1
APA ITU
LOW BACK PAIN ?
2
DEFINISI & INSIDENSI LOW BACK PAIN
Low back pain (LBP) atau nyeri pinggang :
• Rasa nyeri dan discomfort, berlokasi di tubuh bagian belakang di kaudal tulang kosta terakhir
hingga di atas lipatan gluteus, dengan atau tanpa disertai penjalaran ke tungkai (Karnath, Bernard.
Clinical Signs of Low Back Pain. 2003)
Pokdi Nyeri PERDOSSI, Mei 2002 penderita nyeri pinggang : 18,37% dari seluruh pasien
nyeri.
3
ANATOMI OTOT PUNGGUNG
Musculature
Superficial
Thoracic group
Abdominal group
Erector Spinae group
Spinalis
Longissimus
Iliocostalis
Deep
Transversospinal group
Multifidus
Rotatores
Intertransversarius
4
ANATOMI
VERTEBRA LUMBAL
5
ANATOMI VERTEBRA
LUMBAL
6
Gambar 2. Struktur Anatomi Vertebra Lumbal
sendi interbody
(antar 2 corpus vertebra)
terdapat discus intervertebralis
8
Penyempitan Ligamentum Longitudinale Posterior
• Vertebral end-plate
• lapisan rawan
• (rawan hialin&fibrokartilago)
• lebih melekat erat pada
• nukleus pulposus
10
Arah Pergeseran Nukleus Pulposus
LLA LLP
Fleksi/
Ekstensi membungkuk
Sikap
normal N.P. bergeser N.P. bergeser ke
kedepan belakang
12
14
• Pada pinggang terdapat jaringan-jaringan peka nyeri yaitu:
- Ligamentum longitudinale anterior
- Ligamentum longitudinale posterior
- Otot yang spasme
- Dinding pembuluh darah
- Radiks (akar saraf)
- Kartilago dari faset
- Lapisan sinovia dari faset
- Kapsul dari sendi zygapophysial
- Periosteum
15
KLASIFIKASI LOW BACK PAIN
Berdasarkan etiologi (Macnab) :
• Spondilogenik
• radang: spondilitis
• trauma: fraktur, herniasi diskus intervertebralis, strain / sprain
miofasial
• tumor: osteoma,metastasis
• metabolisme: osteoporosis
• Viserogenik
• Vaskulogenik
• Neurogenik
• Psikogenik
KLASIFIKASI NYERI PUNGGUNG (BAWAH)
17
LBP mekanik terjadi akibat penggunaan otot yang berlebihan, berdasarkan
etiologi :
• Mekanik Statik :
postur tubuh dalam keadaan posisi statis (duduk atau berdiri)
• Mekanik Dinamis
akibat beban mekanik abnormal pada struktur jaringan (ligamen dan otot) di
daerah punggung bawah
gerakan melebihi kapasitas fisiologik dan toleransi otot atau ligamen
gerakan kombinasi (terutama fleksi dan rotasi) dan repetitif, terutama disertai
dengan beban yang berat.
19
LBP mekanik terjadi akibat : postur tubuh yang buruk, fleksibilitas yang buruk,
otot penyusun vertebra yang lemah, dan exercise technique dan lifting
technique yang kurang tepat.
