Anda di halaman 1dari 31

PENYAKIT AKIBAT KERJA

PAJANAN FISIKA
dr. Helmi R. Gunadi, MKK
SOSIALISASI ONLINE KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Bandung, 22 APRIL 2021
SAFETY INDUCTION
PROFIL
Helmi Rosa Gunadi
Alamat : Komplek Tamansari Bukit Bandung Blok 1E/5, Sindangjaya,
Mandalajati, Bandung
Phone : 081320348000
Linkedin : www.linkedin.com/in/helmirosagunadi
e-mail : helmirosagunadi@gmail.com

Riwayat Pendidikan
• Magister Kedokteran Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
• Profesi Dokter Umum Universitas Jenderal Ahmad Yani
• Pendidikan Dokter Umum Universitas Jenderal Ahmad Yani
• Sekolah Menegah Atas Negeri 4 Bandung
• Sekolah Menegah Pertama Negeri 5 Bandung
• Sekolah Dasar ST. Ursula Bandung. (d/h. ST. Maria – ST. Yusup Bandung)
PROFIL
Sertifikasi :
• Surat Tanda Register Dokter Aktif ; No. Reg : 3211100215096201

• Hiperkes Kemnaker RI; No. Regi : 39.517/DDK3-DH/12/I/2015

• Advaced Trauma Life Support (ATLS) PABDI RS. Hasan Sadikin Bandung; No. Reg : ATLS 047729

• Advanced Cardiovasculer Life Support (ACLS) PERKI RS. Hasan Sadikin Bandung; No. Reg: 320388333/04/2019

• Hot Environtment Assessment Training ; No. Reg : HEAT.SEM/I/2018/0011

• Training of Trainee BNSP; No. Reg. 3446 2991 0 000023 2019

• Sertifikasi Audiometri dan Spirometri Okupasi Kemenaker

Riwayat Pekerjaan :
• Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Kesehatan Kerja Wilayah Jawa Barat

• Anggota Pengurus Pusat Ikatan Dokter Kerja Indonesia – Informasi Edukasi dan Advokasi

• Dokter Perusahaan PT. Indo Bharat Rayon

• Dosen Universitas Pasundan Bandung – Kedokteran Komunitas

• Founder PT. ARANA Occupational Health Sertification – Consulting - Training


PENDAHULUAN
LANDASAN HUKUM

• Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

• Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.

• Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

• Peraturan Presiden RI No. 7 Tahun 2019 tentang Penyakit Akibat Kerja

• Permenaker No 4 Tahun 1987 Tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

• Permenaker No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

• Permenaker RI No. 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen K3

• Permenkes RI No. 56 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Penyakit Akibat Kerja
LATAR BELAKANG
• Mempermudah proses produksi
• Meningkatkan jumlah produksi

01

• Peningkatan Industri
BENEFIT • Peralatan Baru RISK
• Kemajuan Teknologi

02

• Meningkatkan Potensi Bahaya


DEFINISI
PENYAKIT AKIBAT KERJA
01 Penyakit yang diderita sebagai akibat pajanan terhadap faktor-faktor yang timbul dari kegiatan
pekerjaan.
International Labour Organization, 1996

02 Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja


Permenaker No. 01 / Men / 1981

03 Penyakit yang disebabkan karena pekerjaan atau lingkungan kerja, dan penyakit yang timbul karena
hubungan kerja.
Perpres RI No. 7 Tahun 2019
KEBISINGAN
PENYAKIT AKIBAT PENCAHAYAAN
KERJA
Penyakit yang disebabkan pajanan VIBRASI

FISIKA di tempat kerjanya SUHU EKTRIM

PAJANAN FISIKA RADIASI ELEKROMAGNETIK


9

TEKANAN UDARA
KEBISINGAN
▪ Bunyi yang tidak disukai atau tidak dikehendaki
▪ Semua suara yang TIDAK dikehendaki yang bersumber dari
alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan GANGGUAN pendengaran
Kepmenaker No. 51 tahun 1999

▪ Bunyi yang TIDAK diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam


tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan
GANGGUAN kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan

Kepmen Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996

10
JENIS KEBISINGAN
▪ Satuan Frekuensi : Hertz (Hz)
▪ Satuan Intensitas : Desibel (dB)

Bising Terputus Putus Bising Impulsif


Intermitent Noise Impulsive Noise

Bising Menetap / Continue Bising Impulsif Berulang


Steady State Repeated Impulsive Noise
• Spektrum lebar (wide band noise)
• Spektrum tipis (narrow band noise)
BATASAN WAKTU DAN PAJANAN KEBISINGAN

DESIBEL SUMBER KEBISINGAN Intensitas Bising (dB)


Area Aman Waktu Paparan per Hari dalam
30 Berbisik OSHA INDONESIA Jam
60 Pembicaraan normal
70 Mesin cuci 90 85 8
Area Risiko
85-90 Lalu lintas yang padat, hair dryer 92,5 86,5 6
95 Sepeda motor 95 88 4
100 Snowmobile, hand drill
110 Gergaji mesin, Konser Rok 100 91 2
Area Cedera
105 94 1
120 Sirine Ambulans
140 (ambang nyeri) jet take off 110 97 1/2
165 Shotgun Blast
180 Peluncuran Roket
115 100 ¼ atau kurang
PAK AKIBAT BISING
Gangguan Pendengaran Akibat Bising / NIHL
• Temporary Treshold Shift (TTS) → Reversible
• Permanent Treshold Shift (PTS) → Ireversible
• Trauma akustik → Perforasi Membran Tympani

Gangguan Auditory
• Gangguan Komunikasi
• Gangguan Konsentrasi
• Gangguan Ketelitian

Gangguan Fisiologis
• Gangguan pada salah satu system tubuh

Gangguan Tidur

Gangguan Psikologis / Perilaku


• Mudah marah
• Gelisah
• Meningkatkan rasa takut → stress
PAK AKIBAT BISING
• NOICE INDUCED HEARING LOSS

The cilia ( sensory hairs) Loss of cilia as a


appear normal result of noise
VIBRASI / GETARAN
Getaran Seluruh Tubuh (Whole Body Vibration)
▪ Pengemudi Forklift, Masinis
▪ Pengemudi Alat Berat

Getaran Setempat Melalui Tangan(Hand Arm Vibration)


▪ Pekerja konstruksi
▪ Penebang pohon
▪ Pekerja pemeliharaan fasilitas umum, dll
PAK AKIBAT GETARAN
• Rasa tidak nyaman
• Kelelahan
• Gangguan Penglihatan Hand Arm Vibration Syndrome (HAVS)
• Gangguan Keseimbangan • Gangguan Sirkulasi Darah
• Motion Sickness • Gangguan Saraf
• Perdarahan Saluran Cerna • Gangguan Otot & Rangka
• Perdarahan Saluran Kemih. dll • Motion Sickness

Whole Body Hand Arm


Vibration Vibration

GETARAN / VIBRASI
PAK AKIBAT GETARAN
• HAND ARM VIBRATION SYNDROME
PAK AKIBAT GETARAN
• GANGGUAN SIRKULASI DARAH
Raynauld Syndrome
GEJALA :
• Rasa kesemutan atau baal pada jari
• Pucat pada ujung jari (Vasokontriksi)
• Terutama pada pagi hari atau udara dingin

VIBRATION WHITE FINGER :


• Durasi < 1 jam
• Jari memerah disertai nyeri
• Penurunan sensitivitas
PAK AKIBAT GETARAN
Gangguan Neurologi
• Baal / Parastesi
• Peningkatan ambang sensoris
• Permabatan konduksi syaraf

Gangguan Otot
• Atrophi otot
• Menurunnya kekuatan dalam mengenggam

Gangguan Sendi
• Kista
• Dekalsidikasi
• Degenerasi osteolisis
SUHU EKTRIM
Thermal Stress / Heat Stress
Kombinasi dari beberapa komponen lingkungan, yaitu :
• Suhu udara
• Kelembaban
• Pergerakan aliran udara
• Panas radiasi

