atau 30-60 detik (ringan), yang mengakibatkan adanya hendaya
38. Michelle Laurencia
(201706010102)
Ny. Fanizza, 26 tahun datang berobat dengan keluhan
nyeri pada kemaluannya. Nyeri muncul setiap kali pasien
berhubungan badan dengan suaminya. Pasien merasa
kemaluannya menegang setiap kali akan terjadi
penetrasi.
Suami pasien juga merasakan kesakitan dan mulai
frustasi dengan kondisi ini. Pasien baru saja menikah 3
minggu yang lalu.
Tatalaksana non-farmakologi yang paling
direkomendasikan adalah..

a. Hipnoterapi
b. Konseling sex dan CBT
c. Terapi desensitisasi
d. Pelvic floor exercise
e. Flooding therapy
Disfungsi Seksual pada Wanita

•Istilah vaginismus merupakan istilah DSM-IV, karena pada update DSM-5 sudah
digabungkan dengan dyspareunia menjadi Genito-pelvic pain/penetration
Genito-Pelvic Pain / Penetration Disorder

Kesulitan persisten / berulang dengan (atau lebih) dari yang berikut:


1. Penetrasi vagina saat berhubungan intim.
2. Nyeri vulvovaginal atau panggul selama hubungan seksual atau upaya
penetrasi.
3. Ketakutan atau kecemasan tentang nyeri vulvovaginal atau panggul
sebelum, selama, atau sebagai akibat dari penetrasi vagina.
4. Kontraksi / penyempitan otot-otot dasar panggul selama upaya penetrasi
vagina.
● Gejala-gejala dalam Kriteria A telah bertahan selama minimal 6 bulan.
● Gejala-gejala dalam Kriteria A menyebabkan tekanan klinis yang signifikan
pada individu.
● Disfungsi seksual tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental
nonseksual atau sebagai konsekuensi dari tekanan dalam hubungan(mis.,
Kekerasan pasangan) atau pemicu stres signifikan lainnya dan tidak
disebabkan oleh efek dari suatu zat / obat atau kondisi medis lainnya.
Tatalaksana Non-farmakologis

● Pelatihan keterampilan seksual


● Terapi seks (termasuk latihan fokus sensasi)
● CBT
● Edukasi
● Terapi kognitif-perilaku dapat diberikan pada perempuan yang
mempunyai pikiran atau pandangan irasional tentang seks atau fungsi
seks dalam perkawinan
● Hubungan interpersonal antara suami dan istri: komunikasi,
kedekatan psikologik, kurangnya toleransi karena berbagai perbedaan
dapat diberikan konseling perkawinan atau terapi marital sebelum
atau bersamaan dengan terapi seks
Pilihan lainnya

● Hipnoterapi -> pasien diberikan sugesti bahwa situasi yang ditakutinya


bukan merupakan hal yang berbahaya
● Terapi desensitisasi -> memprovokasi tingkat kecemasan secara bertahap
ke serangkaian situasi yang semakin sulit
● Pelvic floor exercise -> menguatkan otot-otot di sekitar kandung kemih,
dan vagina
● Flooding therapy -> pasien dimasukan dalam situasi yang paling ditakuti
hingga meninmbulkan rasa cemas paling berat, dalam waktu yang lama
sampai kecemasan berkurang.
39. Steffi Putri Erlani
(201706010103)
Sepasang suami istri membawa anaknya ke rumah sakit
yang bernama Snow, 20 tahun karena bersifat aneh.
Pasien jarang keluar rumah dan hanya memiliki 1 orang
teman dekat di sekitar rumahnya. Pasien juga jarang
menunjukkan ekspresi. Pasien juga merasa tidak suka
bergaul karena merasa orang tidak mengerti dirinya.
Pasien percaya kalau dia bisa bertelepati membaca
pikiran orang karena punya kekuatan super bernama
zexal. Pasien juga berpenampilan aneh seperti poni dicat
pink dan jabrik dengan jaket warna pink maroon kutang
biru laut dan celana putih dengan memakai kacamata
satu mata berlensa hijau seperti orang inggris jaman
dahulu.
Kepribadian pada pasien ini adalah?

A. Antisosial
B. Skizoid
C. Paranoid
D. Skizofrenik
E. Skizotipal
Gangguan Skizotipal (F21)
● Rubrik diagnostik ini tidak dianjurkan untuk digunakan secara umum
karena tidak dibatasi secara tegas dengan skizofrenia simpleks atau
dengan gangguan kepribadian skizoid atau paranoid.
● Bila istilah ini digunakan untuk diagnosis, tiga atau empat gejala khas
berikut harus sudah ada, secara terus menerus atau episodik sedikitnya
untuk 2 tahun lamanya:
Gangguan Skizotipal (F21)
(a) Afek yang tidak wajar atau yang menyempit/konstriktif (individu tampak
dingin dan acuh tak acuh

(b) Perilaku atau penampilan yang aneh, ekstrentik, atau ganjil

(c) Hubungan sosial yang buruk dengan orang lain dan tendensi menarik diri
dari pergaulan sosial

(d) Kepercayaan yang aneh atau pikiran bersifat magic, yang mempengaruhi
perilaku dan tidak serasi norma-norma budaya setempat
Gangguan Skizotipal (F21)
(e) Kecurigaan atau ide-ide paranoid

(f) Pikiran obsesif berulang-ulang yang tidak terkendali, seiring dengan isi
yang bersifat “dysmorphphobic” (keyakinan tentang bentuk tubuh yang
tidak normal/buruk dan tidak terlihat secara objektif oleh orang lain),
seksual dan agresif

(g) Persepsi-persepsi panca indera yang tidak lazim termasuk mengenai


tubuh (somatosensorik) atau ilusi-ilusi lain, depersonalisasi atau
derealisasi
Gangguan Skizotipal (F21)

(h) Pikiran yang bersifat samar-samar (vague), berputar-putar (circumstansial), penuh


kiasan (metaphorical) sangat terinci dan ruwet (overelaborate) atau stereotipik,
yang bermanifestasi dalam pembicaraan yang aneh atau cara lain, tanpa
inkoherensi yang jelas dan nyata

(i) Sewaktu-waktu ada episode menyerupai keadaan psikotik yang bersifat


sementara dengan ilusi, halusinasi auditorik, atau lainnya yang bertubi-tubi, dan
gagasan yang mirip waham, biasanya terjadi tanpa provokasi dari luar

● Individu harus tidak pernah memenuhi kriteria skizofrenia dalam stadium apapun
● Suatu riwayat skizofrenia pada salah seorang anggota terdekat memberikan
bobot tambahan, tapi bukan suatu prasyarat
Pilihan Jawaban Lain
A. Antisosial : kecenderungan melanggar peraturan, agresif
B. Skizoid : sedikit/tidak ada aktivitas yang memberikan
kesenangan, emosi dingin, afek mendatar, tidak peduli, tidak
peduli terhadap pujian/kecaman, kurang mampu berekspresi
C. Paranoid : kepekaan berlebihan terhadap kegagalan dan
penolakan, menyimpan dendam, kecurigaan mendalam
D. Skizofrenik : tidak ada tipe kepribadian skizofrenik
E. Skizotipal
40. Anthony Yauwono
(201706010105)
Nn. Enobaria, 27 tahun, dibawa ke poli psikiatri oleh
keluarganya karena selalu pulang subuh hari. Pasien
mengaku sangat sering menginginkan hubungan
seksual dengan laki-laki di tempat ia bekerja.
Pasien juga memiliki kebiasaan mabuk-mabukan setiap
malam dan selalu berakhir dengan hubungan seksual
dengan pria yang baru saja ia temui di tempat diskotik.
Pasien tidak dapat menahan nafsunya, setiap waktu
selalu terpikir untuk melakukan hubungan seksual
hingga mengganggu kerjanya.
Diagnosis pasien yang sesuai adalah ?
a. Nimfomania
b. Poriomania → wandering aimlessly yang tidak diingat
c. Satyriasis → (Don Juanisme) Adiksi seksual pada pria
d. Trikotilomania→ ggn. kebiasaan/impuls mencabut
rambut
e. Piromania → ggn. impulsif melakukan pembakaran
tanpa motif

sumber : PPDGJ, Kaplan & Sadock, NCBI


Adiksi dan Kompulsif seksual
● Mencari pengalaman seksual secara terus menerus dan mengakibatkan gangguan sehari-hari bila
tidak terpenuhi
● Diagnosis :
○ Tidak dapat mengontrol impuls seksual
○ dapat disertai gangguan parafilik
■ eksibisionis
■ fetihisme
■ frotteurism
■ sadomasochism
■ voyeurism
■ pedofil
■ transverisme
○ Pasien berusaha berhenti namun gagal
■ diakhiri dengan rasa bersalah → tidak mencegah kejadian berikutnya
○ Keinginan diperberat saat
■ marah
■ depresi
■ cemas
● Don Juanism/ Satyriasis → hiperseksualitas dari pria
● Nymphomania → hiperseksualitas dari wanita
● Tata laksana
○ Psikoterapi
○ Farmakoterapi
■ SSRI
● dapat diberikan karena dapat menurunkan
libido
● Medroxyprogresterone asetat dapat
menurunkan libido pada pria

sumber : Kaplan & Sadock's comprehensive textbook of psychiatry 11th edition


41. Faradhita Jelondra
(201706010108)
Seorang laki-laki usia 20 tahun diketahui mengiris dan
melukai badannya karena marah. Ia merasa iri dengan
temannya yang sudah punyajati diri yang mantap.
Teman-temannya tidak mau berteman dengan dirinya
karena dianggap labil dan sering marah-marah.
Apa jenis kepribadian pasien tersebut?

