Anda di halaman 1dari 61

Trauma

Medulla Spinalis
Preseptor:
dr. Neizar Alwan, Sp. BS, Mkes.

SMF BEDAH RSUD SYAMSUDIN SH SUKABUMI

Presentan:

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIKA ATMAJAYA JAKARTA

Vincentius Henry Sundah

2015.061.023

2016

Eldaa Prisca Refianti Sutanto

2015.061.024

Nama
: Ny. PL
Usia
: 32 tahun
Jenis kelamin
: Wanita
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Tanggal pemeriksaan : 05 Oktober 2016
Jam kedatangan : 19.45

IDENTITAS PASIEN

Keluhan utama: nyeri pinggang

Keluhan tambahan: lemah kedua tungkai

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang dengan keluhan nyeri pada pinggang.


Pasien mengatakan sekitar 12 jam SMRS terjatuh
karena terpeleset dari kamar mandi. Pasien
mengatakan posisi jatuh terduduk. Kemudian
setelah itu pasien merasakan nyeri pada pinggang,
kelemahan kedua tungkai, dan sulit untuk berjalan.
Pasien juga mengatakan memiliki riwayat jatuh dari
tangga sebanyak 2 kali 7 bulan SMRS

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien masih dapat berjalan tetapi dengan


cara merangkak perlahan-lahan. Gangguan
BAK disangkal

Riwayat Penyakit Sekarang

Mechanism of Injury

Injury Sustained

Tidak terdapat luka sobek dan gores

Signs and Symptoms

Terpeleset dari kamar mandi sehingga jatuh dengan posisi duduk

Nyeri pada pinggang, kesulitan menggerakkan kedua tungkai, rasa


kesemutan pada tungkai dan jari-jari tangan

Treatment given and trend in the vital sign

Tidak ada

MIST

Allergy (-)
Medication (-)
Past illness Riwayat penyakit paru dan sedang
minum obat saat ini sudah 1 bulan
Last meal Makan 8 jam SMRS, minum 3 jam
SMRS
Event terpeleset dari kamar mandi

AMPLE

A.
B.

clear
RR : 26 x/menit , teratur, gerakan dada simetris, trakea
di tengah, perkusi sonor, auskultasi bunyi nafas
vesikuler +/+

D.

warna kulit distal tidak sianosis, laju nadi : 92 kali/menit,


TD 110/70
E4M6V5 (GCS 15), CM, refleks pupil +/+, isokor +/+

E.

Suhu : 36,5 C

C.

PRIMARY SURVEY

Kepala : normocephali, deformitas (-)


Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-,
refleks cahaya +/+, pupil isokor 3mm/3 mm
Leher : pembesaran KGB -/ Thoraks
- Paru : simetris, sonor, bunyi napas vesikuler +/+,
-/-, wheezing -/- Jantung : bunyi jantung 1 & 2 reguler, murmur (-),
gallop (-), kesan kardiomegali (-)
Abdomen : datar, supel, timpani, nyeri tekan (-), BU (+)

Secondary Survey

rhonki

Punggung : alignment vertebrae , teraba


krepitasi disekitar T12-L1, nyeri tekan (+)
Ekstremitas : akral hangat, motorik 5/5/4/4,
sensoris +, kesemutan +

Secondary Survey

Pemeriksaan Neurologis (1)


Motorik
Kekuatan (kanan/kiri)
Lengan atas
Antefleksi : 5/5
Retrofleksi : 5/5
Abduksi
: 5/5
Aduksi
: 5/5
Lengan bawah
Fleksi : 5/5
Ekstensi
: 5/5
Tangan
Fleksi : 5/5
Ekstensi
: 5/5
Jari-jari
Fleksi : 5/5
Ekstensi
: 5/5
Abduksi
: 5/5
Aduksi
: 5/5

Tungkai atas
Antefleksi
Retrofleksi
Abduksi
Aduksi

:
:
:
:

5/5
5/5
5/5
5/5

Tungkai bawah
Fleksi
: 2/2
Ekstensi : 2/2
Kaki
Plantar fleksi
: 2/2
Dorsofleksi
: 2/2
Jari-jari
Fleksi
: 2/2
Ekstensi : 2/2

Refleks fisiologis
Biseps
: ++/++
Triseps
: ++/++
Lutut
: +/+
Tumit
: +/+
Kulit dinding perut
Atas : +
Bawah
:+
Otot dinding perut : +
Refleks patologis
Hoffman-Tromner
Babinski
Chaddock
Oppenheim
Gordon
Schaeffer

