Anda di halaman 1dari 3

DISAHKAN OLEH

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


DIREKTUR UTAMA

TENTANG

INTOKSIKASI BISA
RS KEN SARAS KALAJENGKING
SEMARANG
Dr. Tjahjono Kuntjoro, MPH.DR.PH

Nomor Dokumen : Tanggal :


Pengertian Kalajengking merupakan binatang yang hidup di tanah dan memakan
(Definisi) artropoda serta kadal kecil. Kalajengking memiliki sepasang penjepit untuk
menggenggam mangsanya. Kemudian ujung ekor untuk melumpuhkan
mangsanya. Sengatan tersebut menimbulkan rasa nyeri dan panas yang
potensial menimbulkan keracunan yang mematikan.

Sengatan kalajengking umumnya tidak berbahaya kecuali sengatan oleh


kalajengking jenis beracun. Racun kalajengking mengandung campuran
kompleks fosfolipase A2, asetilkolinesterase, hialuronidase, protein dengan
berat molekul rendah, asam amino, dan serotonin

Spesies Leirus quinquestriatus merupakan spesien dengan racun yang


kardiotoksik dan dapat menyebabkan syok, hipotensi, serta edema paru.
Anamnesis 1. Riwayat tegigit kalajengking
2. Nyeri pada tempat gigitan atau tempat lain
3. Parestesi pada tempat gigitan atau tempat lain
4. Gelisah
5. Demam
6. Keringat berlebih
7. Pandangan kabur
8. Detak jantung > 100x/menit
9. Mual dan muntah
10. Kejang
Pemeriksaan Fisik 1. Bekas gigitan kalajengking
2. Edema lokal
3. Peningkatan suhu tubuh
4. Takikardi > 100x/menit
5. Hipersalivasi
6. Paresetesia
7. Fasikulasi lidah
8. Disfagia dan disfonia
9. Sesak napas
10. Gelisah sampai kejang
11. Disfungsi kardiovaskular: hipertensi, disritmia jantung, iskemia miokard,
edema paru
Kriteria Diagnosis 1. Riwayat tergigit kalajengking dan tampak bekas gigitan kalajengking
2. Peningkatan suhu tubuh
3. Takikardia
4. Nyeri dan parestesia di bekas gigitan kalajengking atau didaerah lain
5. Tanda disfungsi otonom atau syaraf kranial: penglihatan kabur,
hipersalivasi, fasikulasi lidah, disfagia, disfonia, sesak di sekitar
tenggorokan
6. Tanda disfungsi somatik neuromuskuloskeletal: gesilah, kejang
7. Tanda disfungsi kardiovaskular: hipertensi, disritmia jantung, iskemia
miokard, edema paru
8. Pemeriksaan lab darah: darah rutin, elektrolit, gula darah, ureum,
creatinin, profil koagulasi, analisa gas darah, dan uji faal hati
Diagnosis Kerja Intoksikasi Bisa Kalajengking

Diagnosis Banding 1. Intoksikasi gigitan laba-laba


2. Intoksikasi sengatan hymenoptera
3. Intoksikasi gigitan kutu
Pemeriksaan Pemeriksaan Laboratorium
Penunjang 1. Darah rutin
2. Elektrolit
3. Gula darah
4. Fungsi Ginjal
5. Profil koagulasi
6. Analisa gas darah
7. Fungsi liver

Tata Laksana 1. Stabilisasi:


Airway, Breathing, Circulation
2. Dekontaminasi:
Cuci luka, tetanus profilaksis
Kompres es pada lokasi sengatan beberapa jam pertama dengan tujuan
untuk melokalisasi racun sehingga absorpsi racun berkurang
3. Terapi Spesifik
Pemberian serum scorpion (polivalen) dosis 50-100 kali jumlah LD50
Lakukan tes alergi (larutkan 0,1 mL antivenom dengan ratio 1:10 ke
dalam NaCl isotonik. Berikan 0,2 mL antivenom secara intradermal
4. Terapi Tingkat Lanjut (komplikasi)
Benzodiazepin, anestesi lokal, vasodilator, antikolinergik, vasopressor

Edukasi  Edukasi prosedur penanganan dan prognosis


 Edukasi untuk menjaga kebersihan rumah dan penggunaan insektisida
pada daerah yang banyak terdapat kalajengking
 Edukasi untuk dekontaminasi dan kompres daerah yang tergigit
kalajengking

Prognosis Intoksikasi dapat dikontrol apabila segera ditangani dengan benar.


Penatalaksanaan pada intoksikasi bermaksud untuk menjaga hemodinamik
dan stabilitas tubuh penderita sekaligus memperbaiki kerusakan yang terjadi
akibat paparan bisa kalajengking. Namun, prognosisnya bisa memburuk
mulai perawatan di ruang intensif hingga kematian apabila tidak ditangani
dengan cepat dan tepat, sebab bisa kalajengking dapat berdampak sistemik di
seluruh tubuh.
Tingkat Evidens IV
Tingkat C
Rekomendasi
Penelaah Kritis SMF Ilmu Penyakit Dalam
Indikator (Outcome) 1. Indikator jangka pendek:
 Keluhan nyeri pada bekas gigitan berkurang
 Hemodinamik stabil
 Menetralkan bisa kalajengking dan mencegah penyebaran ke sistemik
2. Indikator jangka panjang:
 Tidak ada keluhan nyeri bekas gigitan
 Hemodinamik stabil dan tidak perlu perawatan intensif

Kepustakaan Djoko Widayat. 2016. Keracunan Bahan Kimia, Obat dan Makanan dalam
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FK UI Edisi 6 Jilid 1. Hal 1100-1105.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai