Selulitis Cruris
Diajukan untuk memenuhi sebagian tugas kepaniteraan klinik dan melengkapi salah satu
syarat menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter di Bagian Ilmu Bedah Rumah Sakit
Islam Jemursari Surabaya
Oleh :
Afira Febriani S.W (6120020018)
Pembimbing :
dr. Dayu Satria Wibawa Sp.B
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Departemen/SMF Ilmu
Bedah RSI Surabaya Jemursari - Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama
Surabaya.
Pembimbing
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat,
rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Case Based Discussion
dengan baik dan tepat waktu.
Tugas ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Kepaniteraan Ilmu Bedah Fakultas
Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. Di samping itu, melalui kesempatan ini,
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada dr. Dayu Satria Wibawa,
Sp.B selaku pembimbing dalam penyusunan tugas ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada rekan – rekan anggota Kepaniteraan SMF Bedah serta berbagai pihak yang telah
member dukungan dan bantuan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna dan tidak luput dari
kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat berharap adanya masukan, kritik maupun saran yang
membangun. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya, semoga tugas
ini dapat memberikan tambahan informasi bagi kita semua.
Penulis
3
BAB 1
Status Pasien
Identitas Pasien
Usia : 49 thn
Alamat : Surabaya
Pekerjaan :-
Anamnesis
Pasien mengeluhkan kulit kaki kanan tiba-tiba awalnya melepuh 3 bulan yang lalu dan
memerah, 2 minggu setelahnya kulit menjadi menghitam. Pasien juga mengeluhkan nyeri pada
kakinya. Riwayat trauma disangkal, keluhan panas badan disangkal.
- Diabetes mellitus
- Tekanan Darah Tinggi
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tenang
GCS : 4-5-6
Tanda-tanda Vital :
a) Tekanan darah : 82/60 mmHg
b) Nadi : 102x/menit
c) Respirasi rate : 20x/menit
d) Suhu : 36˚C
e) SpO2 : 98 %
Berat Badan : 60 kg
Tinggi badan : 170 cm ( IMT = 20,8 Ideal)
Pemerisaan Generalis
K/L : A-/I-/C-/D-
Thoraks
a. Jantung
Perkusi :
Batas kanan jantung di ICS IV parasternal line dekstra,
Batas kiri jantung di ICS V anterior axila line sinistra
b. Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan dada dan napas simetris kanan kiri, retraksi intercostal(-)
Palpasi : Pergerakan napas simetris kanan kiri, fremitus raba sama simetris
Perkusi : Sonor/Sonor
Ekstremitas
Inspeksi : terdapat luka di kaki kanan, dengan ukuran
Palpasi : nyer tekan +, massa –
Status Lokalis
Terdapat luka yang menghitam di tungkai bawah sebelah kanan, panjang luka sekitar 35 cm. luka
dirasa nyeri saat dipalpasi, dang hangat. Terdapat eritema di sekitar luka.
Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap
- Lekosit 16,65 ribu/uL
- Hemoglobin 9,75 g/dL
- Leukosit 16,65 ribu/uL
- Neutrofil 84,02%
Elektrolit
- Natrium : 124,60 mEq/L
- Kalium : 4,43 mEq/L
- Clorida : 88,10 mEq/L
Faal Hemostasis
- PPT 15,3
- APTT 30,1
Gula Drah Acak
342 mg/dL
Foto Thoraks : Dalam batas normal
HbsAg : Non reaktif
Diagnosis
Terapi
Inj. Santagesik
Pro. Op Debridemen
Prognosis
Dubia ad bonam
Edukasi
Pendahuluan
Selulitis merupakan peradangan akut terutama menyerang jaringan dermis dan subkutis.
Faktor risiko untuk terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal (robekan kulit), luka terbuka di
kulit atau gangguan pembuluh vena maupun pembuluh getah bening. Lebih dari 40% penderita
selulitis memiliki penyakit sistemik. Penyakit ini biasanya didahului trauma, karena itu tempat
predileksinya biasanya ditungkai bawah. Gejala prodormal selulitis adalah demam dan malaise,
kemudian diikuti tanda-tanda peradangan yaitu bengkak (tumor), nyeri (dolor), kemerahan
(rubor), dan teraba hangat (kalor) pada area tersebut. Prevalensi selulitis di seluruh dunia tidak
diketahui secara pasti. Sebuah studi tahun 2006 melaporkan insidensi selulitis di AS, sebesar
24,6 kasus per 1000 penduduk per tahun dengan insidensi terbesar pada pasien laki-laki dan usia
45-64 tahun. Secara garis besar, terjadi peningkatan kunjungan ke pusat kesehatan di Amerika
Serikat akibat penyakit infeksi kulit dan jaringan lunak kulit yaitu dari 32,1 menjadi 48,1 kasus
per 1000 populasi dari 1997-2005 dan pada tahun 2005 mencapai 14,2 juta kasus.
