Kuliah FK Unair
Sm VII
Tujuan Instruksional
TIU : Pada akhir kuliah mahasiswa akan
mampu merencanakan penatalaksanaan
Demensia dengan benar
TIK : Mahasiswa akan mampu :
Menjelaskan difinisi Demensia
Menjelaskan Patofisiologi Demensia
Menjelaskan Etiologi Demensia
Menjelaskan Diagnose Demensia
Menjelaskan Penanganan Demnesia
Sub Pokok Bahasan :
1. Difinisi Demensia
2. Patofisiologi Demensia
3. Etiologi Demensia
4. Diagnose Demensia
5. Penanganan Demnesia
Domain kognitif :
Hecker (1998) : 9 modalitas
1. Memori 5. Atensi & konsentrasi
2. Bahasa 6. Kalkulasi
3. Praksis 7. Judgement & insight
4. Visuospasial 8. Reasoning
9. Abstraksi
GANGGUAN NEUROLOGIS
DEFISIT
Defisit kognitif
Defisit fisik
-Kesadaran
Sering tidak jelas
-Motorik
-Sensorik
-Autonom SERING LEPAS
KELUHAN UTAMA PENGAMATAN
Memori dibedakan menjadi :
2. Working memory
Two magnetic resonance imaging proton-density transaxial cuts from the brain of a
hypertensive patient with vascular dementia. Note extensive involvement of white matter,
which appears as hyperintense signals. The patient's computed tomography brain scan
showed minor periventricular hypodensity.
1. Kholinesterase inhibitor
Pemberian obat kholinesterase inhibitor untuk
memblok pemecahan asetilkholin.
Indikasikan pada demensia ringan dan sedang
2. NMDA reseptor antagonis
N-metyl-D-aspartate (NMDA) reseptor adalah
reseptor glutamat. Mimantin termasuk golongan
obat ini.
3. Antioksidan tocopherol (Vitamin E) dosis
2000iu/hari masih diperdebatakan
Penyakit ini bersifat kronis progresif dengan
rentang waktu 3-20 tahun dengan rata-tara
7 – 10 tahun.
Penyebab kematian penderita sering karena
pneumonia, malnutrisi, dehidrasi, sepsis
karena luka dicubitus atau infeksi saluran
kencing.
Dasar diagnose
1.Demensia atau perubahan kognitif dengan
tipologi subkortikal
2. Klinis stroke dengan pembuktian radiologis
infark serebri
3.Terdapat bukti keterkaitan antara demensia
dengan stroke
4. Disfungsi motorik termasuk gangguan
berjalan /gait
5.Terdapat gangguan miksi bisa inkontinensia
atau sering kencing /Frequence.
Penyakit serebrovaskuler yang dapat penyebab
demensia vaskuler adalah :
1. Infark multipel pembuluh darah besar.
2.Strategic single infark : ialah infark / oklusi pada
pembuluh darah yang memberi vaskularisasi daerah
berkaitan dengan fungsi kognitif
3. Penyakit pembuluh darah kecil/ small vesel desease
4.Hipoperfusi global karena henti jantung/cardiac
arrest.
5. Hemorrhagic cerebrovascular desease : ICH,
SDH.SAH
1. Penurunnya memori / memory loss,
gangguan berbahasa, perubahan
visuospasial,
2. Menurunnya memori tidak seberat pada
AD
3. Kelainan kognitif pada VaD lebih sering
subkortikal : ggn konsentrasi , forgetfulness,
lambat berfikir /bradyphrenia, afasia dan
defisit eksekutif .
Pemeriksaan Laboratorium dan asesemen
neuropsikologi
VaD pemeriksaan laboratorium , mencari faktor
resiko stroke.
Pemeriksaan radiologis : MRI / CT scan : mencari
lesi
Pemeriksaan neuropsikologi terutama ditujukan
untuk esesemen fungsi lobus frontalis / eksekutif.
Primary dan secondary prevention stroke
merupakan kunci pencegahan.
Asetikholinesterase inhibitor yang biasanya
untuk AD pada penelitian ternyata tidak
efektif untuk VaD tetapi menunjukan
manfaat pada AD dengan stroke.
Prognose dari VaD lebih bervariasi dibanding
AD tergantung penanganan dari stroke dan
faktor resikonya.
Pertama kali dilaporkan oleh Arnold Pick th. 1892 -
seorang penderita mengalami perubahan
kepribadian / personality dan gangguan bahasa.
Terbanyak ke empat dengan angka kejadian
12-16% dari populasi demansia.
Dibanding AD maka FTD relatif lebih banyak
onset dini usia 50-65 tahun.
Dasar diagnose
Perubahan yang menonjol pada FTD ialah :
1. Kepribadian / personality dan perilaku
/ behavior ( tipe behahavioral FTD )
2.Pemeriksaan Imaging
Pemeriksaan struktural maupun fungsional
imagaing :
- Pada SD didapatkan atrofi pada daerah
posterior perisylvian hemisphere kiri.
- Pada PPA
1 Asesemen Neuropsikologi
2.Pemeriksaan Imaging
Pemeriksaan struktural maupun fungsional
imagaing :
- Pada SD didapatkan atrofi pada daerah
posterior perisylvian hemisphere kiri.
- Pada PPA
1 Asesemen Neuropsikologi
2.Pemeriksaan Imaging
Pemeriksaan struktural maupun fungsional
imagaing :
- Pada SD didapatkan atrofi pada daerah
posterior perisylvian hemisphere kiri.
- Pada PPA didapatkan atrofi pada daerah
anterior perisylvian hemisphere kiri.
Pengobatan terhadap keluhan psikiatri dan
gangguan behavior.
MMSE
MMSE
MMSE
MMSE MMSE
MMSE
HHIISS
<<24
24 >24
>24
Repeatassess.
Repeat assess.
In66months
In months
HIS
HIS HIS
HIS
<<44 >7
>7
Specialist services
Non
Non VaD 1.Probable VaD
VaD
VaD
VaD 1. NINDS-AIREN 2.Possible VaD
2.WHO: IDC 10 3.Definite VaD
3. DSM -IV
Feature Scale
Abrupt onset 2
Stepwise deterioration 1
Fluctuating course 2
Nocturnal confusion 1
Preservation of personality 1
Depression 1
Somatic complain 1
Emotional incontinentia 1
History of hypertension 1
History of stroke 1
Associated atherosclerosis 1
Focal neurologic symptoms 2
Focal neurologic signs 2
Total scale : 17
Scale : < 4 not VaD
Scale : > 7 VaD
Six categories of cognitive Five degrees of Impairment :
function :
- 0 : None
1. Memory - 0.5 : questionable
2. Orientation
- 1 : mild
3. Judgment & problem
solving - 2 : moderate
4. Community affairs - 3 : severe
5. Home and hobbies
6. Personal care