Anda di halaman 1dari 47

KESEHATAN DAN KESELAMATA KERJA

K3
Profile
Hometown : Curug Garden Blok B3-33, Tangerang
15810

Education Education Mechanical Engineering


:
Background (UPI Bandung)
DINA HERDIANA Work Experience:
Trainer Consultant
1. Trainer Consultant
COAHR Indonesia (2018 - 2020)
2. After Sales Facilitator
+6285221002123 PT. Nissan Motor Indonesia (2013 – 2018)
3. Technical Instructor
PT. Intraco Penta. Tbk (2011 – 2013)

kauladinher@gmail.com Hobby : Active sport without physical contact


KESEHATAN DAN KESELAMATA KERJA
(K3)
CONTENT

PENJELASAN K3

PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA

SAFETY GUIDE

PERTOLONGAN PERTAMA PADA


KECELAKAAN

3
OBJECTIVE
1. MEMAHAMI PENTINGNYA KESELAMATAN KERJA
2. MEMAHAMI PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA
3. MEMAHAMI PANDUAN KESELAMATAN KERJA
4. MEMAHAMI DAN DAPAT MELAKUKAN
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

4
Indonesia Industrial Safety Act No. 1 Year
1970

Kewajiban Karyawan
• Memakai dan menggunakan
dengan baik & benar peralatan
pelindung diri yang diwajibkan
• Mentaati semua peraturan / syarat
– syarat keselamatan dan
kesehatan kerja
• Memelihara & merawat alat – alat
pelindung diri yang diberikan
Indonesia Industrial Safety Act No. 1 Year
1970
Kewajiban Perusahaan
• Melindungi karyawan dari bahaya kecelakaan atau sakit
akibat kerja
• Menyediakan tempat kerja & lingkungan kerja yang aman
dan sehat
• Menyediakan peralatan keselamatan kerja sesuai dengan
jenis pekerjaannya masing-masing
Tujuan K3:
• Melindungi Tenaga kerja di tempat kerja agar selalu terjamin
keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan
peningkatan produksi dan produktivitas kerja.
• Melindungi lingkungan kerja selalu dalam keadaan selamat
dan sehat.
• Melindungi bahan/material, peralatan produksi (sumber
produksi, hasil produksi) agar dapat dipergunakan secara
aman dan efisien.
Sebab–Sebab Kecelakaan:
• Kondisi Alam
• Manusia/Pekerja
• Kondisi Kerja
• Lingkungan Kerja
Sebab Utama Kecelakaan Kerja
• Keadaan Berbahaya
Mesin, Peralatan, Pesawat, Bahan, dan lain-lain
Lingkungan Kerja
Proses Produksi
Sifat Pekerjaan
Cara Kerja
• Perbuatan Berbahaya
Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan
Sikap, tingkah laku dan bercanda
Keletihan/Kelesuhan
Dan lain-lain
Akibat Kecelakaan Kerja:
Kerugian Ekonomis
• Langsung
Kerusakan Alat/Bahan
Kecelakaan
Terhentinya Proses Produksi
Perbaikan/Penggantian Alat Rusak
Pelatihan Tenaga Kerja Baru
• Tak Langsung
Menurunnya Jumlah produksi
Hilangnya Jam Kerja
Penyebab Terjadinya Kecelakaan

Unsafe Condition Unsafe Act


• Suatu keadaan tidak • Suatu keadaan tidak
aman yang aman yang
disebabkan oleh hal- disebabkan oleh
hal sifatnya mekanis tindakan atau sikap
tekhnologi dan fisik yang tidak aman
(ceroboh, keras
kepala, masa bodoh
dll)
2. Perlengakpan Keselamatan Kerja
Alat Pelindung Diri
1. Safety Helmet 3. Gloves 5. Masker/Respiratory
2. Eye Protection 4. Safety Belt 6. Ear Protection
7. Safety Shoes
Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
FE Fight
Water Foam CO2 Sodium/
Potasium
ABC
Bicarbonat

A     
B     
C     
D (Special FE Agents)
Visit link bellow for detail:
https://www.youtube.com/watch?v=NuT2-
30n-0c&t=33s
3. Safety Guide

Safety Office Building


• Pintu Keluar • Tangga
– Tidak terhalang dan bisa diakses – Dilengkapi dengan material anti
setiap saat selip
– Langsung terhubung ke jalan – Dilarang membuang sampah dan
umum melemparkan sesuatu di tangga
• Lorong • Lift
– Dilengkapi dengan tanda-tanda – Dilarang menahan pintu dengan
bahaya kebakaran tangan
– Pintu terbuka ke arah keluarnya – Perhatikan langkah, seringkali
para penghuni gedung lantai lift tidak sejajar dengan
lantai gedung pada saat pintu
terbuka
Safety Office Equipment

• File Cabinets • Benda Tajam


– Jangan diletakkan – Berhati-hati saat memotong
dekat/menghalangi pintu keluar kertas
– Beban terberat ada di laci paling – Bagian tajam staples diletakkan
bawah pada bagian dalam dokumen
– Hanya membuka satu laci pada – Gunakan staple remover untuk
satu waktu melepas staples
– Dilarang bersandar atau menaiki – Pena atau pensil dibawa dalam
lemari saku dan matanya mengarah ke
– Dilarang menaruh benda yg bawah; jangan meletakkan pensil
menyebabkan lemari tidak stabil di telinga
Safety Office Terrafic

• Lantai • Office Traffic


– Jaga kebersihannya, tetap – Berjalanlah, jangan berlari
kering, bebas dr benda tajam, – Jangan membaca sambil jalan
lubang, dan silau – Sepatu tumit tinggi
– Jika dipakai utk proses basah, meningkatkan resiko, simpan
sepatu tumit rendah untuk
harus tersedia drainase
darurat
– Semua lantai harus dilengkapi – Selalu gunakan sepatu di
dengan material anti selip tempat kerja
• Dilarang merokok, kecuali
di tempat yg telah
ditentukan
Safety Office Ergonomic

• Faktor yg Riskan • Gejala/Symptoms


– Posisi atau postur yg – Nyeri, perih, mati rasa
tidak nyaman – Rasa sakit meningkat saat
– Pengulangan/repetisi temperatur rendah
– Paksaan – Pening, mata berkaca-kaca
– Tekanan Langsung dan merah
– Posisi Statis – Nyeri di leher dan
– Temperatur Rendah punggung
– Silau Cahaya – Kulit memucat dan dingin
• Posture Check • Workstation Check
– Tubuh pd posisi netral – Monitor pada ketinggian mata,
– Semua sendi membentuk dan sejangkauan tangan
sudut 90 derajat – Keyboard tepat di depan dan
– Kendurkan kepala dan setinggi siku
punggung dalam posisi – Mouse di sisi keyboard dg
tegak ketinggian yg sama
– Siku menyentuh tubuh – Kursi bisa diatur dan berbantal
– Telapak tangan menapak – Tangan menjangkau semua
lantai barang yg dibutuhkan di atas
– Lutut sejajar dengan meja
pinggul
– Kaki menapak lantai
Hands/Arms Upper Back/Shoulders

Head/Neck
Legs

Lower Back Eyes


4. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan

 Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat.


 Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit
korban bukan menambah sakit korban

Tujuan utama pertolongan pertama adalah untuk :


 Mempertahankan penderita tetap hidup atau terhindar dari maut
 Membuat keadaan penderita tetap stabil
 Mengurangi rasa nyeri, ketidak-nyamanan dan rasa cemas
 Menghindarkan kecacatan yang lebih parah
Alat Bantu Pertolongan Pertama
1. Perban
Digunakan untuk menutup luka dengan tujuan untuk membantu menghentikan
pendarahan dan menyerap cairan yang keluar dari luka juga mencegah
terjadinya kontaminasi kuman
2. Pembalut / bebat
Bebat atau balutan adalah bahan yang sering digunakan untuk melapis luka
sehabis diperban. Kegunaannya adalah untuk menbantu menghentikan
pendarahan, mengurangi terjadinya pembengkakan dan mendukung bagian
otot yang terluka supaya menyatu kembali
3. Mitella (pembalut segitiga)
4. Dasi (cravat)
Merupakan mitella yang dilipat-lipat dari salah satu ujungnya sehingga berbentuk
pita dengan kedua ujung-ujungnya lancip dan lebarnya antara 5-10 cm

