DISUSUN OLEH :
PEMBIMBING :
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari/Tanggal Ujian/Presentasi Kasus:
Identitas Pasien
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien dibawa ke IGD pada 4 Juni 2021 pukul
19.20 dengan keluhan sesak napas 2 minggu SMRS. Sesak napas dirasakan saat
sedang beraktivitas dan saat istirahat. Sesak napas membaik pada saat pasien
duduk. Pasien juga mengeluh nyeri dada sebelah kanan menembus sampai ke
punggung. Nyeri dada dirasakan setiap saat. Pasien juga merasakan lemas, dan
mual. Terdapat bengkak di kedua kaki pasien awalnya bengkak di bagian wajah.
Demam, nyeri tenggorokan, pilek dan diare disangkal oleh pasien. Napsu makan
pasien menurun. Buang air kecil pasien dalam batas normal dan lancar. Pasien
tidak merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol, dan tidak memiliki alergi.
(-) Demam Rematik Akut (-) Ulkus Ventrikuli (-) Perdarahan otak
ANAMNESIS SISTEM
Kulit
Kepala
Mata
Telinga
( - ) Tinitus
Hidung
( - ) Sekret ( - ) Pilek
( - ) Epistaksis
Mulut
( - ) Selaput ( - ) Stomatitis
Tenggorokan
Leher
( + ) Batuk
Abdomen (Lambung/Usus)
( + ) Mual ( - ) Mencret
( - ) Perut membesar
( - ) Stranguria ( - ) Kolik
( - ) Poliuria ( - ) Oliguria
( - ) Nokturia ( - ) Anuria
( - ) Penyakit Prostat
( - ) Parestesi ( - ) Ataksia
( - ) Kejang ( - ) Pingsan
( - ) Afasia ( - ) Kedutan (“Tick”)
Ekstremitas
Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan Lain
Pemeriksaan Penunjang
HEMATOLOGI
Hema I
Hematokrit 28 % 35 – 47
Basofil 1 % 0–1
Eosinofil 3 % 2–4
Batang 0 % 3–5
Segmen 59 % 50 – 70
Limfosit 26 % 25 – 40
Monosit 11 % 2–8
ALC 1820
NLR 2.27
30-59 :
Moderately
impared GFR
15-29 : Severyly
impired GFR
< 15 : establised
renal failure
SEROLOGI
IMUNOLOGI/ SEROLOGI
KIMIA DARAH
FUNGSI GINJAL
30-59 :
Moderately
impared GFR
15-29 : Severyly
impired GFR
< 15 : establised
renal failure
KIMIA DARAH
30-59 :
Moderately
impared GFR
15-29 : Severyly
impired GFR
< 15 : establised
renal failure
Kreatinin 11 0.5-1.0
30-59 :
Moderately
impared GFR
15-29 : Severyly
impired GFR
< 15 : establised
renal failure
Hematokrit 28 % 35 – 47
Hematokrit 28 % 35-47
Foto Thorax :
Sinus kanan kiri tumpul dan diafragma normal. Jantung dan aorta: konfigurasi
normal. Paru-paru : tampak infiltrat di basal dan perihilar kiri kanan. Corakan
bronkovaskular prominen. Hilus normal dan pleura efusi kiri kanan. Tulang-tulang
dan jaringan lunak normal.
USG Thorax :
Tampak efusi pleura kiri kanan. Terpasang marker di hemithorax kiri kanan
posterolateral inferior. Volume efusi kanan : 966 cc, kiri: 455cc.
Hepar : permukaan rata, tak membesar. Struktur gema homogen. Tak tampak lesi
hipo/hiperekoik yang patologis. Sistim vaskular dan bilier intrahepatik tak
melebar. Kandung empedu : dinding tak menebal, batu (-). Lien : tak membesar.
Pankreas : kontur dalam batas normal. Kelenjar getah bening paraaorta : tak
membesar. Ginjal kanan : tak tampak dilatasi sistim pelviocalises, batu (-).
Diferensiasi korteks dan parenchym meningkat. Ginjal kiri : tak tampak dilatasi
sistim pelviocalises, batu (-). Diferensiasi korteks dan parenchym meningkat.
Buli-buli: dinding reguler, tak tampak indentasi, batu (-). Uterus dan kedua
adnexa : tak membesar. Cul de sac:cairan (-).
Penatalaksanaan IGD:
- Lasix 1 x 1 iv
- Natrium Bikarbonat 3 x 1
- Asam Folat 3 x 1
- Vitamin B12 3 x 1
- Cefoperazone 3 x 1g iv
- Omeprazole 2 x1 iv
- Ca Glukonas 3 x 1
- Renxamin/ 24 jam
- Lasix 1 x 1 iv
- Natrium Bikarbonat 3 x 1
- Asam Folat 3 x 1
- Vitamin B6 3 x 1
- Cefoperazone 3 x 1g iv
- Omeprazole 2 x1 iv
- Ca Glukonas 3 x 1
- Candesartan 1 x 16mg
Tanggal 05-06-2021
konjungtiva anemis kanan dan kiri, vbs melemah, pitting edema bilateral pada
ekstremitas bawah, Ur/C 119/12.1, eGFR 3.6, Na 128, K 5.2
Tanggal 06-06-2021
konjungtiva anemis kanan dan kiri, vbs melemah, pitting edema bilateral pada
ekstremitas bawah. Albumin 2.6, Ur/C 135/10.4, eGFR 4.3, Na 128, K 5.2
A: CKD stage 5, efusi pleura bilateral
Tanggal 07-06-2021
konjungtiva anemis kanan dan kiri, vbs melemah, pitting edema bilateral pada
ekstremitas bawah. Albumin 2.6, Ur/C 135/10.4, eGFR 4.3, Na 128, K 5.2
Tanggal 08-06-2021
Tanggal 09-06-2021
Tanggal 10-06-2021
RINGKASAN
Pasien perempuan berusia 47 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak napas
sejak 2 minggu SMRS yang dirasakan saat beraktivitas dan istirahat dan sesak
berkurang saat pasien duduk. Sesak disertai dengan batuk dan mual. Pasien juga
mengeluh nyeri dada sebelah kanan yang menjalar hingga punggung. Nyeri dada
dirasakan setiap saat. Pasien merasa bengkak pada kedua kakinya. Pasien
memiliki riwayat DM tetapi tidak rutin mengkonsumsi OAD oral dan jarang
kontrol ke dokter. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis. Pada
paru, palpasi didapatkan vocal fremitus menurun, perkusi redup pada kedua
lapang bagian basal paru, aukultasi vbs melemah pada kedua lapang bagian basal
paru. Pada abdomen, auskultasi redup pada RUQ dan LUQ. Pada ekstremitas
bawah terdapat edema kanan dan kiri. Dari pemeriksaan lab di dapatkan
Hemoglobin 9,3/ Ureum 124/ Kreatinin 12.2/eGFR 3.5/ Na 128/ K 5.2/Cl 106/
Albumin 2.6. Hemoglobin turun menjadi 8.4 lalu dilakukan transfusi darah. Dari
pemeriksaan radiologi foto thorax terdapat infiltrat di kedua lapang paru bagian
basal, terdapat meniscus sign. Pada usg thorax terdapat efusi pleura bilateral
dengan volume kanan 966 cc dan kiri 455 cc. Pada usg abdomen terlihat batas
korteks dan medulla tidak tegas dengan kesan parenchymal renal disease bilateral.
PROGNOSIS
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari 3
bulan, berdasarkan kelainan patologis atau petanda kerusakan ginjal seperti
proteinuria. Jika tidak ada tanda kerusakan ginjal, diagnosis penyakit ginjal
kronik ditegakkan jika nilai laju filtrasi glomerulus kurang dari 60
ml/menit/1,73m², seperti pada tabel 1 berikut:
Tabel 1. Kriteria Penyakit Ginjal Kronik
- Kelainan patologis
Klasifikasi⁴
Klasifikasi penyakit ginjal kronik didasarkan atas dua hal yaitu atas dasar derajat
(stage) penyakit dan dasar diagnosis etiologi. Klasifikasi atas dasar derajat
penyakit dibuat atas dasar LFG yang dihitung dengan mempergunakan rumus
Kockcorft-Gault sebagai berikut:
> 90
1 Kerusakan ginjal dengan LFG
normal atau ↑
2
60-89
Kerusakan ginjal dengan LFG↓
ringan
30-59
3 Kerusakan ginjal dengan LFG↓
sedang
4
15- 29
5 Kerusakan ginjal dengan LFG↓ berat
< 15 atau
dialisis
Gagalginjal
Penatalaksanaan
kardiovaskuler
60-89
2 menghambat pemburukan
(progession)
fungsi ginjal
30-59
3 evaluasi dan terapi komplikasi
15-29
4 persiapan untuk terapi pengganti
ginjal
Waktu yang paling tepat untuk terapi penyakit dasarnya adalah sebelum
terjadinya penurunan LFG, sehingga pemburukan fungsi ginjal tidak
terjadi. Pada ukuran ginjal yang masih normal secara ultrasonografi,
biopsi dan pemeriksaan histopatologi ginjal dapat menentukan indikasi
yang tepat terhadap terapi spesifik. Sebaliknya, bila LFG sudah menurun
sampai 20-30% dari normal, terapi terhadap penyakit dasar sudah tidak
banyak bermanfaat.
Efusi pleura
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan cairan melebihi
normal di dalam cavum pleura diantara pleura parietalis dan visceralis dapat
berupa transudat atau cairan eksudat. Pada keadaan normal rongga pleura
keganasan, sirosis hati, trauma tembus atau tumpul pada daerah ada, infark
terutama disebabkan oleh gagal jantung kongestif, sirosis hati, keganasan, dan
paru dan kanker payudara. Efusi pleura merupakan manifestasi klinik yang
dapat dijumpai pada sekitar 50-60% penderita keganasan pleura primer atau
disertai efusi pleura dan sekitar 50% penderita kanker payudara akhirnya akan
Gejala yang paling sering timbul adalah sesak, dipsneu. Nyeri bisa
timbul akibat efusi yang banyak berupa nyeri dada pleuritik atau nyeri tumpul.
fisik yang teliti, diagnosis yang pasti melalui pungsi percobaan, biopsy dan
pleurodesis.9,8
dilakukan dengan posisi AP, Lateral, dan dekubitus. Biasanya hasil rontgen
sudut costofrenicus menghilang, dan Meniscus Sign (+). 10 Pada pasien ini,
Kriteria Light, yaitu: 1. Rasio protein pleura dan plasma > 0,5, 2. Rasio LDH
cairan pleura dan plasma > 0,60 dan 3. LDH cairan pleura lebih besar dari 2/3
batas atas nilai normal LDH serum. Selain itu didapatkan hasil TbAg RD1-
RD3 (+) pada analisis cairan pleura yang dapat mendukung kearah diagnosis
RD2 dan RD3. Tes ini dapat membantu untuk mendiagnosis TB karena