:
:
:
:
:
:

-/-/-/-/-/-/-

Pemeriksaan Neurologis (2)


Klonus
Lutut : -/Tumit : -/
Tonus
Lengan
Istirahat
:
normotonus / normotonus
Gerakan pasif
:
normotonus / normotonus
Tungkai
Istirahat
:
normotonus / normotonus
Gerakan pasif
:
normotonus / normotonus

Trofik
:
normotrofik/normotrofik

Sensibilitas (kanan/kiri)
Permukaan [raba, suhu,
nyeri]:

Koordinasi dan fungsi


serebelar
Statis
Duduk
: normal
Berdiri
: normal
Intention tremor : -/Disdiadokokinesia
Rebound phenomena
Dinamis
Telunjuk-telunjuk : -/Telunjuk-hidung : -/Tumit-tumit
: -/-

: -/: -/-

Dalam lengan (atas-bawah-tangan)


kanan/kiri // tungkai (atas-bawah-kaki)
kanan/kiri

Lengan
Tungkai
Tubuh
(setinggi

: +++/+++
: --- / --: ---/--T10)

Rasa gerak
: +++/++
+ // ---/--Rasa getar : ++/++ // --/-Diskriminasi 2 titik: +++/++
+ // ---/--Sikap dan arah: +++/+++ //
+++/+++
Sistem otonom
Miksi : + tapi sulit
Defekasi
: - selama di RS
Sekresi keringat : +

Negatif (-)

Bulbocavernosus Reflex

Suspek trauma Medulla Spinalis setinggi


T10 dengan hipestesi, paraparese, dan
hiporefleks.

ASSESMENT

Foto polos AP dan Lateral torakolumbal

Tampak fraktur inkomplit kompresi pada os


vertebrae thorakal 12

TINDAKAN - TERAPI

Klinis: paraparesis, hipestesi dan


hiporefleks extremitas inferior
Topis: medula spinalis th 12
Etiologis: trauma
Patologis: Lesis kompresi

diagnosis

Rujuk bedah orthopedi


Rawat dalam bangsal
IVFD RL 15 tpm
Metilprednisolon 3 x 500 mg IV
Tramadol 2 x 50 mg IV
Paracetamol 3 x 1 gr IV
Omeprazole 2 x 40 mg IV
Pasang spine board
Pasang katheter
Pro CT scan torakolumbal

Tindak lanjut

Kolumna Vertebralis
Terdiri dari 7 tulang servikal, 12 torakal, 5 lumbal, 5 sakral,
dan 4 koksigeal
Korpus terletak dianterior dan arkus vertebralis diposterior
foramen vertebralis medulla spinalis + lapisan
meningens
Dipisahkan oleh diskus intervertebralis

Anatomi

Disangga oleh ligamentum longitudinal disebelah anterior


dan posterior
Persendian: antara dua korpus fibrocartilaginous joint ;
antara dua arkus sendi sinovial
Di posterolateral dua pedikel pilar tempat kanalis
vertebralis (lamina)

Anatomi

Medulla Spinalis
Berawal dari ujung bawah medulla oblongata di foramen
magnum dan berakhir disekitar tulang L1 menjadi konus
medularis cauda equina
Anterior (motor) dan posterior (sensory)
3 traktus : tr. Kortikospinalis, tr. spinotalamikus, dan
Kolumna posterior

Anatomi

Traktus kortikospinalis kekuatan motorik ipsilateral


Traktus spinotalamikus sensasi nyeri dan suhu dari sisi
kontralateral tubuh
Kolumna posterior sensasi posisi, getar, dan sentuhan
dari bagian tubuh ipsilateral

Anatomi

Sensorik

Dermatome

NEUROPATHWAYS

Pemeriksaan Neurologis: Miotom

C5 Deltoid
C6 ekstensor pergelangan tangan
C7 ekstensor lengan
C8 fleksor jari-jari sampai ke jari tengah
T1 abductor jari kelingking
L2 fleksor paha
L3, L4 ekstensor lutut
L4, L5, S1 dorsofleksi pergelangan kaki dan ibu jari
S1 flesi plantar pergelangan kaki

Trauma medulla spinalis, suatu kerusakan pada medulla


spinalis akibat trauma atau non trauma yang akan
menimbulkan gangguan pada sistem motorik, sistem
sensorik dan vegetatif

Definisi

40 kasus
per 1jt
populasi
atau 12000
kasus
baru/thn di
US
KLL
(36.5%),
jatuh
(28.5%),
kekerasan
(14.3),
olahraga
(19.2%).