5. Pita (pembalut gulung)


Dapat terbuat dari kain katun, kain kasa, flanel atau bahan elastis. Yang paling
sering adalah kasa. Hal ini dikarenakan kasa mudah menyerap air dan darah, serta
tidak mudah kendor
6. Plester (pembalut berperekat)
Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka
Cara membalut luka terbuka dengan plester:
Luka diberi antiseptik
Tutup luka dengan kassa
Baru letakkan pembalut plester

7. Kassa Steril
Kasa steril ialah potongan-potongan pembalut kasa yang sudah disterilkan dan
dibungkus sepotong demi sepotong. Pembungkus tidak boleh dibuka sebelum
digunakan.
Digunakan untuk menutup luka-luka kecil yang sudah didisinfeksi atau diobati
(misalnya sudah ditutupi sofratulle), yaitu sebelum luka dibalut atau diplester

8. Bidai
Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat
tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang
yang patah tidak bergerak (immobilisasi).
9. Pembalut Lainnya
· Snelverband : pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup luka, dan steril.
Baru dibuka saat akan digunakan, sering dipakai untuk menutup luka-luka lebar.
· Sofratulle : kasa steril yang sudah direndam dalam antibiotika. Digunakan untuk
menutup luka-luka kecil.
Penanangan Pertama pada Kecelakaan
I. Asma
Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan.
Gejala
• Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
• Terdengar suara ketika bernafas
• Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
• Irama nafas tidak teratur
• Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)
• Kesadaran menurun (gelisah/meracau)

Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Bawa ketempat yang luas dan sejuk
3. Posisikan setengah duduk
4. Atur nafas
5. Beri oksigen (bantu) bila diperlukan
II. Lemah Jantung
Lemah jantung yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu
atau terdapat kerusakan pada jantung.
Gejala
•Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena
gangguan pencernaan, stress, tegang.
 Nyeri di dada  Mual, muntah, perasaan tidak enak di
lambung
 Penderita memegangi dada sebelah kiri
bawah dan sedikit membungkuk  Kepala terasa ringan

 Kadang sampai tidak merespon terhadap  Lemas


suara
 Kulit berubah pucat/kebiruan
 Denyut nadi tak teraba / lemah
 Keringat berlebihan
 Gangguan nafas

Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Istirahatkan
3. Posisi duduk
4. Buka jalan pernafasan dan atur nafas
5. Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
6. Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
7. Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)
III. Mimisan
Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung
karena suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan.
Gejala
• Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
• Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh
darah
• Kadang disertai pusing
Penanganan

1. Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman


2. Tenangkan korban
3. Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
4. Diminta bernafas lewat mulut
5. Bersihkan hidung luar dari darah
6. Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan
Pertama
IV. Keseleo
Keseleo yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram (Kram
yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan).
Gejala
• Bengkak dan nyeri bila ditekan
• Kebiruan/merah pada derah luka
• Sendi terkunci
• Ada perubahan bentuk pada sendi
• Nyeri pada otot

Penanganan
1. Korban diposisikan nyaman
2. Kompres es/dingin
3. Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
4. Tinggikan bagian tubuh yang luka
5. Relaksasi
6. Pijat berlawanan arah dengan kontraksi (untuk kram)
V. Patah Tulang
Patah tulang dapat terjadi akibat adanya cidera berat pada bagian tubuh sehingga
tulang menjadi terbelah dan menimbulkan rasa sakit

