K3
Profile
Hometown : Curug Garden Blok B3-33, Tangerang
15810
PENJELASAN K3
SAFETY GUIDE
3
OBJECTIVE
1. MEMAHAMI PENTINGNYA KESELAMATAN KERJA
2. MEMAHAMI PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA
3. MEMAHAMI PANDUAN KESELAMATAN KERJA
4. MEMAHAMI DAN DAPAT MELAKUKAN
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
4
Indonesia Industrial Safety Act No. 1 Year
1970
Kewajiban Karyawan
• Memakai dan menggunakan
dengan baik & benar peralatan
pelindung diri yang diwajibkan
• Mentaati semua peraturan / syarat
– syarat keselamatan dan
kesehatan kerja
• Memelihara & merawat alat – alat
pelindung diri yang diberikan
Indonesia Industrial Safety Act No. 1 Year
1970
Kewajiban Perusahaan
• Melindungi karyawan dari bahaya kecelakaan atau sakit
akibat kerja
• Menyediakan tempat kerja & lingkungan kerja yang aman
dan sehat
• Menyediakan peralatan keselamatan kerja sesuai dengan
jenis pekerjaannya masing-masing
Tujuan K3:
• Melindungi Tenaga kerja di tempat kerja agar selalu terjamin
keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan
peningkatan produksi dan produktivitas kerja.
• Melindungi lingkungan kerja selalu dalam keadaan selamat
dan sehat.
• Melindungi bahan/material, peralatan produksi (sumber
produksi, hasil produksi) agar dapat dipergunakan secara
aman dan efisien.
Sebab–Sebab Kecelakaan:
• Kondisi Alam
• Manusia/Pekerja
• Kondisi Kerja
• Lingkungan Kerja
Sebab Utama Kecelakaan Kerja
• Keadaan Berbahaya
Mesin, Peralatan, Pesawat, Bahan, dan lain-lain
Lingkungan Kerja
Proses Produksi
Sifat Pekerjaan
Cara Kerja
• Perbuatan Berbahaya
Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan
Sikap, tingkah laku dan bercanda
Keletihan/Kelesuhan
Dan lain-lain
Akibat Kecelakaan Kerja:
Kerugian Ekonomis
• Langsung
Kerusakan Alat/Bahan
Kecelakaan
Terhentinya Proses Produksi
Perbaikan/Penggantian Alat Rusak
Pelatihan Tenaga Kerja Baru
• Tak Langsung
Menurunnya Jumlah produksi
Hilangnya Jam Kerja
Penyebab Terjadinya Kecelakaan
A
B
C
D (Special FE Agents)
Visit link bellow for detail:
https://www.youtube.com/watch?v=NuT2-
30n-0c&t=33s
3. Safety Guide
Head/Neck
Legs
7. Kassa Steril
Kasa steril ialah potongan-potongan pembalut kasa yang sudah disterilkan dan
dibungkus sepotong demi sepotong. Pembungkus tidak boleh dibuka sebelum
digunakan.
Digunakan untuk menutup luka-luka kecil yang sudah didisinfeksi atau diobati
(misalnya sudah ditutupi sofratulle), yaitu sebelum luka dibalut atau diplester
8. Bidai
Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat
tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang
yang patah tidak bergerak (immobilisasi).
9. Pembalut Lainnya
· Snelverband : pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup luka, dan steril.
Baru dibuka saat akan digunakan, sering dipakai untuk menutup luka-luka lebar.
· Sofratulle : kasa steril yang sudah direndam dalam antibiotika. Digunakan untuk
menutup luka-luka kecil.
Penanangan Pertama pada Kecelakaan
I. Asma
Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan.
Gejala
• Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
• Terdengar suara ketika bernafas
• Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
• Irama nafas tidak teratur
• Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)
• Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Bawa ketempat yang luas dan sejuk
3. Posisikan setengah duduk
4. Atur nafas
5. Beri oksigen (bantu) bila diperlukan
II. Lemah Jantung
Lemah jantung yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu
atau terdapat kerusakan pada jantung.
Gejala
•Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena
gangguan pencernaan, stress, tegang.
Nyeri di dada Mual, muntah, perasaan tidak enak di
lambung
Penderita memegangi dada sebelah kiri
bawah dan sedikit membungkuk Kepala terasa ringan
Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Istirahatkan
3. Posisi duduk
4. Buka jalan pernafasan dan atur nafas
5. Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
6. Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
7. Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)
III. Mimisan
Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung
karena suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan.
Gejala
• Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
• Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh
darah
• Kadang disertai pusing
Penanganan
Penanganan
1. Korban diposisikan nyaman
2. Kompres es/dingin
3. Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
4. Tinggikan bagian tubuh yang luka
5. Relaksasi
6. Pijat berlawanan arah dengan kontraksi (untuk kram)
V. Patah Tulang
Patah tulang dapat terjadi akibat adanya cidera berat pada bagian tubuh sehingga
tulang menjadi terbelah dan menimbulkan rasa sakit
• Adanya tanda ruda paksa pada bagian tubuh yang diduga terjadi patah tulang:
pembengkakan, memar, rasa nyeri.
• Nyeri sumbu: apabila diberi tekanan yang arahnya sejajar dengan tulang yang patah
akan memberikan nyeri yang hebat pada penderita.
• Deformitas: apabila dibandingkan dengan bagian tulang yang sehat terlihat tidak
sama bentuk dan panjangnya.