Epidemiologi

55% regio
C, 15% Th,
15% ThL,
15% LS

80.7% :

Hiperekstensi

Hiperfleksi
Etiology
Kompresi

Rotasi

Assessing stability: Denis Classification

American Spinal Injury Assosiation (ASIA) Impairment Scale


gangguan:

menggunakan derajat

Grade

Tipe

Gangguan Medula spinalis

Komplit

Tidak ada fungsi sensori atau motorik sampai segmen


sakral S4-5

Inkomplit

Fungsi sensori masih baik tapi motorik terganggu sampai


segmen sakral S4-S5

Inkomplit

Fungsi motorik terganggu di bawah level, tetapi otot-otot


motorik utama masih punya kekuatan <3

Inkomplit

Fungsi motorik terganggu di bawah level, tetapi otot-otot


motorik utama masih punya kekuatan >3

Normal

Fungsi sensorik dan motorik normal

Lesi Komplit
Lesi medula spinalis komplit ditandai dengan tidak
adanya fungsi sakral yang berupa sensasi perianal atau
tonus sphincter rektal, dengan kemungkinan pulih
rendah apabila kondisi ini berlangsung lebih dari 24
jam

Lesi Inkomplit
Lesi inkomplit:
-Central cord syndrome
-Anterior cord syndrome
-Posterior cord syndrome
-Brown Sequard Syndrome
-Cauda Equina syndrome
-Conus medullary syndrome

Keadaan flaksid dan hilangnya refleks, terlihat setelah


terjadinya cedera medulla spinalis
Tampak seperti lesi komplit walau tidak seluruh bagian
rusak
Defisit sensori, kelumpuhan, tidak ada refleks tendon,
gangguan termoregulasi yang bersifat sementara di
bawah lesi.

Syok Spinal

Gangguan pada jaras simpatis desenden di servikal atau


torakal atas
Hilangnya tonus vasomotor dan inervasi simpatis ke
jantung
Trias: hipotensi, bradikardi, dan vasodilatasi perifer

Syok Neurogenik

Schneider syndome
Akibat hiperekstensi
mendadak
pendesakan medula
spinalis dari dorsal
oleh ligamentum
flavum yang terlipat

Central Cord
Syndrome

Tetraparese parsial : hilangnya kekuatan motorik


ekstremitas atas > ekstremitas bawah
Disfungsi sensorik bervariasi (disestesia/hiperestesia) di
ujung distal lengan
Disfungsi miksi, defekasi, dan seksual

Central Cord
Syndrome

Perbaikan mengikuti pola yang khas ekstremitas bawah,


fungsi kandung kemih, dan ekstremitas atas seta tangan
terakhir
Prognosis lebih baik dibandingkan cedera inkomplit
lainnya.

Central Cord
Syndrome

Anterior Spinal Artery Syndrome


Retropulsi tulang atau diskus kompresi ganggu
perfusi infark
Terjadi setelah cedera fleksi atau kompresi
cedera inkomplit lainnya

Anterior Cord
Syndome

Paraplegi dan kehilangan sensorik disosiasi dengan


hilangnya sensasi nyeri dan suhu
Fungsi kolumna posterior masih bertahan
Prognosis paling buruk dibangingkan sindroma lainnya

Anterior Cord
Syndome

Gangguan sensasi raba, vibrasi, dan proprioseptif di


bawah segmen yang mengalami kerusakan
Fungsi motorik, sensai nyeri dan suhu tidak terganggu

Posterior Cord Syndrome

Akibat hemiseksi medulla spinalis dan herniasi diskus


servikalis
Ipsilateral ; paresis UMN di bawah lesi dan LMN
setinggi lesi, gangguan propioseptif (raba dan tekan)
Kontralateral : Gangguan sensai nyeri dan suhu

Sindrom Brown Sequard

Kerusakan pada medulla spinalis setinggi vertebra L1-L2


Anester perianal, gangguan fungsi defekasi, miksi,
impotensi, serta hilangnya refleks anal dan refleks
bulbokavernosa

Sindrom Konus Medularis

Disebabkan oleh kompresi pada radiks lumbosakral


setinggi ujung konus medullaris dan menyebabkan
kelumpuhan dan anestesi daerah lumbosakral

Sindrom Kauda
Equina

Diagnosis dan Tatalaksana

Primary Survey

ABCDE
Anamnesis
AMPLE dan MIST

Secondary Survey
Pemeriksaan Fisik
Neurologic Assement
Analisa Gas Darah

Diagnostik

Urinalisis
Radiografi, MRI, CTScan

-Setiap pasien dengan trauma tumpul pada kepala atau


trauma tumpul atau tusuk multipel harus diasumsikan
memiliki injuri medula spinalis, apabila pasien tidak sadar
penuh, nyeri tekan midline, intoksikasi, defek neurologis
fokal
- ABC
- Imobilisasi vertebra

Tatalaksana (prehospital)

Cek ABC
Pasang foley kateter, NGT
Pemeriksaan umum dan neurologis
Pemeriksaan penunjang: lab, radiologi

Tatalaksana
(hospital)

Pemberian kortikosteroid
Dalam 8 jam pasca trauma maka methylprednisolone bolus
30 mg/kgBB selama 15 menit, dan ditunggu selama 45
menit, kemudian diikuti 5,4 mg/kg/jam IV selama 23 jam.
NSAID

Tatalaksana
(hospital)

Lanjutkan ABC
Pertahankan suhu badan, gangguan miksi kondom
kateter, retensi alvi laksan
Pemeriksaan neurofisioloogi
Medikamentosa
(antispastisitas, analgetik, antikoagulan untuk cegah
DVT, antibiotik jika infeksi)

Tatalaksana (ruang rawat)

Ada fraktur, pecahan tulang yang menekan medulla


spinalis,
Gambaran neurologis progresif memburuk,
Fraktur atau dislokasi yang labil,
Terjadi herniasi diskus intervertebralis yang menekan
medulla spinalis
Epidural hematoma

Bedah

Mempertahankan posisi normal vertebra (Spinal


Alignment)
Terapi kerja, menjaga pernapasan dan obat-obatan,
latihan berbicara, konseling kesehatan
Bladder and bowel training

Rehabilitasi, Perawatan, Terapi


fisik.

Quo ad Vitam : dubia ad malam


Quo ad Functionam : dubia ad malam
Quo ad Sanationam : malam

Prognosis

1. PERDOSSI. Konsensus Nasional Penanganan Trauma Kapitis dan Trauma


Spinal. Jakarta: Perdossi; 2006.h.19-22.
2. ATLS 9th ed
3. Tintinali Emergency Medicine
4. Cedera medulla Spinalis. Diunduh dari:
http://www.artikelkedokteran.net/2011/01/cedera-medulla-spinalis.html. 2013.
5. Evans, Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat;
2003.h. 35-36.
6. Blumenfeld H. Neuroanatomy through Clinical Cases. Inc: Sanauer Assiciates;
2002.h.23-36, 277-283.

Daftar Pustaka

deGroot J. Chusid JG. Corelative Neuroanatomy. Jakarta: EGC; 1997.h.30-42.


Snell RS. Neuroanatomi klinik: pendahuluan dan susunan saraf pusat. Edisi ke-5. Jakarta: EGC; 2007.h.1-16.
ASIA. Spinal cord injury. 13 Januari 2008. Diunduh dari: http://sci.rutgers.edu. 2008.
Sidharta P. Tatalaksana Pemeriksaan Klinis dalam Neurologi. Jakarta: Dian Rakyat; 2005.h.115-116.
Consortium Member Organizations and Steering Committee Representatives. Early Acute Management in
Adults with Spinal Cord Injury: A Clinical Practice Guideline for Health-Care Professionals. The Journal Of
Spinal Cord Medicine. Vol. 31. 2006.
Dewanto G, Suwono WJ, Riyanto B, Turana Y. Panduan praktis diagnosis dan tatalaksana penyakit saraf.
Jakarta: EGC; 2007.h.19-23.
Depkes. Sindrom guillain barre. Diunduh dari:
http://www.depkes.go.id/index.php/component/content/article/43-newsslider/1628-guillain-barresindrom.html. 2012.
Paralisis flaksid hipokalemi. Diunduh dari: http://www.kalbemed.com/Portals/6/198_CME-Paralisis
%20Periodik%20Hipokalemik%20Familial.pdf. 2012.

Daftar Pustaka

TERIMA KASIH
Atas Perhatian Anda

Anda mungkin juga menyukai