Anda di halaman 1dari 32

KUMPULAN SOAL DR ASHWIN SPKJ

Soal dr. Ashwin MARET-APRIL


Kemaren kita lisan dan soalnya krg lebih sama dgn yg compile tapi ada ketambahan dikit aja
1. F0
a. Delirium
b. Memori yang hilang pertama pada Demensia : Memori Jangka Pendek
c. Mekanisme obat anti demensssss
2. F1
a. Definisi Adiksi, apa itu Tolerance dan Withdrawal
b. Cara penggunaan ganja/kokain/kanabis/opioid
3. F2
a. Kriteria dx Skizofrenia (3 bintang ala ashwin)
b. Mekanisme Obat Antipsikotik Gen 1 / Gen 2/ PAPA
4. F3
a. Jelaskan gejala depresi dan mania
b. Mekanisme obat antidepresi ( SSRI, TCA, SNRI, MAOI)
5. F4
a. Gangguan Panik / GAD / PTSD (perbedaan panik attack sama GAD apa)
b. Gangguan Obsesif Kompulsif (Obsesif tuh apa aja dan Kompulsif tuh apa aja)

6. F5
a. Anoreksia / Bulimia Nervosa
b. Insomnia +/ Somnabulisme
7. F6 : Ggn. Kepribadian (salah 1, kemaren berempat dapat ini satu2)
a. Narsisistik / Skizoid / Anankastik
8. F7
a. Definisi Retardasi Mental dan skoring untuk ringan,sedang, berat
9. F8
a. Definisi Autisme,
b. 3 fungsi terganggu pd Autisme
c. Obat Autisme --> Risperidone dan Aripiprazol
10. F9
a. ADHD / Tourette / Enuresis
b. Obat untuk ADHD / Tourette / Enuresis

Ujian dr. Ashwin

1. Dementia
Adalah gangguan mental organik (kriteria diagnosis F0) berupa gangguan kognisi
(kemampuan daya ingat, daya pikir, daya tangkap, daya nilai, orientasi, kemampuan belajar,
dan berbahasa) yang bisa diawali dengan penurunan pengendalian emosi, perilaku sosial.

Kriteria diagnosis :
- Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir sampai
mengganggu kegiatan sehari - hari seperti mandi, berpakaian, makan,
kebersihan diri
- Tidak ada gangguan kesadaran
- Gejala nyata selama minimal 6 bulan

Etiologi & patof → disebabkan oleh penyakit organik difus pada hemisfer serebri (demensia
kortikal) atau kelainan struktur subkortikal (demensia subkortikal)
- Alzheimer’s disease (meningkat seiring usia) -> akibat mutasi amyloid
precursor protein (APP). APP berfungsi membantu pertumbuhan dan
perbaikan neuron. Terbentuk amyloid plaque yang berkumpul di antara
neuron sehingga neuron sulit memberi impuls satu sama lain
- Dementia of lewy bodies
- vascular dementia : karena multi-infarct akibat plak arteriosclerotic atau
tromboemboli
- frontotemporal dementia : atrofi di frontotemporal dengan neuronal loss
- traumatic brain injury
- HIV
- prion disease
- parkinson’s disease
- huntington's disease

Alzheimer vs Dementia Vaskular


Alzheimer Vaskular

Onset progresif kronik onset akut (muncul mendadak)

Hendaya kognitif merata hendaya kognitif tidak merata (tergantung


area lesi otak)

Gangguan kognitif datang terlebih dahulu gangguan kognitif & motorik muncul
dibanding gangguan motorik bersamaan

Tidak ada gangguan pada pemeriksaan Ada gangguan pada pemeriksaan


neurologis neurologis

Tidak ada serangan apoplektik mendadak, Ada gejala neurologis fokal


tidak ada gejala neurologis fokal (hemiparesis,
hipestesi, defek lapang pandang, inkoordinasi)

Pada Ct-scan bisa ditemukan atau tidak pemeriksaan penunjang bisa terlihat
ditemukan gangguan gangguan

riwayat keluarga alzheimer (+) riwayat keluarga (+)

Demensia vs Delirium
Demensia Delirium

Terjadi secara kronik progresif (> 6 bulan) Terjadi secara akut, hilang timbul (< 6
bulan)

Tidak ada gg kesadaran Ada gg kesadaran


F00 Dementia Alzheimer
Pedoman diagnostic:
- Terdapat gejala demensia
- Onset bertahap (insidious onset) dengan deteriorasi lambat onset sulit ditentukan
- Tidak adanya bukti klinis atau temuan dari pemeriksaan khusus, yang menyatakan bahwa
kondisi mental itu dapat disebabkan oleh penyakit otak atau sistemik lain yang dapat
menimbulkan demensia seperti defisiensi vit B23, hipotiriodisme, hiperkalsemia
- Tidak adanya serangan apoplektik mendadak, atau gejala neurologik

F00.0 Dementia onset Dini

- Gangguan demensia dimana onsetnya dibawah usia 65 tahun, perkembangan gejala cepat dan
progresif, riwayat keluarga yang berpenyakit Alzheimer merupakan faktor yang menyokong
diagnosis tapi ga perlu selalu ada.

F00.1 Dementia onset Lambat

- Gangguan demensia sama dengan dini tapi onsetnya diatas 65 tahun dan perjalanan penyakit
yang lambat

F00.2 Dementia pada pada penyakit Alzheimer, Tipe Tak Khas atau tipe campuran

- Demensia yang tidak memenuhi kriteria yang sebelumnya atau campuran antara
Alzheimer ama Vaskular

F01 Dementia Vaskular

Pedoman Diagnostik

- Terdapat gejala demensia


- Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata (mungkin terdapat hilangnya daya ingat,
gangguan daya pikir, gehala neurologis fokal)
- Daya tilik diri dan daya nilai secara relative tetap baik
- Suatu onset yang mendadak atau deteriorasi yang bertahap, disertai adanya gejala
neurologis fokal, meningkatkan kemungkinan diagnosis dementia vascular.

F01.0 Dementia Vaskular Onset Akut

- Biasanya terjadi setelah serangkaian stroke/ 1 stroke besar

F01.1 Dementsia Multi-infark


- Biasanya terjadi serangkaian episode stroke minor yang menimbulkan akumulasi infark
pada parenkim otak
F01.2 Demensia Vaskular Subkortikal
- Focus kerusakan akibat iskemia pada substansia alba di hemisfer serebri dapat diduga
secara klinis dan dari CT-SCAN

F02 Demensia pada penyakit lain YDK

F02.0 Demensia pada penyakit Pick


- Atrofi selektif dari lobus frontalis yang menonjol, disertai euphoria, emosi tumpul dan
perilaku sosial uanh kasar à Gangguan perilaku mendahului gangguan kognitif

F02.1 Demensia pada penyakit Creutzfeldt-Jakub


Trias yang khas:
- Demensia yang progresif memburuk
- Penyakit pyramidal dan ekstrapiramidal dengan mioklonus
- EEG yang khas (trifasik)

F02.2 Demensia pada penyakit huntington


- Gangguan Gerakan koreiform à Wajah tangan dan bahu atau berjalan yang khas,
demensia dan riwayat keluarga, daya ingat masih relative terjaga

F02.3 Demensia pada penyakit Parkinson


- Ditemukan lewy bodies dan demensia disertai dengan gangguan TRAP

F02.4 Demensia HIV


- Demensia yang terjadi pada pasien yang punya riwayat HIV

F03 Demensia YTT

F04 Sindrom amnesik organic,


- Bukan karena alkohol dan zat psikoaktif lainnya,
- Adanya hendaya daya ingat berupa berkurangnya daya ingat jangka pendek, anterograde
atau retrograde dan gangguan mengungkapkan pengalaman telah berlalu dalam urutan
terbalik menurut kejadiannya.
- Ada riwayat cidera, atau penyakit pada otak yang mengenai struktur diensefalon dan
temporal medial secara bilateral.
- Tidak berkurangnya daya ingat segera (immediate recall).