Satuan Tekanan Panas ;


▪ WGBT Index (Wet Globe Bulb Temperature Index)
FISIOLOGI TUBUH
Konveksi + Konduksi + Radiasi + Panas Metabolisme

± 25 % Digunakan untuk Metabolisme


Kelebihan Panas akan Dikeluarkan

Termoregulasi tubuh :
• M ± Konveksi ± Konduksi ± Radiasi – Evaporasi = 0
PAK AKIBAT SUHU EKSTRIM PANAS

Heat Syncope Heat Stroke


• Pelebaran pembuluh darah
• Penimbunan darah di perifer
Hiperhidrosis
• Heat exhaustion
• Heat cramps
• Miliari
PAK AKIBAT SUHU EKSTRIM PANAS
PENCAHAYAAN
▪ Setiap kegiatan yang melibatkan fungsi penglihatan
memerlukan penerangan yang cukup.

▪ Penerangan yang baik :


• Objek pekerjaan dapat dilihat dengan tepat, jelas,
cepat, nyaman dan tanpa upaya yang tidak perlu

• Meningkatkan motivasi kerja

• Meningkatkan efisiensi kerja


PENCAHAYAAN
▪ Satuan : Lux (1 Lumen / m2)
▪ Lumen : Energi cahaya yang ditimbulkan oleh sumber cahaya ke segala arah
▪ Pengukuran. : Luxmeter ; mengukur jumlah cahaya yang jatuh pada permukaan

Pencahayaan yang baik :


▪ Tidak terjadi kesilauan,
▪ Tidak terbentuk bayangan
PAK AKIBAT PENCAHAYAAN

Kelelahan Mata

Kelelahan Mental

Keluhan pegal pada daerah mata

Penurunan tajam penglihatan

Meningkatkan risiko terjadinya


kecelakaan
RADIASI ELEKTROMAGNETIK
▪ Pajanan radiasi elektromagnetik diduga dapat
menyebabkan gangguan system saraf, kardiovaskuler,
reproduksi dan leukimia

▪ Jenis Radiasi Elektromagnetik


• Radiasi gelombang Mikro
• Radiasi Sinar UV
• Radiasi Sinar Inframerah
• Radiasi Sinar Laser
• Radiasi Pengion
PAK AKIBAT RADIASI ELEKTROMAGNETIK
Radiasi Sinar Laser

• Berefek pada mata & kulit


Radiasi Sinar UV

• Radiasi kulit ; Ringan → Berat


Radiasi Pengion
• Conjungtivitis fotoelektrika
• Katarak Efek radiasi akut :
• Sindrom Gastrointestinal / Pencernaan
• Gangguan Sistem Saraf
• Gangguan Kulit
• Gangguan Reproduksi
Radiasi Gelombang Mikro

Perubahan Faal Tubuh


• Stadium awal : Astenia
• Stadium lanjut : Gangguan Neurovaskuler
Radiasi Inframerah
• Perubahan tonus pembuluh darah
• Reaksi saraf simpatis • Peningkatan suhu tubuh

• Perubahan EEG • Katarak


PENEGAKKAN DIAGNOSIS

PAJANAN DI TEMPAT KERJA JUMLAH PAJANAN FAKTOR LAIN DILUAR PEKERJAAN

07
01 03 05
02 04 06 TENTUKAN
DIAGNOSIS
DIAGNOSA KLINIS HUBUNGAN ANTARA PAJANAN FAKTOR INDIVIDU
DENGAN DIAGNOSA KLINIK
PENGENDALIAN RISIKO

Menghilangkan Faktor Risiko

Mengurangi Bahaya
Penggantian Alat / Bahan / Tempat Kerja
yang lebih aman Tempat Kerja & Pekerjaan
Aman
Modifikasi Alat / Bahan / Tempat Kerja
yang lebih aman

Prosedur, Aturan, Pelatihan, Durasi Kerja,


Tanda Bahaya, Rambu, Poster, Label, dll
Mengurangi Pajanan
Tenaga Kerja Aman
Penyediaan APD kepada Tenaga Kerja
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai