Dengan ini kami sampaikan Laporan Evaluasi Program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan Semester I
Tahun 2022. Adapun laporan terlampir.
Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
1. Identifikasi risiko
Untuk menentukan jenis r isiko, disusun berdasarkan dari hasil laporan kejadian/kasus
kecelakaan kerja HSE dan unit kerja terkait. Untuk itu, maka diperoleh jenis risiko
keselamatan dengan indikator kejadian kecelakaan kerja yang dapat diidentifikasi yang
bersumber dari fasilitas dan lingkungan kerja RS Pertamina Cirebon berdasarkan jenis ruangan
kerja, diuraikan seperti tabel berikut .
Tabel 1
Identifikasi Bahaya Potensial Kecelakaan Kerja (Hazard) di RS Pertamina Cirebon
bakteri)
Kucing,
Kecoa, kutu
busuk
2. Analisis dan Evaluasi risiko
Hasil perhitungan risiko kecelakaan kerja dan rangking prioritas pengendaliannya tersebut
adalah sebagai berikut :
Tabel 2
Pembobotan Risiko Jenis Kecelakaan Kerja di RS Pertamina Cirebon
Januari- Juni 2022
RANGKING
NO JENIS BENCANA PROBABILITY DAMPAK RISIKO PRIORITAS
PENGENDALIAN
1 Tertusuk jarum/benda 3 4 12 1
tajam
2 Tersayat pisau 2 3 6 4
3 Terjepit 3 2 6 4
4 Terlindas roda 1 2 2 5
5 Terpeleset 3 2 6 4
6 Terjatuh 2 4 8 3
7 Tersetrum listrik 2 3 6 4
8 Tersiram air panas 2 3 6 4
9 Tertimpa 1 2 2 5
10 Tersengat 1 2 2 5
11 Tumpahan bahan kimia 3 3 9 2
Gambaran potensi ancaman di atas dapat ditampilkan dengan model lain dengan tiga warna
berbeda yang sekaligus dapat menggambarkan prioritas seperti berikut:
Hasil perhitungan diatas, bila di petakan dalam matrik Risk grading analysis dapat digambar
sebagai berikut:
Dari uraian dan perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis kecelakaan kerja yang
menjadi prioritas dan diperlukan pengendalian yang utama adalah sbb :
Hasil penentuan risiko kecelakaan kerja berdasarkan tempat kejadian di unit kerja dan rangking
prioritas lokasi pengedaliannya di uraikan sebagai berikut :
Tabel 4
Pembobotan Risiko Tempat Kejadian Kecelakaan Kerja di RS Pertamina Cirebon
Januari – Juni 2022
NO TEMPAT KEJADIAN PROSENTASE Probability Dampak Grading
(%)
1 ICU 10,53 3 2 6
2 IGD 16,06 3 2 6
3 Anggrek 2,63 1 2 2
5 Flamboyan 2,63 1 2 2
6 Perinatologi 7,89 2 2 4
Radiologi 1 2 2
8 2,63
9 Sakura 2,63 1 2 2
10 Tulip 5,26 1 2 2
11 Balsun 2,63 1 2 2
12 Dahlia 7,89 1 2 2
13 Auditorium 7,89 2 2 4
14 Farmasi 2,63 1 2 2
15 Hemodialisa 5,26 1 2 2
JUMLAH 100
Gambaran potensi ancaman di atas dapat ditampilkan dengan model lain dengan tiga warna berbeda yang
sekaligus dapat menggambarkan prioritas .
Hasil perhitungan diatas, bila di petakan dalam matrik Risk grading analysis dapat digambar sebagai
berikut:
Frekuensi/
Likelihood Insignificant Minor Moderate Major Catastropic 5
1 2 3 4
Sangat Sering Terjadi
(Tiap mgg /bln)
5
Sering terjadi IGD
(Bebrp x /thn)
4
Mungkin terjadi CSSD,Dapur Laboratorium Laundry ICU
(1-2 thn/x) House Keeping
3 IPSRS/
Workshop
Jarang terjadi Unit Dialisis, Ruang Operasi,
(2-5 thn/x) Bagian Rawat Jalan
2 Administrasi
Sangat jarang sekali (>5
thn/x)
1
Dari uraian dan perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tempat kejadian (unit kerja)
kecelakaan kerja yang menjadi prioritas dan diperlukan pengendalian yang utama adalah sbb :
Dari perhitungan menggunakan tools risk grading analysys diatas, maka dari prioritas jenis
kejadian kecelakaan kerja dan tempat kejadiannya, pada prisninya dapat diterima. Untuk itu, perlu
dilakukan upaya pengendalian sebagai berikut :
a. Upaya pengendalian :
1). Pemasangan sign/simbol/peringatan bahaya risiko kerja 2).
Penempatan banner pencegahan tertusuk jarum
3). Penggunaan alat pelindung diri
4). Pelatihan pengendalian kecelakaan kerja pada pertemuan PIC HSE
5). Safety patrol HSE ke satker berisiko keselamatan dan unit independen
6). Pelaporan insiden kecelakaan kerja (termasuk tertusuk jarum), investigasi, analisa,
rekomendasi dan tindak lanjutnya
7). Program keselamatan dan keamanan selama pembangunan dan renovasi : pemberian
rekomendasi kepada vendor yaitu : pemberian sekat, poster peringatan : dilarang masuk,
kecuali yang berkepentingan, mohon maaf kenyamanan anda terganggu karena sedang ada
renovasi, pemakaian APD petugas, dll.(koordinasi dengan Teknik dan PPI)
8). Penataan selokan, kabel, pipa
b. Pembiayaan pengendalian :
Pembiayaan pengendalian risiko ini akan bersumber dari anggaran RS
Pertamina Cirebon.
a. Melakukan monitoring dan mengintensifkan laporan kecelakaan kerja dari unit kerja
b. Melakukan koordinasi dan upaya lintas program dengan unit kerja terkait untuk
menekan angka kejadian risiko
2 MANAJEMEN RISIKO ASPEK KEAMANAN
1. Identifikasi risiko
Untuk menentukan jenis risiko, disusun berdasarkan dari hasil laporan kejadian/kasus
gangguan keamanan dan rapat HSE dan unit kerja terkait. Untuk itu, maka diperoleh
jenis risiko gangguan keamanan yang dapat diidentifikasi yang bersumber dari unit
kerja/ruangan, sistem penanganan dan lingkungan kerja Rumah Sakit Pertamina
Cirebon berdasarkan jenis ruangan kerja, diuraikan seperti tabel berikut .
Tabel 6
Identifikasi Bahaya Potensial (Hazard) di RS Pertamina Cirebon
No Jenis Risiko Lokasi Potensi Konsekuensi Pengelolaan
Keamanan Terjadi
1 Penculikan bayi/anak - Kamar bayi Disiapkan sistem pengawasan
(Perinatal) elektronik (CCTV) dan prosedur
- Ruang Flamboyan serah terima bayi
2 Pencurian - Ruang rawat ianp Disiapkan sistem pengawasan
alat/barang/ dan jalan elektronik (CCTV)) dan penempatan
kendaraan - IGD sekuriti dan pemberian identitas bagi
- Ruang administrasi keluarga pasien dan pengunjung RS
3 Kekerasan/ ancaman - Ruangan rawat inap Disiapkan sistem pengawasan baik
Senjata - Ruang rawat jalan elektronik (CCTV) maupun patroli
- IGD sekuriti dan koordinasi dengan
- Halaman parkir Polres/Polsek Kab/Kota Cirebon
- Koridor
- ATM Bank
4 Ancaman bom Seluruh ruangan Disiapkan sistem pengawasan baik
Elektronik (CCTV)) maupun patroli
sekuriti dan koordinasi dengan
Polres/Polsek Kab/kota Cirebon
Tabel 7
Pembobotan Risiko Jenis keamanan di RS Pertamina Cirebon
Januari – Juni 2022
RANGKING
JENIS RISIKO
NO PROBABILITY DAMPAK RISIKO PRIORITAS
KEAMANAN PENGENDALIAN
1 Penculikan Bayi/ Anak 2 4 8 3
2 Pencurian alat/barang/ 3 3 9 2
Kendaraan
3 Kekerasan/ ancam an senjata 2 3 6 4
4 Ancaman bom 1 5 5 5
5 Sabotase utilitas 2 5 10 1