• Bagian tulang yang patah tidak dapat berfungsi dengan baik atau sama sekali tidak
dapat digunakan lagi.
• Perubahan bentuk
• Nyeri bila ditekan dan kaku
• Bengkak
• Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah
• Ada memar (jika tertutup)
• Terjadi pendarahan (jika terbuka)
V. Penanganan Patah Tulang
Langkah – langkah penanganan:
Tidurkan korban patah tulang dan jangan banyak bergerak yang tidak perlu.
Pasang penyangga tulang yang patah agar patahan tulangnya tidak semakin
patah baik dengan menggunakan spalk / bidai, tongkat, kayu, sapu ijuk, tiang
antena, dll yang ringan dan kuat diikat atau dibalut kuat tetapi tidak
membuat ikatan atau balutan di bagian yang patah.
Jika ada darah mengalir hentikan pendarahan dengan menekan dan
mengikat bagian yang terluka dengan kain bersih
Prosedur Pembalutan :
Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan dibalut dengan menjawab
pertanyaan ini:
Bagian dari tubuh yang mana? (untuk menentukan macam pembalut yang
digunakan dan ukuran pembalut bila menggunakan pita)
Luka terbuka atau tidak? (untuk perawatan luka dan menghentikan perdarahan)
Bagaimana luas luka? (untuk menentukan macam pembalut)
Perlu dibatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak? (untuk menentukan
perlu dibidai/tidak?)
Pembalutan dan
pemasangan bidal
Pembalutan luka
terbuka
VI. Luka Bakar
Luka Bakar yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda
yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat
membakar)
Gejala Penanganan
Gejala Luka Bakar Tingkat I: 1. Siram dengan air mengalir bagian luka
- kemerahan pada bagian yang terbakar 2. Tutup luka bakar dengan kain perban
- bengkak ringan steril untuk mencegah infeksi
- nyeri 3. Jangan memberi mentega atau minyak
- kulit tidak terkoyak karena melepuh pada luka bakar
Gejala Luka Bakar Tingkat II: 1. Siram dengan air mengalir bagian luka
- kemerahan atau bintikn-bntik hitam bergaris 2. Tutup luka bakar dengan kain perban
- melepuh steril untuk mencegah infeksi
- bengkak yang tidak hilang selama beberapa hari
3. Angkat bagian yang terluka lebih tinggi
- kulit terlihat lembab atau becek
dari organ jantung
Gejala Luka Bakar Tingkat III: 1. Jika korban masih dalam keadaan
- daerah luka tampak berwarna putih terbakar, padamkan api dengan
- kulit hancur menggunakan selimut, karpet, jaket
- sedikit nyeri karena ujung saraf telah rusak
2. Lakukan penanganan seperti diatas
3. Segera hubungi ambulans
VII. Pingsan
Pingsan adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri seperti orang tidur pada seseorang
akibat sakit, kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan darah, keracunan,
terkejut/kaget, lapar/haus, kondisi fisik lemah, dan lain sebagainya. Pingsan
(Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2,
kecelakaan, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, terkejut / kaget, dehidrasi
(kekurangan cairan tubuh), anemia, dan lain-lain
Gejala umum:
Jika tidak ada dugaan terjadi cedera leher, dongakkan kepala korban untuk
membuka jalan udara. Dengan cara menempelkan telapak tangan penolong di
kening korban dan jari tangan lainnya mengangkat dagu korban yang bertujuan
agar lidah korban tertarik dari pangkal tenggorokan
Breathing Support (bantuan pernapasa)
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Pastikan kepala korban dalam posisi mendongak
Dengan meletakkan telapak tangan pada dahi, pencetlah hidung
korban dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk kemudian
ambil napas dalam – dalam. Tempelkan mulut Anda pada mulut
korban yang terbuka, tiup dengan cepat 2 kali napas penuh.
Lepaskan mulut Anda setiap setelah menghembuskan napas dan
ambil napas panjang lagi dan tiup lagi.
Setelah Anda mengembuskan udara ke dalam mulut dan hidung,
dekatkan telinga Anda ke hidung korban untuk mendengarkan
hembusan napasnya
Breathing Support (bantuan pernapasa)
Lakukan sekitar 12 kali hembusan permenit (1 hembusan per
5 detik) untuk korban dewasa, 15 kali hembusan permenit (1
hembusan tiap 4 detik) untuk korban anak-anak, 20 kali
hembusan permenit (1 hembusan tiap 3 detik ) untuk bayi.
Kemudian perhatikan dada korban apakah ada gerakan naik
dan turun pertanda bernapas, jika dada sudah mulai
mengembang hentikan tiupan
Circulatoring Support (Memulihkan sirkulasi darah)
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Letakkan bagian dalam salah satu tangan anda di atas bagian tengah dada
pasien. Taruhlah tangan lainnya di atas tangan yang pertama. Jaga siku anda
lurus dan posisi bahu anda tepat di atas tangan anda
Gunakan berat badan bagian atas (tidak hanya lengan anda) ketika anda
mendorong ke bawah (menekan) dada 4 –5,5 cm. Dorong kuat dan cepat-
berikan dua tekanan tiap detik atau sekitar 100 tekanan tiap menit
Setelah 15 tekanan, miringkan kepala ke belakang-angkat dagu
Lakukan metode A & B.