0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
340 tayangan34 halaman
Laporan kasus ini membahas tentang seorang anak laki-laki berusia 8 tahun 6 bulan yang dirawat di rumah sakit karena kejang dan penurunan kesadaran disertai demam. Pemeriksaan menemukan tanda ensefalopati dengue dan obesitas. Pasien diberi penatalaksanaan antara lain oksigen, cairan infus, antibiotik, dan anticonvulsan. Kondisi pasien membaik selama perawatan di rumah sakit.
Deskripsi Asli:
presentation about dengue encephalopathy in a child with obesity
Laporan kasus ini membahas tentang seorang anak laki-laki berusia 8 tahun 6 bulan yang dirawat di rumah sakit karena kejang dan penurunan kesadaran disertai demam. Pemeriksaan menemukan tanda ensefalopati dengue dan obesitas. Pasien diberi penatalaksanaan antara lain oksigen, cairan infus, antibiotik, dan anticonvulsan. Kondisi pasien membaik selama perawatan di rumah sakit.
Laporan kasus ini membahas tentang seorang anak laki-laki berusia 8 tahun 6 bulan yang dirawat di rumah sakit karena kejang dan penurunan kesadaran disertai demam. Pemeriksaan menemukan tanda ensefalopati dengue dan obesitas. Pasien diberi penatalaksanaan antara lain oksigen, cairan infus, antibiotik, dan anticonvulsan. Kondisi pasien membaik selama perawatan di rumah sakit.
LAPORAN KASUS 1 Hal. 11: IVFD Asering (HS): 30 gtt/m Hal. 12: sclera tidak ikterik Hal. 18: TD: 120/80 2 Wabah Sindroma Syok Dengue Demam Dengue DHF Morbiditas dan mortalitas pada anak >> Unusual manifestations dan atypical manifestations berakibat fatal 1976 Unusual manifestations: keterlibatan SSP, GIT, hepar, ginjal, sist respirasi dan kardiovaskuler, muskuloskeletal, mata, dll. 2004 3 Manifestasi neurologis pada infeksi virus dengue kejang demam pada anak usia muda, ensefalopati, ensefalitis / meningitis aseptik, perdarahan intrakranial / trombosis, efusi subdural, mononeuropati / polineuropati, Sindroma Guillane-Barre, myelitis transfersa ensefalopati merupakan manifestasi neurologi paling sering penurunan kesadaran, mulai dari mengantuk sampai koma, dan dapat sampai meninggal. Gejala lain dari ensefalopati dapat berupa sakit kepala, tangis yang melengking, kejang, kemudian timbul kelumpuhan saraf otak serta saraf sensorimotor perifer 4 kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan OBESITAS infeksi virus dengue risiko tinggi memiliki peluang lebih besar utk memberikan manifestasi jarang seperti: ensefalopati, ko-infeksi dengan penyakit lainnya, serta komplikasi dari kelebihan cairan 5 Seorang anak laki-laki, RR, usia 8 tahun 6 bulan, masuk rumah sakit pada tanggal 3 Februari 2014 jam 04.30 WITA dengan keluhan utama kejang sebanyak 1 kali sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit disertai penurunan kesadaran, dan demam sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. 6 02/02/14 03/02/14 02/02/14 03.30 Demam, tinggi pada perabaan, mendadak MRS di RS AD Teling Kejang, penurunan kesadaran Dirujuk ke RSUP Prof. RD. Kandou 7 RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (diperoleh dari anamnesis dari orang tua) Penderita sudah pernah mengalami diare dan batuk pilek yang sembuh dengan pengobatan. Penderita belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.
RIWAYAT PENYAKIT DALAM KELUARGA Hanya penderita yang sakit seperti ini dalam keluarga.
8 RIWAYAT ANTENATAL DAN PERSALINAN ANC : 8 kali, teratur TT : 2x Selama hamil, ibu sehat
Penderita lahir di rumah sakit, BBL: 3200 gram, ditolong oleh bidan, secara spontan letak belakang kepala, dan langsung menangis kuat.
