Oleh :
dr. IA Sri Wijayanti, M.Biomed, Sp. S
Putu Ayu Utami Prajawaty (1202006011)
Cindy Anwar (1202006083)
BAGIAN/SMF NEUROLOGI
FK UNUD/RSUP SANGLAH
DENPASAR
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
ii
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Radikulopati servikalis didefinisikan sebagai suatu sindrom nyeri dan atau
defisit sensorimotor yang disebabkan oleh kompresi dari satu atau lebih akar saraf
servikal yang kemudian mengakibatkan disfungsi akar saraf pada servikal. Akar
saraf pada C6 dan C7 merupakan akar saraf yang paling sering terkena 1,5.
Kompresi ini secara tipikal menyebabkan nyeri (menjalar ke arah pundak)
dan rasa tebal ( menjalar dari lengan ke tangan), defisit sensorik, atau disfungsi
motorik pada leher dan ektremitas atas. Beberapa manifestasi klinis lain yang
mungkin muncul adalah kesemutan pada ekstremitas atas dan nyeri seperti
tersengat listrik. Radikulopati servikalis merupakan masalah yang terjadi ketika
saraf pada leher teriritasi ketika keluar dari kanal tulang belakang. Kompresi pada
saraf di leher ini dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab. Namun
biasanya terjadi ketika akar saraf terjepit oleh herniasi diskus dan terdapat
penonjolan tulang baru yang abnormal pada daerah leher (servikal) 2,3,4,5.
Pasien dengan radikulopati servikalis lebih sering datang dengan keluhan
nyeri pada leher, parestesia, dan nyeri radikuler. Gejala sensoris muncul sesuai
dengan dermatom, dan nyeri yang dirasakan lebih sering bersifat myotomal. Bila
terdapat nyeri dermatom, nyeri lebih sering muncul pada C4 (60%), C7 (34,2%),
dan C6 (35%). Nyeri pada skapula ditemukan pada 51,6 % kasus. Dari hasil
peeriksaan fisik yang dilakukan, kelemahan dari ektremitas atas hanya ditemukan
pada 15% kasus. Penurunan sensibilitas ditemukan pada 1/3 kasus. Kejadian
bilateral radikulopati dilaporkan hanya 5-36% dari total kasus 5.
Secara singkat, radikulopati servikalis dapat didefinisikan sebagai sindrom
dengan manifestasi klinis nyeri leher dengan nyeri yang menjalar di ekstremitas
atas, kelemahan atau mati rasa 2,6.
2.2 Epidemiologi
Angka kejadian radikulopati servikalis lebih rendah bila dibandingkan
dengan radikulopati lumbalis. Sebuah survei epidemiologi menunjukkan angka
iii
kejadian radikulopati servikalis per tahunnya adalah 83 kasus per 100.000 orang.
Populasi yang dilaporkan memiliki rentang usia 13 sampai dengan 91 tahun
(Lebih banyak ditemukan pada dekade ke 5 dan ke 6), dan angka kejadian pada
laki-laki dilaporkan sedikit lebih tinggi bila dibandingkan dengan perempuan.
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Jason Davis Uebanks, dari total populasi
penderita radikulopati servikalis yang digunakan dalam penelitiannya, 14,8%
disebabkan karena trauma, dan 21,9% diantaranya disebabkan oleh protrusi diskus
yang hanya terlihat dari gambaran pemeriksaan penunjang, dan 70% sisanya
disebabkan oleh spondilosis dan protrusi diskus 1,4,5.
2.3 Etiologi
Penyebab dari radikulopati bervariasi. Semua penyebab dari radikulopati
servikal ini menyebabkan kompresi dan gangguan dari keluarnya akar saraf
servikal. Radikulopati servikal lebih sering terjadi karena 3,4 :
a. Perubahan degeneratif yang terjadi pada tulang belakang seirin bertambah
usia.
Radikulopati servikal biasanya terjadi seiring dengan
bertambahnya usia seperti artritis. Pada pasien usia tua, radikulopati
servikal lebih sering terjadi karena penyempitan foramen karena
pembentukan osteofit, berkurangnya ketinggian diskus, perubahan
degeneratif 1,3.
b. Cedera yang menyebabkan herniasi atau penonjolan diskus intervertebral.
Pada populasi muda, radikulopati servikal yang terjadi merupakan
akibat dari herniasi diskus intervertebralis (cedera akut). Herniasi diskus
lebih sering terjadi pada dewasa usia pertengahan. Hal ini terjadi ketika
terlalu besarnya gaya atau kekutan yang mendesak diskus intervertebralis
yang sehat. Mekanisme herniasi diskus di servikal pada dasarnya sama
seperti pada bagian lumbal. Namun insidensinya 15 kali lebih jarang
dibandingkan herniasi di daerah lumbal 1,2,7.
iv
2.4 Patofisiologi
Ketika akar saraf keluar dari tulang belakang dan servikal, akar saraf
menjalar ke lengan. Selama perjalanan, setiap saraf mensuplai sensasi terhadap
bagian kulit dari bahu dan lengan. Saraf ini juga mensuplai signal listrik terhadap
beberapa otot untuk menggerakan lengan atau tangan. Ketika sebuah saraf
terganggu atau terjepit baik karena penonjolan tulang abnormal atau tertekan oleh
bagian dari diskus intervertebralis, hal ini menimbulkan masalah (penekanan dan
iritasi) pada saraf sehingga saraf tidak dapat bekerja dengan baik. Hal ini
kemudian menyebabkan kelemahan pada otot yang dipersarafi, rasa tebal pada
kulit dan nyeri pada daerah tersebut. Pada leher, kondisi ini disebut sebagai
radikulopati servikal. Kombinasi faktor seperti mediator inflamasi (substansi P),
perubahan respon vaskular, dan edema intra-neural sebagai respon dari penekanan
saraf berkontribusi terhadap timbulnya nyeri radikuler 2,4,8.
viii
kelemahan otot), dan lokasi dari gejala?
a. Skala analog visual dari 0-10 dapat digunakan untuk
menentukan tingkat nyeri
yang dirasakan oleh
pasien.
b. Gambar anatomi nyeri juga dapat membantu dokter
dalam memberikan suatu
tinjauan singkat pola
nyeri pada pasien.
2. Apakah aktivitas dan posisi kepala dapat memperparah atau meringankan
gejalanya?
Informasi ini dapat membantu baik untuk mendiagnosis
maupun dalam penatalaksanaannya.
3. Apakah pasien pernah mengalami cedera diarea leher? Jika iya, kapan
terjadinya,
seperti apa mekanisme terjadi cederanya, dan apa yang
dilakukan pada saat itu?
4. Apakah pasien pernah mengalami episode gejala serupa sebelumnya atau
nyeri
leher yang terlokalisir?
5. Apakah pasien memiliki gejala sugestif dari myelopathy servikal, seperti
perubahan
gaya berjalan, disfungsi usus atau kandung kemih, atau
perubahan sensoris atau
kelemahan pada ekstremitas bawah?
6. Apa pengobatan sebelumnya yang telah dicoba oleh pasien (baik berupa
resep
dokter atau mengobati sendiri) :
Penggunaan dari es dan/atau penghangat
Obat-obatan (seperti : acetaminophen, aspirin, nonsteroidal anti-
inflammatory
drugs [NSAIDs])
Terapi fisik, traksi, atau manipulasi
Suntikan
Operasi
7. Tanyakan riwayat sosial pasien, meliputi olahraga dan posisi pasien,
pekerjaan, dan penggunaan dari nikotin dan / atau alkohol.
8. Kekhasan pasien dengan radikulopati servikal ialah datang dengan
mengeluh adanya ketidaknyamanan pada leher dan lengan.
ix
Ketidaknyamanan tersebut dapat berupa sakit tumpul sampai nyeri hebat
seperti rasa terbakar. Biasanya, nyerinya ini menjalar menuju batas medial
skapula, dan keluhan utama pasien ialah nyeri bahu. Ketika
radikulopatinya sedang berlangsung, nyeri tersebut menjalar menuju
lengan atas atau bawah dan menuju tangan, sepanjang distribusi sensori
dari radiks saraf yang terlibat.
9. Pasien yang lebih tua kemungkinan memiliki episode sakit leher
sebelumnya atau membeitahukan riwayat memiliki radang sendi tulang
servikal atau leher.
10. Herniasi diskus akut dan penyempitan tiba-tiba foramen saraf juga dapat
terjadi pada cedera yang melibatkan ekstensi servikal, lateral bending, atau
rotasi dan pembebanan aksial. Pasien-pasien mengeluh peningkatan rasa
sakit dengan posisi leher yang menyebabkan penyempitan foraminal
(misalnya, ekstensi, lateral bending, atau rotasi menuju sisi yang
bergejala).
11. Banyak pasien yang menceritakan bahwa mereka dapat mengurangi gejala
radikularnya dengan mengabduksikan bahunya dan menempatkan
tangannya dibelakang kepala. Manuver ini diduga untuk meringankan
gejala dengan mengurangi ketegangan pada radiks saraf.
12. Pasien mungkin mengeluhkan perubahan sensorik di sepanjang dermatom
radiks saraf yang terlibat, dapat berupa kesemutan, mati rasa (baal), atau
hilangnya sensasi.
13. Beberapa pasien mungkin mengeluh kelemahan motorik. Sebagian kecil
pasien akan datang dengan kelemahan otot saja, tanpa rasa sakit yang
signifikan atau keluhan sensorik.
2.6.2 Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Pemeriksaan fisik dimulai dengan pengamatan pasien. Hal yang
termasuk di dalam pemeriksaan ini adalah kepala, postur leher dan gerakan
selama percakapan normal. Biasanya, pasien memiringkan kepala mereka
jauh dari sisi cedera dan menahan leher merka yang kaku. ROM yang aktif
biasanya berkurang, terutama di ekstensi, rotasi dan lateral bending, baik
x
menuju atau jauh dari akar saraf yang terkena. Peningkatan sakit dengan
lateral bending yang jauh dari sisi yang terkena didapatkan dari hasil
peningkatan perpindahan herniasi diskus ke akar saraf, sedangkan nyeri
ipsilateral menunjukkan pelampiasan dari akar saraf di lokasi foramen
saraf.
Palpasi
Pada palpasi, nyeri biasanya dicatat dari otot paraspinal serviks,
dan biasanya lebih terlihat di sepanjang sisi ipsilateral dari akar saraf yang
terkena. Nyeri otot dapat muncul di sepanjang otot dimana gejala tersebut
disebutkan (misalnya tulang belikat medial, lengan proksimal, epikondilus
lateral). Hipertonis atau kejang pada palpasi pada otot-otot yang sakit
mungkin saja terjadi1.
Pada pemeriksaan radikulopati servikal, antara lain akan didapatkan :
Terbatasnya “range of motion” leher.
Nyeri akan bertambah berat dengan pergerakan (terutama hiperekstensi).
Tes Lhermitte (Foramina Compression Test). Tes ini dilakukan dengan
menekan
kepala pada posisi leher tegak lurus atau miring. Peningkatan
dan radiasi nyeri ke lengan setelah melakukan tes ini mengindikasikan
adanya penyempitan foramen intervertebralis servikal, sehingga berkas
serabut sensorik di foramen intervertebra yang diduga terjepit, secara
faktual dapat dibuktikan.
xi
Tes Distraksi. Tes ini dilakukan ketika pasien sedang merasakan nyeri
radikuler. Pembuktian terhadap adanya penjepitan dapat diberikan
dengan tindakan yang mengurangi penjepitan itu, yakni dengan
mengangkat kepala pasien sejenak.
Pemeriksaan Sensori
Pasien dengan diagnosis radiculopathy menunjukkan penurunan
atau hilangnya sensasi dalam distribusi dermatom.Selain itu pasien dengan
radiculopathy biasanya hyperesthesia untuk sentuhan ringan dan
pemeriksaan pin-prick. Pemeriksaan sensorik cukup subjektif karena
membutuhkan respon dari pasien.
xii
dengan radikulopati servikalis juga dapat menjadi diagnosis banding untuk nyeri
pada leher dan bahu. 7,8
xiv
2.9 Penatalaksanaan
xv
Farmakoterapi berguna untuk penatalaksanaan dan mengobati
gejala. Farmakoterapi dapat berguna untuk mengurangi nyeri akut yang
berkaitan dengan radikulopati servikalis.
a. Obat Anti Inflamasi (NSAID).
NSAID dapat membantu mengurangi gejala akut yang
muncul. Pemberian NSAID selama 2 minggu pada dosis terapi
dapat efektif dalam mengurangi gejala dan mengurangi nyeri.
NSAID merupakan piihan yang baik sebagai terapi line pertama,
karena ketersediaanya dan keterjangakuannya. Beberapa hal yang
harus diperahatikan dalam pemberian NSAID adalah usia pasien,
interaksi terhadap pengobatan lain, dan faktor komorbid lain.
NSAID, yaitu aspirin, ibuprofen, dan naproxen, dapat menjadi
pilihan 7,8.
b. Kortikosteroid oral
Kortikosteroid oral biasanya digunakan untuk mengatasi
episode akut dari radikulopati servikalis. Reaksi singkat
kortikosteroid oral dapat membantu mengurangi rasa sakit dengan
mengurangi pembengkakan dan peradangan di sekitar saraf.
Penggunaan steroid oral secara berulang dapat menyebabkan
nekrosis avaskuar, hiperglikemi, penambahan berat badan, dan
mood swings. Tingkatan dimana steroid oral dapat memperbaiki
gejala dapat menjadi indikator untuk pengobatan lebih lanjut
dengan menggunakan injeksi kortikosteroid 7,8.
c. Injeksi Steroid
Injeksi steroid pada servikal dapat juga digunakan dalam
pengobatan radikulopati servikalis. Prosedur ini dilakukan dengan
arahan dari temuan radiografi. Pasien yang dapat mendapat
pengobatan dengan metode ini adalah pasien yang terkonfirmasi
patologi dengan menggunakan MRI atau CT servikal yang
mengalami perbaikan dengan pengobatan steroid oral 8.
Dalam prosedur ini, steroid yang disuntikkan di dekat saraf
yang terkena untuk mengurangi peradangan lokal, Injeksi dapat
xvi
disuntikkan diantara lamina (epidural injection), di foramen (injeki
saraf selektif), atau injeksi ke sendi facet di tulang belakang leher.
Meskipun suntikan steroid tidak mengurangi tekanan pada saraf
yang disebabkan oleh foramen sempit atau menonjol atau herniasi
diskus, injeksi ini dapat mengurangi pembengkakan dan
mengurangi rasa sakit. Studi retrospektif dan prospektif
menunjukkan bahwa 60% pasien yang sembuh dari gejala radikuler
dan nyeri leher dapat kembali melakukan aktivitasnya 7,8.
d. Narkotika
Obat-obat ini diberikan untuk pasien dengan sakit yang
parah yang tidak berkurang dengan obat-obat pilihan lain.
Narkotika biasanya diresepkan untuk waktu yang terbatas saja.
Penggunaan narkotik jangka pendek pada malam hari seringkali
diperlukan. Kortikoseroid epidural dan oral digunakan untuk
pasien dengan gejala yang menetap (tidak membaik) 7,10.
e. Muscle Relaxant
Muscle relaxants seperti, cyclobenzaprine (Flexeril) dan
tizanidine (Zanaflex) dapat mengurangi nyeri leher akibat
peningkatan ketegangan otot. Obat ini paling efektif untuk keadaan
akut. Penggunaan jangka panjang dalam pengobatan radikulopati
servikalis masih belum diketahui secara jelas. Tricyclic
antidepressants dan venlafaxine (Effexor) dapat mengatasi nyeri
radikuler sedang pada pasien yang menolak untuk melakukan
tindakan pembedahan atau tetap merasa nyeri setelah intervensi
pembedahan.
2.9.2 Pengobatan Bedah
Jika setelah masa pengobatan nonbedah tidak meredakan gejala,
maka tindakan pembedahan dapat direkomendasikan. Ada beberapa
prosedur bedah untuk mengobati radikulopati srevikalis. Prosedur yang
direkomendasikan tergantung dari banyak faktor, termasuk gejala yang
dialami dan lokasi akar saraf yang terlibat 7,8.
xvii
Tindakan pembedahan direkomendasikan bila muncul tanda-tanda
seperti 2:
Nyeri yang tidak tertahankan
Peningkatan kelemahan
Peningkatan rasa tebal
Menyebabkan masalah pada kaki
2.10 Prognosis
Untuk prognosis dari pasien dengan radikulopati sendiri baik apabila
pasien diobati dengan tepat. Penatalaksanaan non operatif efektif dilakukan pada
hampir 80-90% pasien. Penatalaksanaan dengan pembedahan dilakukan bila
penatalaksanaan non operatif tidak berhasil. Lebih kurang 5-10% pasien gagal
dalam penatalaksanaan konservatif dan akan mengalami progresifitas penyakit,
nyeri yang menetap, kelemahan motorik yang progresif, dan hilangnya refleks.
Secara umum, radikulopati akan memburuk bila tertawa, menangis, bersin,
ataupun varian valsava manufer lainnya. Hal ini terjadi karena meningkatnya
tekanan intrakranial 1,10,11 .
Pada beberapa pasien dengan radikulopati servikalis yang diakibatkan oleh
kompresi dari akar saraf ini, dapat membaik tanpa pengobatan yang spesifik. Pada
sebuah penelitian yang dilakukan di Minnesota, 90% pasien dengan radikulopati
servikalis sembuh tanpa gejala klinis apapun atau hanya mengalami sedikit
kelumpuhan. Radikulopati servikalis juga dapat mengalami kekambuhan 3,11.
xviii
BAB 3
CONTOH KASUS
Anamnesis
Pemeriksaan Tenaga
Bisep (C5-C6) : 5/5 (R)
Deltoid (C5) 4/5 (R)
Latissimus dorsi : 4/5 (R)
Kekatan menggenggam (Dynamometer) : kekuatan tangan kiri 90/85/75 pound per
inchi, tangan kanan 55/55/55 pound per inchi. Pasien mengaku tidak kidal.
Pemeriksaan Refleks
Reflek normal dan nilainya sama bilateral.
Cervical ROM: Fleksi 55˚, menyebabkan nyeri parascapular kanan. Ekstensi 20˚,
menyebabkan nyeri parascapular kanan. Fleksi lateral kiri 25˚, menyebabkan nyeri
parascapular kanan. Fleksi lateral kanan 15˚, menyebabkan nyeri pada lengan
kanan. Rotasi kiri 45˚. Rotasi kanan 40˚, menyebabkan nyeri pada paraskapular
kanan.
xx
Sensibilitas
.
Vital Signs
.
Blood Pressure (BP) = 98/52; Tinggi badan = 5'5"; Berat badan = 145 lbs; HR =
82; Body Mass Index (BMI) = 24.1.
Imaging
Pemeriksaan Radiografi
.
Dari C3-4 sampai C6-7, diemukan adanya kompleks osteofit dengan temuan yang
paling signifikan berada pada ruas C6-7. Terdapat kompleks osteofit yang lebih
banyak terdapat pada sisi kanan dibandingkan sisi kiri dengan broad-based
herniasi diskus posterolateral kanan yang berkaitan dengan hilangnya lekukan sisi
lateral kanan dari kanal spinalis, dengan kemungkinan penjepitan dari akar saraf
yang berdekatan. Herniasi diskus dan hipertrofi sendi Luschka’s pada tingkat ini
menyebabkan penyempitan ringan sampa sedang dari foraminal neural kiri.
Diagnosis
Herniasi nukleus pulposus dari C6-C7 yang menyebabkan radikulopati servikal
sisi kanan, hipoestesi, kekakuan otot paravertebral dan kelemahan dari ektremitas
atas kanan.
xxi
BAB 4
SIMPULAN
xxii
DAFTAR PUSTAKA
xxiii
11. Robinson J, Kothari M. Treatment of cervical radiculopathy [Internet].
Uptodate.com. [cited 12 August 2016]. Available from:
http://www.uptodate.com/contents/treatment-of-cervical-radiculopathy.
12. Lowe R. File:Cervial-radiculopathy.jpg - Physiopedia, universal access to
physiotherapy knowledge. [Internet]. Physio-pedia.com. 2012 [cited 14
August 2016]. Available from: http://www.physio-pedia.com/File:Cervial-
radiculopathy.jpg.
13. Kramer D. Herniated Disc in Neck or Cervical Disc Herniation [Internet].
Second Opinion Spine. 2013 [cited 13 August 2016]. Available from:
http://secondopinion-spine.com/spinal-conditions/cervical-disc-
herniation/.
Contoh Kasus :
xxiv
xxv
xxvi