• Nyeri miofasial khas ditandai dengan nyeri dan nyeri tekan pada daerah yang
bersangkutan (trigger points),
• kehilangan ruang gerak kelompok otot yang tersangkut (loss of range of motion)
dan nyeri radikuler yang terbatas pada saraf tepi. Keluhan nyeri sendiri sering
hilang bila kelompok otot tersebut diregangkan
LBP MEKANIK STATIK
27
28
• Komponen keras :
• Fraktur kompresi :
• Lokasi : torakal bawah & lumbal atas
• Khas bentuk korpus seperti kampak (wedging)
• Seringkali patologis : osteoporosis, metastase (multiple
myeloma)
• Kambuh : pada lumbosacral strain, bahkan menjadi LBP
kompensatorik
• Spondilolisis / spondilolistesis :
• Spondilolisis : istmus pars interartikularis vertebra
patah tanpa terjadinya penggeseran korpus
vertebra
• Spondilolistesis : penggeseran korpus vertebra
karena fraktur bilateral darai istmus pars
interartikularis vertebra :
• Lokasi VL4 atau VL5
• Karena trauma ataupun kongenital
• Derajat I : tergeser ke depan 25%
• Derajt II : 50%
• Derajat III : 75%
• Derajat IV : hampir 100%
• Derajat I & II jarang mengeluh LBP, pegal difus
lumbal bawah yang beralih ke sakrum, kadang
iskialgia unilateral atau bilateral
• Derajat III & IV : paraparesis, saddle hipestesi,
gangguan sfinkter ani & urethra karena
pembentangan kauda ekwina
30
Spondilolisthesis lumbal
II. DEGENERATIF
• Spondilosis
• Osteofit terjadi di sambungan korpus vertebra dgn diskus intervertebralis
• Spondilosis radiologis : osteofit ke arah kanalsis vertebralis tidak boleh dijadikan diagnosa LBP
• Klinis : radikulopati, paraparesis LMN
• Sering asimptomatis, kecuali ada lumbosacral strain : nyeri difus ringan
Spondilosis
34
HNP
Sekitar 30%
masyarakat sehat
tanpa gejala
mempunyai protrusio
diskus signifikan
secara klinis (Stadnik
et al., 1998).
Pergeseran nukleus pulposus ke posterosentral &
posterolateral
36
HNP
MRI
Myelogram Lumbal
39
• Stenosis spinalis
• Hard lesion di sekitar ujung
artikularis superior
mengakibatkan stenosis lateral,
nyeri panas di pantat & bagian
belakang paha.
• Hard lesion di sekitar ujung
artikularis inferior mengakibatkan
stenosis sentral, nyeri panas di
sepanjang tungkai pada kawasan
iskialgia
• Klaudikasio neurogenik
• Naik tangga tidak nyeri, tapi turun
tangga terasa nyeri (kebalikan dari
HNP)
40
Stenosis Kanalis Lumbal
• Menyebabkan “pseudo-sciatica”
1. Bursitis Trokhanter
• Aspek lateral panggul; 40% menyebar ke bawah lateral paha
• Banyak yang tidak dapat berbaring pada sisi yang terkena karena nyeri
• Nyeri tekan di atas & sekitar trokhanter mayor.
• Nyeri dipicu dengan abduksi panggul
• X-Rays kadangkala memberikan gambaran kalsifikasi sekitar trakhanter
Nyeri Non-Radikuler, Non-Spinal
2. Osteoarthritis panggul
• Nyeri terasa di pantat, pangkal paha, atau paha depan, kadang menyebar
ke lutut.
• Menyerupai nyeri radikuler L2 atau L3
• Pemeriksaan fisik menunjukkan penyakit panggul – nyeri pada rotasi
eksternal & internal panggul, sering dengan mobilitas sendi
• X-Ray = ruang sendi menyempit dan sklerosis subkhondral dengan
pembentukan osteofit
• Osteoartritis
• Wear and tear (sudah lapuk
dipakai)
• Deformasi lapisan kartilago
prosesus artikularis superior
dan inferior
• Kaku di pinggang pada pagi hari
setelah bangun tidur, mereda
setelah banyak bergerak atau
mandi air hangat
• Latihan menguatkan &
meluweskan otot-otot pinggang
& NSAID mencegah kambuh
45
III. INFLAMASI
• Rematoid artritis
• Sendi ke 4 anggota gerak dapat terkena secara serentak atau berselang
• Terutama jari-jari tangan & kaki
