MUSKULOSKELETAL
PENDAHULUAN
Trauma Muskuloskeletal
Mengancam :
- Nyawa
- Ekstremitas
Emergency di bidang orthopedi !!!
FRAKTUR
Diskontinuitas korteks tulang, kartilago atau lempeng
pertumbuhan
Disertai kerusakan jaringan lunak sekitar
Fraktur... (lanjutan)
Pemeriksaan
Nyeri, bengkak, deformitas, nyeri tekan, krepitasi dan
gerakan abnormal
Pemeriksaan neurovaskular berulang
Foto radiologis :
2 view
Dilakukan pada keadaan stabil
Mencakup 2 sendi
Pengelolaan
Imobilisasi yang mencakup sendi atas dan dibawah
fraktur
Tindakan Tambahan
Imobilisasi Fraktur
PRINSIP IMOBILISASI :
Bila tidak mengancam jiwa,
ditunda sampai secondary survey
Harus dilakukan sebelum
merujuk
Setelah pasang bidai : pem.
neurovaskular
Fraktur tertentu, dipasang bidai
khusus :
Fraktur pelvis : PASG
Trauma spinal : Long spine
board
Splinting - Pembidaian
Splint atau pembidaian merupakan tindakanmemfiksasi bagian tubuh
yang mengalami cedera dengan menggunakan benda yang bersifat
kaku maupun fleksibel sebagai fiksator / imobilisator.
Bertujuan sebagai immobilisasi sehingga:
Mengurangi rasa sakit
Memastikan penyambungan yang terjadi
dalam posisi yang baik
Memungkinkan gerakan awal ekstremitas
PRINSIP :
Sesuai dengan posisi anatomi
Pembidaian meliputi 2 sendi
Beri bantalan empuk
Ikatlah bidai diatas atau dibawah daerah fraktur
Gunakan 3 bilah kayu pada ekstremitas bawah untuk mencegah
rotasi
Ekstermitas Atas
Bahu :
Sling & swath / balutan velpeau
Lengan atas :
Sling & swath / balutan torako-brakial
Siku :
Posisi fleksi dgn bidai / sling & swath
Tangan :
Posisi pergelangan sedikit dorsifleksi & MCP fleksi 45 dgn kasa
rol & bidai pendek
Ekstremitas Bawah
Fraktur femur :
Traksi kulit / skeletal / traction splint
Trauma lutut :
Imobilisasi pd lutut fleksi 10
Long leg splint, gips / bidai kayu
Fraktur tibia
Meliputi tungkai bawah, lutut & ankle
Long leg splint, gips / bidai kayu
Fraktur ankle
Dapat dgn bidai, bantal / karton dgn bantalan
Dunlaps traction
Russells traction
Perkins traction
Secondary Survey
Riwayat trauma
Mekanisme trauma
Penting untuk mencari cedera lain
Dalam kendaraan :
Dimana posisi penderita sebelum / setelah kecelakaan
Kerusakan bagian luar / dalam kendaraan
Apa menggunakan sabuk pengaman
Jatuh dari ketinggian :
Berapa jaraknya dan bagaimana mendaratnya
Apa terlindas sesuatu (crush) :
Sisi cedera, berat benda dan lama penekanan
Ledakan :
Besar ledakan,dan jarak dengan sumber ledakan
Pejalan kaki yang ditabrak
Lingkungan
Trauma termal
Gas / bahan beracun
Pecahan kaca
Sumber kontaminasi
Secondary Survey
Keadaan sebelum trauma dan faktor
predisposisi
Riwayat AMPLE (Allergy, Medications, Past :
illness, injury & surgery, Last meal &
Environment)
Kemampuan fisik dan tingkat aktifitas
Penggunaan obat dan alkohol
Masalah emosional dan penyakit lain
Pemeriksaan Fisik
Tujuan pemeriksaan, menemukan :
Masalah yang mengancam jiwa
Masalah yang mengancam ekstermitas
Kulit
Fungsi neuromuskular
Status sirkulasi
Integritas ligamentum dan tulang
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Warna kulit dan perfusi,
luka, deformitas, bengkak
dan memar
Seluruh tubuh : laserasi /
abrasi
Log-rolling
Luka + patah tulang,
dianggap fraktur terbuka
sampai terbukti tidak.