BAB III
Tinjauan Pustaka
I. Definisi Selulitis
Selulitis didefinisikan sebagai infeksi akut pada kulit yang melibatkan dermis dan
jaringan subkutan yang disebabkan karena infeksi streptokokus (Sullivan and de
Barra, 2018).
Bakteri patogen
(streptokokus piogenes, streptokokus grup A, stapilokokus aureus)
Mekanisme radang
Nyeri
Tekan Proses Reaksi Ag-Ab
Nyeri otot
fagositosis
Lesi
Kerusakan kulit
Defisiensi Pengetahuan
Nyeri
Trauma Kerusakan
Risiko Infeksi
Jaringan Lunak Integritas Kulit
VI. Diagnosis Selulitis
Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Pasien dengan selulitis akan menunjukkan area kulit yang terkena biasanya
dengan area eritema yang berbatas tegas. Daerah eritematosa sering terasa hangat saat
disentuh disertai pembengkakan dan nyeri tekan pada palpasi. Pasien mungkin datang
dengan gejala konstitusional malaise umum, kelelahan, dan demam.
Ketika mengevaluasi pasien dengan selulitis, dokter harus menanyakan riwayat
lengkap penyakit yang muncul, dengan fokus pada konteks di mana pasien melihat
perubahan kulit atau bagaimana selulitis mulai terjadi. Penting untuk menanyakan
pasien apakah mereka baru saja bepergian, mengalami trauma atau cedera, memiliki
riwayat penggunaan obat intravena, dan/atau pernah digigit serangga atau hewan di
daerah yang terkena. Riwayat medis masa lalu yang lengkap dan menyeluruh juga
harus dilakukan untuk mengevaluasi kemungkinan kondisi medis kronis yang
mempengaruhi pasien terhadap selulitis, seperti diabetes mellitus, stasis vena,
penyakit pembuluh darah perifer, tinea pedis kronis, dan limfedema.
Area yang terkena harus diperiksa secara menyeluruh untuk mencari area
kerusakan kulit. Area tersebut harus dibatasi dengan spidol untuk memantau
penyebaran yang terus menerus. Area tersebut harus dipalpasi untuk merasakan
fluktuasi yang dapat mengindikasikan kemungkinan pembentukan abses. Saat meraba
area yang terkena dengan lembut, pastikan untuk mencatat adanya kehangatan, nyeri
tekan, atau drainase purulen.
Selulitis dapat muncul di area tubuh mana pun, tetapi paling sering memengaruhi
ekstremitas bawah. Jarang bilateral. Pada selulitis ekstremitas bawah, pemeriksaan
antara sela-sela jari kaki harus dilakukan. Selain itu, jika ada ekstremitas yang
terkena, periksa sensasi dan denyut nadi untuk memantau secara ketat sindrom
kompartemen. Perlu dievaluasi perkembangan vesikel, bula, atau adanya peau
d'orange dan limfadenopati.
Selulitis didiagnosis secara klinis berdasarkan adanya penyebaran peradangan
eritematosa pada dermis dalam dan jaringan subkutan. Secara khas muncul dengan
memburuknya eritema, edema, hangat, dan nyeri tekan. Dua dari empat kriteria
(hangat, eritema, edema, atau nyeri tekan) diperlukan untuk membuat diagnosis.
Presentasi yang paling umum adalah pada ekstremitas bawah tetapi dapat
mempengaruhi area tubuh manapun. Paling sering unilateral dan jarang (jika pernah)
muncul secara bilateral. Kulit pasien harus dievaluasi secara menyeluruh untuk
menemukan sumber potensial selulitis dengan mencari mikroabrasi kulit sekunder
akibat cedera, gigitan serangga, ulkus dekubitus, atau tempat suntikan. Jika selulitis
mempengaruhi ekstremitas bawah pasien, evaluasi yang cermat harus dilakukan
untuk mencari celah atau tinea pedis di antara jari-jari kaki pasien. Selain itu, dapat
mempengaruhi sistem limfatik dan menyebabkan limfadenopati yang mendasarinya.
Edema terkait dengan selulitis dapat menyebabkan pembentukan vesikel, bula, dan
edema di sekitar folikel rambut yang mengarah ke peau d'orange.
Kesimpulan
Selulitis merupakan infeksi yang menyerang pada kulit bagian dermis hingga subkutan
yang sering disebabkan karena kuman streptokokus, penyakit ini akan diperparah dengan adanya
riwayat diabetes mellitus. Penanganan segera pada pasien akan memperbaiki prognosis pasien.
Pada pasien ini diberikan terapi antibiotik untuk mengatasi infeksi nya dan dilakukan
debridemen yang bertujuan untuk mencegah meningkatnya infeksi pada jaringan sekitar luka.
DAFTAR PUSTAKA
Adam B. Raff (2016) ‘Diagnosis and Treatment of Cellulitis’, Clinical Review & Education
[Preprint].
Frank-Leonel Tianyi (2018) ‘Risk Factor and Complication of Lower Limb Cellulitis in Afrika :
A Systematic Review’, BMJ : British Medical Journal [Preprint].