(GMO)
Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa & Perilaku
FK Unika Atma Jaya Jakarta
2016
Pendahuluan
GMO = gangguan mental yang berkaitan dengan
penyakit/ gangguan sistemik atau otak
Gambaran utama:
Gangguan fungsi kognitif, misalnya: daya ingat
(memori), daya pikir (intellect), & daya belajar
(learning)
Gangguan sensorium, misal: gangguan kesadaran
dan perhatian
Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam:
persepsi, isi pikir, suasana perasaan dan emosi.
Delirium
Delirium
Pada DSM-IV-TR, delirium
dikarakteristi-kan sebagai gangguan
kesadaran dan perubahan kognisi yang
berlangsung dalam jangka waktu yang
cepat
Gejala dari delirium adalah:
Epidemiologi
DSM-IV-TR, populasi umum:
> 18 thn 0,4%
> 55 thn 1.1 %
Populasi
10-30
3-16
5-15
10-55
N/A
16
16-83
16-34
7-34
33
18-50
7-10
N/A
23-28
83
Institusi lansia
44
33
Patofisiologi
Hipotesis tentang Patofisiologi Delirium
Penurunan metabolisme oksidatif
Dopamin berlebihan
Norepinefrin berlebihan
Glutamat berlebihan
Ketidakseimbangan Serotonin
Ketidakseimbangan -Aminobutyric
acid
Penurunan somatostatin-like
reactivity Inflammatory hypothesis
dengan peningkatan cytokine
Etiologi
Gangguan SSP
Gangguan metabolik
Penyakit sistemik
Medikasi
Preparat2 lain
Botanical
Cardiac
Pulmonary
Endokrin
Hematologi
Renal
B.
C.
D.
C.
D.
1.
2.
B.
C.
D.
B.
C.
D.
Pemeriksaan Fisik
Parameter
Nadi
Penemuan
Implikasi Klinis
Bradikardi
Takikardi
Suhu
Demam
Tek. Darah
Hipotensi
Hipertensi
Takipnea
Dangkal
Bruit/ nadi
Bukti trauma
Leher
Rigiditas Nuchal
Meningitis, perdarahan
subaraknoid
Mata
Papil edema
Tumor, ensefalopati ht
Respirasi
Parameter
Penemuan
Implikasi klinis
Mulut
Tiroid
Pembesaran
Hipertiroid
Jantung
Aritmia
Kardiomegali
Paru
Kongesti
Nafas
Alkohol
Hati
Keton
Diabetes
Pembesaran
Snout/moncong
TIK
Sistem Saraf
Reflexes-muscle stretch
Pemeriksaan Laboratorium
Standar
Kimia darah (tmsk elektrolit, fgs hati, ginjal, glukosa)
Hitung jenis darah lengkap dgn diff. lekosit
Tes fungsi tiroid, serologis sifilis, AB HIV
Urinalisa
EKG, EEG, Ro thorak
Darah dan urin skrening obat
Tambahan Bila Diindikasikan
Kultur darah, urin, CSF
Konsentrasi B12 dan asam folat
CT Scan otak atau MRI
Pemeriksaan fungsi lumbal dan CSF
DIAGNOSIS BANDING
Delirium versus Dementia
Gambaran
Demensia
Delirium
Onset
Lambat
Cepat
Durasi
Bulan sd tahun
Jam sd minggu
Atensi
Dipertahankan
Fluktuatif
Daya ingat
Pembicaraan
Inkoheren
Siklus tidur
Tidur terputus
Pikiran
Miskin
Disorganisasi
Kesadaran
Tidak berubah
Menurun
Kewaspadaan
Biasanya normal
Hipervigilensi /
Pemeriksaan status
mental yang
inkonsisten
EEG
Tata Laksana
Tujuan utama:
mengatasi faktor penyebab
Tujuan lain:
Menyediakan dukungan fisik, sensorik dan lingkungan
Dukungan fisik agar pasien delirium tidak berada dalam situasi
yang menyebabkan mereka mendapatkan cedera
Tidak dalam lingkungan dengan stimulasi sensorik yang buruk atau
overstimulasi
Ditemani teman atau keluarga dalam ruangan