Hasil perhitungan diatas, bila di petakan dalam matrik Risk grading analysis dapat digambar
sebagai berikut:
Tabel 8. Risk Grading Matriks
Potencial Concequences
Frekuensi/
Likelihood Insignificant Minor Moderate Major Catastropic 5
1 2 3 4
Sangat Sering Terjadi
(Tiap minggu)
5
Sering terjadi
(Beberapa kali /thn)
4
Mungkin terjadi Pencurian
(1-2 thn/x) alat/barang/
kendaraan
3
Jarang terjadi Kekerasan/ Penculikan sabotase utilitas
(2-5 thn/x) ancaman Bayi/ Anak
senjata
2
Sangat jarang sekali (>5 Ancaman bom,
thn/x)
1
Dari uraian dan perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis risiko keamanan yang
menjadi prioritas dan diperlukan pengendalian yang utama sbb :
Tabel 9
Pembobotan Risiko Tempat Kejadian Keamanan Kerja di RS Pertamina Cirebon
Januari – Juni 2022
RANGKING
TINGKAT PRIORITAS
NO TEMPAT KEJADIAN PROBABILITY DAMPAK PENGENDALIAN
RISIKO
1 Rawat inap 3 2 6 4
2 Rawat jalan 3 2 6 4
3 Rawat khusus (ICU, HD) 2 3 6 4
4 IGD 3 3 9 3
5 Ruang bayi/ Anak 3 5 15 1
6 Kamar Operasi 1 2 2 6
7 Ruang Perkantoran 3 2 6 4
8 Laboratorium 3 3 9 3
9 Teknik/ Workshop 3 2 6 4
10 Laundry 1 2 2 6
11 Kamar jenazah 1 1 1 7
12 Gudang Logistik 1 3 3 5
13 Gudang Farmasi 3 3 9 3
14 Ruang Pertemuan 1 2 2 6
15 Info Rekam Medik 2 2 4 4
16 Ruang tunggu 2 2 4 4
17 Area parkir kendaraaan 3 3 9 3
18 Genset/ Panel listrik 2 5 10 2
19 Gas medis Sentral 2 5 10 2
20 Reservoir air bersih 2 5 10 2
Gambaran potensi ancaman di atas dapat ditampilkan dengan model lain dengan tiga warna berbeda
yang sekaligus dapat menggambarkan prioritas.
Hasil perhitungan diatas, bila di petakan dalam matrik Risk grading analysis dapat digambar sebagai
berikut.
Dari uraian dan perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tempat kejadian (unit kerja)
keamananyang menjadi prioritas dan diperlukan pengendalian yang utama sbb :
- Prioritas 1 : Ruang bayi/ Anak, Genset/ Panel listrik, Gas medis Sentral, Reservoir air bersih
- Prioritas 2 : Gudang Farmasi, Area parkir kendaraaan, IGD,
Laboratorium,
- Prioritas 3 : Rawat inap, Rawat jalan, Ruang perkantoran, IPSRS/
Workshop, Gudang Logistik
Dari perhitungan menggunakan tools risk grading analysis diatas, maka dari prioritas jenis kejadian
keamanan dan tempat kejadiannya, pada prinsipnya dapat diterima. Untuk itu, perlu dilakukan upaya
pengendalian sebagai berikut :
c. Upaya pengendalian :
1). Pemasangan dan pemantauan CCTV di area risiko tinggi 2).
Pemasangan security acces
3). Monitoring Risiko Keamanan /security patrol
4). Pemberian badge pada staf, penunggu pasien dan pengunjung di luar jam
berkunjung
5). Penempatan tenaga keamanan Polsek (koordinasi)
d. Pembiayaan pengendalian :
Pembiayaan pengendalian risiko ini akan bersumber dari anggaran Rumah Sakit
Pertamina Cirebon.