F05 Delirium
Gangguan kesadaran dan fungsi kognitif yang bukan akibat alcohol dan zat psikoaktif lainnya
- Gangguan kesadaran dan perhatian: dari taraf kesadaran berkabut sampai dengan koma,
menurunnya kemampuan untuk mengarahkan, memusatkan , mempertahankan dan
mengalihkan perhatian
- Gangguan kognitif secara umum: Distorsi persepsi, ilusi dan halusinais-seringkali visual,
Hendaya daya pikir dan pengertian abstrak, dengan atau tanpa waham, hendaya daya
ingat, disorientasi waktu
- Gangguan psikomotor: hipo/hiperaktivitas dan pengalihan aktivitas yang tidak
terduga dari satu ke yang lain, waktu bereaksi yang lebih panjang, arus pembicaraan
yang bertambah atau berkurang
- Gangguan siklus bangun tidur: insomnia, memburuk pada malam hari, mimpi buruk
- Gangguan Emosional: misalnya depresi, anxietas atau takut, lekas marah, euphoria, apatis,
atau rasa kehilangan akal.
- Onset biasanya cepat, perjalanan penyakitnya hilang timbul sepanjang hari dan keadaan itu
berlangsung kurang dari 6 bulan

F05.0 Delirium, tak bertumpang tindih dengan demensia


- Delirium di mana pasien tidak mengalami demensia

F05.1 Delirium bertumpang tindih dengan demensia


- Delirium di pasien yang udh demensia

Cara kerja anti demensia

*glutamat berlebihan menyebabkan neuronal cell death

2. Adiksi (kecanduan) : Kondisi dimana orang yang menggunakan & mencari obat - obatan
terlarang secara kompulsif walaupun dia tau konsekuensi negatif yang dapat ditimbulkan
dengan penggunaan zat terlarang tersebut. Bisa terjadi perubahan susunan saraf yang tahan
lama.

Ketergantungan (dependence) : gangguan penggunaan zat yang lebih parah


ditandai dengan adanya toleransi/sindrom putus zat (withdrawal)
- Cannabis
- Sediaan: serbuk daun/kembang ganja,
- Cara penggunaan : dilinting dengan kertas, dibakar lalu diisap, oral
- Opioid (Morfin, Heroin, Kodein, metadon)
- Sediaan: bentuk kristal putih yang larut dalam air
- Cara penggunaan: dihirup dengan hidung/snort, oral, dicampur
dengan air disuntikan, ditelan, dibakar dan dihirup asapnya.
- Kokain
- Sediaan: bubuk
- cara penggunaan: inhalasi melalui hidung, atau secara intravena
- Amfetamin , Metamfetamin (Sabu-sabu)
- Sediaan: tablet/ suntikan,
- Cara penggunaan: digigit dengan gigi sedikit demi sedikit lalu ditelan,
shabu uap dipanaskan kemudian dihisap melalui bibir, injeksi
- Benzodiazepine
- Sediaan: tablet dan suntikan
- Cara penggunaan: ditelan dan suntik

- MDMA dan halusinogenik : oral

Mekanisme kerja zat psikoaktif

Depresan Stimulan Halusinogenik

Menekan fungsi neuron Merangsang aktivitas Menyebabkan pelepasan


pada SSP fungsi otak (simpatis & serotonin sehingga
parasimpatetis) menimbulkan efek
halusinasi

Alkohol Amfetamin LSD


Benzodiazepine Metamfetamin (Sabu) Magic mushroom
Opioid Kokain PCP
Solven Nikotin Ketamin
Barbiturate Kafein
MDMA (ecstasy)

● Intoksikasi adalah kondisi peralihan yang timbul akibat penggunaan zat sehingga terjadi
gangguan kesadaran, fungsi kognitif, persepsi, afek atau perilaku, fungsi dan respon
psikologis lainnya
● Withdrawal / keadaan putus zat adalah gejala fisik setelah putus zat dimana gejala akan
mereda dengan meneruskan penggunaan zat

Zat Intoksikasi Withdrawal

Alkohol Disartria Hiperaktivitas otonom : palpitasi,


Ketidakseimbangan diaforesis.
Nistagmus Tremor
Gg perhatian dan memori Insomnia
Stupor atau koma Mual muntah
Halusinasi visual, taktil dan auditori
Ansietas
Agitasi psikomotor (gabisa diem)
Kejang umum tonik klonik
Opioid Perubahan perilaku atau psikologis Dysphoric mood
(euforia diikuti apatis, disforia, mual muntah
retardasi psikomotor, gg penilaian) lakrimasi, rhinorrhea, diaforesis →
Morphin “BERAIR “
Heroin Konstriksi pupil (miosis/ pinpoint nyeri otot
Kodein pupil) pupil dilatasi → midriasis
/ dilatasi pupil karena anoxia / diare
overdosis berat rasa kantuk
demam
disartria insomnia
penurunan kesadaran gg
perhatian dan memori

Kanabioid Perubahan psikologis / perilaku (gg iritabilitas, kemarahan atau agresi


koordinasi motorik, euforia, gugup, kecemasan
kecemasan, sensasi waktu melambat, sulit tidur (insomnia, mimpi buruk)
Weed gg penilaian, penarikan sosial) penurunan nafsu makan, penurunan bb
restlessness
injeksi konjungtiva depressive mood
peningkatan nafsu makan gejala fisik (nyeri abdomen, tremor,
mulut kering berkeringat, demam, menggigil, nyeri
takikardi kepala)

Hipnotik / perubahan perilaku / psikologis hiperaktivitas otonom (berkeringat,


sedatif (perilaku agresif, perubahan mood, gg nadi cepat >100 bpm)
(benzo) penilaian) tremor tangan
slurred speech insomnia mual
incoordination muntah
unsteady gait halusinasi visual, tactile, auditorik,
nystagmus ilusi → transient
impairment in cognition (attention, psychomotor agitation
memory) anxiety
stupor / coma grand mal seizure

Kokain Sakit kepala agitasi


Mual muntah depresi
vertigo fatigue
pseudohallucinations gangguan tidur
tachypnea mudah cemas mudah
hyperthermia euphoria tersinggung mual
paranoia otot pegal
letargi

Stimulan pcyhomotor agitation (muscle Keinginan kuat untuk menggunakan


spasm, mydriasis, diaphoresis, stimulan
halusinasi, anxiety) hyperthermia Kesulitan tidur Hilangnya
cardiovascular effects fungsi kognitif
(hypertension, dysrhythmia, Perubahan suasana hati yang
myocard iskemi / infarct, aortic ekstrem
dissection, ards) Panas dingin
Pegal-pegal
Tremor
Kelelahan

Kafein segar tidak sakit kepala


lelah mual
tetap terjaga (mempengaruhi sleep lelah
cycle) drowsiness
cemas kaku
otot
sulit konsentrasi

Halusinogen inkoordinasi
penglihatan buram
tremor

MDMA
- kepercayaan diri meningkat
- hiperseksualitas
- byk bicara
- hiperaktivitas otonom

Mushroom
- diare
- kembung
- gejala saluran pencernaan

Tembakau pusing Memiliki dorongan/keinginan untuk


mual muntah merokok
lakrimasi Merasa kesal terus menerus
air liur berlebih Merasa gelisah
pupil mengecil Mengalami kesulitan berkonsentrasi
Mengalami kesulitan tidur
Merasa lapar atau berat badan
bertambah
Merasa cemas, sedih, tertekan

Pelarut yg perubahan perilaku / psikologis


mudah (perang, penyerangan, apatis,
menguap impaired judgment)
(inhalant?)
blurred vision
diplopia
pusing
inkoordinasi
nistagmus
stupor/koma
euforia
slurred speech
unsteady gait
letargis
refleks menurun
psychomotor retardation
tremor
generalized muscle weakness
3. F20 SKIZOFRENIA
Kriteria Diagnosis Skizofrenia → (a/b + c)
a. Harus ada 1 gejala jelas atau 2 kalau tidak jelas
i. thought of echo, insertion/withdrawal, broadcasting
ii. delusion of control, influence, passivity, perception
iii. halusinasi auditorik
iv. waham lainnya yang gabisa diterima oleh budaya/sosial (bizzare)
b. Harus minimal 2/lebih gejala yang harus selalu ada secara jelas
i. Halusinasi lainnya yang tidak disebutkan sebelumnya
ii. disorganized, gangguan perilaku/kognitif/tindakan yang kacau
iii. gangguan psikomotor/katatonik perilaku
iv. mengganggu/pengaruh nyata ke kehidupan
c. Gejala nyata minimal ≥1 bulan

F20.0 Skizofrenia paranoid


- memenuhi kriteria skizofrenia dengan halusinasi menonjol berupa suara
mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi bunyi, bau,
pengecapan, visual, atau waham menonjol berupa waham dikendalikan,
dipengaruhi, atau dikejar. Gangguan afektif tidak nyata menonjol

F20.1 Skizofrenia hebefrenik


- memenuhi kriteria skizofrenia dengan ciri khas pemalu, senang menyendiri,
perilaku tidak bertanggung jawab, afek dangkal dan tidak wajar, proses pikir
disorganisasi dan pembicaraan inkoheren dengan halusinasi atau waham tidak
menonjol
- Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau
dewasa muda (15-25 tahun)

