Anda di halaman 1dari 24

Sindrom Cauda

Equina

dr. Winifred Karema, Sp.N(K)

BAGIAN/KSM NEUROLOGI FK UNSRAT/RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO


Alamat : Bagian/KSM Neurologi Jl. Raya Tanawangko Malalayang I, Manado Sulawesi Utara 95262
Telp/Fax : 0431 - 834323 Email : ppds.neurologi@unsrat.ac.id Website: https://neurologiunsrat.com
Cauda Equina

• Cauda equina  “horse tail” (bahasa latin)


• Cauda = ekor Equina = kuda
• Cauda equina merupakan kumpulan akar saraf
intradural yang keluar dari conus medularis
Cauda Equina

• Meliputi persarafan motorik, sensorik, dan otonom dari lumbal bagian


bawah dan semua akar saraf sakralis

• Inervasi sensorik ke “saddle area”


• Inervasi motorik ke sfingter
• Inervasi parasimpatis ke kandung kencing dan usus bagian bawah
Definisi

• Sindrom Cauda equina merupakan suatu kondisi yang terjadi akibat


penekanan pada sekumpulan saraf pada bagian bawah saraf tulang
belakang (setelah T12-L1 atau L1-L2).
Epidemiologi

• 0.3-0.5 dari 100.000 per 2 tahun (asymptomatic communit


population)
• 7 dari 10.000 per tahun (asymptomatic working-age population)
• 7 dari 10.000 per tahun
• CES terjadi sekitar 0.08% dari semua LBP
• Dapat terjadi di segala usia

JNS 2020
Epidemiologi

Level vertebrae yang terkena


• L4-5 (57%)
• L5-S1 (30%)
• L3-4 (13%)
Etiologi

• Hilangnya 2 atau lebih akar saraf yang membentuk cauda equina


• Dapat disebabkan oleh trauma maupun non trauma
• Penyebab tersering adalah penekanan pada vertebra lumbal (L4-L5
atau L5-S1) terutama herniasi diskus pada regio lumbar.
Etiologi

• Tumor pada tulang belakang (ependimoma  90%)


• Infeksi atau peradangan pada tulang belakang
• Stenosis lumbalis
• Trauma pada tulang belakang bagian bawah (tertembak, terjatuh, atau
kecelakaan)
• Cacat lahir
• Malformasi arteri vena
• Pendarahan spinal (Subarachnoid, subdural, epidural)
• Komplikasi post operasi lumbal spine
• Anestesia spinal
Faktor Risiko

• Berusia lanjut
• Memiliki riwayat herniasi diskus di dalam keluarga
• Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
• Sering mengangkat atau mendorong benda berat
• Mengalami cedera punggung akibat jatuh atau kecelakaan
Gambaran Klinis
• LBP
• > 90% pasien
• Sciatika
• Retensi urin
• Insidensi hampir mendekati 90%
• Tonus sfingter anal menghilang
• 50-75% pasien
• Gangguan buang air kecil
• Saddle anesthesia
• 75% pasien
• Gangguan sensorik pada daerah sekitar anus, genital,
perineum, bokong, terkadang sampai paha bagian belakang
• Kelemahan motorik ekstremitas bawah
• Berkurang atau hilangnya refleks ekstremitas bawah
Gambaran klinis

• Gangguan motorik bersifat sedang-berat, asimetris, dan atrofi


• Gangguang sensibilitas anestesi pelana, asimetris, timbul lebih
lambat, disosiasi sensibilitas (-)
• Nyeri menonjol, hebat, timbul dini, radikular, asimetris
• Gangguan reflex bervariasi
• Gangguan sfingter timbul lambat, jarang berat, disfungsi seksual
jarang
RED FLAGS
RED FLAGS

• Bilateral Sciatica
• Severe or progressive bilateral neurological deficit of the legs, such as major
motor weakness with knee extension, ankle eversion, or foot dorsiflexion
• Difficulty initiating micturition or impaired sensation of urinary flow, if
untreated this may lead to irreversible urinary retention with overflow urinary
incontinence
• Loss of sensation of rectal fullness, if untreated this mey lead to irreversible
faecal incontinence
• Perianal, perineal or genital sensory loss (saddle anaesthesia or paraesthesia)
• Laxity of the anal sphincter

In bold type are those new flags were added when the guidelines were update in 2018
Klasifikasi

• Menurut Gleave dan Macfariane:


• CESI : Sindrom cauda equina tidak lengkap
• CESR : Sindrom cauda equina lengkap + retensi urin + inkontinensia
overflow + tanpa nyeri

• Menurut Tandon dan Sankaran:


• Tipe I : Akut + tanpa nyeri punggung bawah
• Tipe II : Akut + nyeri punggung bawah dan sciatica
• Tipe III : Kronis + nyeri punggung bawah dan sciatica + stenosis kanalis
spinalis

• Klasifikasi berdasarkan LBP:


• Tipe I : Gejala pertama kali/akut
• Tipe II : Nyeri punggung bawah dgn atau tanpa sciatika
• Tipe III : Nyeri punggung bawah + gangguan berkemih
Klasifikasi

• Menurut Shepherd dan Kostuik:


• Tipe I : Tipe akut
• Tipe II : Tipe progresif

• Klasifikasi berdasarkan gejala klinis dan


elektrofisiologis Shi:
• Stage I : asimptomatik dengan perubahan pada
pemeriksaan Elektrofisiologis
• Stage II: berkurangnya sensasi daerah saddle dan peranal
• Stage III : gangguan sfingter ani dan fungsi seksual
• Stage IV : kehilangan fungsi sensorik dan impotensi
Pemeriksaan Fisik

• Inspeksi : mencari beberapa manifestasi eksternal dari nyeri, seperti


sikap tubuh yang abnormal, pemeriksaan sikap tubuh dan gaya
berjalan untuk mengetahui kemungkinan dari defek dan adanya
kelainan pada tulang belakang
• Palpasi untuk mengetahui adanya nyeri tekan
• Kekuatan tonus dan otot ekstremitas bawah
• Sensoris ekstremitas bawah
• Colok dubur
Akar saraf Nyeri Defisit sensorik Defisit motorik Defisit releks
L2 Paha bagian anterior Paha bagian atas Kelemahan slight Suprapatella
medial quadricep, fleksi yang sedikit
panggul, aduksi menurun
paha
L3 Paha anterior lateral Paha bagian Kelemahan Patella atau
bawah quadricep, suprapatella
ekstensi lutut,
aduksi paha
L4 Paha posterolateral, Kaki bagian Ekstensi lutut Patella
tibia anterior bawah sebelah dan pedis
medial
L5 Dorsum pedis Dorsum pedis Dorsofleksi pedis Harmstring
dan ibu jari kaki
S1-S2 Pedis bagian lateral Pedis bagian Plantar fleksi Achilles
lateral pedis dan ibu jari
kaki
S3-S5 Peirneum Saddle sfingter Bulbocavernosus.
anus
Pemeriksaan Penunjang

• MRI  Gold standar dan modalitas yang paling membantu untuk


mendiagnosis kelainan medulla spinalis
• Myelografi Lumbal  bila terjadi kontra indikasi MRI
• CT scan  bila MRI tidak memungkinan
• Radionuclide scanning  indikasi: osteomyelitis dan infeksi tulang
belakang pada CES
• Positron Emission Tomography scan (PET scan)
Terapi Konservatif

• Terapi medis awal : kurang dari 24 jam  tidak ada perubahan 


indikasi dekompresi bedah
• Terai sesuai etiologi:
• Lipoprostaglandin E1 (indikasi : stenosis spinal, neurogenic claudication)
• Meningkatkan aliran darah ke regio cauda equina
• Mengurangi nyeri
• Mengatasi kelemahan motorik
• Anti inflamasi dan steroid (indikasi : proses inflamasi)
• Antibiotik (indikasi : infeksi)
• Kemoterapi dan radioterapi (indikasi : neoplasma)
Terapi Penbedahan

• Tujuan : untuk mengurangi tekanan pada saraf di cauda equina


dengan menghilangkan agen yang mengkompresi dan memperluas
ruang canalis spinalis
• Rekomendasi terbaru disarankan operasi dalam 24 jam pertama
Rehabilitasi Medik

• Kelemahan otot
• ROM exercise
• Stretching exercise
• Nyeri  Tanscutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS)
• Pengelolaan Bladder
• Modifikasi perilaku
• Menuver pengosongan kandung kemih (Manuver Valsava dan
Manuver Crede)
• Bladder relax triggering
• Katerisasi (kateter kondom eksternal, indwelling Catheterization,
kateter intermiten)
• Peneglolaan Bowel
• Edukasi pasien
• Latihan defekasi
Prognosis

• Bergantung pada etiologi, progresifitas onset klinis, lamanya


kompresi, keparahan defisit neurologis, level spinal yang terlibat
• Defisit bilateral  prognostik lebih buruk
• Luas defisit sensorik perineum atau saddle  prediktor terpenting
untuk kesembuhan

Anda mungkin juga menyukai