Hasil perhitungan risiko bahan berbahaya dan limbah berbahaya dan rangking prioritas pengedaliannya
tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 12
Pembobotan Risiko Jenis keamanan di RS Pertamina Cirebon
Januari – Juni 2022
RAN GKING
NO JENIS PROBABILITY DAMPAK RISIKO PRIORITAS
PENGENDALIAN
1 Kebocoran bahan 2` 4 8 2
berbahaya
2 Tumpahan (spill) bahan 3 4 12 1
berbahaya
3 Kebakaran 1 4 4 2
4 Ledakan 1 5 5 1
5 Tumpahan limbah B3 3 4 12 1
6 Pencemaran lingkungan 1 4 4 2
limbah B3
Gambaran potensi ancaman di atas dapat ditampilkan dengan model lain dengan tiga warna
berbeda yang sekaligus dapat menggambarkan prioritas seperti berikut:
Hasil perhitungan diatas, bila di petakan dalam matrik Risk grading analysis dapat digambar
sebagai berikut:
Tabel 13. Risk Grading Matriks
Potencial Concequences
Frekuensi/
Likelihood Insignificant Minor Moderate Major Catastropic
1 2 3 4 5
Sangat Sering Terjadi
(Tiap minggu)
5
Sering terjadi
(Beberapa kali /thn)
4
Mungkin terjadi Tumpahan
(1-2 thn/x) (spill) bahan
3 berbahaya,
Tumpahan
limbah B3
Jarang terjadi Kebocoran
(2-5 thn/x) bahan
2 berbahaya,
Kebakaran
Sangat jarang sekali (>5 Pencemaran Ledakan
thn/x) lingkungan
1 limbah B3
Dari uraian dan perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis risiko bahan berbahaya dan
limbah B3 yang menjadi prioritas dan diperlukan pengendalian yang utama sbb :
Hasil penentuan risiko bahan berbahaya dan limbah B3 berdasarkan tempat kejadian di unit kerja
dan rangking prioritas lokasi pengedaliannya di uraikan sebagai berikut :
Tabel 14
Pembobotan Risiko Tempat Kejadian Aspek Bahan Berbahaya dan Limbah B3 di RS
Pertamina Cirebon Januari – Juni 2022
TIN GKAT RANGKING
NO TEMPAT KEJADIAN PROBABILITY DAMPAK RISIKO PRIORITAS
PENGENDALIAN
1 Ruang rawat inap 2 4 8 2
2 Ruang rawat jalan 2 4 8 2
3 IGD 2 4 8 2
4 Kamar Operasi 1 4 4 2
5 Laboratorium 3 4 12 1
6 IPSRS/ Workshop 2 2 4 2
7 Laundry 2 2 4 2
8 Rawat Khusus (ICU, HD) 3 4 12 1
9 Gudang B3 3 4 12 1
10 Gudang Farmasi 3 4 12 1
11 Genset/ Gardu listrik 3 4 12 1
12 Gas medis Sentral 2 4 8 2
13 TPS limbah B3 3 4 12 1
Gambaran potensi ancaman di atas dapat ditampilkan dengan model lain dengan tiga warna
berbeda yang sekaligus dapat menggambarkan prioritas.
Hasil perhitungan diatas, bila di petakan dalam matrik Risk grading analysis dapat
digambar sebagai berikut.
Dari uraian dan perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tempat kejadian (unit kerja)
penangananbahan berbahaya dan limbah B3 yang menjadi prioritas dan diperlukan pengendalian
yang utama sbb :
- Prioritas 1: Laboratorium, Laundry, Gudang B3, Gudang Farmasi, Genset/ Gardu listrik, TPS
limbah B3, Rawat Khusus
- Prioritas 2: Rawat inap, Rawat jalan, IGD, Teknik/ Workshop, Gas medis Sentral, Kamar
Operasi.
- Prioritas 3 : Tidak ada
3. Pengelolaan (Pengendalian) Risiko
Dari perhitungan menggunakan tools risk grading analysis diatas, maka dari prioritas jenis
kejadian penanganan bahan berbahaya dan limbah B3 dan tempat kejadiannya, pada
prinsipnya dapat diterima. Untuk itu, perlu dilakukan upaya pengendalian sebagai berikut :
e. Upaya pengendalian :
1) Pengembangan dokumen pengelolaan bahan berbahaya
2) Inventarisasi B3 dan MSDS serta distribusinya
3) Penyediaan spillkit untuk bahan B3
4) Penerapan prosedur pengadaan bahan B3
5) Maping dan perencanaan penyediaan lemari B3
6) Monitoring pengoperasian gudang khusus bahan dan bahan berbahaya.
7) Pengembangan label B3 dengan sign petunjuk HSE pengelolaan bahan dan limbah
B3 (stiker).
8) Kerjasama pengolahan limbah B3 non sampah medis dengan pihak III yang telah
memiliki izin.
9) Penatalaksanaan dan pelaporan jika terjadi tumpahan B3 (SPO tumpahan bahan dan
limbah B3)
f. Pembiayaan pengendalian :
Pembiayaan pengendalian risiko ini akan bersumber dari anggaran RS Pertamina
Cirebon.