F20.2 Skizofrenia katatonik


- Memenuhi kriteria skizofrenia dengan terdapat satu atau lebih perilaku yang
mendominasi stupor, menampilkan posisi tertentu, rigiditas, fleksibilitas cerea, gaduh
gelisah, negativisme (tampak perlawanan kalo disuruh yang tidak bermotif),

F20.3 Skizofrenia tak terinci


- memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia
- tidak memenuhi kriteria skizo paranoid, skizo hebefrenik, skizo katatonik, skizo
residual, atau depresi pasca skizofrenia

F20.4 Depresi Pasca-skizofrenia


- pasien menderita skizofrenia selama 12 bulan
- gejala depresif menonjol dan mengganggu, memenuhi kriteria episode
depresif dalam waktu setidaknya 2 minggu
- gejala skizofrenia masih ada tetapi tidak menonjol

F20.5 Skizofrenia residual


- gejala negatif dari skizofrenia menonjol (perlambatan psikomotor, aktivitas turun,
afek tumpul, sikap pasif dan tidak ada inisiatif, kemiskinan kuantitas atau isi
pembicaraan, komunikasi non verbal buruk, perawatan diri buruk, kinerja sosial
buruk)
- ada riwayat satu episode psikotik yg memenuhi kriteria skizofrenia di masa
lampau
- melampaui kurun waktu 1 tahun

F20.6 Skizofrenia simpleks


- Gejala negatif khas skizofrenia residual tanpa riwayat halusinasi/waham, disertai
perubahan perilaku khas berupa kehilangan minat yang mencolok, tidak ada
tujuan hidup, menarik diri dari sosial.

F21 GANGGUAN SKIZOTIPAL


Kriteria diagnosis :
- 3 atau 4 gejala khas terjadi terus menerus / episodik selama 2 tahun Gejala
meliputi:
1. afek tidak wajar / menyempit
2. perilaku atau penampilan aneh, eksentrik
3. hubungan sosial buruk, menarik diri dari pergaulan sosial
4. kepercayaan yang aneh / bersifat magic, tidak serasi dengan norma budaya
setempat
5. ada ide paranoid
6. pikiran obsesif dan isi bersifat dysmorphophobia
7. persepsi panca indera tidak lazim, ilusi, depersonalisasi atau derealisasi
8. pikiran samar, berputar-putar, penuh kiasan, terinci dan ruwet atau stereotipik
9. terkadang bisa ada episode mirip keadaan psikotik yang sifatnya sementara
- dulunya tidak pernah skizofrenia

F22 GANGGUAN WAHAM MENETAP


- Waham sedikitnya 3 bulan lamanya (DSM minimal 1 bulan), tanpa halu sama sekali

F22.0 GANGGUAN WAHAM

- Kepercayaan / ide salah seorang yang tetap dipegang teguh, tidak dapat
diubah atau dibantah meskipun ada bukti nyata yang bertentangan
dengan kepercayaan tersebut. Dapat menyebabkan terjadinya gangguan
pada hubungan sosial, pekerjaan, marital.
- Waham sebagai gejala paling mencolok, setidaknya 3 bulan, bersifat khas pribadi
- tidak ada gejala skizofrenia
- tidak ada gangguan global functioning
- tidak ada bukti tentang penyakit otak
- tidak disebabkan dari penggunaan substans / kondisi medis Tipe

waham
- Persecutory : berasa mau dilukai atau diganggu orang lain
- Grandiose : berasa paling hebat, paling terkenal, paling kaya dll
- Referential : sikap, komentar, isyarat orang lain atau lingkungan ditujukan pada
dirinya
- erotomanic : merasa ada org lain yang cinta dirinya
- Jealousy : cemburu berlebihan sampe gak make sense
- Somatic : berhubungan dengan kesehatan & organ (ada parasit
menginfeksi tubuh, ada orang ambil organ tubuh tanpa ada bekas luka)
- Kejar : berasa dikejar kejar

F23 GANGGUAN PSIKOTIK AKUT SEMENTARA


- dalam kurang dari 2 minggu dengan gangguan waham/halusinasi

F23.0 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala Skizofrenia


- Onset harus akut(2 minggu atau kurang ), ada berbagai macam waham dan
halusinasi, keadaan emosional bermacam2 gejalanya tidak mencapai skizofrenia

F23.1 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dengan Gejala Skizofrenia


- Memenuhi kriteria diagnosis F23.0 + dengan memenuhi kriteria diagnosis
skizofrenia kalau sudah lebih dari 1 bulan berubah diagnosis menjadi skizofrenia

F23.2 Gangguan Psikotik Lir-skizofrenia (schizophrenia-like) Akut


- Untuk diagnosis pasti harus memenuhi :
- (a) onset gejala psikotik harus akut (2 minggu atau kurang, dari suatu
keadaan nonpsikotik menjadi keadaan yang jelas psikotik);
- (b) gejala-gejala yang memenuhi criteria untuk skizofrenia (F20.-) harus
sudah ada untuk sebagian besar waktu sejak berkembangnya gambaran
klinis yang jelas psikotik;
- (c) criteria untuk psikotik polimorfik akut tidak terpenuhi.
- Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk kurun waktu lebih dari dari 1 bulan
lamanya, maka diagnosis harus dirubah menjadi skizofrenia (F20.-)

F23.3 Gangguan Psikotik Akut Lainnya dengan Predominan Waham


-

F24 GANGGUAN WAHAM INDUKSI


- Dimana terdapat 2 orang atau lebih mengalami waham yang sama dan saling
mendukung keyakinan waham tersebut, terdapat bukti bahwa waham tersebut
diinduksi oleh orang lain

F25 GANGGUAN SKIZOAFEKTIF


- gangguan apabila terdapat gejala skizofrenia dengan gangguan afektif yang sama - sama
menonjol dalam waktu yg sama
OBAT ANTI PSIKOTIK
1st gen antipsikotik (orang psikotik hiperaktivitas dopamine):
- Release yang dikurangi
- Competitively blocks post-synaptic dopamine (D2) receptors in the brain
- Receptor dopamin nya yang diblock untuk mengurangi gejala + (First
Generation Antipsychotic/ typical psychotic)
- Dopamine receptor antagonist (menutup receptor dopamine →
mengurangi pengaruh dopamine)
- Contoh: Haloperidol, Chlorpromazine (CPZ), Loxapine
- Waham dan gejala nya berkurang
- Side effect: ekspresi emosi jadi mendatar, terlalu tenang

4 jaras dopamine
- Jaras mesolimbic: kelebihan dopamine → timbul gejala + (Gejala yg di orang normal
gak ada, tapi di pasien jadi ada/berlebihan)
- Jaras mesocortex → hypoactivity dopamine → timbul gejala - & kognitif
- Jaras nigrostriatal → terkait dengan motorik → EPS (parkinson induced by drugs
, TRA ; tremor, rigidity, akinesia)
- Jaras tuberoinfundibular → mengendalikan Prolactin → Kalo diberikan
antipsikotik → dopamine melemah → prolactin nya naik → timbul gejala
galactorrhea
- Normalnya prolaktin dikendalikan oleh dopamine

(Chlorpromazine. Perphenazine, Trifluoperazine (stelazine), Haloperidol) 2nd


generation antipsychotic
Mekanisme SDRA (Serotonin-dopamine receptor antagonist)
- 4 jaras dopamine tetap memiliki receptor serotonin di presynapse
- Mesolimbic: dopamine banget (serotonin receptor dikit, hampir tidak ada)
- Kalau di berikan SDRA akan bekerja sebagai DRA aja yang
terkena, karena serotonin dikit (cocok untuk yang hyperactivity)
- Mesocortex, nigrostriatal, tuberoinfundibular : serotonin cukup banyak.
- Kalau diberikan SDRA akan bekerja sebagai SDRA (cocok
untuk koreksi hypoaktivitas dopamine)
- Efeknya: release dopamine menjadi banyak → gak jadi timbul efek
samping di atas
- Tuberoinfundibular: serotonin di blok → dopamine release jadi
banyak → tidak timbul side effect EPS
(Clozapine, Olanzapine, Risperidone, Quetiapin)

Mekanisme baru : PAPA (Partial Agonist, Partial Antagonist)


- Partial agonist, partial antagonist
- Block receptor → tapi setengah kegiatan masih berjalan
Mekanisme PAPA → antagonist/inhibisi penuh terhadap reseptor dopamin, namun terdapat
agonist (memberikan aktivitas) sebagian terhadap reseptor dopamin
(Aripiprazole)

Kapan kasi obat & yang mana?


Pasien skizo
- Target symptoms
- Menonjol gejala + → First gen, Second gen, PAPA
- Menonjol gejala - → Second gen, PAPA
- Sama menonjol + & - → Second gen, PAPA
- Seberapa peka dengan efek samping misal EPS → Second gen / PAPA
- Keterjangkauan harga → First gen < Second gen < PAPA
- Original → kualitas terbaik, harga mahal
- MITU → tengah - tengah
- Generic → kualitas terburuk, harga termurah
- Skizo → chronic & relapsing → obat seumur hidup

4. Gejala manik & depresi


a. Gejala manik (dig fakta mendalam)
i. distraktibilitas = mudah terganggu
ii. indiscretion = rela melakukan sesuatu yang sebenarnya
merugikan/membahayakan dirinya
iii. grandiose = merasa dirinya hebat, menarik
iv. flight of ideas= gagasan/isi pikir banyak & berlomba-lomba
v. aktivitas meningkat
vi. kebutuhan tidur sedikit
vii. talkative
viii. mengganggu sosial/pekerjaan
ix. DANDANAN MENOR
b. Gejala depresi (Afek energi menurun, andein, wakpem)
i. Afeknya depresif
ii. energinya menurun sehingga mudah lelah walaupun hanya
melakukan aktivitas yang sedikit
iii. anhedonia = kehilangan minat/tujuan
iv. death = melukai, membahayakan diri, bunuh diri
v. insomnia/hipersomnia
vi. worthlessness
vii. appetite menurun
viii. konsentrasi menurun
ix. pesimistis akan masa depan
x. mengganggu sosial/pekerjaan

F30 EPISODE MANIK


F30.0 Hipomania
- Afek meninggi tapi lebih ringan dari mania atau berubah disertai peningkatan
aktivitas, menetap selama beberapa hari berturut-turut tanpa disertai
waham/halusinasi
F30.1 Mania tanpa gejala psikotik
- Perubahan afek ditandai energi meningkat sehingga terjadi aktivitas berlebihan,
banyak bicara, kebutuhan tidur berkurang, ide grandiose, dan optimistik minimal
1 minggu dan mengganggu aktivitas
F30.2 Mania dengan gejala psikotik
- F30.1 + waham dan halusinasi

F31 GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR

Bipolar 1 Bipolar 2 Cyclothymia

Manik Manik Hipomanik Hipomanik

Depresif Depresi mayor Depresi mayor Depresi minor

Durasi Episode manik 2 Episode manik 2 Perubahan antara


minggu - 4 bulan minggu - 4 bulan episode manik &
episode depresif
Episode depresif Episode depresif dalam hitungan jam
sampai 6 bulan sampai 6 bulan - hari

F31.0 Gangguan afektif bipolar episode kini hipomanik (Tipe 1)

- Episode sekarang memenuhi kriteria hipomania


- Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik,
depresif, atau campuran di masa lampau

F31.1 Gangguan afektif bipolar episode kini manik tanpa psikotik (Tipe 2)

- Episode sekarang memenuhi kriteria mania tanpa gejala psikotik


- Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik,
depresif, atau campuran di masa lampau

F31.2 Gangguan afektif bipolar episode kini manik dengan psikotik (Tipe 2)

- Episode sekarang memenuhi kriteria mania dengan gejala psikotik


- Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik,
depresif, atau campuran di masa lampau

F31.3 Gangguan afektif bipolar episode kini depresif ringan atau sedang

- Episode sekarang memenuhi kriteria episode depresif ringan atau sedang


- Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik,
depresif, atau campuran di masa lampau

F31.4 Gangguan afektif bipolar episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik

- Episode sekarang memenuhi kriteria episode depresif berat dengan gejala psikotik
- Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik,
depresif, atau campuran di masa lampau

F31.4 Gangguan afektif bipolar episode kini depresif berat dengan gejala
psikotik

- Episode sekarang memenuhi kriteria episode depresif berat dengan gejala psikotik
- Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik,
depresif, atau campuran di masa lampau

F32 EPISODE DEPRESIF

Gejala utama (pada derajat ringan, sedang, dan berat): AKB

- Afek depresif
- Kehilangan minat dan kegembiraan, dan
- Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah
yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.

Gejala lainnya: (KG2Hpantina)

- a) Konsentrasi dan perhatiannya berkurang


- b) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang;
- c) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna;
- d) Pandangan masa depat yang suram dan pesimistis;
- e) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri;
- f) Tidur terganggu;
- g) Nafsu makan berkurang.

Setidaknya 2 minggu namun bisa kurang dari 2 minggu kalo gejalanya berat

F32.0 Episode Depresif Ringan

Setidaknya 2 gejala utama + 2 gejala lainnya selama minimal 2 minggu

F32.1 Episode depresif sedang


Setidaknya 2 gejala utama + 3 atau sebaiknya 4 gejala lainnya

F32.2 Episode depresif berat tanpa gejala psikotik

Semua gejala utama harus ada + 4 gejala lainnya dengan intensitas berat

F32.3 Episode depresif berat gejala psikotik

Semua gejala utama harus ada + 4 gejala lainnya dengan intensitas berat Disertai

waham, halusinasi atau stupor depresif

F33 GANGGUAN DEPRESIF BERULANG

F33.0 Gangguan depresif berulang, episode kini ringan

- kriteria sama dengan F32 tapi minimal 2 episode berlangsung selama minimal 2
minggu dengan sela beberapa bulan tanpa gangguan afektif bermakna

F33.1 Gangguan depresif berulang, episode kini sedang

F33.2 Gangguan depresif berulang , episode kini berat tanpa gejala psikotik F33.3

Gangguan depresif berulang, episode kini berat tanpa gejala psikotik F33.4

Gangguan depresif berulang, kini dalam remisi

- kriteria memenuhi F33 di masa lampau


- sekarang tidak memenuhi kriteria episode depresif dengan derajat keparahan apapun

F34 GANGGUAN SUASANA PERASAAN (MOOD) MENETAP

F34.0 Siklotimia

- Mood tidak stabil dengan depresi ringan dan hipomania ringan

F34.1 Distimia

- Afek depresif berlangsung sangat lama yang tidak pernah cukup parah untuk
memenuhi kriteria gangguan depresif berulang ringan atau sedang

- Biasanya mulai pada usia dini dari masa dewasa dan berlangsung sekurang-kurangnya beberapa
tahun , kadang-kadang untung jangka waktu tidak terbatas
Mekanisme Obat anti-depresi

Hipotesis depresi → hipoaktivitas serotonin → mekanisme obat: menghambat


reuptake pump → banyak serotonin di presinaps → Mengurangi gejala depresi

Antidepressant yg ada di Indonesia :

● Monoamine oxidase inhibitor (MAOIs) : antidepressant pertama udah ga dipake


karena banyak side effect, menghambat penghancuran gugus monoamine (dopamine, NE,
serotonin)

Contoh : Isocarboxazid (Marplan), Phenelzine (Nardil), Selegiline (Emsam),


Tranylcypromine (Parnate)

● SSRI → Serotonin selective reuptake inhibitor: menghambat reuptake dari serotonin di


terminal axon sehingga konsentrasi serotonin meningkat di synaptic cleft

Contoh: Sitalopram, esitalopram, fluoksetin, fluvoksamin, paroksetin, dan sertralin

● SNRI → Serotonin, Norepinephrine reuptake inhibitor: menghambat reuptake dari


serotonin dan norepinefrin di terminal axon sehingga konsentrasi serotonin &
norepinefrin meningkat di synaptic cleft

Contoh : venlafaxine, duloxetine, desvenlafaxine, milnacipran, levomulnacipran

● Tricyclic → Serotonin, NE, Dopamine (broad, tp dengan semakin luas dia bekerja, efek
samping nya juga semakin besar)

Contoh : amitriptyline, clomipramine, doxepin, amoxapine, trimipramine, imipramine,


nortriptyline

Mekanisme obat gangguan mood (mood stabilizer)

GABA is an inhibitory neurotransmitter that plays an important role in regulating dopamine and
glutamate neurotransmission. It was found that patients with bipolar disorder had lower GABA levels,
which results in excitotoxicity and can cause apoptosis(cell loss)

● Lithium : Frimania (200, 400 mg tab)


○ Mekanisme kerja :
■ Menurunkan excitatory neurotransmitter (dopamin/glutamat)
■ Meningkatkan inhibitory neurotransmitter (GABA)
● Asam valproat: Depakene
○ Mekanisme kerja:
■ Meningkatkan inhibitory neurotransmitter (GABA)
■ Meningkatkan GABA-B receptors
● Carbamazepine: Tegretol
○ Mekanisme kerja:
■ Memodulasi voltage gate dari Na channel → inhibisi aksi potensial →
menurunkan transmisi sinaptik
● Lamotrigine : Lamictal
○ Mekanisme kerja :
■ inhibiting sodium currents by selective binding to the
inactive sodium channel, suppressing the release of the
excitatory amino acid, glutamate

Divalproex sodium is a stable coordination compound composed of sodium valproate


and valproic acid. reduce or prevent manic episodes by increasing the amount of
a chemical called gamma-aminobutyric acid (GABA) in the brain → contoh
depakote

5. F40 Gangguan Anxietas Fobia


→ kondisi dimana pasien memiliki anxietas yang dicetuskan oleh adanya situasi atau objek
yang jelas (dari luar individu itu sendiri), yang sebenarnya pada saat kejadian ini tidak
membahayakan. menunjukkan gejala baik psikologis/somatik yang timbul khusus/hanya saat
pasien diperhadapkan oleh situasi/objek tertentu yang fobik.
Pasien akan berusaha menghindari situasi/objek fobik tersebut dan kalau hal yang fobik itu
tidak ada pasien akan merasa tenang.