9 RIWAYAT KEPANDAIAN / KEMAJUAN Membalik : 4 bulan Tengkurap : 6 bulan Duduk : 8 bulan Merangkak : 10 bulan Berdiri : 12 bulan Berjalan : 14 bulan Tertawa : 3 bulan Berceloteh : 6 bulan Memanggil mama/papa : 12 bulan
RIWAYAT PEMBERIAN MAKANAN ASI : - PASI : lahir 1 tahun Bubur susu: 4 8 Bubur saring: - Bubur halus: 8-12 bln Nasi lembek: 12 18 bulan Nasi + lauk: 18 bulan - sekarang
RIWAYAT IMUNISASI Penderita telah mendapatkan vaksinasi dasar lengkap sampai usia 1 tahun.
Sesuai umur 10 Ayah Ibu 34 tahun 33 tahun Minahasa Minahasa SMA SMA Pegawai swasta Pegawai swasta Rumah beratapkan seng, dinding beton, lantai ubin, dengan 3 buah kamar tidur. Rumah dihuni oleh 7 orang dewasa dan 4 orang anak. Kamar mandi dan WC terletak di dalam rumah. Sumber penerangan listrik dari PLN. Sumber air minum dari air kemasan. Penanganan sampah dengan cara dikumpulkan dan dibuang 11 12 Tanggal 3 Februari 2014 (jam 04.30 WITA, pada saat penderita masuk rumah sakit) Keadaan umum : tampak sakit Kesadaran : GCS E3 V3 M3 (N >13) Status antropometri: Berat badan : 50 kg Tinggi badan : 142 cm BB/U : 178,57% berat badan lebih TB/U : 109,16% tinggi badan baik BB/TB : 142,85% obesitas (berat badan ideal: 35kg) Lingkar Kepala : 52 cm (antara -2 dan +2 SD)
13 Tanda vital : TD : 120/80 mmHg N : 130 x/menit R : 40 x/menit (reguler) S : 38.7 o C (aksila) Kulit : warna sawo matang, jaringan parut (-), pigmentasi (-), parut BCG (+), lapisan lemak cukup tebal, turgor kulit normal, edema (-)
14 Kepala dan leher Kepala : bentuk mesosefali, rambut hitam tidak jarang, tidak mudah dicabut, ubun-ubun besar menutup Mata : edema palpebra (-), ptosis -/-, lagoftalmus (-), konjungtiva anemis -/-, sklera ikterus -/-, lensa jernih, refleks kornea +/+, pupil bulat isokor diameter 3 mm / 3 mm, refleks cahaya +/+, bola mata letak di tengah, strabismus -/-, nistagmus -/- Hidung : bentuk normal, sekret (-), pernapasan cuping hidung (-) Telinga : bentuk normal, sekret -/-, membrana timpani intak +/+ Mulut : sianosis sirkumoral (-), sudut mulut tertinggal (-), mukosa basah, stomatitis (-), lidah beslag (-), gigi karies (-) Tenggorokan : tonsil T1/T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis Leher : trakea letak ditengah, pembesaran kelenjar getah bening (-), JVP tidak meningkat, kaku kuduk (+)
15 Toraks : bentuk simetris kanan = kiri, tidak tampak deformitas, ruang interkostal tidak melebar, retraksi (-) Jantung I: iktus kordis tidak tampak, precordial bulging (-) P: iktus kordis teraba di linea midklavikularis kiri pada ruang sela iga V, tidak kuat angkat, tidak melebar, tanpa thrill P: batas kiri pada linea midklavikularis kiri, batas kanan pada linea parasternalis kanan, batas atas setinggi sela iga III kiri A: frekuensi detak jantung 130 x/menit, regular, bunyi jantung I/II murni, tidak terdengar bising Paru-paru I: pergerakan napas simetris kanan = kiri, retraksi (-) P: sela iga tidak melebar, pergerakan dada tidak ada yang tertinggal, vokal fremitus kanan = kiri P: sonor kanan = kiri, dullness -/- A: suara pernapasan bronkovesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
