Disusun Oleh :
dr. Selly Christine Waruwu
Pembimbing :
dr. Fajar Dian
LAPORAN KASUS
- Leher
Pembesaran KGB : tidak ada pembesaran KGB
Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Trakhea : di tengah
- Toraks
(Cor)
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi : Kesan kardiomegali (-)
Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
(Pulmo)
Inspeksi : Pergerakan dinding dada kanan-kiri simetris, retraksi (-)
Palpasi : Fremitus taktil kanan dan kiri sama, simetris
Perkusi : Redup pada kedua lapang paru bawah
Auskultasi : Vesikuler pada kedua lapang paru bawah,
wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
- Abdomen
Inspeksi : Tampak datar, distensi (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), hepatomegaly (-),
splenomegaly (-), defense muscular (-).
Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)
Auskultasi : Bising usus (+) 4x/menit
- Ekstremitas
Superior Inferior
Akral Hangat +/+ +/+
Akral Sianosis -/- -/-
CRT <2” <2”
Rash - -
Oedem -/- -/-
Tonus Otot Normotonus Normotonus
Trofi Otot Normotrofi Normotrofi
Ref. Fisiologis + +
Ref. Patologis - -
C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 09/07/2020
Hematologi
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Hemoglobin 12 g/dL 12 – 16
Leukosit 3.7 103/uL 4 – 10
Hematokrit 43.5 % 37 – 50
Trombosit 29 103/uL 150 – 450
Eritrosit 5.03 106/uL 3,8 – 5,8
Hasil Pembelajaran:
RDW-CV 13.1 % 11 - 16
1. Definisi
RDW-SDDemam Dengue Hemorrhagic
44.9Fever fL 35 - 56
2. Klinis dan Penegakan Diagnosis Dengue Hemorrhagic Fever
MCV 86.4 fL 80 – 100
3. Tatalaksana pada pasien Dengue Hemorrhagic Fever
MCH 31.8 Pcg 27-34
4. Edukasi dan Komplikasi dari Dengue Hemorrhagic Fever
MCHC 36.8 g/dL 32-36
Lymph#
Rangkuman Pembelajaran Portofolio:0.6 103/uL 0.8 – 4.0
Mid#
1. Subjective 0.3 103/uL 0.1 – 1.5
Dari
Gran#
anamnesis didapatkan pasien mengaku
2.8 103/uL
mengalami demam sejak 32.0
hari
– 7.0
yang lalu,
terus menerus disertai dengan keluhan
Lymph% 17.0lemas, tidak nafsu%makan, mual, nyeri
20 –di40belakang
mata, nyeri sendi dan sakit kepala.7.9Gejala demam tersebut
Mid% % khas pada3.0pasien
– 15.0demam
berdarah.
Gran% 75.1 % 50 - 70
2. Objective
Keadaan umum pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, tanda-tanda vital
pasien didapatkan suhu 38.5 oC yang menandakan pasien sedang mengalami demam.
Dalam perjalanan penyakit DHF, pasien sedang berada pada fase demam. Dari
pemeriksaan fisik head to toe dalam batas normal. Dari hasil Lab darah lengkap
menunjukkan nilai trombosit 29 dan WBC 3,7.
3. Assessment
Perempuan, 55 tahun dengan DHF grade 1.
4. Diagnosa
Diagnosis Kerja:
Dengue Haemorrhagic Fever Grade 1
5. Plan
IGD
Non-medika Mentosa:
- Rawat Inap
- Observasi KU dan TTV pasien
Medikamentosa:
- Loading Cairan RL 500 cc
Ruangan
Non-medika Mentosa:
- Observasi TTV
- Diet Bubur
- Cek DL @ 24 jam
Medikamentosa:
- IVFD RL 20 tpm
- Injeksi Ondancetron 3x4mg
- Injeksi Ranitidin 2x50 mg
- PCT 3x500mg
- Curcuma 3x1tab
Rencana Edukasi:
- Edukasi mengenai diagnosa saat ini kepada pasien.
- Edukasi mengenai pengobatan pada pasien.
Rencana Konsultasi:
- Konsultasi dokter spesialis Penyakit Dalam untuk mendapatkan penatalaksanaan lebih
lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Epidemiologi
Sekitar 40% dari total jumlah penduduk di dunia tinggal di daerah yang resiko tinggi
DF. Dimana dengue endemis di 100 negara di Asia. World Health Organization (WHO)
mengestimasi sekitar 50 sampai 100 juta kejadian DF terjadi tiap tahun, termasuk 500,000
kasus DHF dan 22,000 kematian yang mayoritas anak-anak.
1. Fase Febris
Ini merupakan fase awal yang terjadi dari hari 1-3 setelah masa inkubasi virus
Dengue. Pada fase ini pasien akan mengalami demam yang tinggi dan mendadak bisa
mencapai 40oC. Selain itu akan muncul gejala seperti pusing, nyeri kepala, myalgia,
sendi-sendi nyeri, dan erythema kulit. Sebagian pasien ada yang mengalami radang
tenggorokan dan injeksi konjungtiva. Selain itu terdapat keluhan tambahan seperti
anorexia, mual, dan muntah. Pada fase febris akan tampak test tourniquet positive.
Manifestasi perdarahan ringan akan tampak juga pada tahap ini seperti ptechiae dan
perdarahan mukosa. Pada wanita dapat terjadi perdarahan lebih banyak pada vagina
saat menstruasi dan perdarahan gastrointestinal tetapi kejadian ini jarang ditemukan.
2. Fase Critical
Fase ini terjadi pada hari ke 3-6 dimana demam sudah turun dan kadar virus dalam
darah menurun karena respon imun di tubuh mulai meningkat. Fase ini ditandai
dengan adanya peningkatan permeabilitas kapiler yang paralel terhadap kenaikan
kadar hematokrit dalam darah. Plasma leakage biasa terjadi secara klinis selama 24-48
jam.
Leukopeni yang progresif diikuti dengan penurunan angka trombosit biasanya
mendahului terjadinya kebocoran plasma. Dalam keadaan seperti ini pasien yang
tidak mengalami peningkatan permeabilitas kapiler keadaan umumnya akan
membaik, sedangkan pasien yang mengalami peningkatan permeabilitas kapiler justru
akan memburuk keadaannya karena kebocoran plasma. Derajat kebocoran plasma
bervariasi mulai dari kebocoran plasma minimal sampai terjadi efusi pleura dan
ascites. Peningkatan kadar hematokrit dari nilai awal dapat digunakan untuk melihat
keparahan dari kebocoran plasma. Bila terjadi kebocoran plasma yang berat dapat
terjadi syok hipovolemik. Bila syok terjadi berkepanjangan maka organ tubuh akan
mengalami hipoperfusi sehingga dapat menyebabkan kegagalan organ, acidosis
metabolik dan disseminated intravascular coagulation. Selain syok dapat pula terjadi
gangguan organ berat yang lain misalnya hepatitis berat, encephalitis atau myocarditis
serta perdarahan berat.
3. Fase Recovery
Pada fase ini bila pasien dapat bertahan pada masa kritis maka akan terjadi reabsorbsi
cairan ekstravaskular secara bertahap selama 48-72 jam. Keadaan umum akan
membaik, nafsu makan kembali baik, gejala gastrointestinal mereda, hemodinamik
stabil. Kadar trombosit meningkat dan persentase hematokrit menurun.
2.6 Diagnosis
Diagnosis Dengue Fever berdasarkan hasil dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Menurut panduan yang dikeluarkan WHO pada tahun 2009, Dengue
Fever terbagi menjadi tiga bagian, yakni:
Dengue tanpa tanda-tanda bahaya
Pasien dapat dikatakan kemungkinan dengue (probable dengue). Pasien tinggal atau
bepergian ke area endemis dengue dengan demam, ditambah dengan dua tanda gejala
berikut:
Nyeri kepala
Malaise
Myalgia
Arthralgia
Nyeri retro-orbital
Anoreksia
Nausea
Muntah
Diare
Ruam (ptechiae)
Terdapat tahap berikut dari Dengue Hemorrhagic Fever yaitu Dengue Shock Syndrome
(DSS). Dikatakan DSS jika kriteria diatas terpenuhi disertai kegagalan sirkulasi dengan
manifestasi nadi yang cepat dan lemah, tekanan darah turun (<20 mmHg), hipotensi
dibandingkan standar sesuai umur, kulit dingin dan lembab serta gelisah.
Gambar 2. Tatalaksana Cairan pada Pasien Dewasa dengan Kecurigaan DBD tanpa Syok
Gambar 3. Tatalaksana DBD pada Pasien Dewasa dengan Peningkatan Ht >20 %
1. Setiati dkk. Demam Berdarah Dengue. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III.
Edisi VI. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI : 2014.
4. WHO. Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and Dengue
Haemorrhagic Fever. Available at: http://apps.searo.who.int/pds_docs/ Accessed on Mei 2,
2019
7. Soedarno SS, Garna H, Hadinegoro SR. Buku Ajar Infeksi & Pediatric Tropis. Ikatan Dokter
Anak Indonesia. Jakarta. 2008.
8. Departemen Kesehatan RI. Pedoman tatalaksana klinis infeksi dengue di sarana pelayanan
kesehatan, 2005.p.19-34