AGORAFOBIA = fobia terhadap kondisi ramai


FOBIA SOSIAL = fobia terhadap interaksi sosial, selain family circle
FOBIA KHAS = fobia terhadap objek

F41.0 Panic Disorder / Gangguan panik / Anxietas Paroksismal episodik


- Diagnosis baru bisa ditegakkan jika tidak ada anxietas fobik
- Adanya beberapa kali serangan ansietas berat dalam 1 bulan pada keadaan di mana
sebenarnya tidak ada objek berbahaya, atau situasi tertentu (unpredictable)

F41.1 Gangguan cemas menyeluruh (GAD)


Gangguan rasa cemas yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu
hingga 6 bulan yang tidak terbatas pada suatu situasi. Gejala : kecemasan, gangguan
otonomik, ketegangan motorik

F42 OCD
→ Gangguan dimana pasien memiliki/mengalami pikiran obsesif/perilaku
kompulsif/keduanya hampir setiap hari selama minimal 2 minggu yang sampai
mengganggu aktivitas & menyebabkan distress

OBSESIF = pikiran yang munculnya dipikiran pasien sendiri, sulit untuk


dilawan, tidak diinginkan/memberi kepuasan ke penderita.
KOMPULSIF = perilaku ritual yang sulit dilawan & menghabiskan waktu,
seperti mencuci, mengecek berkali-kali
*dikasih SSRI

F43.0 Gangguan Stress Akut


Gangguan yang terjadi jelas akibat suatu kejadian stressor yang katastropik / luar
biasa yang menimbulkan gejala seperti anxietas, kemarahan atau depresi yang tidak
mendominasi dalam waktu yang lama, terjadi dalam menit atau segera dari kejadian
tersebut.

F43.1 Gangguan Stress Pasca Trauma


Gangguan psikologis & perilaku yang timbul dalam kurun waktu 6 bulan setelah
kejadian traumatik berat (ancaman kematian, cedera serius, kekerasan seksual).
Gejala dapat berupa gangguan otonomik, gangguan afek, kelainan tingkah laku.
Terdapat juga bayang - bayang atau mimpi - mimpi dari kejadian traumatik
secara berulang (flashback)

F43.2 Gangguan penyesuaian


Gangguan penyesuaian adalah gangguan yang disebabkan respon maladaptif
terhadap stress berat atau berkelanjutan dimana mekanisme coping (penyesuaian)
tidak berhasil mengatasi stress tersebut sehingga muncul gangguan fungsi sosialnya.

Manifestasinya bisa afek depresif, ansietas, campuran, gangguan tingkah laku,


disertai adanya disabilitas dalam kegiatan rutin sehari - hari dengan onset dalam 1
bulan setelah terjadinya kejadian yang menyebabkan stress dan gejala bertahan
tidak lebih dari 6 bulan

F44 Gangguan Disosiatif


Gangguan kehilangan sebagian atau seluruh dari integrasi normal (dibawah kendali
kesadaran) antara: ingatan masa lalu → amnesia, kesadaran identitas & penginderaan,
kontrol terhadap gerakan tubuh → stupor, konvulsi

Jenisnya ada:
● amnesia disosiatif (kehilangan daya ingat),
● fugue disosiatif (ada perjalanan tertentu lalu muncul amnesia),
● stupor disosiatif (berkurang gerakan volunter dan respons terhadap
rangsangan luar),
● gangguan trans atau kesurupan (kehilangan aspek penghayatan identitas diri dan
kesadaran akan lingkungan),
● motorik disosiatif (ga bisa gerakin tangan / kaki),
● konvulsi disosiatif (pseudoseizure),
● anestesi disosiatif (hilangnya sensor indera, kehilangan penglihatan dll)

F45.0 Gangguan Somatisasi


Gangguan yang ditandai dengan banyak gejala fisik yang bermacam dan
berulang yang tidak bisa dijelaskan/ hasil pemeriksaan medis dalam batas
normal. Namun pasien tidak mau menerima penjelasan bahwa tidak ada kelainan
fisik yg menjelaskan keluhannya. Gangguan ini selama setidaknya 2 tahun

F45.2 Gangguan Hipokondriasis


Gangguan yang ditandai dengan preokupasi keyakinan menetap disertai 1 gejala
fisik menetap walaupun pemeriksaan berulang dalam batas normal ataupun adanya
preokupasi yang menetap adanya kemungkinan deformitas atau perubahan bentuk
fisik

Mekanisme kerja Obat Ansiolitik (anti cemas)

Otak → eksitasi (glutamate) dan inhibitorik (GABA)


● Cemas → Glutamate banyak
● Mekanisme obat: Menurunkan glutamate atau memperkuat GABA
● Lebih mudah untuk memperkuat GABA dibanding menurunkan glutamate →
Benzodiazepines Jadi bertujuan untuk mengerem neurotransmitter eksitatorik
(glutaminergic) impulse pada limbic system → Mengurangi gejala cemas .
● Contoh benzodiazepine : alprazolam (Xanax) · chlordiazepoxide (Librium) ·
clonazepam (Klonopin) · clorazepate (Tranxene) · diazepam (Valium)
● Non Benzodiazepine : Cara kerja sama [contoh : Zolpidem]
- Khusus OCD diberikan Antidepressant jg (SSRI) → sertraline

6. F5 SINDROM PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN


FISIOLOGIS DAN FAKTOR FISIK

F50 Gangguan makan


F50.0 Anoreksia nervosa
Anoreksia adalah gangguan makan dimana pasien berusaha mengurangi berat
badan dengan sengaja dipacu atau dipertahankan oleh pasien dengan menekan
keinginan makan, ada distorsi body image.

F50.2 Bulimia nervosa


Bulimia adalah gangguan makan dimana pasien tidak bisa menekan keinginan
makan (craving) / preokupasi untuk makan sehingga pasien mengalami binge
eating lalu pasien melakukan kompensasi yang tidak wajar seperti memicu muntah
diri sendiri atau minum obat pencahar untuk melawan efek kegemukan

ANOREXIA VS BULIMIA

ANOREXIA BULIMI
A
Pasien berat badan menurut BMI nya Pasien berat badannya masih bisa
dibawah normal <17,5, berat badan normal
ditetapkan 15% dibawah normal

Pasien lebih cenderung memilih untuk Pasien punya episode craving


tidak makan dan menghindari makanan (ketagihan makanan) yang gabisa
yang mengandung lemak dilawan, dimana episode craving ini
pasien makan sebanyak-banyaknya
dalam waktu singkat

Ada usaha menurunkan berat badan Ada usaha melawan kegemukan


dengan dengan salah satu caranya
Merangsang muntah, menggunakan menggunakan pencahar
pencahar Olahraga berlebihan

Distorsi body image (ketakutan gemuk Psikopatologi spesifik: ketakutan akan


yang terus menerus) kegemukan terus - menerus, BMI
diusahakan normal

F50.4 Makan berlebihan yang berhubungan dengan gg psikologis lainnya


(Binge eating)

Makan berlebihan sebagai respon terhadap hal yang menimbulkan stress sehingga
menimbulkan obesitas reaktif khususnya pada individu dengan predisposisi untuk
bertambah badan

F51 Gangguan Tidur Non Organik


F51.0 Insomnia non organik
gangguan dimana pasien tidak puas terhadap kuantitas / kualitas tidur akibat kesulitan
memulai, mempertahankan tidur yang sampai mengganggu aktivitas/sosial selama
≥3x/minggu minimal 1 bulan. Bisa disebabkan karena ada preokupasi tidak bisa tidur.

F51.1 Hipersomnia non organik


Gangguan dimana pasien mengalami rasa kantuk pada siang hari yang berlebihan atau
adanya serangan tidur (sleep attack) atau sleep drunkenness yang tidak disebabkan oleh
jumlah tidur yang kurang maupun gangguan neurologis atau medis lainnya. Gangguan ini
dirasakan setiap hari selama lebih dari 1 bulan dan mengganggu aktivitas pasien

F51.2 Gangguan jadwal tidur-jaga non organik


Gangguan dimana pasien mengalami pola tidur-jaga (bangun) yang tidak seirama dengan pola
tidur-jaga orang lain dimana individu merasa insomnia pada malam hari, dan hipersomnia di
siang hari hampir setiap hari minimal 1 bulan sampai mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan

F51.3 Somnambulisme (sleepwalking)


Gangguan dimana pasien mengalami satu atau lebih episode bangun dari tempat tidur
biasanya pada ⅓ awal tidur malam dan terus berjalan - jalan tapi saat individu bangun,
individu tidak ingat apa yang terjadi

F51.4 Teror tidur (night terrors)


Gangguan dimana pasien mengalami bangun dari tidur lalu teriak karena panik, disertai
ansietas hebat dan hiperaktivitas otonom (debar-debar, nafas cepat, berkeringat). Terjadi
pada tidur dalam fase NREM, tidak dapat dibangunkan, ingatan terhadap kejadian minimal.
Episode dapat berulang pada ⅓ awal tidur malam

F51.5 Mimpi Buruk (nightmares)


Gangguan dimana pasien mengalami terbangun dari tidur berkaitan dengan mimpi
yang menakutkan yang dapat diingat kembali dengan rinci dan jelas (vivid), biasanya
perihal ancaman kelangsungan hidup, keamanan, atau harga diri, terjadi pada fase REM

F52 DISFUNGSI SEKSUAL BUKAN DISEBABKAN GANGGUAN ATAU


PENYAKIT ORGANIK

F52.0 Kurang atau hilangnya nafsu seksual


Disfungsi seksual dimana Hilangnya nafsu seksual merupakan masalah utama
dan tidak merupakan gangguan
sekunder dari kesulitan seksual lainnya, seperti kegagalan ereksi atau dispareunia

F52.1 Penolakan dan kurangnya kenikmatan seksual


- .10 → Sexual aversion (penolakan seksual): perasaan negatif terhadap
interaksi seksual sehingga menghindari aktivitas seksual
- .11 → Lack of sexual enjoyment (kurangnya kenikmatan seksual): respons
seksual berlangsung normal & mengalami orgasme tetapi kurang ada kenikmatan
yang memadai

F52.2 Kegagalan dari respons genital


- Dimana individu mengalami kegagalan respon genital pada pria terjadi disfungsi
ereksi atau mempertahankan ereksi untuk hubungan seksual yang memuaskan. pada
wanita kekeringan vagina (gagal lubrikasi)

F52.3 Disfungsi Orgasme


- orgasme tidak terjadi sama sekali atau terlambat

F52.4 Ejakulasi Dini


- Dimana individu tidak mampu mengendalikan ejakulasi sehingga tidak
menikmati hubungan seksual

F52.5 Vaginismus Non-organik


- Spasme otot vagina menyebabkan tertutupnya pembukaan vagina.
Masuknya penis menjadi tak mungkin atau nyeri

F52.6 Dispareunia Non-organik


- keadaan nyeri waktu berhubungan seksual tanpa kelainan seksual primer lainnya

F52.7 Dorongan Seksual yang berlebihan


- Baik pria maupun wanita dapat kadang-kadang mengeluh dorongan seksual
berlebihan dan dianggap sebagai problem dalam dirinya, biasanya pada remaja
akhir belasan tahun atau dewasa muda.

7. F60.81
Gangguan kepribadian narsistik = Gangguan kepribadian yang muncul bisa dari
masa kanak, bertahan lama, bisa sampai dewasa, dimana pasiennya ini (Hemepepu irikex)
● merasa dirinya paling hebat diantara semua orang (superior)
● melebih-lebihkan kelebihan/penghargaan yang dia miliki
● merasa adalah orang yang paling penting
● Haus akan pujian
● merasa iri dengan orang lain atau merasa orang lain iri dengan dia
● merasa dirinya tidak ada kekurangan
● Exploitative : mencapai kedudukan dengan segala macam cara

F60.0 GG kepribadian paranoid (Kependam pengalaman bermusuhan berulang)


Gangguan kepribadian dimana individu memiliki kepekaan berlebihan terhadap kegagalan
dan penolakan dimana individu akan menyimpan dendam terhadap suatu masalah yg melukai
hatinya. Terdapat kecurigaan berulang tanpa dasar.

● Kepekaan berlebihan terhadap kegagalan dan penolakan;

● Kecenderungan untuk tetap menyimpan dendam, misalnya menolak untuk


memaafkan suatu penghinaan dan luka hati atau masalah kecil;

● Kecurigaan dan kecenderungan yang mendalam untuk mendistorsikan pengalaman


dengan menyalah artikan tindakan orang lain yang netral atau bersahabat sebagai suatu
sikap permusuhan atau penghinaan;
● Perasaan bermusuhan dan ngotot tentang hak pribadi tanpa memperhatikan
situasi yang ada (actual situation);
● Kecurigaan yang berulang, tanpa dasar (justification), tentang kesetiaan seksual dari
pasangannya;
● Kecenderungan untuk merasa dirinya penting secara berlebihan, yang bermanifestasi
dalam sikap yang selalu merujuk ke diri sendiri (self-referential attitude);
● Preokupasi dengan penjelasan-penjelasan yang bersekongkol dan tidak substantif dari
suatu peristiwa, baik yang menyangkut diri pasien sendiri maupun dunia pada umumnya.

F60.1 GG Kepribadian skizoid (aktivitias dingin tidak peduli tidak mampu


berskpresi sksual)

Merupakan Gangguan kepribadian yang ditandai dengan hanya sedikit hal yang memberikan
kesenangan, emosi dingin, afek datar, kurang mampu mengekspresikan kehangatan ke orang
lain, preokupasi dengan fantasi dan intropeksi berlebihan. Soliter

● Sedikit (bila ada) aktivitas yang memberikan kesenangan;

● Emosi dingin, afek mendatar atau tak peduli (detachment);


● Kurang mampu untuk mengekspresikan kehangatan, kelembutan atau kemarahan
terhadap orang lain;
● Tampak nyata ketidakpedulian baik terhadap pujian maupun kecaman;

● Kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual dengan orang lain


(perhitungkan usia penderita);
● Hampir selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri;

● Preokupasi dengan fantasi dan intropeksi yang berlebihan;

● Tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab (kalau ada hanya
satu) dan tidak ada keinginan untuk menjalin hubungan seperti itu → soliter

● Sangat tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial yang berlaku.

F60.2 GG kepribadian dissosial (tidak peduli perasaan, tdk bertanggung jawab,


tidak mampu memelihara, toelransi frustasi sangat rendah, menyalahkan)
Gangguan kepribadian dimana individu tidak peduli terhadap perasaan orang lain,
tidak bertanggung jawab, tidak peduli norma, peraturan, tidak dapat menjalin hubungan lama,
tidak merasa bersalah, cenderung menyalahkan orang lain, mudah frustasi dan
melampiaskannya dengan tindakan kekerasan

● Tidak peduli dengan perasaan orang lain

● Tidak bertanggung jawab yang terus menerus, tidak peduli norma, peraturan, dan
kewajiban sosial

● Tidak mampu memelihara suatu hubungan agar berlangsung lama, meskipun tidak
kesulitan untuk mengembangkannya

● Toleransi frustasi sangat rendah dan ambang yang rendah untuk melampiaskan agresi,
termasuk tindakan kekerasan

● Tidak mampu mengalami rasa salah dan menarik manfaat dari pengalaman, khususnya
dari hukuman

● Cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi yang masuk


akal, untuk perilaku yang membuat pasien konflik dengan masyarakat

F60.3 Gangguan kepribadian emosional tak stabil (borderline)


Gangguan kepribadian dimana individu bertindak impulsif tanpa memikirkan
konsekuensinya disertai dengan ketidakstabilan emosi

F60.4 Gangguan kepribadian histrionik = (minimal 3 dari gejala berikut) → CARI


SENSASI, CAPER

Gangguan kepribadian dimana individu memiliki tendensi untuk membesar-besarkan dan


membuat-buat ekspresi emosional seperti bersandiwara. Individu juga senang menjadi pusat
perhatian, mencari apresiasi dari orang lain. Sangat peduli pada daya tarik fisik serta perilaku /
penampilan seduktif. Afek dangkal dan labil.
● Ekspresi emosional yang dibuat-buat seperti bersandiwara dan dibesar-
besarkan
● bersifat sugestif → mudah dipengaruhi oleh orang lain/keadaan
● keadaan afektif yang dangkal dan labil
● mencari kegairahan & apresiasi dari orang lain & kegiatan dimana ia menjadi pusat
perhatian
● perilaku/penampilan seduktif
● terlalu peduli pada daya tarik fisik

F60.5 Gangguan kepribadian anankastik = minimal 3 gejala dari berikut

Gangguan kepribadian dimana individu memiliki perasaan hati - hati yang berlebihan, terlalu
disiplin, perfeksionis, dan kaku dimana sering memaksa orang lain mengikuti caranya untuk
mengerjakan sesuatu.