1. Identifikasi risiko
Untuk menentukan jenis risiko, disusun berdasarkan dari hasil brain strorming dalam rapat Tim
HSE dan unit kerja terkait. Dari kegiatan tersebut, maka diperoleh jenis risiko bencana rumah sakit yang
dapat diidentifikasi yang bersumber dari lingkungan internal dan eksternal RS Pertamina Cirebon
berdasarkan jenis ruangan kerja.
Tabel 19
Jenis dan Dampak Bencana Yang Perlu Ditanggulangi RS Pertamina Cirebon
NO JENIS BENCANA LOKASI (POTENSI) KONSEKUENSI
DAMPAK KEJADIAN PENANGGULANGAN BENCANA
A BENCANA EKSTERNAL
4 Wabah penyakit/ KLB ( focus - Seluruh ruangan Disiapkan ruangan perawat khusus
DHF) pelayanan dan ruang penderita DHF, juga disiapkan ruangan
kerja RS isolasi untuk DHF yang menular
B BENCANA INTERNAL
Hasil perhitungan risiko bencana dan rangking prioritas pengedaliannya tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Bencana eksternal
Tabel 17
Pembobotan Risiko Bencana Eksternal di RS Pertamina Cirebon 2022
RANGKING
NO JENIS BENCANA PROBABILITY DAMPAK RISIKO PRIORITAS
PENGENDALIAN
1 Banjir 3 3 9 4
2 Kebakaran permukiman 4 4 16 1
sekitar RS
3 Demonstrasi dan 2 2 4 2
anarkisme massal, tawuran
4 Kejadian Luar Biasa/ 3 3 9 4
Wabah Penyakit
5 Ledakan Bom 1 2 2 6
6 Gempa Bumi 2 5 10 3
7 Gunung Meletus 4 3 12 2
8 Kekeringan 3 2 4 5
Gambaran potensi ancaman di atas dapat ditampilkan dengan model lain dengan tiga warna
berbeda yang sekaligus dapat menggambarkan prioritas.
Hasil perhitungan diatas, bila di petakan dalam matrik Risk grading analysis dapat digambar
sebagai berikut:
1 2 3 4 5
Kebakaran
5
permukiman
sekitar RS
Kekeringan Kejadian
3
Luar Biasa/
Wabah
Penyakit
Deminstrasi Gempa Bumi
dan Anarkisme
Massal
DAMPAK
Gambar 2
Grading Warna Risiko Bencana Eksternal RS Pertamina Cirebon
Dari uraian dan perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis risiko bencana
yang menjadi prioritas dan diperlukan pengendalian yang utama sbb :
b. Bencana Internal
Tabel 18
Pembobotan Risiko Bencana Internal di RS Pertamina Cirebon Januari – Juni 2022
RANGKING
NO JENIS BENCANA PROBABILITY DAMPAK RISIKO PRIORITAS
PENGENDALIAN
1 Kebakaran gedung 4 5 20 1
3 Keracunan makanan/ 3 4 12 2
Minuman
5 Penculikan bayi 2 5 10 3
Gambaran potensi ancaman di atas dapat ditampilkan dengan model lain dengan tiga warna
berbeda yang sekaligus dapat menggambarkan prioritas seperti berikut:
Hasil perhitungan diatas, bila di petakan dalam matrik Risk grading analysis dapat
digambar sebagai berikut:
1 2 3 4 5
Kebakaran 4
gedung
Ledakan
tabung gas
dan ketel
uap
bertekanan 3
Keracunan
makanan/
minuman
Kejadian Penculikan 2
luar biasa/ Bayi
Wabah
penyakit
internal RS
DAMPAK
Gambar 3
Grading Warna Risiko Bencana Eksternal RS Pertamina Ci
rebon
Dari uraian dan perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis risiko bencana yang
menjadi prioritas dan diperlukan pengendalian yang utama sbb :
a. Upaya pengendalian :
1). Pengembangan dokumen penanggulangan bencana : penambahan prosedur kejadian
bencana (untuk kejadian bencana/kebakaran di tempat kerja atau di unit lain, cara
evakuasi pasien (mulai dari mandiri, partial care,
dan terakhir total care).Menyusun kebijakan, pedoman dan SPO
penanggulangan Bencana
2). Identifikasi risiko bencana
3). Sosialisasi prosedur kejadian bencana/kebakaran 4). Si
mulasi penanggulangan bencana
5). Pelatihan eksternal disaster plan
b. Pembiayaan pengendalian :
Pembiayaan pengendalian risiko ini akan bersumber dari anggaran RS Pertamina
Cirebon.