16 Abdomen I: datar mengikuti gerakan nafas, venektasi (-) P: dinding perut lemas, hepar dan lien tidak teraba, tidak teraba massa pada abdomen P: timpani A: bising usus kesan normal
Alat Kelamin : laki-laki Anggota gerak : akral hangat, deformitas (-), edema -/-, tidak ada paresis, CRT < 2 detik, kekuatan otot kanan = kiri normal, uji rumple leed (+) regio volar dextra Tulang belulang : tidak ada kelainan Otot : atrofi otot (-), tonus otot baik 17 Refleks : refleks fisiologis meningkat, refleks patologis babinski (+), klonus (-), spastis (-) Tanda rangsang meningeal: kaku kuduk (+) Sensorik : tidak ada kelainan Motorik : kekuatan keempat anggota gerak tubuh (5)
18 PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pemeriksaan di Rumah Sakit Prof. Dr. R. D. Kandou (3 Februari 2014) Hemoglobin : 13,2 gr/dL Hematokrit : 41,5 % Leukosit : 14.100 / mm 3
19 Penatalaksanaan : O 2 1-2 L/menit IVFD NaCl 0,45% in D5% (HS) = 87-88 cc/jam = 29-30 gtt/m Inj. Ceftriaxon 2x1 gr IV Inj. Dexametasone 3x8 mg IV Inj. Diazepam 15 mg IV (k/p) Paracetamol 3x500 mg Oral stop sementara Pasang kateter Balans diuresis/24 jam GDS/24 jam
Rencana pemeriksaan : Diff. Count, Na, K, Cl, Ca, NS-1, SGOT, SGPT, LED, ureum, creatinin, bil.total, bil. Direk, kolesterol total, HDL, LDL, Trigliserida, asam urat, albumin Lumbal punksi keluarga menolak
20 Perawatan hr I 03/02/14 Perawatan hari ke II 04/02/2014 Perawatan hari ke III 05/02/2014 S: demam (-), kejang (-), mual (-), muntah (-) S: demam (-), kejang (-), mual (-), muntah (-) S: demam (-), nyeri perut (-), sakit kepala (-), intake (+) O: KU: tampak sakit Kes: E4V5M6 T: 110/60 mmHg, N: 100 x/mnt, R: 24 x/mnt S: 36,4 o C Kep: conj an(-), Scl ict (-) Tho: simetris, retraksi (-), C; bising (- ), P: rh -/-, wh -/- Abd: datar, lemas, BU (+) N, H/L ttb Ext: akral hangat, CRT<2 O: KU: tampak sakit Kes: E4V5M6 T: 110/60 mmHg, N: 100 x/mnt, R: 24 x/mnt S: 36,4 o C Kep: conj an(-), Scl ict (-) Tho: simetris, retraksi (-), C; bising (- ), P: rh -/-, wh -/- Abd: datar, lemas, BU (+) N, H/L ttb Ext: akral hangat, CRT<2 O: KU: tampak sakit Kes: E4V5M6 T: 110/80 mmHg, N: 80 x/mnt, R: 24 x/mnt S: 36,8 o C Kep: conj an(-), Scl ict (-) Tho: simetris, retraksi (-), C; bising (- ), P: rh -/-, wh -/- Abd: datar, lemas, BU (+) N, H/L ttb Ext: akral hangat, CRT<2 A: Ensefalopati dengue + Obesitas A: Ensefalopati dengue + Obesitas A: Ensefalopati dengue + Obesitas P: O 2 1-2 L/menit IVFD NaCl 0,45% in D5% 30 gtt/m (HS) Inj. Cefotaxime 3x1 gr IV Inj. Amikacin 1x700 mg IV Inj. Dexametasone 3x8 mg IV Inj. Diazepam 10 mg IV (k/p) Sistenol 3x1 tab k/p Curliv 3x1 cth Oralit ad libitum Asupan nutrisi P: O 2 1-2 L/menit IVFD Asering 30 gtt/m (HS) Inj. Cefotaxime 3x1 gr IV/2 Inj. Amikacin 1x700 mg IV/2 Inj. Dexametasone 3x8 mg IV Inj. Diazepam 10 mg IV (k/p) Sistenol 