● Perasaan ragu - ragu dan hati - hati yang berlebihan -> detail
● Preokupasi dengan hal rinci, peraturan, daftar, urutan, organisasi, atau jadwal
-> disiplin, perfeksionis, teliti
● Perfeksionisme yang mempengaruhi penyelesaian tugas
● Teliti, waspada, dan keterikatan terhadap produktivitas yang tidak wajar
hingga mengabaikan kepuasan dan hubungan interpersonal
● Terpaku dan terikat pada kebiasaan sosial berlebih
● Kaku dan keras kepala
● Pemaksaan yang tak beralasan agar orang lain mengikuti persis caranya dalam
mengerjakan sesuatu atau keengganan yang tak beralasan untuk mengizinkan
orang lain mengerjakan sesuatu
● Mencampur-adukan pikiran atau dorongan yang memaksa dan enggan

F60.6 GG Kepribadian cemas


Gangguan kepribadian dimana individu memiliki perasaan takut menetap, merasa diri tidak
mampu, serta preokupasi berlebihan terhadap kritik, menghindari aktivitas sosial yang
berhubungan dengan kontak interpersonal karena takut dikritik, tidak didukung atau
ditolak.

● Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif

● Merasa diri tidak mampu, tidak menarik, lebih rendah daripada orang lain

● Preokupasi berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi sosial

● Keengganan untuk terlibat dengan orang, kecuali merasa yakin akan disukai

● Pembatasan gaya hidup dengan alasan keamanan fisik

● Menghindari aktivitas sosial atau pekerjaan yang melibatkan banyak kontak


interpersonal karena takut dikritik, tidak didukung, atau ditolak


F60.7 GG kepribadian dependen
Gangguan kepribadian dimana individu mendorong orang lain untuk mengambil
sebagian besar keputusan penting untuk dirinya, merasa tidak mampu mengambil
keputusan untuk diri sendirinya, perasaan tidak berdaya apabila sendirian, serta
preokupasi dengan ketakutan ditinggal orang terdekat

● Mendorong / membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan


penting untuk dirinya.
● Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah dari orang lain kepada siapa ia bergantung,
dan kepatuhan yang tidak semestinya terhadap keinginan mereka.
● Keengganan untuk mengajukan permintaan yang layak kepada orang dimana tempat ia
bergantung.
● Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena ketakutan yang
dibesar-besarkan tentang ketidak mampuan mengurus diri sendiri;

● Preokupasi dengan ketakutan akan ditinggalkan oleh orang yang dekat dengan
dirinya, dan dibiarkan untuk mengurus dirinya sendiri;
● Terbatasnya kemampuan untuk membuat keputusan sehari-hari tanpa mendapat
nasehat yang berlebihan dan dukungan dari orang lain.

F63 GANGGUAN KEBIASAAN DAN IMPULS


F63.0 Judi Patologis
- Gangguan kebiasaan dan impuls yang ditandai dengan berjudi secara
berulang dan menetap
F63.1 Bakar patologis (pyromania)
- Gangguan kebiasaan dan impuls yang ditandai dengan berulang
melakukan pembakaran tanpa motif yang jelas
F63.2 Curi patologis (kleptomania)
- Gangguan kebiasaan mencuri berulang dengan rasa tegang sebelum dan rasa
puas setelah mencuri
F63.3 Trikotilomania
- Gangguan kebiasaan dan impuls ditandai dengan kerontokan rambut kepala
& impuls mencabut rambut. Biasanya cabut rambut karena ketegangan yang
meningkat lalu setelah cabut rambut ada rasa lega / puas

F64 GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN


F64.0 Transeksual
- Gangguan identitas jenis kelamin dimana pasien merasa gender yang dia
rasakan tidak sesuai dengan alat kelaminnya secara anatomis (alat kelamin
saat dilahirkan)
- → Bisa saat lahir sebagai laki-laki memiliki penis, namun perasaanya
merasa dia perempuan dan sebaliknya. Akhirnya, orang yang mengalami
gangguan tersebut ingin operasi alat kelamin/suara/terapi hormon agar
kondisi tubuhnya sesuai dengan perasaan gendernya.

F64.1 Transvestisme peran ganda


pakai pakaian lawan jenis sebagai eksistensi dirinya (cross dressing) untuk
menikmati sejenak pengalaman sebagai anggota lawan jenis, tidak ada
perangsangan seksual.

F64.2 Gangguan identitas jenis kelamin masa kanak


- Keinginan mendalam & menetap untuk menjadi jenis kelamin lawan jenis.
- harus tampak sebelum pubertas, biasanya mulai saat prasekolah

F65 GANGGUAN PREFERENSI SEKSUAL


F65.0 Fetisisme
- Menggunakan non living object untuk membangkitkan keinginan
seksual & memberikan kepuasan seksual
- Objek fetish biasanya pakaian / sepatu (ekstensi dari tubuh manusia)
- Biasa terbatas pada pria
F65.1 Transvestisme fetishistik
- memakai pakaian lawan jenis untuk mencapai kepuasan seksual (cross
dressing)
F65.2 Ekshibisionisme
- memamerkan alat kelamin ke orang asing, orang banyak tempat umum
tanpa ajakan atau niat untuk berhubungan lebih akrab
F65.3 Voyeurisme
- Senang melihat orang lain berhubungan seksual / mengintip orang lain
menanggalkan pakaian → menjurus kepada rangsangan seksual dan
masturbasi tanpa orang yang diintip menyadarinya
F65.4 Pedofilia
- Preferensi seksual terhadap anak pra pubertas / awal masa pubertas
- preferensi berulang & menetap
F65.5 Sadomasokisme
- preferensi pada aktivitas seksual yang melibatkan pengikatan,
menimbulkan rasa sakit
- sadism : pelaku
- masochism : korban

gtF66 GANGGUAN PSIKOLOGIS DAN PERILAKU YANG BERHUBUNGAN


DENGAN PERKEMBANGAN DAN ORIENTASI SEKSUAL

F66.0 Gangguan maturitas seksual


- Penderitaan karena ketidakpastian tentang identitas jenis kelamin / orientasi seksual
yang menimbulkan kecemasan depresi
- Bingung dia homo, straight atau bi
F66.1 Orientasi seksual egodistonik
- Identitas jenis kelamin / preferensi seksual tidak diragukan, tapi individu
mengharapkan yang lain karena ada gangguan psikologis dan perilaku,
sehingga mencari pengobatan untuk mengubah
F66.2 Gangguan jalinan seksual
- kelainan dalam identitas jenis kelamin atau preferensi seksual merupakan
penyebab kesulitan dalam membentuk / memelihara jalinan dengan mitra seksual

8. F7 Retardasi Mental = Gangguan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak


lengkap yang terjadi selama masa perkembangan (<18tahun) yang bisa menyebabkan
gangguan kognitif, bahasa, motorik, dan sosial.

F70 Skor retardasi mental ringan = 50-69 F71 sehingga berpengaruh pada tingkat
Skor retardasi mental sedang = 35-49 F72 kecerdasan secara menyeluruh
Skor retardasi mental berat = 20-34
F73 Skor retardasi mental Sangat berat = <20

9. F8 GANGGUAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS

F80 Gangguan perkembangan khas berbicara dan berbahasa


(Artikulasi berbicara khas, berbahasa ekspresif, berbahasa repetitif, Sindrom
Landau-Kleffner [Afasia didapat dengan epilepsi])

F81 Gangguan perkembangan belajar khas


(membaca, mengeja, berhitung, belajar campuran)

F82 Gangguan perkembangan motorik khas

F83 Gangguan perkembangan khas campuran


(campuran F80, F81, F82, F83)

F84 Gangguan perkembangan pervasif


Autisme = Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, komunikasi dan tingkah laku. F84.0
Autisme masa kanak
- usia <3 tahun
F84.1 Autisme tidak khas
- usia >3 tahun

3 area terganggu pada autisme


a. interaksi sosial
b. komunikasi
c. perilaku yang terbatas & berulang

2 macam psikofarmaka autisme


a. Antipsikotik gen 2 = risperidone
b. PAPA = aripiprazole

F84.2 Sindrom Rett


gangguan pada onset 7-24 bulan ditandai perkembangan awal normal lalu kehilangan
sebagian atau seluruhnya keterampilan tangan dan bicara diikuti kemunduran
pertumbuhan kepala. Contoh gangguan: gerakan cuci tangan, membasahi tangan dengan
saliva, hambatan mengunyah makanan dengan baik, episode hiperventilasi, gagal
pengaturan BAB dan BAK, penjuluran lidah & air liur menetes, kehilangan ikatan sosial

F84.3 Gangguan Disintegratif Masa Kanak Lainnya


Perkembangan normal sampai usia minimal 2 tahun → terjadi regresi (kehilangan
kemampuan berbahasa, bermain, keterampilan sosial, kendali BAB BAK, pengendalian
motorik terganggu)

F84.4 Gangguan Aktivitas Berlebih yang Berhubungan dengan retardasi mental


dan Gerakan Stereotipik
yang tak serasi dari overaktivitas yang berat, stereotipi motorik, dan retardasi mental berat
Kombinasi F84.0 - F84.2 (autisme, sindrom rett) + retardasi mental berat

F84.5 Sindrom Asperger


Gangguan menyerupai autisme ditandai gangguan atau keanehan pada interaksi sosial dan
pola perilaku.Tanpa gangguan perkembangan berbahasa atau kognitif. Dibandingkan
autisme jarang ada gangguan motorik.