Observasi gerakan motorik
Pemeriksaan Sirkulasi
Pulsasi dan pengisian kapiler
Ggn. vaskuler : parestesia kaus kaki / sarung tangan
Trauma arteri :
Luka terbuka atau fraktur
Perbedaan pulsasi, dingin, pucat, parestesi dan
motorik yang abnormal
Doppler : ankle-brachial index < 0,9
Pemeriksaan Radiologis
Dilakukan bila hemodinamik stabil.
Ditentukan berdasarkan temuan klinis :
Trauma sendi : efusi, nyeri tekan / deformitas
Fraktur : nyeri dan deformitas
OPEN FRACTURE
(PATAH TULANG TERBUKA)
Fraktur di mana fragmen fraktur sedang atau
pernah berhubungan dengan dunia luar
Bila didapatkan luka yang menghubungkan tulang
yang fraktur dengan udara luar atau permukaan
kulit.
Merupakan salah satu kegawatdaruratan di
bidang orthopaedi
Resiko terjadi infeksi/Osteomyelitis
Resiko non union
Resiko tetanus
Mechanism of Injury
Low energy
biasanya suatu trauma tidak langsung
menghasilkan luka in out
High energy
Trauma langsung
Kerusakan jaringan sangat parah sesuai
rumus fisika : Ek = mv2
Grade I
Luka kurang dari 1 cm
Grade II
Luka lebih dari 1 cm
Grade III
Luka lebih dari 10 cm
Grade IIIA : kulit masih bisa menutup
Grade IIIB : kulit tidak bisa menutup
Grade IIIC : terdapat gangguan vaskular
Grade III A
Grade I
Grade II
Grade III B
Grade III C
resiko
amputasi dan
STOP BLEEDING :
-Bila ada perdarahan lakukan bebat tekan secara langsung.. (Bukan Torniket
atau Klem)
-Luka tutup dengan kasa yang telah dibasahi dengan larutan saline
SPLINT :
- Lakukan koreksi awal patah tulang dan immobilisasi dalam sistem bidai (splint)
STABILISASI :
- Berikan antibiotik
Open Fracture grade I dan II
Cefazolin 2 gram selanjutnya 1 gram setiap 6 jam
Open Fracture grade III
2 gr cefazolin+3-5 mg/kg aminoglycoside
-Berikan Anti tetanus ATS, TIGh, atau TT
-Rujuk ke senter bedah terdekat
FRAKTUR KLAVIKULA
Fraktur klavikula adalah
terputusnya kontinuitas tulang
klavikula sepertiga tegah, yaitu
bagian tegah dari sebuah
bidang yg terbagi menjadi 3
bagian
Klasifikasi
Sepertiga tengah (80%)
Sepertiga lateral (15%)
Sepertiga medial (5%)
Anatomi
clavicula
Clavicula merupakan tulang pertama yg mengalami osifikasi
pda fetus, terletak di subkutan
Tulang ini jenis tulang pipi pendek, bagian lateral tulang ini
nampak pipih.
Berbentuk hurus S terbalik, dengan dua pertiga bgian medial
memiliki potongan sirkular dan melengkung ke depan
Dan sepertiga lateral datar dan melengkung ke belakang,
permukaan atas lebih halus dibanding dgn permukaan inferior
Ujung medial/ ujung sternal mempunyai facies articularis
sternalis yg brhubgan dgan ducus articularis sendi / articulatio
sternoclavicularis
Gambaran klinis
Pembengkakan serta nyeri pada daerah klavikula
Pemeriksaan radiologis
Pada fraktur 1/3 tengah, klavikula bagian medial terangkat
ke atas oleh tarikan otot sterno-kleidomastoideus dan
fragmen lateral tertarik ke bawah oleh muskulus pektoralis
mayor.
PENGOBATAN
1. Konservatif dengan
mitela
2. Operasi
Dilakukan bila ada indikasi seperti
fraktur terbuka, adanya tekanan pada
pembuluh darah, non-union, fraktur
1/3 lateral serta penderita aktif yang
segera akan kembali pada pekerjaan
semula.
TRAUMA SENDI
Sendi : pertemuan dua tulang untuk mobilisasi
1. Soft Tissue (Jar. lunak) Otot, Tendon ligamen, Kapsul sendi,
dll
2. Hard Tissue (Jaringan keras)
Trauma Pada Sendi
1. T. Jaringan Lunak (Soft tissue)
Sprain Terkilir
Strain Keseleo
Ruptur ligamen (Putus ligamen)
2. T. Jaringan Keras (Hard tissue)
Dislokasi, Subdislokasi
Fraktur dislokasi
1. Strain
2. Sprain
3. Ruptur
Pengobatan
Grade 1 & 2 RICE
R = rest
I = ice
C = compress
E = elevate
Anti Inflamasi (NSAIDs)
Grade 3
Penyambungan kembali (Tendorafi)
RUPTUR TENDON
ACHILLES
Definisi : Robek ,pecah atau terputusnya tendon Achilles atau cedera yang
mempengaruhi bagian belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot
betis dengan tulang tumit.