a. Histriotik → emosi dibuat - buat, mudah dipengaruhi orang lain, penampilan


dan perilaku merangsang yang tidak memadai, terlalu peduli daya tarik fisik
b. Ambang
c. Dependen → sulit membuat keputusan sendiri, merasa tidak nyaman jika
sendiri, takut ditinggal sendiri
d. Skizoid → selalu memilih aktivitas sendiri, jarang mempunyai teman dekat,
jarang menikmati aktivitas, punya sedikit pengalaman seksual dengan orang lain,
e. Disosial → tidak peduli dengan perasaan orang lain, sikap tidak bertanggung jawab
dan berlangsung terus menerus, tidak peduli terhadap norma, peraturan dan kewajiban sosial
Diagnostic Criteria for Borderline Personality Disorder (DSM - V)

A pervasive pattern of instability of interpersonal relationship, self image, and affects, and marked
impulsivity, beginning by early adulthood, and presents in variety of cintexts , as indicated by five or
more of the following:

1. Frantic efforts to avoid real or imagined abandonment


2. A pattern of unstable and intense interpersonal relationship characterized by alternating between
extremes of idealization and devaluation
3. Identity disturbance markedly and persistently unstable self image or sense of self
4. Impulsivity in at least two areas that are potentially self damaging ( spending, sex, substance
abuse, reckless driving, binge eating)
5. Recurrent suicidal behavior , gestures, or threats or self multilating behavior
6. Affective instability due to marked reactivity of mood (intense episodic dysphonia, irritability, or
anxiety usually lasting a few hours and only rarely more than a few days)
7. Chronic feeling of emptiness
8. Inappropriate, intense anger or difficulty controlling anger (frequent displays of temper, constant
anger, recurrent physical fights)
42. Adelaide Suriady
(201706010110)
Tn. Peeta usia 23 tahun sering dimusuhi banyak orang
karena perilakunya. Ia mudah marah ketika mendapat
kritik. Ia hanya ingin dipuji dan selalu membalas dengan
kata pedas dan sinis terhadap setiap masukan akan
dirinya.
Setiap mendapat tugas kelompok Ia tidak mau
mengambil tugas yang berat karena tidak mau
mengalami kegagalan. Tetapi ia selalu ingin menonjol
sampai harus mengorbankan temannya.
Apakah gangguan kepribadian yang tampak pada pasien
tersebut?

a. Gangguan kepribadian anankastik → preokupasi pada


hal-hal yang rinci, perfeksionisme, kaku dan keras
kepala
b. Gangguan kepribadian skizotipal → pemikiran magis
c. Gangguan kepribadian antisosial → tidak peduli
dengan norma sosial, tidak bertanggung jawab, agresif,
tidak merasa bersalah
d. Gangguan kepribadian narsisistik
e. Gangguan kepribadian skizoid → soliter, tidak peduli
pujian / kritik, afek datar
Diagnostic Criteria for Narcissistic Personality Disorder (DSM - V)

A pervasive pattern of grandiosity (in fantasy or behavior), need for admiration,


and lack of empathy, beginning by early adulthood and present in a variety of
contexts, as indicated by five (or more) of the following:

1. Has a gradiose sense of self-importance (e.g., exaggerated achievements and


talents, expects to be recognized as superior without commensurate
achievements).
2. Is preoccupied with fantasies of unlimited success, power, brilliance, beauty,
or ideal love.
3. Believes that he or she is “special” and unique and can only be understood
by, or shold associate with, other special or high-status people (or
institutions).
Diagnostic Criteria for Narcissistic Personality Disorder (DSM -
V)

4. Requires excessive admiration.

5. Has a sense of entitlement (i.e., unreasonable expectations of especially favorable


treatment or automatic compliace with his or her expectations).

6. Is interpersonally exploitative (i.e., takes advantage of others to achieve his or her own
ends).

7. Lacks empathy: is unwilling to recognize or identify with the feelings and needs of
others.

8. Is often envious of others or believes that others are envious of him or her.

9. Showes arrogant, haughty behaviors or attitudes


43. Callista Stefany
(2017060111)
An. Foxface 16 tahun dibawa orangtuanya karena
senang mencabut rambut dan alisnya sendiri. Pasien
mengaku lega setelah mencabut rambut dan alisnya.
diagnosis ?

