LIQUI
D
• Aerosols
cair :
• Mist GAS
• Fog
• Vapours/uap
JALUR MASUK KE DALAM TUBUH
Pneumoconiosi Sistem
Asphyxia
s Reproduksi
Kanker
DAMPAK KESEHATAN
PAJANAN GAS DAN UAP
NO. GAS ATAU UAP DAMPAK KESEHATAN
1 BENZENE LEUKIMIA
2 KARBON DISULFIDE PENYAKIT KARDIAK
3 ETIL GLIKOL MONOETIL ETER EFEK FOETOTOKSIK
4 FLOUROKARBON CARDIAC ARRHYHATITHMIAS
5 HELIUM PERUBAHAN SUARA
6 NORMAL HEKSANA NEUROPATHY SARAF TEPI
7 NITROGLISERIN MENURUNKAN TEK. DARAH
8 TOLUENE PUSING, HILANG KONSENTRASI INGATAN
9 VINIL KLORIDA ANGIOSARCOMA
INTERAKSI BAHAN KIMIA
PENGENDALIAN
BAHAYA KIMIA
BAHAYA FISIK
Bahaya yg muncul karena adanya energy
fisika yg dibebankan pada tubuh seseorang
Chemical Change
(free radical formation)
Biological Change
(DNA damage)
Pelatihan K3
Prosedur Keselamatan
Access control
Warning Sign
PERLINDUNGAN PERSONAL
KEBISINGAN
SUARA VS BISING
SUARA BISING
SUMBER KEBISINGAN
Pressure-
Mesin Getaran Reducing
Valve
DAMPAK PAJANAN BISING
Dampak auditori
Permanent
Temporary
Threshold Shift
Threshold Shift
NIHL
Annoyance/Stress
NILAI AMBANG BATAS
KEBISINGAN
8
𝑇 = 𝐿 − 85
❑
( 3 )
2
Heat Stroke Heat Exhaustion Heat Cramp Heat Collapse Heat Fatique
Heat Rashes
DAMPAK TEKANAN DINGIN
Aklimatisasi
Penggantian Cairan
Pengendalian Teknis
PengendalianAdministratif
APD
BASIC ACCLIMATION SCHEDULE AND A SCHEDULE FOR RE-
ACCLIMATION AFTER PERIODS AWAY FROM HEAT STRESS
EXPOSURES DUE TO ROUTINE ABSENCE OR ILLNESS
Plog, B. A., & Quinlan, P. J. (Eds.). (2002). Fundamental of Industrial Hygiene (5th ed.). United States of America: National Safety Council Press.
PENGENDALIAN TEKNIS
Pendingina
Pengendalian
AC n Udara
Panas Radiasi lokal
Skrining
Program
kemampuan
Pelatihan K3 Monitoring
toleransi
Pekerja
terhadap panas
A
ERGONOMI
GEJALA-GEJALA WMSDS
Discomfort
Pain
Numbness
Tingling
Burning
Swelling
Change in color
Tightness, loss of flexibility
RISK FACTORS AND CAUSES OF MSD’S
1. Work procedures
2. Equipment
3. workstation design
1. Physical "climate“
2. psychosocial "climate"
Risk factors the environment brings to the job
Develop at least “rules of thumb” for each environmental factor.
Illumination
Temperature & Glare
Air Humidity
Quality
Noise Color
Risk factors equipment brings to the job
Document
Holder Palm
support
Monitor
Work
surface
Back support
Keyboard
Knee space
Base
Foot rest Seat
pan
Risk factors the task brings to the job
Eyes Neck
Hand/Wrist Shoulder
Back
Forearm
Elbow
Hip
Feet Thigh
KEEP THE WEIGHT CLOSE TO THE
BODY
10 lbs.
10 lbs.
10 lbs.
PENGENDALIAN
BAHAYA ERGONOMI
MODIFY WORKPLACE LAYOUT & EQUIPMENT
REDUCING AWKWARD
POSTURES
Reducing High Hand Force Reducing Highly Repetitive Motions
Modify the load Avoiding Repeated Impacts
BAHAYA PSIKOSOSIAL
POTENSI BAHAYA PSIKOSOSIAL
Hubungan antar
Peran dalam
pribadi di tempat Pengembangan karir
Organisasi
kerja
PATOFISIOLOGIS GANGGUAN KESEHATAN
AKIBAT STRESSOR PSIKOSOSIAL DI
TEMPAT KERJA
Tugas-tugas pekerja harus dirancang untuk dapat menyediakan stimulasi dan kesempatan
agar pekerja bersangkutan dapat menggunakan keterampilan
Kemenkes RI. (2011). Gangguan Kesehatan Akibat Faktor Psikososial di Tempat Kerja. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
PENGENDALIAN STRESS AKIBAT KERJA
(NIOSH, 1990)
Konseling pekerja
Kemenkes RI. (2011). Gangguan Kesehatan Akibat Faktor Psikososial di Tempat Kerja. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
SAMPLING STRATEGIES
PENGERTIAN SAMPLING
Sampling Pengambilan sampel
Sampel : Contoh, Bagian dari sesuatu yang menggambarkan keseluruhan
Pengambilan Sampel : Mengambil sebagian kecil sari sesuatu dengan tujuan untuk melihat gambaran
secara keseluruhan
KENAPA SAMPLING
Objek yang akan diamati terlalu banyak/besar
Homogenitas objek yang diamati
Keterbatasan waktu
Keterbatasan sumber daya (sdm, dana, dll)
Untuk efisiensi
BAGAIMANA CARA MELAKUKAN
SAMPLING ?
Tergantung jenis bahaya yang akan disampling
Rujukan : Niosh Manual Analytical Method
SAMPLING STRATEGIES – 5 W’S & 3 H’S
HOW HOW
HOW
MANY LONG
STRATEGI SAMPLING
WHAT Apa yang akan disampling (jenis bahaya)
WHEN Kapan dilakukan pengambilan sampel
Siang atau malam
Pre shift, during shift, end of shift, or end of work week
HOW LONG Berapa lama waktu yang diperlukan dalam pengambilan satu sampel
(Lihat Niosh Manual Analytical Method)
STRATEGI SAMPLING
HOW MANY Berapa banyak sampel akan diambil; dipengaruhi oleh:
Luas area yang berisiko (Area sampling)
Minimal untuk analisis (Material sampling)
Jumlah pekerja yang berisiko (sampling pada pekerja)
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur suatu bahaya di tempat kerja dengan
menggunakan peralatan, strategi, dan metoda tertentu.
TUJUAN PENGUKURAN
Mengetahui jenis dan besaran hazard secara lebih spesifik
Untuk mengetahui tingkat risiko
Untuk mengetahui pajanan pada pekerja
Untuk memenuhi peraturan (legal aspek)
Untuk mengevaluasi program pengendalian yang sudah dilaksanakan
Untuk memastikan apakah suatu area aman untuk dimasuki pekerja
PROSES PENGUKURAN
Direct Measurement
Langsung mengukur bahaya
Hasil pengukuran langsung diketahui
Sering digunakan untuk bahaya fisik
Untuk bahaya kimia direct reading instrument
Area
Pengukuran dilakukan pada area yang terpajan bahaya. Umumnya area yang terpajan adalah area yang terjangkau oleh
distribusi bahaya.
Lebih diprioritaskan area terpajan yang terdapat pekerja yang bekerja atau dilalui oleh pekerja pada saat bekerja
LOKASI PENGUKURAN
Pekerja
Pajanan
Pengukuran dilakukan pada bagian tubuh yang terpajan.
Telinga oleh Noise
Area pernafasan oleh Debu, Bahan kimia di udara, dll
Kulit oleh bahan kimia yang bisa terserap oleh kulit dll
Pengukuran dapat bersifat :
Mengukur dan mendapatkan data
pengambilan sampel
LOKASI PENGUKURAN
Cairan tubuh
Pengukuran dilakukan dengan mengambil cairan tubuh sebagai media pengukuran.
saliva
urin
feses
Udara ekspirasi
darah
Hasil pengukuran diperoleh dari hasil analisis media yang diambil
METODE PENGUKURAN
Pelaksanaan Pengukuran/Sampling
Pastikan alat ukur/sampling diletakkan pada tempat yang tepat
Pastikan langkah pengoperasian alat ukur/sampling sesuai dengan standar
Pastikan waktu pengukuran sesuai dengan standar
Pastikan prosedur persiapan sudah dilakukan dengan benar
Jangan sampai alat ukur diganggu oleh pihak yang tidak berkepentingan
Perhatikan keselamatan operator saat pengukuran
LANGKAH-LANGKAH PENGUKURAN (UMUM)
Setelah Pengukuran/Sampling
Lanjutkan dengan analisis data (untuk pengukuran berupa pengambilan sampel)
Lakukan analisis data sesuai dengan metode analisis yang ada
Bandingkan hasil pengukuran dengan standar (TLV, Peraturan yang berlaku)
Susun rekomdasi untuk tindakan perbaikan jika diperlukan
KESALAHAN DALAM PENGUKURAN
Kesalahan alat ukur
Alat rusak
Alat tidak kalibrasi
Kelengkapan alat kurang
Kesalahan pembacaan
Kesalahan titik sampling
Kerusakan sampel (transportasi, terkontaminasi, dll)
Kesalahan metode analisis
Kesalahan interpretasi
NILAI AMBANG BATAS
GAMBARAN PAPARAN BAHAYA
[….] in AIR
TLV - CEILING
TLV - STEL
TLV - TWA
ACTION LEVEL
t
TWA (TIME WEIGHTED AVERAGE)
nilai pajanan atau intensitas rata-rata tertimbang waktu di tempat kerja yang dapat diterima
oleh hampir semua pekerja tanpa mengakibatkan gangguan kesehatan atau penyakit, dalam
pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam perhari dan 40 jam perminggu.
C1 T1 C2 T2 C3 T3 ....... Cn Tn
TLV TWA
8
TLV – STEL
(SHORT TERM EXPOSURE LIMIT)
nilai pajanan rata-rata tertinggi dalam waktu 15 menit yang diperkenankan dan tidak boleh
terjadi lebih dari 4 kali, dengan periode antar pajanan minimal 60 menit selama pekerja
melakukan pekerjaannya dalam 8 jam kerja perhari.
TLV-CEILING
nilai pajanan atau intensitas factor bahaya di tempat kerja yang tidak boleh dilampaui
selama jam kerja.
NILAI AMBANG BATAS
Kemenkes RI. (2016). Permenkes No 70 Tahun 2016 tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Industri. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
INDEKS PAJANAN BIOLOGIK
Kemenkes RI. (2016). Permenkes No 70 Tahun 2016 tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Industri. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
PENCAHAYAAN
PERSYARATAN PENCAHAYAAN