• Sendi panggul dapat terkena unilateral atau bilateral
• Spondilitis ankilopoetika
• Bamboo spine
• Khas saat tidur, leher tidak
mengikuti kurvatura landasan
• Genetik, antigen jaringan HLA-B27
• Pegal-kaku pada waktu dingin dan
lembab terasa linu & ngilu
• Presipitasi : infeksi bakteri traktus
digestivus
• Primer mengganggu tempat
perlekatan ligamen-ligamen dan
tendon-tendon pada tulang
IV. OSTEOPOROTIK
• Spina bifida
Sakralisasi
okulta
• Lumbalisasi : terdapat 6 korpus vertebra lumbalis
• Sakralisasi : adanya 4 korpus vertebra lumbalis
• Spondilolistesis derajat 1 & 2
VII. REFERRED PAIN
• Ulkus peptikum
• Tumor lambung atau duodenum
• Pankreatitis akut
• Kolitis, divertikulitis kolon desenden
• Penyakit organ di rongga peritoneal : abses psoas, penyakit ginjal (glomerulonefritis, pielonefritis,
hidronefrosis, ginjal polikistik, tumor ginjal), aorta abdominalis
• Organ viseral di bagian atas rongga abdominal : Th8 – L2
• Organ viseral di bagian bawah rongga abdominal : L2 – L4
VIII. GANGGUAN SIRKULATORIK
• Aneurisma aorta abdominalis
• Trombosis aota abdominalis
IX. PSIKONEUROTIK
• Histerik : dramatis, protes non verbal
• Kompensatorik : “pemerasan”
• Malingerer / pengeluh : mengemis perhatian
Red Flags pad LBP
Kelainan Red Flags
Kanker atau • Usia > 50 th atau > 20 th
Infeksi • Riwayat kanker
• Penurunan BB tanpa sebab yg jelas
• UTI, IV drug abuse, demam, menggigil
• Nyeri punggung tidak membaik dengan istirahat
Fraktur vertebra • Riwayat trauma yang bermakna
• Penggunaan kortikosteroid jangka panjang
• Usia > 70 tahun
Sindroma • Retensio urine akut atau overflow incontinence
Cauda Equina • Incontinensia alvi atau atonia sfingter ani
atau defisit • Saddle anesthesia
neurologik berat
• Paraparesis progresif atau paraplegia
58
PENATALAKSANAAN LOW BACK PAIN
B. Pemeriksaan klinis.
- Posisi berdiri : skoliosis (+).
- Posisi terlentang dapat dilakukan tes provokasi :
1. Tes untuk meregangkan saraf iskhiadikus.
a. Tes Laseque
b. Straight leg raising (SLR)
c. Tes Laseque menyilang/crossed straight leg raising test
d. Tes Bragard
e. Tes Sicard
2. Tes untuk menaikkan tekanan intratekal yaitu
a. Tes Naffziger
b. Tes Valsava.
3. Tes bangkitkan nyeri sendi panggul : tes Patrick.
4. Tes bangkitkan nyeri sendi sakroiliaka : tes
Kontrapatrick.
Pemeriksaan Neurologis
1.Pemeriksaan motorik : kelemahan otot, atrofi, fasikulasi
2. Pemeriksaan sensorik : mengetahui dermatom
3.Pemeriksaan refleks
C. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan radiologis.
a. Foto polos vertebra
b. Mielografi
c. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
2. Pemeriksaan neurofisiologi : EMG
3. Pemeriksaan laboratorium.
4. Pungsi lumbal
RONTGEN VERTEBRA LUMBOSAKRAL
MRI
PENATALAKSANAAN HERNIA
NUKLEUS PULPOSUS
A. Konservatif
a. Tirah baring
b. Medikamentosa
c. Terapi fisik : fisioterapi, ortose, latihan & modifikasi
gaya hidup
e. Penyuluhan/edukasi : posisi tubuh yang benar
B. Terapi bedah
♦ Nyeri radikuler hebat dan berulang
♦ Iskhilagia lebih menonjol daripada nyeri pinggang
♦ Defisit neurologi / berkembang progresif
♦ Gagal terapi medikamentosa
♦ Defek pada myelografi / MRI yang sesuai dengan keadaan klinis
♦ Cauda equina syndrome
PROGNOSIS HERNIA NUKLEUS PULPOSUS
• Sebagian besar : perbaikan dalam 6 minggu dengan terapi konservatif.
• Sebagian kecil berkembang menjadi kronik meskipun sudah diterapi.
• Pada pasien yang dioperasi : 90% membaik terutama nyeri tungkai, kemungkinan
terjadinya kekambuhan adalah 5%.
81