10. F90 ADHD ( GG HIPERKINETIK) = gangguan yang ditandai dengan adanya


hiperaktivitas dan gangguan perhatian yang bisa didiagnosis/onsetnya <12 tahun

HIPERAKTIVITAS = sulit untuk tetap diam terutama disituasi yang mengharuskannya diam
(suka jalan-jalan keliling padahal disuruh duduk) GANGGUAN PERHATIAN = Sulit untuk
memusatkan & mempertahankan perhatian, terutama salam waktu yang cukup panjang →
mengerjakan soal tugas tapi tidak tuntas
Terapi ADHD
a. methylphenidate (stimulant)
b. amfetamine
c. TCA (amiatriptilin)

F90.0 Gangguan Aktivitas dan perhatian


- Kriteria memenuhi F90
- hiperaktivitas → loncat2, lari2, putar2
- Penurunan perhatian → Meninggalkan suatu tugas meskipun belum selesai
→ karena kurang minat
F90.1 Gangguan Tingkah Laku Hiperkinetik
- perilaku disosiatif, agresif . menentang, berulang & menetap\
- perilaku temper tantrum berupa: perkelahian, kejam terhadap orang lain /
hewan, merusak barang, membakar, mencuri, berbohong ulang2, bolos sekolah,
temper tantrum, menentang
- Memenuhi kriteria F90 & F91

F91 GG TINGKAH LAKU


F91.0 Gangguan tingkah laku terbatas pada lingkungan keluarga
- tidak ada gangguan di keluarga, hubungan sosial dalam batas normal F91.1
Gangguan tingkah laku tak berkelompok
- rusaknya hubungan dengan kelompok sebaya (ga punya teman) F91.2
Gangguan tingkah laku berkelompok
- Masih bisa punya teman sebaya yang memiliki gangguan yg sama dan terlibat
dalam kegiatan kejahatan (KELOMPOK GANG)
F91.3 Gangguan sikap menentang
- Onset usia 9 - 10 tahun
- perilaku menentang, tidak patuh tetapi tidak ada yang melanggar hukum

F92 GANGGUAN CAMPURAN TINGKAH LAKU DAN EMOSI


F92.0 Gangguan tingkah laku depresif
- rebel + depresi

F93 GANGGUAN EMOSIONAL DAN ONSET KHAS PADA MASA KANAK


F93.0 Gangguan anxietas perpisahan masa kanak
- kekhawatiran yang tidak realistik ketika terjadi perpisahan dengan orang tua /
kerabat dekat)
F93.1 Gangguan anxietas fobik masa kanak
- rasa takut khas (fobia) pada masa kanak
F93.2 Gangguan anxietas sosial masa kanak
- sebelum usia 6 tahun
- takut sosialisasi dengan orang dewasa / teman sebaya F93.3
Gangguan persaingan antar saudara (sibling rivalry)
- bersaing / iri terhadap saudara beberapa bulan setelah kelahiran adik
- tendensi perilaku seperti bayi (gangguan emosional) agar mendapat
perhatian ortu
F94 GANGGUAN FUNGSI SOSIAL DENGAN ONSET KHAS PADA MASA KANAK
DAN REMAJA
F94.0 Mutisme elektif
- Selektif dalam berbicara (bisa ngomong secara normal dalam beberapa situasi
tertentu namun tidak bisa melakukannya dalam beberapa situasi)
F94.1 Gangguan kelekatan reaktif masa kanak
- Maltreatment dari caregiver → Sulit menjalin hubungan dengan orang lain, Sulit
menerima pendekatan emosional dengan orang lain
- Ada riwayat penganiayaan & penelantaran F94.2
Gangguan kelekatan tak terkendali masa kanak
- Maltreatment dari caregiver/ caregiver ganti-ganti → terlalu dekat (overly
familiar) dengan orang - orang yang tak dikenal, meninggalkan pengasuh
(caregiver)

F95 GANGGUAN TIC


F95.0 Gangguan Tic sementara
- <12 bulan
- Motorik atau Vokal
- Motorik: kedipan mata, menyeringai, kedutan kepala
- Vokal: berkata kasar, bunyi ngorok, mendehem, kopropraxia (cabul) F95.1
Gangguan Tic motorik atau vokal kronik (salah satu)
- >12 bulan
- Motorik atau Vokal
F95.2 Gangguan campuran tic motorik dan vokal multipel
Sindrom de la tourette= Gangguan campuran tic motorik & vokal multipel
● Tic motorik multipel + 1 atau beberapa tic vokal (tidak harus serentak
bersamaan, riwayat hilang timbul)
● Onset masa kanak & remaja, lazim menetap hingga dewasa
● Tic vokal → letupan vokalisasi yang mendadak & tidak bertujuan
● Tic motorik → gerakan yang tidak di bawah kendali, mendadak berulang tapi tidak
berirama
● Memberat dengan stres, menghilang ketika tidur, dapat ditekan dengan
kemauan
Tatalaksana :
● Antipsikotik
○ G1 = Haloperidol, pimozide
○ G2 = Risperidone
● Klonidin → adrenergik agonis

F98 GANGGUAN PERILAKU DAN EMOSIONAL LAINNYA DENGAN ONSET


BIASANYA PADA MASA KANAK DAN REMAJA
F98.0 Enuresis non-organik
Enuresis : ketidakmampuan mengontrol urinasi pada siang atau malam hari, yang
tidak sesuai dengan usia mental anak, dan bukan diakibatkan dari kurangnya pengendalian
kandung kemih akibat gangguan neurologis, serangan epilepsi, atau kelainan struktur pada
saluran kemih. Enuresis pada usia > 5 tahun
Desmopressin —> A synthetic analog of arginine vasopressin, imipramine —> anticholinergic effect bsa bikin
desmopressin works by decreasing urine volume at night and by kontraksi bladder berkurang —> increase bladder
decreasing intravesicular pressure. filling

Tatalaksana : membatasi asupan cairan di malam hari, meminta anak untuk lebih
sering berkemih, potty training , alarm therapy → pakai alarm di tempel di underpad
anaknya biar anaknya bangun
Farmakoterapi: Desmopressin therapy intranasal

F98.1 Encopresis Non-organik


- pengeluaran tinja secara tidak layak dapat timbul dengan berbagai cara
- Kurang toilet training, adanya gangguan psikologis, adanya retensi fisiologis akibat
pertentangan orang tua dan anak mengenai latihan BAB, bisa karena gangguan
psikologis
- Tatalaksana :
- Non-Medikamentosa : CBT : Melatih anak BAB di jam yang sama secara
reguler, psikoterapi & relaksasi agar tidak anxiety untuk poop
F98.2 Gangguan makan masa bayi dan kanak
- Penolakan makan tanpa penyakit organik melampaui batas normal (BB tidak
bertambah, BB menurun)
- Minimal 1 bulan
F98.3 Pika masa bayi dan kanak
- gangguan makan makanan tidak ada gizi (tanah, batu) F98.4
Gangguan Gerakan Stereotipik
- Gerakan volunter, ritmik, berulang, stereotipik, non fungsional
- Gerakan goyang-goyang, tepuk tepuk, tekan2 bola mata
- Mencolok mata sendiri → pada disabilitas visual
F98.5 Gagap
- bicara mengulang atau perpanjangan suku kata/kata
- disebut gangguan jika mengganggu kelancaran bicara
F98.6 Bicara Cepat dan Tersendat (Cluttering)
- gangguan kelancaran alur bicara tanpa pengulangan / gugup menyebabkan ucapan
kurang jelas

Anda mungkin juga menyukai