3x1 tab k/p Curliv 3x1 cth Oralit ad libitum Asupan nutrisi P: O 2 1-2 L/menit IVFD Asering 30 gtt/m (HS) Inj. Cefotaxime 3x1 gr IV/3 Inj. Amikacin 1x700 mg IV/3 Inj. Dexametasone 3x8 mg IV Inj. Diazepam 10 mg IV (k/p) Sistenol 3x1 tab k/p Curliv 3x1 cth Oralit ad libitum Asupan nutrisi Hasil laboratorium 03/02/12 DC : 0/3/8/77/10/2 Na : 126 mmol/L K : 3,2 mmol/L Cl : 98 mmol/L Ca : 9,82 mg/dL SGOT : 680 u/L SGPT : 450 u/L NS-1 : (+) Ureum : 21,5 mg/dL Kreatinin : 0,61 mg/dL Kolesterol tot. : 162 mg/dL HDL : 31 mg/dL LDL : 118 mg/dL Asam urat: 6,3 LED : 26/50 mm/ jam GDS : 145 mg/dL
Menu makan pagi: nasi 1 gelas Telur 1 butir Sayuran gelas Pisang 1 buah
Menu snack pagi: susu 1 gelas Agar-agar 1 potong
Menu makan siang: nasi 1 gelas Daging 2 potong atau tempe 2 potong Sayuran gelas Pisang 1 buah
Menu snack sore: Agar-agar 1 potong
Menu makan malam: nasi 1 gelas Daging 1 potong atau tempe 1 potong Sayuran gelas Pisang 1 buah
Menu Snack malam: Susu 1 gelas dan biskuit 2 keping Kebutuhan energi per hari = 35 x 70 = 2450 kkal Kebutuhan protein per hari = 35 x 1 = 35 gram Kebutuhan cairan per hari = 2450 2975 ml/hari Diberikan dalam bentuk berupa makanan padat 3 sehari, makanan ringan 3x sehari, dan air putih + 1500-2000 ml setiap harinya.
Kebutuhan energi per hari = 35 x 70 = 2450 kkal Kebutuhan protein per hari = 35 x 1 = 35 gram Kebutuhan cairan per hari = 2450 2975 ml/hari Diberikan dalam bentuk berupa makanan padat 3 sehari, makanan ringan 3x sehari, dan air putih + 1500-2000 ml setiap harinya.
Kebutuhan energi per hari = 35 x 70 = 2450 kkal Kebutuhan protein per hari = 35 x 1 = 35 gram Kebutuhan cairan per hari = 2450 2975 ml/hari Diberikan dalam bentuk berupa makanan padat 3 sehari, makanan ringan 3x sehari, dan air putih + 1500-2000 ml setiap harinya.
Menu makan pagi: nasi 1 gelas Telur 1 butir Sayuran gelas Pisang 1 buah
Menu snack pagi: susu 1 gelas Agar-agar 1 potong
Menu makan siang: nasi 1 gelas Daging 2 potong atau tempe 2 potong Sayuran gelas Pisang 1 buah
Menu snack sore: Agar-agar 1 potong
Menu makan malam: nasi 1 gelas Daging 1 potong atau tempe 1 potong Sayuran gelas Pisang 1 buah
Menu Snack malam: Susu 1 gelas dan biskuit 2 keping Menu makan pagi: nasi 1 gelas Telur 1 butir Sayuran gelas Pisang 1 buah
Menu snack pagi: susu 1 gelas Agar-agar 1 potong
Menu makan siang: nasi 1 gelas Daging 2 potong atau tempe 2 potong Sayuran gelas Pisang 1 buah
Menu snack sore: Agar-agar 1 potong
Menu makan malam: nasi 1 gelas Daging 1 potong atau tempe 1 potong Sayuran gelas Pisang 1 buah
Menu Snack malam: Susu 1 gelas dan biskuit 2 keping Hasil laboratorium 04/02/12 Hb: 14,6 gr/dL GDS Stick : 90 mg/dL Ht: 41,3 % Leukosit: 9.900 / mm 3
Kebutuhan energi per hari = 35 x 70 = 2450 kkal Kebutuhan protein per hari = 35 x 1 = 35 gram Kebutuhan cairan per hari = 2450 2975 ml/hari Diberikan dalam bentuk berupa makanan padat 3 sehari, makanan ringan 3x sehari, dan air putih + 1500-2000 ml setiap harinya.