Gambar atau dekorasi yang familiar, jam atau kalender, dan
orientasi yang reguler terhadap orang, tempat dan waktu membantu
pasien merasa nyaman
Bila kondisi yang mendasari adalah toksisitas antikolinergik
physostigmine salicylate (Antilirium), 1-2 mg iv/im, dapat diulang
dalam 15-30 menit
Farmakoterapi
Gejala utama delirium yang membutuhkan farmakoterapi:
Psikosis
Haloperidol : dosis inisial 2-6 mg im, diulang dalam 1 jam
jika pasien tetap agitatif
Segera setelah pasien tenang, obat oral dimulai
Dosis 2x/hr, dengan dosis diberikan saat akan tidur
Untuk mencapai efek terapi yang sama, dosis oral harus
1.5x lebih tinggi dibanding dosis parenteral
Dosis harian total yang efektif 5-40mg untuk
kebanyakan pasien dengan delirium
Droperidol (Inapsine) alternatif dalam pemberian iv
monitoring EKG
Insomnia
Benzodiazepines dengan t- pendek atau
menengah (misal, lorazepam [Ativan] 1 2 mg saat akan tidur)
Benzodiazepines dengan t- panjang dan
barbiturat hindari! kecuali
digunakan sebagai bagian dari
pengobatan faktor penyebab (misal,
alkohol withdrawal).
Jika delirium disebabkan nyeri berat
atau dyspnea hindari opioids
Demensia
Demensia
Berasal dari kata dementatus keluar
dari pikiran
Defenisi:
Merupakan hendaya yang progresif dari
beberapa fungsi kognitif dengan kondisi
kesadaran yang jernih ( tanpa gangguan
kesadaran )
Demensia
Suatu sindrom/penyakit akibat gangguan otak
yang biasanya bersifat kronik progresif,
dimana terdapat gangguan fungsi luhur
kortikal yang multipel (multiple higher kortikal
function), termasuk di dalamnya:
daya ingat, daya pikir, orientasi, daya
tangkap (comprehension), berhitung,
kemampuan belajar, bahasa, dan daya nilai
(judgement)
Dapat bersifat progresif atau statis,
permanen ataupun reversibel.
Diagnosis Banding
Gangguan Depresif
Delirium,bertumpang tindih dengan
demensia karena kondisi kebingungan
akut.
Retardasi mental ringan dan sedang
Perubahan intelektual pada daerah2
penting membedakan demensia dari
afasia, amnesia, dan defisit kognitif
monosimptomatik yang lain
Demensia kortikal
Demensia subkortikal
Kecepatan
psikomotor
Normal
Melambat
Bahasa
Terlibat
Tetap
-Recall
-Recognition
Terganggu
Terganggu
Terganggu
Tetap
-Remote
Kdg2 ada
Fungsi eksekutif
Sedikit terlibat
Banyak terlibat
Depresi
Sedikit terjadi
Sering terjadi
Apati
Sedikit terjadi
Sering terjadi
Sistem motorik
Tetap sampai
terlambat
Dr awal terlibat
Memori :
Demensia kortikal
Demensia
subkortikal
Anatomi
Korteks serebral
Struktur
subkortikal, korteks
dorsolateral
prefrontal.
Contohnya
Penyakit Alzheimer
Peny. Huntington,
Ensefalopati HIV
Etiologi Demensia
Tipe Demensia
Frekuensi (%)
Alzheimer
Demensia vaskular
Depresi
Demensia terkait alkohol
Gangguan metabolik
Gangguan racun
Hidrosefalus
Trauma otak anoxia
Infeksi SSP
Tumor otak
Trauma otak
Hematoma subdural
Lainnya
50-60
10-30
5-15
1-10
1-10
1-10
1-5
1-2
1-2
1-2
1-2
1-2
10-20
DEMENSIA ALZHEIMER
Dimulai setelah usia 50 th, akan
meningkat sesuai pertambahan usia.
