Anda di halaman 1dari 22

s

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


DI PUSKESMAS PADANG SELASA
PALEMBANG
1FEBUARI-MARET31 2021

1.

DISUSUN OLEH:
HIJRAH HIDAYAH PUTRI 2019.01.029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FARMASI


SMK KESEHATAN ATHALLA PUTRA PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
s

YAYASAN ALIF ATHALLA PUTRA


SMK KESEHATAN ATHALLA PUTRA
PALEMBANG
JL.Kopral Daud 2193(Gedung B RSU YK MADIRA)

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGGAN
DI PUSKESMAS PADANG SELASA
Disusun oleh:
HIJRAH HIDAYAH PUTRI 2019.01.029

Telah Disetujui dan Disahkan oleh:


Pembimbing Lapanan Pembimbing Akademik

Devy Octarina S,farm Apt ErinShabrina,S.Farm.,Apt

Mengetahui
Ketua Program Studi Farmasi Kepala Sekolah SMK
Kesehatan Athalla

Ayu erliza S,farm Annas Alhadi S,pd

Dinyatakan selesai pada tanggal


s

Kata Pengantar

Bismillahirahmanirrahim,
Alhamdulillah,puji dan syukur atas kehadirat allah swt yang telah
Memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktek Kerja Lapanggan (PKL) di PUSKESMAS PADANG SELASA PALEMBANG
yang berlangsung pada tanggal 01 Febuari-31 Maret 2021.

Dalam pengisian laporan ini,penulis menyadari sepenuhnya bahwa selesainya laporan PKL
ini tidak lepas dari dukungan,semangat,serta bimbingan dari berbagai pihak oleh karena
itu,saya ingin menyampaikan ucapan terimaksih kepada:
1. Ibuk (irma yusnita) telah menyemangati dan membiayakan sekolah
2. Bapak Annas Alhadi S.pd selaku Kepala Smk Kesehatan Athalla Putra Palembang
3. Bapak Rendy Antora Malika,S.pd selaku wakil kepala sekolah di bidang kurikulum
4. Bapak Hendra Batubara S.pd selaku wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
5. Ibu Erin Shabrina,S,farm.Apt selaku pembimbing Akademik di Smk Kesehatan
AthallaPutra Palembang
6. Ibu devy Octarani,S.Farm,Apt selaku pembimbing lapangan PKL di Puskesmas Padang
Selasa
7. ibu laza s.farmm selaku pembimbing di lapangan PKL di puskesmas padang selasa
8. kakak renti sebagai tenaga farmasi telah mengajarkan yang sangat baik
9. Seluruh staff Dan karyawan Smk Kesehatan Athalla Putra Palembang dan Puskesmas
Padang Selasa.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan hasil PKL ini masih jauh dari kata sempurna
Apabila terdapat kekeliruan dan kesalahan dalam penulisan laporan saya sangat berharap
kritik dan sarannya.Akhir kata semoga laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.Amiin.

Palembang, Maret 2021


s

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: Tanpak Depan Puskesmas Padang Selasa
LAMPIRAN 2: Tanpak Depan penyerahan Dan Penerimaan Obat
LAMPIRAN 3: Tanpak Menyiapkan Obat
LAMPIRAN 4: Tempat Mengambil Obat Tablet
LAMPIRAN 5: Tempat Mengambil Obat Salep
LAMPIRAN 6: Tempat Mengambil obat sirup
LAMPIRAN 7: Tempat Mengambil Obat Bedak
LAMPIRAN 8: Tempat Vaksin
LAMPIRAN 9: Tempat Obat Narkotika Dan Psikotropika
LAMPIRAN 10: Tempat Penyimpanaan Obat Di Lemari ES
LAMPIRAN 11: Contoh Resep Puskesmas Padang Selasa BPJS dan BAYAR
LAMPIRAN 12: Contoh Regestasi Unit Farmasi
LAMPIRAN 13: Contoh Etiket Putih Puskesmas Padang Selasa
LAMPIRAN 14: Contoh Etiket Biru Puskesmas Padang Selasa
LAMPIRAN 15: Contoh Kartu Stoke Apotik
LAMPIRAN 16: Contoh Kartu Stoke Gudang
LAMPIRAN 17: Tempat penyimpanaan Obat Di Gudang
s

LAMPIRAN 18: Tempat pengambilan Obat Tetes


LAMPIRAN 19: Contoh Resep Jiwa
LAMPIRAN 20: Contoh Surat Pesanan Obat
LAMPIRAN 21: Contoh Surat Permintaan Obat Ke Dinas Kesehatan
LAMPIRAN 22: Contoh Surat Barang Keluar Gudang Ke Puskesmas
LAMPIRAN 23: Contoh Pengendalian Obat
LAMPIRAN 24: Gambar Memberi Pio Kepada Pasien
s

DAFTAR SINGKATAN DI URUTKAN BERDASARKAN ABJAD

PKL : Praktek Kerja Lapangan

PNF : Perusahaan Negara Farmasi

BMHP : Bahan Medis Habis Pakai

PBF : Pedagang Besar Farmasi

PAK : Penyalur Alat Kesehatan

APA : Apoteker Pengelola Apotek

AA: Asisten Apoteker

APING: Apoteker Pendamping

PTO : Pemantauan Terapi Obat

MESO : Monitoring Efek Samping Obat

PIO : Pelayanan Informasi Obat

ROTD : Reaksi Obat yang Tidak di Kehendaki

SO : Stock Opname

BPBA : Bon Permintaan Barang Apotek

BM : Bisnis Manager

HW : Handverskoop
s

KIS : Kimia Farma Information System

FIFO : First In First Out

FEFO : First Expired Fisrt Out

SP : Surat Pesanan

SIP: Surat Izin Praktek

ED : Expired Date

PMK : Peraturan Menteri Kesehatan


s

vi

PENDAHULUAN

BAB 1

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan


kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang
menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan
pegangan bagi semua fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia termasuk
Puskesmas(Permenkes, 2016).Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan memiliki
peran yaitu Menyediakan data dan informasi obat dan Pengelolaan obat (kegiatan
perencanaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi, pencatatan dan pelaporan, dan
evaluasi). Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal untuk
menjamin tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu
pendistribusian, tepat penggunaan dan tepat mutunya di tiap unit (Kemenkes,
2010).Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam
peningkatan mutu pelayanankesehatan bagi masyarakat. Pelayanan kefarmasian di
Puskesmas harus mendukung tiga tiga fungsi puskesmas, yaitu sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat
pelayanan kesehatan strata pertama ysng meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan
pelayanan kesehatan masyarakat(Permenkes, 2016).

Praktek Kerja Lapangan merupakan wujud aplikasi terpadu antara sikap, kemampuan
dan keterampilan yang diperoleh mahasiswa dibangku Sekolah Menegah Kejurusan
s

(SMK). Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan diberbagai instansi akan sangat berguna
bagi Siswa/Siswi untuk dapat menimba ilmu pengetahuaan, keterampilan dan
pengalaman. Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan Akademi Farmasi Indonesia melalui Praktek Kerja
Lapangan ini siswa/siswi akan mendapat kesempatan untuk mengembangkan cara
berpikir, menambah ide-ide yang

berguna dan dapat menambah pengetahuaan siswa/siswi sehingga dapat menumbuhkan


rasa disiplin dan tanggung jawab siswa/siswi terhadap apa yang ditugaskan kepadya.

B.RUMUSAN MASALA
1.Apa tujuan dilakukan PKL?
2.Apa saja yang bias dilakukan oleh siswa selama PKL?
C.TUJUAN
Bagi Sekolah
1. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan pengalaman
kerja yang nyata dan langsung secara terpadu dalam melaksanakan kegiatan pelayanan,
kesehatan farmasi Rumah Sakit, Puskesmas, , Apotek, dan penyuluhan obat kepada
masyarakat.
2.Menjalin kerja sama dengan berbagai instansi kesehatan,seperti : Apotek,
3.Rumah Sakit, Puskesmas, dan lain lain.

Bagi Puskesmas Padang Selasa

1.Memperkenalkan kegiatan-kegiatan penyelenggaraan program kesehatan yang


dilakukan oleh Tenaga Teknis Kefarmasian di Apotek secara langsung
2.Mengembangkan mutu kerja Apotek Kimia Farma bukan hanya memberikan
pelayanan kesehatan saja.

Bagi Siswa

1.Melihat secara langsung kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh Tenaga Teknis
Kefarmasian di Puskesmas
2.Mempraktikkan secara langsung materi yang telah dipelajari selama proses
pembelajaran di sekolah.
s

D.MANFAAT
Bagi sekolah
1. Memperlkenalkan SMK kesehetan athalla putra Palembang bukan hanya di ruang
lingkup masyarakat saja melainkan ke ruang lingkup instasi kesehatan juga.
2. Meningkatkan lulusan siswa SMK kesehatan athalla Palembang yang kompoten
dan siap kerja
Bagi Puskesmas padang selasa
1. Menjalani kerja sama yang baik antara puskesmas padang selasa dan sekolah
2. Mendapatkan pandangan yang lebih baik di ruang lingkup sekolah.
Bagi Siswa
1. Mendapatkan gambaran secara langsung mengenai dunia kerja yang akan
dilakukan
2. Meningkatnya keterampilan yang dimikian dalam melakukan pelayanan
kesehatan
s

BAB 11

TINJAUAN UMUM

A Sejarah Puskesmas Padang Selasa

1. Latar Belakang

Puskesmas adalah unit pelaksanaan pembangunan kesehatan yang mandiri di garis depan
dan bertanggung jawab terhadapat pelayanaan promotif dan prevetiv.di garis depan dan
bertanggung jawab terhadap pelayanaan kesehatan masyarakat mempunyai wilayah kerja
satu kecamatan yang artinya Puskesmas sebagai satuan organisasi yang di berikan
kewenagan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota untuk melaksankan tugas-tugas
operasional pembangunan kesehatan dengan tujuan:

A. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat umum,khususnya masyarakat yang berada


di wilayah kerjanya.

B. Memperpanjang harapan baru

C. Mengurai angka kematian

Pada awalnya Puskesmas ini adalah puskesmas pembantu rumah sakit siti khodijah yang
didirika pada tahun 1984 dan baru pada bulan September tahun 1988 diresmikan menjadi
Puskesmas Induk yaitu Puskesmas Padang Selasa Palembang dan mempunyai dua
Puskesmas Pembantu di kelurahan Bukit Lama dan Puskesmas Pembantu di Kelurahan
Bukit Baru.

Puskesmas Padang Selasa sejak pertama kali diresmikan menjadi puskesmas induk telah
mengalami beberapa kali pergantian kepemimpinan yaitu,

1 Sejak tahun 1988 s.d 1989 dipimpin oleh dr. Edyy Zakarly
s

2 Sejak tahun 1989 s.d 1992 dipimpin oleh dr. Rahmiati

3 Sejak tahun 1992 s.d 1993 dipimpin oleh dr. Yusminar

4 Sejak tahun 1993 s.d 1994 dipimpin oleh dr. Ettie.S

5 Sejak tahun 1994 s.d 1996 dipimpin oleh dr. Sri Mariawati

6 Sejak tahun 1998 s.d 2000 dipimpin oleh dr. Anton Suwindro, M.Kes

7 Sejak tahun 2000 s.d 2002 dipimpin oleh dr. Novia Diana Roza

8 Sejak tahun 2002 s.d 2004 dipimpin oleh dr.Hj. Salmah Hamid

9 Sejak tahun 2004 s.d 2004 dipimpin oleh dr. Dian Haryati

10 Sejak tahun 2005 s.d 2009 dipimpiin oleh dr. Hj. Nurul Komariah AS MARS

11 Sejak tahun 2009 s.d 2012 dipimpin oleh dr. Hj. Fade Fatimah

12. Sejak tahun 2012 s.d sekarang dipimpin oleh drg. Lizanna Farianty

II. VISI DAN MISI PUSKESMAS PADANG SELASA

VISI “Terwujudnya Puskesmas sebagai pusat pelayanaan kesehatan yang terbaik”

MISI

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan disiplin kerja

2. Meningkatkan fasilitas sarana dan prsarana

3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

4. Meningkatkan prastisipasi masyrakat

5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan

III. MOTTO PUSKESMAS PADANG SELASA

“Tubuh sehat,hati bahagia”

IV. KEBIJAKAN MUTU PUSKESMAS PADANG SELASA

“Puskesmas padang selasa bertekad memberikan kesehatan yang terbaik dan terpecaya
demi meningkatkan pembagunan kesehatan”sss

s
s

A. STRUKTUR PUSKESMAS PADANG SELASA

B. PENGELOLAAN PUSKESMAS PADANG SELASA

Apoteker bertanggung jawab terhadap pengelolaan sedian Farmasi,Alat kesehatan, dan


Bahan Medis Habis Pakai Di Puskesmas Padang Selasa sesuai dengan ketentuan yang
berlaku serta memastikan kualitas manfaat dan keamannya. Peneglolaan sedian Farmasi,
Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai harus dilaksanakan secara multi
disiplin,terkoordinir dan menggunakan proses yang efektif untuk menjamin kendali mutu
kendali biaya

A.PERENCANAAN

Perencanaan sedian farmasi,alat kesehatan dan BMPH merupakan tahan awal untuk
menetapkan tahap awal untuk menetapkan jenis serta jumlah sediab farmasi, alat kesehatan
dan BMPH yang sesuai dengan kebutuhan.

1. Tujuan perencanaan

a. Mendapatkan perkiraan jenis dan jumlah sediaan farmasi alat kesehatan dan BMPH yang
mendekati kebutuhan

b. Meningkatkan penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMPH secara rasional

c. Menjamin ketersediaan sedian farmasi,alat kesehatan dan BMPH

d. Menjamin stok sedian farmasi,alat kesehatan dan BMPH tidak berlebihan


s

e. Efisiensi

f. Memberikan dukungan data bagi estimasi pengadaan,penyimpanan dan biaya distribusi


sedian farmasi,alat kesehatan dan BMPH

2. Proses Perencanaan

2.PROSES PERENCANAAN

A.Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi,alat kesehatan dan BMPH dilakukan melalui


tahapan sebagai berikut:

1. Persiapan beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun rencana kebutuhan
sediaan farmasi,alat kesehatan dan BMPH

2. Perlu dipastikan kembali komoditas yang akan disusun perencanaannya.perlu disusun


daftar spesifis mengnai sediaan farmasi,alat kesehatan dan BMPH yang akan
direncanakan,termasuk di dalamnya kombonisai antar obat generik dan bermerk.

3. Perencanaan perlu memperhatikan waktu yang dibutuhkan,mengstimasikan periode


pengadaan mengestimasi safety stok dan memperhitungkan leadtime

B.Pengumpulan data.

Data yang dibutuhkan antara lain data penggunaan sediaan farmasi,alat kesehataan dan
BMPH pasien periode sebelumnya (data konsumsi) sisa stok dan data morbiditas.

c. Penetapan jenis dan jumlah sediaan farmasi,alat kesehatan dan BMPH yang
direncanakaan menggunakan metode perhitungan kebutuhan

d. Evaluasi perencanaan

e. Revisi rencanaan kebutuhan obat (jika diperlukan)

f. Apotek yang berkerjasama dengan BPJS diwajibkan untuk mengrimkan RKO yang
sudah disetujui oleh pimpinaan Puskesmas padang selasa melalui aplikasi E-Monev

3. Metode Perhitungan Kebutuhan

Menentukan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMPH merupakan salah satu
perkejaan kefarmasiaan yang harus dilakukan oleh tenaga kefarmasiaan di fasilitas
pelayanaan kesehatan.dengan koordinasi dan proses perencanaan yang tepat,maka
diharapkan obat yang direncanakan dapat tepat jenis,jumlah dan waktu serta mutu yang
terjamin.
s

Metode dan strategi perencanaan dapat ditunjukan untuk pengggunaan, untuk menyiapkan
dan menyesuaikan biaya,perencanaan dan pengembagan layanan. Pemilihan metode
perhitungan kebutuhan didasrkan pada penggunaan sumber daya dan data yang ada.
Metode tersebut adalah metode konsumsi,metode morbiditas dan metode proxy
consumption.

A. Metode konsumsi

Metode konsumsi didasrkan pada data konsumsi sediaan farmasi.metode ini sering
dijadikan perkiraan yang paling tepat dalam perencanaan sedian farmasi. Metode ini sering
dijadikan perkiraan yang paling tepat dalam perencanaan sedian farmasi. Klinik yang sudah
mapan biasanya menggunakan metode konsumsi.metode konsumsi menggunakan data dari
konsumsi periode sebelumnya dengan penyesuaian yang dibutuhkan.perhitungan dengan
metode konsumsi sediaan farmasi periode sebelumnya ditambah stok penyanggan (buffer
stok) stok waktu tunggu (lead time) dan memperhatikan sisa stok. BUFFER STOK dapat
mempertimbangkan kemungkinaan perubahan pola penyakit dan kenaikan jumlah
kunjngan antara 10% sampai 20% dari kebutuhan atau tergantung kebijkan klinik.
Sedangkan stok lead time adalah stok obat yang dibutuhkan selama waktu tunggu sejak
obat dipesan sampai obat diterima.

Untuk menghitung jumlah sedian farmasi yang dibutuhkan berdasarkan metode konsumsi
perlu diperhatikan hal sebagai berikut pengumpulan dan pengolah data.

1. Analisa data untuk informasi dan evaluasi.

2. Perhitungan perkiraan kebutuhan sedian farmasi.

3. Penyesuaian jumlah kebutuhan sedian farmasi dengan aloksi dana.

Data yang perlu dipersiapkan untuk perhitungan metode konsumsi adalah:

A) Daftar nama sedian farmasi

B) Stok awal

C) Penerimaan

D) Pengeluaran

E) Sisa stok

F) Daftar sedian farmasi hilang, rusak, kadaluarsa

G) Kekosongan sedian farmasi

H) Pemakaian rata-rata sedian farmasi per tahun.


s

I) Waktu tunggu (lead time)

J) Stok pengaman (buffer stok)

K) Pola kunjungan

B. Metode Morbiditas

Metode morbiditas adalah perhitungan kebutuhan obat berdasrkan pola penyakit. Metode
morbiditasmemperkiraan keperluan obat s/d obat tertentu berdasarkan dari jumlah,kejadian
penyakit dan mempertimbangkan pola standar pengobatan untuk penyakit tertentu pada
praktiknya penggunaan metode morbiditas untuk penyesunaan rencana kebutuhan obat di
puskesmas jarang diterapkan karena keterbatasan data terkait pola penyakit faktor yang
perlu di perhatikan adalah perkembangan pola penyakit dan lead time.langkah langkah
dalam metode morbiditas:

1. Mengumpulkan data yang di perlukan

Data yang perlu di persipkan untuk perhitungan metode morbiditas.

Perikiraan jumlah populasi.komposisi demografi dari populasi yang akan di klasifikasi kan
berdasarkan jenis kelamin untuk umur antara:

A. 0 s.d. 4 tahun

B. 4 s.d. 14 tahun

C. 15 s.d. 44 tahun

D. >45 tahun

E. Atau ditetapkan berdasarkan kelompok nya dewasa (> 12 tahun) dan anak ( 1 s/d 12
tahun)

Pola mobilitas penyakit

I. Jenis penyakit pertahun untuk seluruh populasi pada kelompok umur yang ada.

II. Frekuensi kejadian masing-masing penyakit pertahun untuk seluruah populasi pada
kelompok umur yang ada.

2) Menghitung kebutuhan jumlah sediaan farmasi, dengan cara jumlah kasus dikali jumlah
obat sesuai pedoman pengobatan dasar. Jumlah kebutuhan obat yang akan datang dihitung

Dengan mempertimbangkan faktor antara lain pola penyakit,lead time dan buffer stok.

