Anda di halaman 1dari 45

 Nama : Tn.

R
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Tanggal lahir : 9 April 1985
 Umur : 33 tahun
 Alamat : Ciapus
 Pekerjaan : Buruh
 Status : Menikah
 Suku : Sunda
 Agama : Islam
 No. RM : 660934
 Tanggal MRS : Minggu, 6 Mei 2018 16.49
 Tanggal Px. : Senin, 7 Mei 2018 07.00
 Keluhan Utama :
Nyeri perut sejak 3 hari SMRS.

 Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan nyeri perut sejak 3 hari SMRS. Perut dirasakan
melilit, kembung, dan keram diseluruh lapang perut. Nyeri dirasakan terus-menerus dan
bertambah nyeri setiap harinya. Pasien merupakan rujukan dari RS Juliana dengan suspek
ileus obstruktif. Pasien mengeluh mual disertai muntah sejak 3 hari SMRS dengan frekuensi
2-3 kali per hari berisi makanan dan berwarna hijau. Pasien mengeluh tidak bisa BAB sejak
3 hari SMRS dan tidak bisa kentut sejak 3 hari SMRS. Buang air kecil lancar, warna kuning
jernih. Demam disangkal.
 Riwayat sakit serupa : disangkal
 Riwayat hipertensi : disangkal
 Riwayat DM : disangkal
 Riwayat alergi : disangkal
 Riwayat asma : disangkal
 Riwayat TB : disangkal
 Riwayat sakit jantung : disangkal
 Riwayat operasi : (+) 1,5 tahun SMRS karena operasi usus buntu
 Riwayat mondok : (+) 1,5 tahun SMRS karena operasi usus buntu
 Riwayat sakit serupa : disangkal
 Riwayat hipertensi : disangkal
 Riwayat DM : disangkal
 Riwayat alergi : disangkal
 Riwayat asma : disangkal
 Riwayat TB : disangkal
 Riwayat sakit jantung : disangkal
 Riwayat merokok : (+) 1-2 bungkus / hari
 Riwayat minum alkohol : disangkal
 Riwayat minum jamu : disangkal
 Riwayat minum obat bebas : disangkal

 Pasien berobat di RSUD ciawi dengan BPJS. Pasien bekerja sebagai buruh di pabrik
sendal dengan status ekonomi menengah.
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : compos mentis - GCS E4V5M6

Tanda – tanda Vital


 Tekanan darah : 90/60 mmHg
 Nadi : 82 kali/ menit
 Pernapasan : 22 kali/ menit
 Suhu : 36,2◦C

 SpO2 : 98%
 Skala Nyeri : 5 di seluruh lapang perut
STATUS GENERALIS

 Kulit : Warna sawo matang, pucat(-), ikterik (-), petechie (-), venektasi (-),
spidernaevi (-), hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-).
 Kepala : Bentuk normocephal.
 Mata : Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+),
pupil isokor (3mm/3mm), oedem palpebra (-/-), sekret (-/-).
 Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-).
 Telinga : Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-).
 Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-), lidah simetris, tonsil T1-T1, faring
hiperemis (-), stomatitis (-), mukosa pucat (-), gusi berdarah (-), papil lidah
atrofi (-).
 Leher : JVP tidak meningkat, kelenjar getah bening tidak membesar, nyeri tekan (-),
benjolan (-), leher kaku (-).
• Paru
• Inspeksi : normochest, pergerakan dinding dada simetris, retraksi (-)
• Palpasi : fremitus raba kanan dan kiri simetris, pengembangan dinding dada simetris
• Perkusi : sonor di kedua lapang paru
• Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

• Cor
• Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat
• Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar
• Auskultasi : bunyi jantung I/II regular, Gallop (-), Murmur (-)
 Abdomen
 Inspeksi : dinding perut sejajar dengan dinding dada
 Auskultasi : bising usus menurun
 Perkusi : timpani
 Palpasi : distensi, nyeri tekan (+) di seluruh regio abdomen, hepar/lien tidak
teraba
 Ekstremitas
Superior : Oedem (-/-), Akral hangat, CRT <2’’
Inferior : Oedem (-/-), Akral hangat, CRT <2’’

 Rectal Toucher : tonus muskulus sphincter ani kuat, ampula agak kolaps, permukaan
licin dan rata, benjolan (-), feses (-), lendir (-), darah (-)
PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN

Hemoglobin 14.9 13.2-17.3 g/dL

Hematokrit 43.4 45-52 %

Leukosit 18.6 4-11 10^3/uL

Trombosit 404 150-440 10^3/uL

Gol. Darah B

Rhesus (+)

GDS 147 30-120 mg/dL

Ureum 33.8 10-50 mg/dL

Kreatinin 1.62 0.6-1.3 mg/dL

SGOT 18 0-50 u/L

SGPT 16 0-50 u/L

Natrium 143 135-145 mmol/L

Kalium 5.0 3.5-5.3 mmol/L

Clorida 104 95-106 mmol/L


 Diagnosis Banding :
1. Ileus Obstruktif
2. Ileus Paralitik

 Diagnosis Kerja :
Ileus obstruktif e.c susp. Adhesi post op
Tatalaksana Awal di IGD Advice dr. Syaiful, Sp. B (K) BD
6/5/2018 20.40
1. IVFD Ringer Lactat Loading 500cc lanjut 20 1. Inj. Ceftriaxone 1 x 2gr IV + skintest
tpm 2. Inj. Metronidazole 3 x 500mg
2. Pasang NGT dekompresi 3. Inj. Ranitidine 2 x 50mg
3. Pasang DC 4. Cek PT, APTT, dan Albumin
6/5/2018 7/5/2018
dr. Sjaiful, sp. B (K)BD dr. Sjaiful, sp. B (K)BD
S Perut kembung, muntah warna Kembung, belum bisa kentut
bening
O Tampak sakit sedang, CM Tampak sakit sedang, CM
TD 90/60 HR 82x/’ TD 100/60 HR 80x/’
RR 20x/’ t 36.2 RR 18x/’ t 36
PF: PF:
Abdomen : agak cembung,BU(-), NT Abdomen : agak cembung,BU(+), NT
(-) (-)
RT : ampula agak kolaps, feses (+), NGT produksi 300 cc warna
darah (-) kehijauan
NGT produksi 50 cc warna kehijauan PT 9,5 APTT 34,0 albumin 5,33
A Ileus obstruktif e.c suspect adhesi Ileus obstruktif e.c suspect adhesi
post op post op
P - Observasi TTV &kesadaran - Observasi TTV &kesadaran
- Puasa - Bila besok tidak ada perubahan
- Observasi 2x24jam disiapkan operasi hari rabu (9/5/18)
- Ceftriaxone 1x2gr IV + skintest - Konsul TS IPD&anestesi untuk hari
- Metronidazole 3x500mg IV Rabu LE + adhesiolisis
- IVFD Futrolit 30 tpm - Terapi lanjut
- Cek elektrolit
- Cek Albumin + PT + APTT
8/5/2018 8/5/2018 8/5/2018 8/5/2018
dr. Sjaiful, sp. B (K)BD Konsul anestesi Konsul Interna Lapor dr. Sjaiful, Sp. B (K)
Dr. Teuku Sp. An Dr. Devi, SP. PD BD
S Belum kentut dan BAK Tidak bisa BAB, kentut (-), R. BAB (-), kentut (-), nyeri perut BAB (-), kentut (-), nyeri perut
op app 1 th SMRS, batuk (-), bag. tengah bag. tengah
pilek (-) DM(-) Asma (-) HT (-)
alergi (-)

O Tampak sakit sedang, CM Tampak sakit sedang, CM Tampak sakit sedang, CM Tampak sakit sedang, CM
TD 110/70 HR 80x/’ TD 110/70 HR 82x/’ TD 110/70 HR 80x/’ TD 110/70 HR 80x/’
RR 20x/’ t 36,5 RR 20x/’ t 36,5 RR 20x/’ t 36,5 RR 20x/’ t 36,5
PF: PF:
Abdomen : agak Abdomen : agak
cembung,BU(-), NT (-), cembung,BU(+), NT (-)
defans (-) NGT produksi 300 cc warna
NGT produksi 400 cc warna kehijauan
kehijauan
A Ileus obstruktif e.c suspect Ileus obstruktif Ileus obstruktif e.c suspect Ileus obstruktif e.c suspect
adhesi post op adhesi post op adhesi post op
Pro LE Pro LE
P - Siapkan operasi untuk - Setuju tindakan anestesi - ACC operasi - Antibiotik lanjut
besok (9/5/18) ASA I - Siapkan WB 1 kolf
- Rencana Adhesiolisis dgn - Puasa 6 jam pre OP - Puasa 6 jam pre op
persiapan pembuatan - Masuk R. Operasi jam
stoma 8.30pagi tgl 9/5/2018
- Konsul IPD & Anestesi - Terapi lain lanjut
- Terapi lanjut
 Diagnosa pra operasi : ileus obstruktif suspek adhesi post op
 Diagnosa post operasi : ileus obstruktif e.c adhesi post op + voluvulus ileum
 Macam operasi : LE + adhesiolisis + derotasi
 Insisi : mediana
 Yang ditemukan :
- tampak usus halus dilatasi sampai ke ileum distal
- tampak volvulus ileum distal 180 derajat, disertai adhesi ileum ke omentum ke arah
peritoneum posterior
 Prosedur : LE + adhesiolisis + derotasi
 Jahitan : luka operasi dijahit lapis demi lapis
 Instruksi post OP :
- observasi T,N,R,S, Kesadaran / 15 menit selama 2 jam
- berikan O2 dengan nasal kanul dengan kecepatan 3L/menit
- pasien puasa sampai sadar, bising usus (+), reflex menelan baik
- jika mual ondancentron 4 mg IV
- jika nyeri tramadol 100mg/ 8 jam IV
9/5/2018 9/5/2018
dr. Sjaiful, sp. B (K)BD Dokter jaga
(Instruksi Post OP)
S Perut Kembung disertai mual dan muntah 2x
warna hijau, kentut (+) BAB (-). Malam hari
tidak kembung namun setelah minum sedikit2
menjadi kembung kembali
O Tampak sakit sedang, CM
TD 120/70 HR 80x/’
RR 22x/’ t 36,5
PF:
Abdomen : distensi,BU(+) lemah, NT (-),
hipertimpani seluruh lapang abdomen
NGT produksi 500 cc warna kehijauan
Hb 14,0 Hct 43.0 leukosit 11.4 trombosit 331
A Post LE + adhesiolisis +derotasi e.c Ileus Post LE POD 1, adhesiolisis, derotasi e.c ileus
obstruktif adhesi post op obstruktif adhesi post op
P - Observasi TTV &kesadaran Lapor dr. Sjaiful, Sp. B (K) BD
- IVFD Futrolit 25 tpm Menunggu jawaban
- Ceftriaxone 1x2gr IV
- Metronidazole 3x500mg IV
- Ranitidine 2x50mg IV
- Dexketoprofen 3x50mg IV
- Boleh minum makan bertahap bila
BU (+) N dan sudah sadar penuh
Ileus obstruktif merupakan penyumbatan intestinal
mekanik yang terjadi karena adanya daya mekanik yang
bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga
menyebabkan penyempitan/penyumbatan lumen usus.
Hal tersebut menyebabkan pasase lumen usus terganggu.
Obstruksi intestinal secara umum didefinisikan sebagai
kegagalan isi intestinal untuk melanjutkan perjalanannya
menuju ke anus. Obstruksi Intestinal ini merujuk pada
adanya sumbatan mekanik atau nonmekanik parsial atau
total dari usus besar dan usus halus

Nobie, B. A. (2014, Agustus 21). Obstruction, Small Bowel. Retrieved June 6th, 2011,
from emedicine: http://emedicine.medscape.com/article/774140-overview
Obstruksi
mekanik
1. blokade intralumen (obturasi)
dari lumen
intestinal
biasanya 2. intramural atau lesi intrinsik dari
disebabkan dinding usus
oleh tiga
mekanisme
3. kompresi lumen atau konstriksi
akibat lesi ekstrinsik dari intestinal
Beberapa Penyebab Obstruksi Mekanik dari Intestinal
Obturasi Intraluminal Lesi Ekstrinsik Lesi Intrinsik
Benda Asing : Adhesi Kelainan kongenital :
- Iatrogenik Benda Asing - atresia, stenosis, dan
- Batu empedu webs
- Tertelan Hernia: - Divertikulum Meckel
- Cacing Interna & Eksterna

Intususepsi Massa : Inflamasi :


- Anomali organ atau - Divertikulitis
pembuluh darah - Drug-induced
- Organomegali - Infeksi
- Akumulasi Cairan - ulcer
- Neoplasma
Pengaruh cairan: Post operatif Neoplasma
- Barium - Tumor Jinak
- Feses - Karsinoma
- Mekonium - Karsinoid
- Limpoma
- Sarcoma