3% penyakit ini diturunkan ( ada gen
autosom dominan).
97% terdapat peningkatan insiden
diantara anggota keluarga yang telah
mengalami demensia sebelumnya.
Perjalanan Penyakit
Tahap I :
DEMENSIA VASKULAR
Infark jaringan kerusakan jaringan yg
progresif dr fungsi otak demensia
Gejala yang muncul bervariasi tergantung
regio otak yg terkena.
1. Korteks : afasia, amnesia, agnosia, afraksia
2. Subkorteks : kelambatan, depresi, pelupa
dan gangguan fungsi kognitif)
3. Kombinasi : retardasai psikomotor dan
labilitas emosional
Tipenya :
Demensia vaskular onset akut
Demensia multi-infark
Demensia vaskular subkortikal
Demensia vaskular kortikal dan
subkortikal
Demensia vaskular lainnya
Demensia vaskular YTT
Pedoman Diagnostik
Ditemukan gejala demensia
Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak
merata. Insight dan judgement relatif tetap
baik
Onset mendadak / bertahap,dengan adanya
gejala neurologis fokal meningkatkan
kemungkinan demensia vaskular.
Diperlukan pemeriksaan CT-Scan atau
pemeriksaan neuropatologis.
Diagnosis Banding
Delirium
Demensia Alzheimer
Gangguan afektif
Retardasi mental ringan dan sedang
Perdarahan subdural
Demensia vaskular dan Alzheimer
Demensia Multi-infark
Onset lambat, setelah serangkaian
episode iskemik minor.
DEMENSIA YTT
Digolongkan menjadi demensia YTT bila
kriteria umum diagnosis demensia
terpenuhi, tapi tidak dapat
diidentifikasi dalam satu tipe tertentu.
PENATALAKSANAAN
DEMENSIA
PENATALAKSANAAN
DEMENSIA SECARA UMUM
1. Modifikasi dari faktor resiko sehingga
memperlambat penyebab demensia
atau mengkoreksi penyebab demensia
yang bersifat reversibel.
2. Terapi terhadap gejala-gejala kognitif.
3. Terapi terhadap gejala-gejala dan
perilaku yang terjadi, contoh: perilaku
agitasi )
Kadar lipid
Hipertensi
Kontrol gula darah dalam DM
Defisiensi vitamin
Abnormalitas dari sistem endokrin
Perilaku Agitasi
Antipsikotik:
Mood stabilizers
Carbamazepine dosis awal 200
mg/hari tiap malam, dosis efektif 300
mg/hari
Valproic acid dosis awal 125 mg/hari
tiap malam, dosis efektif 250 1000
mg/hari dalam dosis terbagi.
Gabapentin dosis awal 100 mg/hari,
dosis efektif 300 2400 mg/ hari dalam
dosis terbagi.
Cholinesterase Inhibitor
Tacrine 120 mg -160 mg/ hari dibagi
dalam 4 dosis.
Donepezil 5 10 mg/ hari
Rivastigmine 6 12 mg/hari dibagi
dalam 2 dosis.
Galantamine 24 32 mg/ hari dibagi
dalam 2 dosis.
Terapi Nonfarmakologikal
Terapi perilaku
Aktifitas terencana :
Olah raga
Sosialisasi
Rekreasi
Questions
Referensi
Kaplan H.I., Sadock BJ. Comprehensive Texbook of
Psychiatry. 10thed. William and Wilkins. Baltimore. 2010
Peterson RC. Mild Cognitive Impairment. Transition from
Aging to Alzheimers Disease: Advance in Etiology,
Pathogenesis and Therapeutics. Chichester. John Willey and
Sons Ltd. 2001.
American Psychiatric Association. The Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorder. 4thed. 2000
Departemen Kesehatan RI., Direktorat Jendral Pelayanan
Medik: Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di
Indonesia (PPDGJ III). 1993