• Adanya tanda ruda paksa pada bagian tubuh yang diduga terjadi patah tulang:
pembengkakan, memar, rasa nyeri.
• Nyeri sumbu: apabila diberi tekanan yang arahnya sejajar dengan tulang yang patah
akan memberikan nyeri yang hebat pada penderita.
• Deformitas: apabila dibandingkan dengan bagian tulang yang sehat terlihat tidak
sama bentuk dan panjangnya.
• Bagian tulang yang patah tidak dapat berfungsi dengan baik atau sama sekali tidak
dapat digunakan lagi.
• Perubahan bentuk
• Nyeri bila ditekan dan kaku
• Bengkak
• Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah
• Ada memar (jika tertutup)
• Terjadi pendarahan (jika terbuka)
V. Penanganan Patah Tulang
Langkah – langkah penanganan:
 Tidurkan korban patah tulang dan jangan banyak bergerak yang tidak perlu.
 Pasang penyangga tulang yang patah agar patahan tulangnya tidak semakin
patah baik dengan menggunakan spalk / bidai, tongkat, kayu, sapu ijuk, tiang
antena, dll yang ringan dan kuat diikat atau dibalut kuat tetapi tidak
membuat ikatan atau balutan di bagian yang patah.
 Jika ada darah mengalir hentikan pendarahan dengan menekan dan
mengikat bagian yang terluka dengan kain bersih
Prosedur Pembalutan :
Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan dibalut dengan menjawab
pertanyaan ini:
 Bagian dari tubuh yang mana? (untuk menentukan macam pembalut yang
digunakan dan ukuran pembalut bila menggunakan pita)
 Luka terbuka atau tidak? (untuk perawatan luka dan menghentikan perdarahan)
 Bagaimana luas luka? (untuk menentukan macam pembalut)
 Perlu dibatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak? (untuk menentukan
perlu dibidai/tidak?)
Pembalutan dan
pemasangan bidal

Pembalutan luka
terbuka
VI. Luka Bakar
Luka Bakar yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda
yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat
membakar)
Gejala Penanganan
Gejala Luka Bakar Tingkat I: 1. Siram dengan air mengalir bagian luka
- kemerahan pada bagian yang terbakar 2. Tutup luka bakar dengan kain perban
- bengkak ringan steril untuk mencegah infeksi
- nyeri 3. Jangan memberi mentega atau minyak
- kulit tidak terkoyak karena melepuh pada luka bakar
Gejala Luka Bakar Tingkat II: 1. Siram dengan air mengalir bagian luka
- kemerahan atau bintikn-bntik hitam bergaris 2. Tutup luka bakar dengan kain perban
- melepuh steril untuk mencegah infeksi
- bengkak yang tidak hilang selama beberapa hari
3. Angkat bagian yang terluka lebih tinggi
- kulit terlihat lembab atau becek
dari organ jantung
Gejala Luka Bakar Tingkat III: 1. Jika korban masih dalam keadaan
- daerah luka tampak berwarna putih terbakar, padamkan api dengan
- kulit hancur menggunakan selimut, karpet, jaket
- sedikit nyeri karena ujung saraf telah rusak
2. Lakukan penanganan seperti diatas
3. Segera hubungi ambulans
VII. Pingsan
Pingsan adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri seperti orang tidur pada seseorang
akibat sakit, kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan darah, keracunan,
terkejut/kaget, lapar/haus, kondisi fisik lemah, dan lain sebagainya. Pingsan
(Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2,
kecelakaan, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, terkejut / kaget, dehidrasi
(kekurangan cairan tubuh), anemia, dan lain-lain

Gejala umum:

 Perasaan limbung  Lemas


 Pandangan berkunang-kunang  Keringat dingin
 Telinga berdenging  Menguap berlebihan
 Nafas tidak teratur  Tak respon (beberapa menit)
 Muka pucat  Denyut nadi lambat
 Biji mata melebar
Penanganan Pingsan
 Baringkan korban dalam posisi terlentang
 Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
 Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat
pernafasan
 Beri udara segar
 Periksa kemungkinan cedera lain
 Selimuti korban
 Korban diistirahatkan beberapa saat
 Untuk mengembalikan kesadaran orang yang mengalami kepingsanan dapat
menggunakan bau-bauan yang menyengat.
 Jika wajah orang pingsan itu pucat pasi maka sebaiknya buat badannya lebih tinggi
dari kepala dengan disanggah sesuatu agar darah dapat mengalir ke kepala korban
pingsan tersebut.
 Jika muka orang yang pingsan itu merah maka sanggah kepalanya dengan bantal atau
sesuatu agar darah di kepalanya bisa mengalir ke tubuhnya secara normal.
 Apabila si korban pingsan tadi muntah, maka sebaiknya miringkan kepalanya agar
muntah orang itu bisa keluar dengan mudah sehingga jalur penapasan orang itu bisa
lancar kembali.
 Jika orang yang pingsan sudah siuman maka bisa diberi minum seperti kopi atau teh
hangat.
Teknik Pertolongan Pertama dalam Kondisi Gawat
Darurat

RESUSITASI JANTUNG – PARU


RJP adalah teknik dasar pertolongan pertama yang digunakan
pada korban yang tidak bernapas dan kuat dugaan jantungnya
berhenti berdenyut . RJP bertujuan untuk merangsang organ
jantung dan paru – paru korban berfungsi kembali memompa
darah dan mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh. Oleh karena
itu diperlukan prosedur RJP yang dikenal dengan tindakan
ABC
Airway Controlling (membuka Jalan
udara/napas )
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
• Membaringkan korban telentang di lantai atau di tanah.
• Membersihkan mulut dan jalan udara dari kemungkinan adanya benda – benda
asing menggunakan jari penolong.

Jika tidak ada dugaan terjadi cedera leher, dongakkan kepala korban untuk
membuka jalan udara. Dengan cara menempelkan telapak tangan penolong di
kening korban dan jari tangan lainnya mengangkat dagu korban yang bertujuan
agar lidah korban tertarik dari pangkal tenggorokan
Breathing Support (bantuan pernapasa)
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
 Pastikan kepala korban dalam posisi mendongak
 Dengan meletakkan telapak tangan pada dahi, pencetlah hidung
korban dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk kemudian
ambil napas dalam – dalam. Tempelkan mulut Anda pada mulut
korban yang terbuka, tiup dengan cepat 2 kali napas penuh.
Lepaskan mulut Anda setiap setelah menghembuskan napas dan
ambil napas panjang lagi dan tiup lagi.
 Setelah Anda mengembuskan udara ke dalam mulut dan hidung,
dekatkan telinga Anda ke hidung korban untuk mendengarkan
hembusan napasnya
Breathing Support (bantuan pernapasa)
 Lakukan sekitar 12 kali hembusan permenit (1 hembusan per
5 detik) untuk korban dewasa, 15 kali hembusan permenit (1
hembusan tiap 4 detik) untuk korban anak-anak, 20 kali
hembusan permenit (1 hembusan tiap 3 detik ) untuk bayi.
 Kemudian perhatikan dada korban apakah ada gerakan naik
dan turun pertanda bernapas, jika dada sudah mulai
mengembang hentikan tiupan
Circulatoring Support (Memulihkan sirkulasi darah)
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
 Letakkan bagian dalam salah satu tangan anda di atas bagian tengah dada
pasien. Taruhlah tangan lainnya di atas tangan yang pertama. Jaga siku anda
lurus dan posisi bahu anda tepat di atas tangan anda
 Gunakan berat badan bagian atas (tidak hanya lengan anda) ketika anda
mendorong ke bawah (menekan) dada 4 –5,5 cm. Dorong kuat dan cepat-
berikan dua tekanan tiap detik atau sekitar 100 tekanan tiap menit
 Setelah 15 tekanan, miringkan kepala ke belakang-angkat dagu
 Lakukan metode A & B.

Untuk Memudahkan pengukuran, Posisi penolong harus tegak lurus 90


tepatnya 2-3 jari dari ulu hati derjat dari korban, lengan harus lurus,
dan daya penekanan berpusat pada
bahu
SAFETY SYMBOL
THANK YOU

Safety isn’t expensive, it’s priceless

Anda mungkin juga menyukai