1. Identifikasi risiko
Untuk menentukan jenis risiko, disusun berdasarkan dari hasil laporan kejadian/kasus kejadian
kebakaran atau potensi kejadian kebakaran dan rapat HSE dan unit kerja terkait. Untuk itu, maka
diperoleh jenis risiko pengamanan kebakaran yang dapat diidentifikasi yang bersumber dari unit
kerja/ruangan, sistem penanganan dan lingkungan kerja RS Pertamina Cirebon berdasarkan jenis
ruangan kerja, diuraikan seperti tabel berikut .
Tabel 19
Identifikasi Bahaya Potensial (Hazard) Kebakaran di RS Pertamina Cirebon
No Jenis Sumber Lokasi Potensi Konsekwensi Pengelolaan
Risiko Kebakaran Terjadi
1 Listrik arus pendek - Seluruh gedung Terjadi pemadaman listrik dan
- Panel listrik terhentinya pelayanan. Perlu disiapkan
listrik cadangan
2 Ledakan tabung gas - Dapur gizi Terhentinya pelayanan gizi dan
Elpiji Disiapkan suplai gas elpiji cadangan
3 Ledakan tabung gas - Gas medis sentral Terhentinya suplai gas medi dan
Medis Disiapkan suplai gas medis cadangan
6 Ledakan bahan bakar - Tangki BBM genset Perlu disiapkan pemadam skala besar
Solar
Hasil perhitungan risiko kebakaran dan rangking prioritas pengedaliannya tersebut adalah
sebagai berikut :
Tabel 20
Pembobotan Risiko Jenis Kebakaran di RS Pertamina Cirebon Januari – Juni 2022
Hasil perhitungan diatas, bila di petakan dalam matrik Risk grading analysis dapat digambar
sebagai berikut:
Dari uraian dan perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis risiko kebakaran
yang menjadi prioritas dan diperlukan pengendalian yang utama sbb :
- Prioritas 1 : Listrik arus pendek, Ledakan bahan kimia, Ledakan bahan bakar solar,
Ledakan tabung gas elpiji, Ledakan tabung gas medis
- Prioritas 2 : Tidak ada
- Prioritas 3 : Tidak ada
Hasil penentuan risiko kebakaran berdasarkan tempat kejadian di unit kerja dan rangking prioritas
lokasi pengedaliannya di uraikan sebagai berikut :
Tabel 22
Pembobotan Risiko Tempat Kejadian Kebakaran Kerja di RS Pertamina Cirebon
Januari – Juni 2022
TIN GKAT RANGKING
NO TEMPAT KEJADIAN PROBABILITY DAMPAK RISIKO PRIORITAS
PENGENDALIAN
1 Dapur Gizi 3 4 12 1
2 Genset 2 4 8 2
3 Gudang gas medis farmasi 3 4 12 1
4 Tabung gas medis sentral 3 4 12 1
5 Panel Listrik 3 4 12 1
Gambaran potensi ancaman di atas dapat ditampilkan dengan model lain dengan tiga warna
berbeda yang sekaligus dapat menggambarkan prioritas.
Hasil perhitungan diatas, bila di petakan dalam matrik Risk grading analysis dapat digambar
sebagai berikut.
Dari uraian dan perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tempat kejadian (unit kerja)
kebakaran yang menjadi prioritas dan diperlukan pengendalian yang utama sbb :
- Prioritas 1 : Dapur Gizi, Gudang gas medis farmasi, Tabung gas medis sentral
- Prioritas 2 : Genset
Dari perhitungan menggunakan tools risk grading analysis diatas, maka dari prioritas jenis kejadian
kebakaran dan tempat kejadiannya, pada prinsipnya dapat diterima. Untuk itu, perlu dilakukan upaya
pengendalian sebagai berikut :
a. Upaya pengendalian :
1) Pengembangan dokumen pengendalian kebakaran (Revisi Panduan pengendalian
kebakaran, SPO pemeliharaan APAR, dll)
2) Pengisian/refill alat pemadam kebakaran (APAR)
3) Pengembangan Pemasangan sign-sign pencegahan kebakaran
4) Audit eksternal fasilitas sistem proteksi kebakaran dari unit terkait
5) Pengembangan poster larangan merokok di area RS
6) Perencanaan fasilitas hydran untuk gedung yang belum tercover oleh hydrant existing.