A. Trikotilomania
B. Necromania → hasrat abnormal/mengerikan, biasanya
bersifat seksual untuk bersetubuh dengan mayat
C. Beastility (zoofili) → pembangkitan dan pemuasan seksual
dengan cara bersetubuh dengan seekor hewan
D. Kleptomania → gangguan perilaku berulang untuk
melakukan tindakan pencurian disertai rasa puas setelah
melakukannya
E. Piromania → gangguan perilaku berulang untuk melakukan
pembakaran tanpa motif yg jelas
Sumber : PPDGJ III .

Trikotilomania
Gambaran yang esensial dari gangguan ini :

- Kerusakan rambut kepala yang tampak jelas (noticeable) disebabkan


oleh berulang kali gagal menahan diri terhadap impuls untuk mencabut
rambut
- Pencabutan rambut biasanya didahului oleh ketegangan yang
meningkat dan setelahnya diikuti dengan rasa lega atau puas

Diagnosis ini tidak dapat ditegakkan apabila sebelumnya sudah ada


peradangan kulit atau apabila pencabutan rambut adalah respons terhadap
waham atau halusinasi.

Tidak termasuk gangguan gerakan stereotipik dengan mencabuti rambut


44. Jessica Trixie
(201706010112)
Terapi farmakologi untuk An. Foxface

a) Anticholinergic
b) Anxiolytic
c) Antipsikotik
d) Antidepresan
e) Mood stabilizer
Sumber: Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry 11th Ed (2015) p.433

Farmakoterapi Trikotilomania → belum ada


terapi terbaik

● Antidepresan → SSRI (Fluvoxamine,


Citalopram), SNRI (Venlafaxine)
● Anxiolitik (Buspirone, Clonazepam)
● Antipsikotik
● Naltrexone
● Lithium
Sumber: Grant JE, Chamberlain SR. Trichotillomania. Am J Psychiatry. 2016 Sep;173(9):868–74.

Farmakoterapi Trikotilomania → belum ada terapi


lini pertama

● Clomipramine (antidepresan trisiklik)


● SSRI → “no strong evidence of treatment effect”
● N-acetylcysteine 2 x 1200 mg selama 9
minggu
● Olanzapine (antipsikotik generasi 2) 10,8
mg/hari selama 12 minggu
● Dronabinol (agonis cannabinoid) 11,6
mg/hari selama 12 minggu
45. Regine Tanaya
(201706010113)
An. Alex, 8 tahun dibawa ayahnya sudah 2 tahun
berturut-turut tidak naik kelas. Menurut kepala sekolah,
pasien tidak mampu untuk mengikuti materi pelajaran
dan tidak dapat berinteraksi dengan teman sekelasnya.
Pada pemeriksaan IQ tes, didapatkan hasil IQ 51.
Mental Retardation
Sumber : Harrison P, Cowen
P, Burns T, Fazel M. Shorter
Oxford textbook of psychiatry.
Farmakoterapi

diberikan sesuai dengan gejala


psikiatri yang muncul

Sumber : Kaplan & Sadock’s Synopsis of


Psychiatry, eleventh ed.
Medikamentosa yang dapat diberikan pada pasien
adalah…

a. Amfetamin : golongan stimulan


b. Metilergometrin : digunakan untuk pengobatan
migraine atau uterotonik
c. Bromokriptin : dopamine receptor agonis
d. Vareniklin tartat : digunakan pada adiksi nikotin
e. Triheksifenidil : antikolinergik
46. Regina Suriadi
(201706010114)
An. Rue, 6 tahun dibawa kedokter oleh orang tuanya
karena sering menyendiri disudut ruangan sambil
bermain boneka. pasien jarang sekali berinteraksi
dengan orang sekitarnya bahkan terhadap keluarganya
sendiri. ketika di panggil juga seringkali tidak menoleh.
pembicaraan anak sulit dimengerti.
namun menurut pengakuan orang tua anaknya sangat
pintar sekali bermain piano , biola, gitar. Rue juga sudah
bisa mengerjakan beberapa soal kalkulus
Kemungkinan kondisi An. Rue adalah

a. Asperger syndrome
b. Savant syndrome
c. ADHD
d. Stockholm syndrome
e. Rett syndrome
Sumber : Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry, eleventh
ed.

Autistic Spectrum Disorder


Merupakan kelaianan perkembangan neurologis, ditandai dengan gangguan komunikasi
sosial dan perilaku yang terbatas dan repetitif. Menurut DSM V dibagi menjadi 5
kelompok

● Autistic Disorder → gangguan komunikasi sosial & berbahasa, perilaku restriktif dan repetitif.
● Asperger’s disorder → gangguan autistik, tanpa gangguan bahasa
● Childhood Disintegrative disorder → perkembangan normal hingga usia 2 tahun, lalu
mulai kehilangan kemampuan melakukan skill dalam 2 atau lebih bidang (berbahasa, respon sosial,
bermain, skill motorik, dan kontrol BAB BAK.
● Rett syndrome → perkembangan normal hingga usia 6 bulan, diikuti munculnya gejala: gerakan
tangan stereotipik, kehilangan kemampuaan sosial, memburuknya koordinasi dan penggunaan
bahasa
● Pervasive developmental disorder not otherwise specified
Sumber: Treffert, Darold A. “The Savant Syndrome: An Extraordinary Condition. A Synopsis: Past, Present, Future.” Philosophical
Transactions of the Royal Society B: Biological Sciences 364, no. 1522 (May 27, 2009): 1351–57. https://doi.org/10.1098/rstb.2008.0326.