Volvulus Trauma
Terdapat 4 tanda kardinal gejala ileus obstruktif.
1. Nyeri abdomen
2. Muntah
3. Distensi
4. Kegagalan buang air besar atau gas
 a. Mual dan muntah, berhubungan dengan adanya obstruksi di bagian proksimal
 b. Nyeri perut yang intermitan meningkat saat hiperperistaltik
 c. Perut kembung
 d. Diare, pada temuan awal
 e. Konstipasi, temuan akhir berupa afflatus dan adefekasi
 f. Demam dan takikardi, terjadi terlambat dan mungkin terkait dengan adanya
strangulasi
 g. Riwayat operasi panggul, terapi radiasi sebelumnya atau keduanya
 h. Riwayat keganasan, terutama carcinoma colon dan carcinoma ovarium
Hernia,
dehidrasi distensi massa
abdomen

Darm
contour/
darm steifung
Distensi Nyeri
Massa?
perut tekan

timpani
Tidak ada Bising usus
borborygmi
bisisng usus menurun
Mukosa rectum dapat
Pada pemeriksaan colok ditemukan licin dan apabila
dubur akan didapatkan penyebab obstruksi
tonus sfingter ani biasanya merupakan massa atau
cukup namun ampula recti tumor pada bagian
sering ditemukan kolaps anorectum maka akan
teraba benjolan
Kimia serum : hasilnya biasanya normal atau sedikit meningkat.
BUN (Blood Ure Nitrogen) : Jika BUN meningkat, hal ini dapat
menunjukan penurunan volume cairan tubuh (dehidrasi).
Kreatinin : peningkatan kreatinin mengindikasikan adanya dehidrasi.
CBC (Complete Blood Count): Sel darah putih (WBC) mungkin
meningkat dengan pergeseran ke kiri biasanya terjadi pada ileus
obstruktif sederhana atau strangulasi, peningkatan hematokrit adalah
indikator kondisi cairan dalam tubuh berkurang (misalnya; dehidasi).
Studi Lappas et al menemukan 2 temuan
lebih prediktif dari ileus obstruktif letak
tinggi dan ileus obstruktif komplit antara
lain: (1) adanya deferensial air-fluid level
di usus halus, (2) dilatasi usus lebih dari 25
mm. Studi ini menemukan bahwa ketika 2
temuan yang hadir, obstruksi kemungkinan
besar letak tinggi atau ileus obstruksi
totalis. Ketika temuan kedua ini tidak ada
maka ileus obstruksi letak rendah (parisial)
atau tidak ada obstruksi
 Pada foto abdomen dapat ditemukan beberapa gambaran, antara lain:
 1) Distensi usus bagian proksimal obstruksi
 2) Kolaps pada usus bagian distal obstruksi
 3) Posisi tegak atau dekubitus: Air-fluid levels
 Posisi supine dapat ditemukan :
 a) distensi usus
 b) step-ladder sign
 5) String of pearls sign, gambaran beberapa kantung gas kecil yang berderet.
 6) Coffee-bean sign, gambaran gelung usus yang distensi dan terisi udara dan gelung
usus yang berbentuk U yang dibedakan dari dinding usus yang oedem.
 7) Pseudotumor Sign, gelung usus terisi oleh cairan.
Resusitasi cairan
Antibiotik
(ringer lactat) ->
spectrum luas NGT dekompresi
cek urine output
u/ profilaksis
(pasang DC)

Terapi operatif
Koreksi sederhana (simple
correction). Hal ini merupakan Tindakan operatif by-pass.
tindakan bedah sederhana untuk Membuat saluran usus baru yang Membuat fistula entero-
membebaskan usus dari jepitan, "melewati" bagian usus yang cutaneus pada bagian proximal
misalnya pada hernia tersumbat, misalnya pada tumor dari tempat obstruksi, misalnya
incarcerata non-strangulasi, intralurninal, Crohn disease, dan pada Ca stadium lanjut
jepitan oleh streng/adhesi atau sebagainya.
pada volvulus ringan.

Melakukan reseksi usus yang


tersumbat dan membuat
anastomosis ujung-ujung usus
untuk mempertahankan
kontinuitas lumen usus,
misalnya pada carcinomacolon,
invaginasi strangulata, dan
sebagainya.
Komplikasi pada pasien ileus
obstruktif dapat meliputi
gangguan keseimbangan
elektrolit dan cairan, serta
iskemia dan perforasi usus yang
dapat menyebabkan peritonitis,
sepsis, dan kematian
Mortalitas obstruksi tanpa strangulata
adalah 5% sampai 8% asalkan operasi
dapat segera dilakukan. Keterlambatan
dalam melakukan pembedahan atau
jika terjadi strangulasi atau komplikasi
lainnya akan meningkatkan mortalitas
sampai sekitar 35% atau 40%.
Prognosisnya baik bila diagnosis dan
tindakan dilakukan dengan cepat

Anda mungkin juga menyukai