7) Pengembangan sistem deteksi dini dan pengendalian kebakaran dengan sprinkle,
smoke detektor, alarm kebakaran
b. Pembiayaan pengendalian :
Pembiayaan pengendalian risiko ini akan bersumber dari anggaran RS Pertamina
Cirebon.
1. Identifikasi risiko
Untuk menentukan jenis risiko, disusun berdasarkan dari hasil laporan kejadian kegagalan sistem fasilitas
medik dan rapat HSE dan unit kerja terkait. Untuk itu, maka diperoleh jenis risiko kegagalan fasilitas medik
yang dapat diidentifikasi yang bersumber dari unit kerja/ruangan, sistem penanganan dan lingkungan
kerja RS Pertamina Cirebonberdasarkan jenis ruangan kerja, diuraikan seperti tabel berikut .
Tabel 24
Identifikasi Bahaya Potensial (Hazard)kegagalan fasilitas medik di RS Pertamina Cirebon
No Jenis Risiko Lokasi Potensi Konsekwensi Pengelolaan
Terjadi Kegagalan
1 Kerusakan fasilitas Seluruh unit pelayanan Terhentinya pelayanan RS, perlu
medik maintenance alat medik
2 Fasilitas Medik tidak Seluruh unit pelayanan Terhentinya pelayanan RS dan
optimal (tidak sesuai perlunya kalibrasi alat secara berkala, dll
standar)
2.1. Analisis dan Evaluasi Risiko Berdasarkan Jenis Kegagalan Sistem Alat
Medik
Tabel 25
Pembobotan Risiko Kegagalan Sistem Alat Medik di RS Pertamina Cirebon Januari – Juni 2022
JENIS RISIKO RANGKING
NO KKEGAGALAN UTILTAS PROBABILITY DAMPAK RISIKO PRIORITAS
PENGENDALIAN
1 Kerusakan fasilitas 3 4 12 1
medik
2 Fasilitas Medik tidak 2 5 10 2
optimal (tidak sesuai
standar)
Dari uraian dan perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis risiko kegagalan sistem alat
medik yang menjadi prioritas dan diperlukan pengendalian yang utama sbb:
- Prioritas 1 : Kerusakan alat medik
- Prioritas 2 : Fasilitas Medik tidak optimal (tidak sesuai standar)
3. Pengelolaan (Pengendalian) Risiko
Dari perhitungan menggunakan tools risk grading analysis diatas, maka dari prioritas jenis kejadian
kegagalan fasilitas medik dan tempat kejadiannya, pada prinsipnya dapat diterima. Untuk itu, perlu
dilakukan upaya pengendalian sebagai berikut :
a. Upaya pengendalian :
1. Inventarisasi alat medik
2. Program Maintenance fasilitas medik secara berkala
3. Sertifikasi kalibrasi alat medik
4. Pengujian alat medik baru
5. Perijinan alat medik
6. Pengamanan jalur listrik
7. Dokumentasi penarikan alat yang rusak
8. Dokumenedaranalat yang ditarik peredaran (re call)
b. Pembiayaan pengendalian :
Pembiayaan pengendalian risiko ini akan bersumber dari anggaran RS Pertamina
Cirebon.
1. Identifikasi risiko
Untuk menentukan jenis risiko, disusun berdasarkan dari hasil laporan kejadian kegagalan utilitas dan
rapat HSE dan unit kerja terkait. Untuk itu, maka diperoleh jenis risiko kegagalan utilitas yang dapat
diidentifikasi yang bersumber dari unit kerja/ruangan, sistem penanganan dan lingkungan kerja RS
Pertamina Cirebon berdasarkan jenis ruangan kerja, diuraikan seperti tabel berikut .
Tabel 24
Identifikasi Bahaya Potensial (Hazard)kegagalan utilitas di RS Pertamina Cirebon
No Jenis Risiko Lokasi Potensi Konsekwensi Pengelolaan
Terjadi Kegagalan
1 Kegagalan suplai - Genset Terhentinya pelayanan RS. Perlu
Listrik disiapkan listrik cadangan
2 Kegagalan suplai air - Tangki Induk Air Terhentinya pelayanan RS, perlu
Bersih disiapkan suplai air bersih cadangan
3 Kegagalan suplai gas - Gas medis sentral Terhentinya pelayanan RS dan
Medis - Gudang gas medis Disiapkan suplai gas medis cadangan
farmasi
4 Ledakan bahan bakar - Genset Terhentinya pelayanan RS. Perlu
Solar disiapkan listrik cadangan
Hasil perhitungan risiko kegagalan utilitas RS dan rangking prioritas pengedaliannya tersebut
adalah sebagai berikut :
Tabel 25
Pembobotan Risiko Kegagalan Utilitas di RS Pertamina Cirebon Januari – Juni 2022
JENIS RISIKO RANGKING
NO KKEGAGALAN UTILTAS PROBABILITY DAMPAK RISIKO PRIORITAS
PENGENDALIAN
1 Kegagalan suplai Listrik 3` 5 15 1
2 Kegagalan suplai air 3 4 12 1
3 Kegagalan suplai gas 2 5 10 1
Medis
4 Ledakan bahan bakar 3 5 15 1
Solar
Gambaran potensi ancaman di atas dapat ditampilkan dengan model lain dengan tiga warna
berbeda yang sekaligus dapat menggambarkan prioritas seperti berikut:
Hasil perhitungan diatas, bila di petakan dalam matrik Risk grading analysis dapat digambar
sebagai berikut:
Dari uraian dan perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis risiko sistem utilitas
yang menjadi prioritas dan diperlukan pengendalian yang utama sbb:
- Prioritas 1 : Kegagalan suplai air, Kegagalan suplai Listrik, Kegagalan suplai gas medis,
Ledakan bahan bakar solar.
- Prioritas 2 : Tidak ada
- Prioritas 3 : Tidak ada
2.2. Analisis dan Evaluasi Risiko Berdasarkan Tempat Kejadian
(Ruang Kerja)
Hasil penentuan risiko kebakaran berdasarkan tempat kejadian di unit kerja dan
rangking prioritas lokasi pengedaliannya di uraikan sebagai berikut :
Tabel 28
Pembobotan Risiko Tempat Kejadian Kegagalan Utilitas Kerja di RS Pertamina
Cirebon Januari – Juni 2022
TINGKAT RANGKING
NO TEMPAT KEJADIAN PROBABILITY DAMPAK RISIKO PRIORITAS
PENGENDALIAN
1 Rawat Inap 2 3 6 3
2 Rawat Jalan 2 3 6 3
3 Rawat Khusus (ICU, HD) 3 4 12 1
4 IGD 3 4 12 1
5 Kamar Operasi 3 4 12 1
6 Laboratorium 2 3 6 3
7 Dapur Gizi 3 4 12 1
8 Radiologi 2 4 8 1
9 CSSD 3 4 12 1
10 IPAL 2 2 4 2
11 Ruang perkantoran 2 2 4 2
Gambaran potensi ancaman di atas dapat ditampilkan dengan model lain dengan tiga
warna berbeda yang sekaligus dapat menggambarkan prioritas.
Hasil perhitungan diatas, bila di petakan dalam matrik Risk grading analysis dapat
digambar sebagai berikut.
Tabel 29. Risk Grading Matriks
Potencial Concequences
Frekuensi/
Likelihood Insignificant Minor Moderate 3 Major Catastropic 5
1 2 4
Sangat Sering Terjadi
(Tiap mgg /bln)
5
Sering terjadi
(Bebrp x /thn)
\4
Mungkin terjadi Rawat khusus,
(1-2 thn/x) IGD, Kamar
3 Operasi, Dapur
Gizi, CSSD
Dari perhitungan menggunakan tools risk grading analysis diatas, maka dari prioritas jenis
kejadian kegagalan utilitas dan tempat kejadiannya, pada prinsipnya dapat diterima. Untuk
itu, perlu dilakukan upaya pengendalian sebagai berikut :
a. Upaya pengendalian :
1. . Pengembangan dokumen utilitas: revisi panduan sistem kunci dengan
menambahkan sistem IT Rumah Sakit
2. Inventarisasi fasilitas utilitas (listrik, air, pendingin, saluran air, gas medis.)
3. Sertifikasi/ijin utilitas
4. Maintenance utilitas RS (Listrik, Genset, dll)
5. Uji coba fasilitas utilitas seperti genset, dll.
b. Pembiayaan pengendalian :
Pembiayaan pengendalian risiko ini akan bersumber dari anggaran RS
Pertamina Cirebon.