Savant Syndrome

● Kondisi adanya gangguan autistik (gangguan komunikasi sosial, gangguan


perilaku stereotipik, dan gangguan berbahasa) namun disertai kemampuan
diatas rata-rata dalam 1 atau lebih bidang spesifik (seperti musik, seni,
matematika)
● 1 dari 10 penderita gangguan autistik, mengalamai Savant Syndrome
● Talenta yang dimiliki harus dilatih, dan merupakan salah satu cara agar
dapat membantu meningkatkan kemampuan sosial, perilaku dan
bahasanya.
Pilihan jawaban lain

a. Asperger syndrome → gejala autistik ringan (gangguan


interaksi sosial dan perilaku), tanpa gangguan perkembangan
bahasa.
b. ADHD → gangguan pemusatan perhatian, disertai
peningkatan impulsifitas dan hiperaktivitas.
c. Stockholm syndrome → respon psikologis yang terjadi pada
korban penyanderaan. Pada kondisi ini korban merasa simpati kepada
pelaku, dan pikiran negatif terhadap orang lain yang mencoba
menyelamatkannya.

d. Rett syndrome → perkembangan normal hingga usia 6 bulan,


diikuti munculnya gejala seperti gerakan tangan stereotipik,
kehilangan kemampuaan sosial, memburuknya koordinasi dan
penggunaan bahasa
47. Shirleena Andriani
Setiawan (201706010116)
An. Beete, 14 tahun dibawa kedokter oleh orang tuanya
karena anaknya tertarik sekali terhadap Marvel
universe, ia menghafal seluruh karakter superhero yang
berada didalamnya, dan menyimpan banyak sekali komik
marvel di gadgetnya.
orang tua pasien juga kerap kali menerima keluhan dari
pasien karena mengatakan bunyi kulkas di rumah
mereka berisik sekali, padahal mereka tidak mendengar
suara apaun. pasien juga mengatur kesehariannya
dengan sangat ketat seperti jam pergi ke kamar mandi,
jam belajar, jam makan harus berada di waktu yang
tepat, dan sulit sekali dirubah.
menurut pengakuan orang tua pasien pada saat kakek
pasien meninggal pasien tidak tampak bersedih sama
sekali, dan sering tidak memperdulikan perasaan orang-
orang disekitarnya
Kemungkinan kondisi An. Beete adalah

a. Asperger syndrome
b. Savant syndrome
c. ADHD
d. Stockholm syndrome
e. Rett syndrome
Kriteria Diagnosis Kelainan Asperger (DSM-IV)
1. Gangguan kualitatif dan interaksi sosial, seperti yang ditunjukkan oleh
sekurangnya 2 dari gejala berikut :
a. Gangguan penggunaan perilaku non-verbal multipel, seperti tatapan mata, ekspresi
wajah, postur tubuh, dan gerak-gerik untuk mengatur interaksi sosial
b. Gagal mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sesuai menurut
tingkat perkembangan
c. Gangguan membagi kesenangan, perhatian, atau prestasi dengan orang lain secara
spontan
d. Tidak adanya timbal balik sosial dan emosional → Tidak sedih saat kakek meninggal,
tidak mempedulikan perasaan orang sekitar
2. Pola perilaku, minat, dan aktivitas yang terbatas, berulang, dan stereotipik,
seperti yang ditunjukkan oleh sekurang-kurangnya satu dari gejala berikut :

a. Preokupasi dengan satu atau lebih pola minat yang stereotipik dan terbatas, yang
abnormal baik dalam intensitas maupun fokusnya → Terlalu suka Marvel berlebihan
b. Ketaatan yang tampaknya tidak fleksibel terhadap rutinitas atau ritual yang spesifik
dan non-fungsional → Mengatur kesehariannya dengan sangat ketat
c. Manerisme motorik stereotipik dan berulang
d. Preokupasi persisten dengan bagian-bagian benda → Terganggu suara kulkas
3. Gangguan menyebabkan gangguan yang bermakna secara klinis dalam fungsi sosial, pekerjaan,
atau fungsi penting lainnya

4. Tidak terdapat keterlambatan menyeluruh yang bermakna secara klinis dalam bahasa → tidak ada
keluhan gangguan berbahasa pada kasus

5. Tidak terdapat keterlambatan yang bermakna secara klinis dalam perkembangan kognitif atau
dalam perkembangan keterampilan menolong diri sendiri dan perilaku adaptif yang sesuai dengan usia
dan keinginan tahuan tentang lingkungan pada masa anak-anak → tidak terdapat keluhan pada kasus

6. Tidak memenuhi kriteria untuk gangguan perkembangan pervasif spesifik atau skizofrenia

7. Tidak ada keterlambatan pada perkembangan bahasa, kognitif, perilaku adaptif


48. Marcella Defandi
(201706010118)
An. Johanna perempuan berusia 3 tahun dibawa orang
tuanya ke dokter karena tiba-tiba kehilangan
kemampuan untuk berjalan, serta berbicara tanpa
makna, dan menurut pengamatan orang tua pasien
pasien menjadi sering bertepuk tangan, dan
menyentuhkan tangan pasien ke mulut.
padahal sebelumnya pasien sudah bisa berbicara
kalimat, dan aktif dalam berjalan maupun memegang
benda
Kemungkinan kondisi An. Johana adalah

a. Asperger syndrome
b. Savant syndrome
c. ADHD
d. Stockholm syndrome
e. Rett syndrome
Rett’s syndrome
•Rett syndrome --> pada DSM-5 didiagnosa sebagai bentuk dari autism spectrum
disorder,
•Rare X-linked.
•Jenis kelamin perempuan saja, prevalensinya sekitar 1 per 10.000 anak perempuan.
•Beberapa kasus → disabilitas neurological yang progressif dan serius
Gejalanya meliputi :
● Kemunduran dalam keterampilan komunikasi, perilaku motorik, dan fungsi sosial mulai sekitar 1 tahun
● wajah meringis, kehilangan kemampuan bicara.
● Hiperventilasi intermiten dan pola pernafasan yang tidak teratur adalah karakteristik yang khas saat anak
terjaga.(awake)
● Gerakan tangan yang sterotipikal seperti tangan meremas-remasdan bertepuk tangan
● Ataksia pada tungkai dan batang tubuh dapat terjadi.
● Gangguan gaya berjalan yang progresif, scoliosis, dan kejang dapat terjadi

Source: Kaplan & Sadock’s Synopsis of psychiatry 2015 & Shorter oxford textbook of psychiatry 2017
Rett’s Syndrome

● Kelenturan parah biasanya terjadi pada masa kanak-kanak tengah.


● Atrofi serebral terjadi dengan penurunan pigmentasi pada substansia nigra, yang
menyebabkan kelainan pada sistem nigrostriatal dopaminergik.
● Ketertarikan pada lingkungan sosial berkurang dalam beberapa tahun pertama
gangguan, tetapi dapat meningkat lagi nanti.
● Perkembangan bahasa yang ekspresif dan reseptif sangat terganggu dan ada
keterbelakangan psikomotorik. Beberapa pasien mengalami cacat intelektual yang
parah.
● Gangguan ini disebabkan oleh mutasi sporadis pada gen MeCP2, yang terletak pada
kromosom X. Mutasi inimengganggu peran normal MeCP2 dalam regulasi
perkembangan otak secara genetik
jawaban lain
Savant syndrome
•Kondisi yang langka namun luar biasa dimana seseorang dengan disabilitas mental
yang serius termasuk gangguan autistic namun memiliki ‘island of genius’ atau
kemampuan khusus yang luar biasa dibanding apa yang dianggap normal.
Pada umumnya hanya 1 kemampuan → harus dilatih agar berkembang dengan baik
agar membantu meningkatkan kemampuan sosial, perilaku dan bahasanya.
•Savant syndrome bisa kongenital-, dari lahir-, atau didapat karena cedera otak atau
penyakit tertentu.
•Berkaitan dengan memori yang luar biasa (“incredible / remarkable”) berkaitan
dengan keterampilan khusus atau savant skills. Kemampuannya biasanya bidangseni,
music, matematika, atau kemampuan spasial. Savant skills terdiri dari memorization,
lightening calculation dan calender calculating.
jawaban lain
asperger syndrome

•Sindrom Asperger adalah gangguan neurologis tergolong ke dalam gangguan


spektrum autisme. Gangguan spektrum autisme merupakan gangguan pada
sistem sarafyang memengaruhi kemampuan seseorang dalam berkomunikasi
dan berinteraksi dengan orang lain.
•Etiologi : belum diketahui hingga saat ini → para ahli memercayai bahwa
kelainan genetik yang diturunkan. Pada beberapa kasus → Infeksi saat
kehamilan, Terpapar agen atau faktor yang menyebabkan perubahan bentuk
pada janin.
jawaban lain
gejala sindrom asperger

•Sulit berinteraksi.
•Tidak ekspresif.
•Kurang peka.
•Obsesif, repetitif, dan kurang menyukai perubahan.
•Gangguan motorik.
•Gangguan fisik atau koordinasi.
jawaban lain
ADHD

•Attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan mental yang


menyebabkan seorang anak sulit memusatkanperhatian, serta memiliki
perilaku impulsif dan hiperaktif, sehingga dapat berdampak pada
prestasianak di sekolah.
•Gejala ADHD
•Gejala Utama : sulit memusatkan perhatian, sertaberperilaku impulsif dan hiperaktif. Penderita
tidakbisa diam dan selalu ingin bergerak.
•Umumnya muncul pada anak-anak < usia 12 tahun. Pada banyak kasus, gejala ADHD sudah
dapat terlihatsejak anak berusia 3 tahun. ADHD yang terjadi padaanak-anak dapat terbawa
hingga dewasa.
jawaban lain
ADHD

•Faktor risiko → faktor genetik dan lingkungan.


•Diagnosis ADHD
• kerja sama berbagai pihak, yaitu dokter spesialis anak, psikiater anak, orang tua, dan
pihak sekolah. Proses diagnosis melibatkan wawancara, baik dengan anak, orang tua,
maupun guru.
•Dokter spesialis anak → pemeriksaan fisik dan penunjang untuk mencari penyebab lain
yang dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan ADHD.
•Langkah Penanganan ADHD → berupa pemberian obat-obatan dan psikoterapi
jawaban lain
Stockholm Syndrome
● Sindrom Stockholm adalah respons psikologis dari korban penyanderaan yang merasa simpati, patuh
sukarela, bahkan muncul kasih sayang terhadap pelaku.
Faktor yang Mendasari Timbulnya Stockholm Syndrome
•Umumnya para penculik memperlakukan korban dengan sangat kasar yang menyebabkan kebencian, namun
dalam Stockholm syndrome yang terjadi justru sebaliknya. Para korban malah merasa simpati terhadap pelaku.
•Para penyandera dan korban berada dalam ruangan dan tekananyang sama.
•Situasi krisis berlangsung selama beberapa hari atau lebih lama.
•Penyandera menunjukkan kebaikan kepada para sandera atausetidaknya menahan diri untuk tidak melukai
mereka.
•Uniknya, kondisi Stockholm syndrome yang dialami korban, dapat mempermudah para korban dalam mengatasi
stres yan gberlebihan akibat penyanderaan.
jawaban lain
Sindrom Stockholm
•Gejala Stockholm Syndrome, secara umum hampir sama dengan PTSD, yaitu:
•Mudah kaget
•Gelisah
•Mimpi buruk
•Insomnia
•Kesulitan berkonsentrasi
•Sulit percaya
•Merasa seperti tidak berada dalam kenyataan
•Selalu mengenang masa-masa trauma (flashback)
•Tidak lagi menikmati pengalaman yang sebelumnya menyenangkan.
•Namun di samping gejala-gejala tersebut, pada Stockholm syndrome terdapat gejala lain berupa perasaan
negatif terhadap keluarga maupun teman yang mencoba menyelamatkannya, dan mendukung alasan serta
perilaku pelaku.
Kemungkinan kondisi An. Johana adalah

a. Asperger syndrome → Gejala autistik ringan (gangguan interaksi sosial dan


perilaku), tanpa gangguan perkembangan bahasa.
b. Savant syndrome → termasuk gangguan autistik yang langka dengan
disabilitas mental dan kemampuan khusus diatas rata-rata dalam 1 bidang
spesifik (seperti seni,musik, berhitung, matematika)
c. ADHD → gangguan pemusatan perhatian, disertai peningkatan impulsifitas
dan hiperaktivitas
d. Stockholm syndrome → respons psikologis dari korban penyanderaan yang
merasa simpati, patuh sukarela, bahkan muncul kasih sayang terhadap
pelaku.
e. Rett syndrome
49. Renandha Septaryan
Yustira (201706010119)
An. Kecyl, 5 tahun, di bawa orangtuanya berobat ke
poliklinik dengan keluhan pipi kanan sering bergerak
sendiri sehingga mata kanan seperti berkedip. Keluhan
tidak disertai demam. Keluhan ini disadari anak, tetapi
tidak dapat dikendalikan.
Keluhan sudah terjadi selama 8 bulan, namun 2 bulan
terakhir sudah tidak ada keluhan. Orang tua pasien
takut hal tersebut kambuh lagi.
Diagnosis yang sesuai untuk anak ini adalah…

a. Sindrom Tourette: minimal 2 motor tics dan minimal 1 vocal tic,


durasi > 1 tahun, dan onset usia < 18 tahun
b. Chronic motor tic disorder: minimal 1 motor tic, durasi > 1tahun,
dan onset < 18 tahun
c. Chronic vocal tic disorder: minimal 1 vocal tic, durasi > 1 tahun,
dan onset < 18 tahun
d. Transient tic disorder: 1 motor tic atau 1 vocal tic, durasi < 1
tahun, dan onset < 18 tahun
e. Focal seizure of infancy: kejang fokal yang terjadi pada usia ≤6
Gangguan Tic

● Tic adalah suatu gerakan motorik (umumnya mencakup


suatu kelompok otot tertentu), yang tidak dibawah
pengendalian, berlangsung cepat, dan berulang-ulang, tidak
berirama, ataupun suatu hasil vokal yang timbul mendadak
dan tidak ada tujuan yang nyata.
● Ciri khas: gerakan mendadak, cepat, dan terbatasnya
gerakan, tanpa bukti neurologis yang mendasari, dan
terhenti saat tidur,
Transient Tic Disorder

● Gangguan ini pada umumnya memenuhi kriteria untuk


diagnosis gangguan tic namun tidak melampaui 12
bulan
● Paling sering dijumpai pada anak usia 4 - 5 tahun;
biasanya berupa kedipan mata, muka menyeringai, atau
kedutan kepala. Pada sebagian kasus hanya berupa
episode tunggal, namun pada beberapa kasus lain
hilang timbul selama beberapa bulan
Gangguan Tic Motorik/Vokal Kronik

● Memenuhi kriteria untuk suatu gangguan tic motorik


atau vokal, namun bukan kedua-duanya, dan
berlangsung lebih dari satu tahun
Tourette syndrome
● Tic motorik multipel dengan satu atau beberapa tic vokal yang
tidak harus timbul secara serentak dan dalam riwayatnya hilang
timbul.
● Umumnya terdapat riwayat tic motorik sebelum timbulnya tic
vokal
● Tic vokal sering bersifat multipel dengan letupan vokalisasi yang
berulang, seperti mendehem, atau bunyi mengorok.
50. Stefan Kwentino
(201706010120)
An. Blekido, 12 tahun, dibawa berobat oleh ibunya
karena sering mengeluarkan suara-suara aneh sambil
memukul dahi dan memiringkan lehernya berulang-
ulang. Gejala mulai dirasakan sejak usia 9 tahun dan
bertambah parah. Keluhan hilang saat pasien tidur.
Tatalaksana yang dapat digunakan untuk pasien ini
adalah..

a. Risperidone
b. Fluoxetine
c. Lithium Karbonat
d. Bromokriptin
e. Donepezil
Pembahasan - Tourette’s Syndrome

● Multipel motor tic dan 1 atau lebih


vocal tic
● Persisten > 1 tahun
● Onset < usia 18 tahun
● Tidak ada riwayat penggunaan zat
dengan efek psikologis dan kelainan
medis lainnya

sumber : Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5th Edition


Pembahasan - Tourette’s Syndrome
Kasus Teori

Anak usia 12 tahun Onset < usia 18 tahun

Sering mengeluarkan suara-suara aneh → Vocal tic Multipel motor tic dan 1 atau lebih vocal tic

Memukul dahi → Motor tic

Memiringkan lehernya berulang-ulang → Motor tic

Gejala mulai dirasakan sejak usia 9 tahun Persisten > 1 tahun


sumber : Selection of Patients with Tourette Syndrome for Deep Brain Stimulation Surgery [Internet]. ResearchGate. [cited 2020 Jun 20]
Pembahasan - Tourette’s Syndrome
Indikasi Farmakoterapi

● Tics menyebabkan discomfort subjektif (mis., nyeri atau cedera)


● Tics menyebabkan masalah sosial permanen(mis., isolasi sosial atau
bullying)
● Tics menyebabkan masalah emosional (mis., depresi)
● Tics menyebabkan gangguan fungsional (mis., gangguan dalam
prestasi akademik)
sumber : Novotny M, Valis M, Klimova B. Tourette Syndrome: A Mini-Review. Front Neurol [Internet]. 2018 Mar 9 [cited 2020 Jun 20]
Pembahasan - Tourette’s Syndrome

Farmakoterapi

● Antipsikotok ( haloperidol, risperidone, pimozide)


● Alpha-agonist (clonidine, guanfacine)
● Alternatif seperti: tetrabenazine

sumber : Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry 11th edition


sumber : Kurlan R. Tourette’s Syndrome. New England Journal of Medicine. 2010 Dec 9;363(24):2332–8.
Pembahasan
B. Fluoxetine → Anti depresan : Selective Serotonin Reuptake
Inhibitor

C. Lithium Karbonat → mood stabilizer → gangguan manik

D. Bromokriptin → agonis dopamin

E. Donepezil → central acetylcholinesterase inhibitor →


demensia

Anda mungkin juga menyukai