Anatomi
Tendon Achilles berasal dari gabungan tiga otot
yaitu : Gastrocnemius,Soleus dan otot plantaris,
Tendon Achilles adalah tendon tertebal dan kuat
pada tubuh manusia.Panjangnya sekitar 15 Cm.
Melekat pada bagian tengah-belakang tulang
calcaneus.
Etiologi
Penyakit tertentu,seperti arthritis dan
diabetes.
Obat-obatan : Kortikosteroid.
Cedera dalam olahraga : Melompat
dan berputar,ataupun olahraga
berat.
Trauma benda tajam atau tumpul
pada bagian bawah betis.
Manifestasi Klinis
Rasa sakit mendadak yang berat
dirasakan pada bagian belakang
pergelangan kaki atau betis.
Bengkak,kaku,memar
Terlihat depresi di tendon 3-5cm di
atas tulang tumit.
Tumit tidak bisa digerakan turun
ataupun naik.
Faktor Predisposisi
Meningkatnya aktifitas (jarak,kecepatan)
Berkurangnya waktu relaksasi di antara
sesi latihan.
Perubahan permukaan.
Pergantian alas kaki .
Berkurangnya fleksibilitas kaki.
Fleksibilitas otot yang rendah.
Berkurangnya ruang gerak sendi.
Kondisi alas kaki yang buruk.
Patofisiologi
Ruptur traumatik tendon Achilles,biasanya
terjadi dalam selubung tendon akibat
perubahan posisi kaki secara tiba-tiba
atau
mendadak
dalam
keadaan
dorsoflekxi pasif maksimal sehingga
terjadi kontraksi mendadak otot betis
dengan kaki terfiksasi kuat kebawah dan
diluar,ketidak mampuan tendon Achilles
untuk menerima suatu beban.
Diagnosis
Pemeriksaan fisik
Thompson Test
Diangnosis Banding
Pemeriksaan penunjang
Foto Roentgen.
MRI(Magnetic Resonance Imaging).
Ultra Sonografi.
Penatalaksanaan :
1. Stabilisasi awal.
2. Non-operative.
3. Operative(Terapi fisik,Operasi).
DISLOKASI
1.
2.
3.
4.
2
3
4
Etiologi
1.
2.
Diagnosa
Anamnesa
Riwayat trauma hebat
Nyeri hebat :
Spasme otot sekitar sendi
Ransangan cairan sendi
Terjepit saraf
Pemeriksaan
Deformitas (Perobahan bentuk sendi)
Disfungsi Sendi tak bisa digerakkan
Radiologis : Rontgen Foto, CT Scan
Penatalaksaan R R R R
Tertutup
2.
b.
Komplikasi
Segera
Shock
Sepsis terutama yang terbuka
Nekrosis kepala sendi
Lanjut
Kaku sendi
Gangguan pertumbuhan cacat
Pembahagian
1.
2.
Dis.Posterior (2 %)
3.
Dis. Inferior
Mekanisme Trauma
1.
2.
3.
Dislokasi Anterior
Lengkung (contour) bahu berobah,
Posisi bahu abduksi & rotasi ekterna
Teraba caput humeri di bhg anterior
Back anestesi ggn n axilaris
Radiologis memperjelas D
Rontgen Foto
CT Scan
Penanganan
Reduction, as quickly and gently as possible
Tertutup atau Terbuka
1. Tarikan langsung
1) Teknik Traksi & Teknik kounter traksi
2) Teknik Hippokrates
2. Reposisi sesuai arah trauma
1) Teknik Stimson (Gravitasi),
2) Teknik Milch
3) Teknik Kocher
Teknik Milch
Teknik Kocher
Komplikasi
1.
2.
3.
4.
Habitual Dislocation
5.
Kontrol Nyeri
Analgesia : trauma sendi / fraktur
Bila perlu :
Narkotika IV dosis rendah
Sedativa & muscle relaxants
Tersedia peralatan resusitasi
Inkomplit
1. Anterior cord syndrome
2. Central cord syndrome
3. Brown-Sequard syndrome
4. Posterior cord syndrome
Pemeriksaan neurologis :
1. Motorik
2. Sensorik
3. Refleks
4. Otonom
COMPARTMENT SYNDROME
Peningkatan tekanan intertisial di dalam ruangan yang
terbatas, yaitu di dalam kompartemen osteofasial yang
tertutup. Dimana ruangan tersebut berisi otot, saraf dan
pembuluh darah.
tekanan intrakompartemen
1. Painfull
iskemia otot total
2. Pale/ Pallor
3. Pulseless
4. Parasteshia
5. Paralysis
Sindroma Kompartemen
PENANGANAN :
Luruskan ekstremitas
Tinggikan bagian distal
Awasi dengan ketat kemungkinan tindakan bedah eksplorasi
pembuluh darah arteri
Fasiotomi segera, jika perbedaan antara tekanan distal dan
tekanan kompartemen < 30 mmHg atau terdapat 3 atau lebih
gejala CS
Bila perlu spasmolitik
Orthopaedic
surgeon
Crush Syndrome
Rhabdomiolisis Traumatika
Keadaan klinis yang disebabkan
pelepasan zat akibat kerusakan otot
Crush injury gangguan perfusi otot
iskemia pelepasan mioglobin & zat
toksik lainnya
Dapat menyebabkan kegagalan ginjal
(Acute Tubular Necrosis)
Crush Syndrome
Pemeriksaan
Urine yg gelap & pemeriksaan hemoglobin (+)
Pemeriksaan mioglobin
Dapat menyebabkan hipovolemia, metabolik
asidosis, hiperkalemia, hipokalsemia dan DIC
Pengelolaan
Pemberian cairan IV
Diuresis osmotik
Alkalinisasi urine dgn Na. bikarbonat
CARPAL TUNNEL
SYNDROME
DEFINISI : merupakan focal peripheral
neuropathy yang paling umum, hasil
kompresi dari saraf medianus
pergelangan tangan.
Gejala klinis
Nyeri
Mati rasa kesemutan
Perasaan perih
Gejala biasa memburuk pada malam
hari & dapat membangunkan
penderita dari tidurnya
Untuk meringankan gejala biasanya
penderita menggerakkan
pergelangan tangan seperti
mengocok sebuah termometer (flick
sign).
Pemeriksaan Fisik
Phalens maneuver
Tinels sign
weak thumb abduction
two-point discrimination
Tinels sign
Diagnostic
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Nerve Conduction Study
DD
Tendonitis
Tenosynovitis
Diabetic neuropathy
Kienbock's disease
Compression of the Median nerve at the
elbow
TATA LAKSANA
PERAWATAN KONSERVATIF
Secara umum
Wrist splints
Pengobatan oral
INJEKSI LOKAL (bukan dokter umum)
ULTRASOUND THERAPY (bukan dokter
umum)
SURGERY (Bukan dokter umum)
SECARA UMUM
Singkirkan faktor-faktor resiko
Hindari gerak pergelangan berulang &
pergerakan tangan yang menyebabkan
muncul gejala
Tidak menggunakan alat yang bergetar
WRIST
SPLINTS
Kemungkinan
yang paling efektif
jika dilakukan 3
bulan pertama
mulai dari
munculnya gejala
PENGOBATAN ORAL
Diuretics
Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs)
pyridoxine (vitamin B6)
Kortikosteroid oral (tappering off)
Prednisolone
20 mg per hari selama 2 minggu
Kemudian diikuti 10 mg per hari selama 2
minggu
TARSAL TUNNEL
SYNDROME
Definisi
Nyeri nervus tibialis pada maleolus medial
Gejala
Nyeri pada saat fleksi,
mati rasa (kesemutan),
atau
parasthesia sepanjang
medial atau sudut
plantar kaki
Onset
Akut
Kronik
Faktor resiko
Permukaan pijakan
kaki yang tidak rata
Penggunaan
sepatu
Orang dengan Pes
planus (tidak
memiliki
lengkungan bagian
medial kaki)
Tata Laksana
Kompres dingin
(menggunakan es
batu)
NSAIDs
Orthotics
Surgical release
(beberapa kasus)
Penutup
Trauma muskuloskeletal yang mengancam jiwa
harus dikenal & ditangani cepat
Trauma tulang belakang sering terjadi : bag dari
trauma multipel
Mekanisme cedera & riwayat kejadian
membantu mengenali cedera yang terjadi
Pemasangan bidai segera utk mencegah
komplikasi berat dan cacat lebih lanjut
Terima Kasih