Kebutuhan energi per hari = 35 x 70 = 2450 kkal Kebutuhan protein per hari = 35 x 1 = 35 gram Kebutuhan cairan per hari = 2450 2975 ml/hari Diberikan dalam bentuk berupa makanan padat 3 sehari, makanan ringan 3x sehari, dan air putih + 1500-2000 ml setiap harinya.
Kebutuhan energi per hari = 35 x 70 = 2450 kkal Kebutuhan protein per hari = 35 x 1 = 35 gram Kebutuhan cairan per hari = 2450 2975 ml/hari Diberikan dalam bentuk berupa makanan padat 3 sehari, makanan ringan 3x sehari, dan air putih + 1500-2000 ml setiap harinya.
Menu makan pagi: nasi 1 gelas Telur 1 butir Sayuran gelas Pisang 1 buah
Menu snack pagi: susu 1 gelas Agar-agar 1 potong
Menu makan siang: nasi 1 gelas Daging 2 potong atau tempe 2 potong Sayuran gelas Pisang 1 buah
Menu snack sore: Agar-agar 1 potong
Menu makan malam: nasi 1 gelas Daging 1 potong atau tempe 1 potong Sayuran gelas Pisang 1 buah
Menu Snack malam: Susu 1 gelas dan biskuit 2 keping Menu makan pagi: nasi 1 gelas Telur 1 butir Sayuran gelas Pisang 1 buah
Menu snack pagi: susu 1 gelas Agar-agar 1 potong
Menu makan siang: nasi 1 gelas Daging 2 potong atau tempe 2 potong Sayuran gelas Pisang 1 buah
Menu snack sore: Agar-agar 1 potong
Menu makan malam: nasi 1 gelas Daging 1 potong atau tempe 1 potong Sayuran gelas Pisang 1 buah
Menu Snack malam: Susu 1 gelas dan biskuit 2 keping Menu makan pagi: nasi 1 gelas Telur 1 butir Sayuran gelas Pisang 1 buah
Menu snack pagi: susu 1 gelas Agar-agar 1 potong
Menu makan siang: nasi 1 gelas Daging 2 potong atau tempe 2 potong Sayuran gelas Pisang 1 buah
Menu snack sore: Agar-agar 1 potong
Menu makan malam: nasi 1 gelas Daging 1 potong atau tempe 1 potong Sayuran gelas Pisang 1 buah
Menu Snack malam: Susu 1 gelas dan biskuit 2 keping 22 Infeksi virus dengue Virus dengue: genus Flavivirus, 4 serotipe mirip secara antigen, proteksi selama bbrp bulan setelah tinf. serotipe virus lainnya Vektor : Aedes aegypti Asimtomatik, undifferentiated febrile illness (viral syndrome), demam dengue (DD), demam berdarah dengue (DBD), sindroma syok dengue (SSD) Masa inkubasi 2-7 hari menunjukkan gejala 23 Unusual manifestation atau manifestasi yang tidak lazim: gangguan organ berat seperti ginjal, atau sistem saraf pusat dihubungkan dengan infeksi dengue meningkat pada DBD dan juga pada penderita DD yang tidak terjadi kebocoran plasma. dihubungkan dengan ko-infeksi, komorbiditas atau komplikasi dari syok yang berkepanjangan 24 Ensefalopati dan Ensefalitis Dengue Jarang didapatkan BERBAHAYA Kemungkinan ke arah komplikasi >> Neurotopik ??? Serangan langsung ke SSP??? Manifestasi klinis: demam, penurunan kesadaran, nyeri kepala, dan tanda tanda fokal Ensefalopati pada dengue ensefalopati hepatik juga sering terjadi 25 Diagnosis: demam mendadak, tinggi kejang 1 kali ( riw. Kejang tidak ada) penurunan kesadaran setelah kejang refleks patologis (+) pemeriksaan lab: NS1 (+), SGOT: 650 U/L, SGPT: 480 U/L BB/TB:142,85% obesitas Ensefalopati Dengue + Obesitas 26 27 oksigenasi yang adekuat ringer asetat cairan rumatan antibiotika : Ceftriaxon iv digantikan Cefotaxime iv << toksisitas hepar Pemberian pemberian aminoglikosida << produksi amonia. Pencegahan peningkatan TIK juga sudah