Anda di halaman 1dari 2

1. Diagnosisnya?

♂, 50 thn, keluhan nyeri dada tercengkram, onset 1 jam, tidak membaik meski telah
beristirahat
Keluhan tambahan: mual + keringat dingin. Keluhan serupa sebelumnya +, namun membaik dengan istirahat
TTV 140/90, HR 105; EKG: ST depresi di lead I, II, III, aVL, aVF, V3, V4; ↑enzim jantung (-)

Pasien dengan nyeri dada  periksa EKG dan Enzim jantung


- Dari EKG  - ST elevasi (+)  STEMI
- ST depresi / T inversi (+)  Enzim jantung  Troponin ↑  Ya (NSTEMI) / Tidak
(UAP)
Nyeri dada pada pasien dengan ACS  respon simpatis  jika lewat ambang  parasimpatis (mual, muntah,
keringat dingin)  Pada pasien ini (+) dan ada ST depresi tanpa kenaikan enzim jantung  Diagnosisnya
UAP
Tatalaksana: MONACO (Morfin, Oksigen, Nitrat, Aspirin, Clopidogrel)  Di Indo: awal beri Nitrat! u/
↓nyeri
2. Diagnosis? ♂, 30 thn, nyeri pergelangan kaki kiri sejak 3 jam lalu, sedang main bola lalu terdengar ‘klik’ saat
menyepak bola, nyeri + tidak bisa jalan. TTV dbn. PF edema + nyeri pergelangan kaki kiri, tes Thompson (-)

Tes Thompson  pencet betis, liat ada plantarfleksi / gak  kalau (-)  NORMAL  tidak ada ruptur
tendon dan pasien gak bisa jalan  tendinitis achilles

3. Tatalaksana lanjutan? PUSKES, ♀, 35 thn, nyeri perut sejak 1 jam, terlambat haid 2 bulan. PF KU lemah,
TTV dbn, nyeri goyang portio (+)

Diagnosis pasien mengarah ke KE  tidak ada tanda shock  karena setting di puskes  RUJUK
Jika kondisi pasien KET / tanda shock (+)  resusitasi dulu (kristaloid 500 ml dalam 15 menit)  RUJUK
Tanda shock apa aja?  perdarahan masif + nyeri abdomen akut

4. Diagnosis? ♂, 10 thn, nyeri buah zakar kanan sejak 30 menit lalu, dirasakan mendadak menjalar ke inguinal
dan perut kanan bawah saat main sepak bola. PF TTV dbn. Edema testis dekstra lebih tinggi (Deming’s sign
+), horizontal dibanding kontralateral (Angel’s sign), Phren sign (+). USG: aliran darah testis dextra (-)

Diagnosis pasien mengarah ke torsio testis  USG (GOLD standard: aliran darah testis dextra -), nyeri akut
Bisa pakai TWIST score  pada pasien ada edema testis + Deming’s sign + Angel’s sign (skor 4  USG)
Phren sign (+)  mengarah ke epididimo-orchitis, tapi ada data USG yang lebih sensitif  pilih torsio testis

5. Tatalaksana awal? RS. ♂, 19 thn, nyeri kantung buah zakar sejak 1 jam lalu. PF testis kiri Deming’s sign (+),
Angel’s sign (+), Phren sign (-)

Diagnosis pasien  TWIST score  2  mengarah ke torsio testis (USG dulu kalau ada)
Ada golden period (6 jam)  tatalaksana awal adalah detorsi manual TANPA analgesik  agar tidak
menghilangkan respon pasien saat dilakukan detorsi manual

6. Diagnosis? ♀, 18 thn, pola makan berlebih kemudian dimuntahkan (takut gemuk). PF IMT 15.5 kg/m2

Pasien termasuk dalam kategori underweight  anorexia nervosa  cenderung ke arah makan >>> dan
dimuntahkan  tipe binge and purge
Kalau bulimia  IMT normal

7. Tatalaksana? PUSKES. ♂, 45 thn, sering nyeri kepala belakang. Riwayat DM, serangan jantung 2 tahun lalu.
PF TTV dbn, GDS 185(↑), kolestrol 214 (↑), HDL 34 (↓), LDL 124 (↑), TG 300 (↑)
Untuk terapi tentukan dulu pasien termasuk ke risiko apa  riwayat PJK + DM, HDL↓, usia  risiko sangat
tinggi  target LDL <70 ATAU ≥50%
Faktor risiko lain yang bisa ditanyakan: penyakit penyerta lain (aneurisma, gagal ginjal, stroke), riwayat PJK
di keluarga, merokok

8. Derajat kelainan pendengaran? ♂, 60 thn, ↓pendengaran telinga sejak 4 tahun dan memberat. Audiometri
ambang dengar 95 dB

Normal <25 dB. Ringan (26-40). Sedang (41-55). Sedang berat (56-70). Berat (71-90). Sangat berat (>90)

9. Tatalaksana? RS. ♂, 60 thn. Awalnya keringat dingin + lemas + mata kunang2 ↓kesadaran sejak 30 menit.
↓intake sejak 3 hari. Riwayat DM sejak 5 tahun, terakhir suntik insulin tadi pagi. TTV dbn. GDS 31 (↓)

Pada pasien  GDS <70 ↓, lemas, keringat dingin + ↓kesadaran, pandangan kabur (ggn autonomic dan
neurogenic)  trias Whipple (+)  hipoglikemia
Pasien sudah ↓kesadaran  langsung bolus D40% 2 flakon (50 ml) + D10% infus 8 jam

10. Diagnosis? ♂, 27 thn. Selaput bentuk ∆ OD, perih jika kena angin dan sering kena debu. PF selaput bentuk
segitiga di nasal OD melewati limbus dan tepi pupil.

Pasien dengan selaput bentuk ∆  bisa pterygium / pseudopterygium


FR pada pasien: kerja sering kena debu dan tidak ada riwayat infeksi mata sebelumnya  pterygium
Grading pterygium ada 4, urutan: 1 (belum lewat limbus), 2 (<2mm lewat limbus), 3 (>2mm lewat, belum
lewat tepi pupil), 4 (lewat tepi pupil, ganggu visus)

11. Diagnosis dan tatalaksana? RS. ♀, 35 thn. G4P3A0, UG 33 minggu. Pandangan kabur + nyeri kepala. Kejang
(-). PF TTV TD 160/100 yang lain dbn. DJJ 120

UG pasien > 20 minggu  kemungkinan PE / HG  data proteinuria gak ada  jadi PE


Tatalaksana awal  gak ada tanda gangguan ABC  MgSO4 loading 4 gram/20 menit (10 ml + akuades
10ml)  lanjut MgSO4 maintenance 6 gram/6 jam (15 ml MgSO4 dalam 500 ml RL)  kasih antihipertensi
(Nifedipin / Nikardipin / Metildopa)

12. Diagnosis? ♂, 10 thn. Bengkak OD sejak 3 hari + mata berair + nyeri tekan. PF visus ODS 6/6. Kelopak OD
hiperemis + edema, benjolan temporosuperior kelopak OD membentuk huruf S.

Pada pasien ada edema di temporosuperior (letak kelenjar air mata) + bentuk huruf S  menunjang
dakrioadenitis
Tes lain yang bisa dilakukan: Anel dan Regurgitasi

13. Lensa? ♂, 17 thn. Pandangan buram, sulit melihat jauh. PF visus OD 6/18, OS 6/24. Koreksi pinhole OD 6/9,
OS 6/12. Koreksi lensa spheris -1 ODS 6/6; -1,25 ODS 6/6; -0,5 ODS 6/9, -1,5 ODS 6/9

Pasien mengalami miopi (rabun jauh)  bayangan jatuh di depan retina  perlu lensa cekung
Berikan lensa dengan ukuran terkecil  jika diberikan lebih besar  mata akan mengalami akomodasi karena
bayangan akan jatuh ke belakang retina  mata pasien menjadi cepat lelah  pada kasus berikan lensa -1.0 D

Anda mungkin juga menyukai