diberikan berupa dexamethasone intravena Monitoring gula darah juga dilakukan untuk menjaga agar kadar gula darahnya tetap baik 28 Obesitas + inf virus Dengue cadangan respiratorik yang lebih sedikit menghindari terjadinya kelebihan infus cairan intravena BBI pemberian koloid sudah harus dipertimbangkan sejak dini. Setelah kondisi pasien stabil, dapat diberikan diuretik untuk merangsang proses miksi. asupan makanan sesuai RDA yang disesuaikan dengan ukuran rumah tangga untuk mengontrol asupan nutrisi pengaturan aktivitas fisik edukasi kepada kedua orang tua dan keluarga penderita Prognosis: dubia ad bonam 29 Unusual manifestations seperti ensefalopati dengue biasanya dihubungkan dengan ko- infeksi, ko-morbiditas, atau komplikasi dari syok yang berkepanjangan Pada kasus ini: seorang anak dengan unusual manifestations dari infeksi virus dengue, berupa gangguan fungsi hati dan penurunan kesadaran disertai obesitas apakah ada hubungan ensefalopati dengue dengan gangguan fungsi hati dan obesitas? 30 penelusuran kepustakaan Pubmed, Highwire, Cochrane Library, dan google scholar Kata kunci : dengue, encephalopathy, liver function, children, obesity batasan (limit): studi yang dilakukan pada manusia, publikasi bahasa Inggris, kata kunci terdapat pada judul atau abstrak. 89 artikel yang memenuhi kriteria 6 artikel yang relevan dengan masalah, terdiri dari 1 Artikel telaah sistematik, 5 artikel uji klinis Levels of evidence ditentukan berdasarkan klasifikasi yang dikeluarkan oleh Oxford Centre for Evidence- based Medicine Levels of Evidence. 31 Kebanyakan ensefalopati dengue dijumpai bersamaan dengan adanya kegagalan fungsi hati kadar serum ALT & AST 2010, Varatharaj (level of evidence 2b) hubungan antara status nutrisional dengan tingkat keparahan infeksi virus dengue yang diderita penderita dengan obesitas dapat memberikan manifestasi klinis yang jarang dari infeksi dengue lebih sering dibandingkan dengan yang bergizi baik ataupun malnutrisi Peningkatan abnormal dari serum AST > 200 U/l ditemukan lebih banyak pada penderita obesitas, dibandingkan pada gizi baik maupun malnutrisi 2005, Kalayanarooj, dan Nimmannittya (level of evidence 2b) dari seluruh pasien terinfeksi virus dengue yang memiliki gangguan fungsi hati, didapatkan 8% memberikan manifestasi berupa ensefalopati 2007, Wiwanitkit (level of evidence 3b) 32 ensefalopati dengue merupakan salah satu penyebab dari gagal hati akut pada anak 2008, Kumar (level of evidence 2b) virus dengue serotipe 2 dan 3 merupakan serotipe virus yang paling sering menyebabkan gejala neurologis pada unusual manifestations, kenaikan kadar AST lebih tinggi jika dibandingkan dengan kenaikan kadar ALT peningkatan kadar serum AST terjadi akibat pelepasan AST dari monosit-monosit yang sudah rusak 2007, Gulati & Maheswari (level of evidence 2b) peningkatan enzim AST yang lebih nyata dibandingkan peningkatan kadar ALT adalah karakteristik khas dari gangguan hati pada infeksi virus dengue. tidak ditemukan hubungan bermakna antara onset jaundice pada penderita infeksi virus dengue dengan terjadinya ensefalopati dengue 2009, Chongsrisawat, Hutagalung, dan Poovorawan (level of evidence 2b) 33 34