C. Metode Proxy Consumption


s

Metode proxy consumption adalah metode perhitungan kebutuhan obat menggunakan data
kejadian penyakit, konsumsi obat, permintaan, atau penggunaan , dan/atau pengeluraan
obat dari Apotek yang telah memiliki sistem pengelolaan obat dan mengestrapolasikan
konsumsi atau tingkat kebutuhan berdasarkan cakupan populasi atau tingkat layanan yang
diberikan.metode proxy consumption dapat digunakan untuk perencanaan pengadaan di
Puskesmas baru yang tidak memiliki data konsumsi di tahun sebelumnya.selain itu,metode
ini juga dapat digunakan di Puskesmas yang sudah berdiri lama apabila data konsumsi
diantara bulan januari hingga desember. Metode ini dapat menghasilkan gambaran ketika
digunakan pada suatu Puskesmas dengan Puskesmas lain yang memiliki kemiripan profil
masyarakat dan jenis pelayanaan,metode ini juga bermanfaaat untuk gambaran pengecekan
silang dengan metode yang lain.

4. Analisa Rencana Kebutuhan Sediaan Farmasi

Untuk menjamin ketersediaan obat dan efisiensi anggaran perlu dilakukan analisa saat
perencanaan. Evaluasi perencanaan dilakukan dengan cara berikut:

A. Analisis ABC

ABC bukan singkatan melainkan suatu penamaan yang menunjukan peringatan/rsngking


dimana urutan dimulai dengan yang terbaik/terbanyak. Analisis ABC mengelompokan item
sediaan farmasi berdasarkan kebutuhan dananya,yaitu:

i. Kelompok A: adalah kelompok jenis sediaan farmasi yang jumlah nilai rencana
pengadaannya menunjukan penyerapan dana sekitar 70% dari jumlah dana obat
keseluruhan.

ii. Kelompok B: adalah kelompok jenis sediaaan farmasi yang jumlah nilai rencana
pengadaanya menunjukan penyerapan dana sekitar 20%

iii. Kelompok C: adalah kelompok jenis sediaan farmasi yang jumlah nilai rencana
pengadaannya menunjukan penyerapan dana sekitar 10% dari jumlah dana obat
keseluruhan.

Berdasarkan berbagai observasi dalam manajemen persediaan yang paling banyak


ditemukan adalah tingkat konsumsi pertahun hanya diwakili oleh relatif sejumlah kecil
item. Sebagai contoh,dari pengamat terhadap pengadaan sedian farmasi dijumpai bahwa
sebagian besar dana sediaan farmasi (70%) digunakan untuk pengadaan 10% dari jenis atau
item sediaan farmasi yang paling banyak digunakan,sedangkan sisanya sekitar 90% jenis
atau item sediaan farmasi menggunakan dana sebesar 30%. dengan analisis ABC, jenis
jenis sediaan farmasi ini dapat diidentifikasi,untuk kemudian dilakukan evaluasi lebih
lanjut. Evaluasi ini misalnya dengan mengoreksi kembali apakah penggunaanya memang
banyak atau apakah ada alternatif sediaan lain yang lebih efesiensi biaya (misalnya nama
dengan lain, bentuk sediaan lain dan sebagainya). evaluasi terhadap jenis jenis sediaan
s

farmasi yang menyerap baiaya terbanyak juga lebih efektif dibandingkan evaliasi
terhadapan sediaan farmasi yang ralatif memerlukan anggaran sedikit.

Langkah-langakah menentukan kelompok A,B dana C:

1. Hitung jumlah nilai barang yang dibutuhkan untuk masing-


masing sediaan farmasi dengan cara mengalikan jumlah sediaan
farmasi dengan harga sediaan farmasi.
2. Tentukan peringkat mulai dari yang terbesar dananya sampai
yang terkecil.
3. Hitung persentasenya terhadap total dana yang dibutuhkan.
4. Urutkan kembali jenis-jenis sediaan farmasi di atas mulai dengan
jenis yang memerlukan persentase biaya terbanyak.
5. Hitung akumulasi persennya.
6. Identifikasi jenis sediaan farmasi yang menyerap kurang lebih
70% anggaran total (biasanya didominasi beberapa sediaan
farmasi saja).
7. Sediaan farmasi kelompok A termasuk dalam akumulasi 70%
(menyerap anggaran 70%).
8. Sediaan farmasi kelompok B termasuk dalam akumulasi 71-90%
(menyerap anggaran 20%).
9. Sediaan farmasi kelompok C termasuk dalam akumulasi 90-
100% (menyerap anggaran 10%).
B. Analisis VEN
Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi penggunaan dana sediaan farmasi yang
terbatas dengan mengelompokkan sediaan farmasi berdasarkan manfaat tiap jenis sediaan
farmasi terhadap kesehatan. Semua jenis sediaan farmasi yang tercantum dalam daftar
sediaan farmasi dikelompokkan kedalam tiga kelompok berikut:
1. Kelompok V (Vital) Adalah kelompok sediaan farmasi yang
mampu menyelamatkan jiwa ( life saving ). Contoh: obat shock
anafilaksi.
2. Kelompok E (Esensial) Adalah kelompok sediaan farmasi yang
bekerja pada sumber penyebab penyakit dan paling dibutuhkan
untuk pelayanan kesehatan. Contoh:
Sediaan farmasi untuk pelayanan kesehatan pokok (contoh: anti
diabetes, analgesik, antikonvulsi)
Sediaan farmasi untuk mengatasi penyakit penyebab kematian
terbesar.
Kelompok N (Non Esensial) Merupakan sediaan farmasi penunjang
yaitu sediaan farmasi yang kerjanya ringan dan biasa dipergunakan
untuk menimbulkan kenyamanan atau untuk Penggolongan obat sistem
VEN dapat digunakan untuk:
s

1. Penyesuaian rencana kebutuhan sediaan farmasi dengan alokasi


dana yang tersedia. Sediaan farmasi yang perlu ditambah atau
dikurangi dapat didasarkan atas pengelompokan sediaan farmasi
menurut VEN.
2. Penyusunan rencana kebutuhan sediaan farmasi yang masuk
kelompok V agar selalu tersedia.
3. Untuk menyusun daftar VEN perlu ditentukan lebih dahulu
kriteria penentuan VEN yang sebaiknya disusun oleh suatu tim.
Dalam menentukan kriteria perlu dipertimbangkan kondisi dan
kebutuhan masing-masing wilayah. Kriteria yang disusun dapat
mencakup berbagai aspek antara lain aspek klinis, konsumsi,
target kondisi dan biaya.
C.Analisis Kombinasi
Jenis sediaan farmasi yang termasuk kategori A dari analisis ABC
adalah benar-benar jenis sediaan farmasi yang diperlukan untuk
penanggulangan penyakit terbanyak. Dengan kata lain, statusnya harus E
dan sebagian V dari VEN. Sebaliknya, jenis sediaan farmasi dengan
status N harusnya masuk kategori C. Digunakan untuk menetapkan
prioritas untuk pengadaan sediaan farmasi dimana anggaran yang ada
tidak sesuai dengan kebutuhan.
Tabel 1. Metode Kombinasi
A B C
V VA VB VC
E EA EB EC
N NA NB NC

Metoda gabungan ini digunakan untuk melakukan pengurangan


sediaan farmasi. Mekanismenya adalah:
a. Sediaan farmasi yang masuk kategori NA menjadi prioritas pertama
untuk dikurangi atau dihilangkan dari rencana kebutuhan, bila dana
masih kurang, maka sediaan farmasi kategori NB menjadi prioritas
selanjutnya dan sediaan farmasi yang masuk kategori NC menjadi
prioritas berikutnya. Jika setelah dilakukan dengan pendekatan ini
dana yang tersedia masih juga kurang lakukan langkah selanjutnya.
b. Pendekatannya sama dengan pada saat pengurangan sediaan farmasi
pada kriteria NA, NB, NC dimulai dengan pengurangan sediaan
farmasi kategori EA, EB dan EC
D.Revisi daftar sediaan farmasi
Bila langkah-langkah dalam analisis ABC maupun VEN terlalu sulit dilakukan atau
diperlukan tindakan cepat untuk mengevaluasi daftar perencanaan, sebagai langkah awal
dapat dilakukan suatu evaluasi cepat ( rapid evaluation ), misalnya dengan melakukan
s

revisi daftar perencanaan sediaan farmasi. Namun sebelumnya, perlu dikembangkan dahulu
kriterianya, obat atau nama dagang apa yang dapat dikeluarkan dari daftar. Manfaatnya
tidak hanya dari aspek ekonomi dan medik, tetapi juga dapat berdampak positif pada beban
penanganan stok.

B. PENGADAAN

Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang


telah direncanakan dan disetujui, melalui pembelian. Untuk menjamin kualitas
pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP
harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP di Puskesmas dilaksanakan
dengan pembelian. Pembelian merupakan suatu metode penting untuk mencapai
keseimbangan yang tepat antara mutu dan harga. Apabila ada dua atau lebih
pemasok, apoteker harus mendasarkan pada kriteria berikut: mutu produk (kualitas
produk terjamin ada NIE/Nomor Izin Edar), reputasi produsen (distributor berijin
dengan penanggungjawab Apoteker dan mampu memenuhi jumlah pesanan), harga,
berbagai syarat, ketepatan waktu pengiriman ( lead time cepat), mutu pelayanan
pemasok, dapat Pengadaan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Sediaan farmasi diperoleh dari Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang


memiliki izin.
2. Alat Kesehatan dan BMHP diperoleh dari Penyalur Alat Kesehatan (PAK)
yang memiliki izin.
3. Terjaminnya keaslian, legalitas dan kualitas setiap sediaan farmasi, alat
kesehatan dan BMHP yang dibeli.
4. sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang dipesan datang tepat waktu.
5. Dokumen terkait sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP mudah
ditelusuri
6. Sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP lengkap sesuai dengan
perencanaan dipercaya, kebijakan tentang barang yang dikembalikan, dan
pengemasan.

Waktu pengadaan obat dilakukan berdasarkan kebutuhan dengan


mempertimbangkan hasi analisa dari data:

1. Sisa stok dengan memperhatikan waktu (tingkat kecukupan obat dan


perbekalan kesehatan).
2. Kapasitas sarana penyimpanan.
3. Waktu tunggu.
s

Pengadaan sediaan farmasi dilaksanakan berdasarkan surat pesanan yang


ditandatangani Apoteker pemegang SIA dengan mencantumkan nomor SIPA
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 Surat pesanan dibuat sekurangkurangnya
rangkap 2 (dua) serta tidak dibenarkan dalam bentuk faksimili dan fotokopi. Satu
rangkap surat pesanan diserahkan kepada distributor dan 1 (satu) rangkap sebagai
arsip. Apabila Surat Pesanan tidak bisa dilayani baik sebagian atau seluruhnya,
maka Puskesmas harus meminta surat penolakan pesanan dari pemasok. Surat
Pesanan Narkotika hanya dapat diperoleh dari dinas sosial , seperti tercantum
dalam Lampiran 2 Surat Pesanan Narkotika dan Lampiran 3 Surat Pesanan
Psikotropika dibuat dengan jumlah 3 (tiga) rangkap. Pengadaan sediaan farmasi
yang merupakan prekursor menggunakan surat pesanan seperti tercantum pada
Lampiran 4 untuk obat jadi.Surat Pesanan dapat menggunakan sistem elektronik.
Sistem elektronik yang digunakan harus bisa menjamin ketertelusuran produk,
sekurang kurangnya dalam batas waktu 5 (lima) tahun terakhir dan harus tersedia
sistem backup data secara elektronik. Surat pesanan secara elektronik yang
dikirimkan ke distributor harus dipastikan diterima oleh distributor, yang dapat
dibuktikan melalui adanya pemberitahuan secara elektronik dari pihak distributor
bahwa pesanan tersebut telah diterima. Dalam hal terjadi kekurangan jumlah akibat
kelangkaan stok di fasilitas distribusi dan terjadi kekosongan stok di Puskesmas
maka Puskesmas dapat melakukan pembelian kepada Puskesmas lain. Apoteker
perlu melakukan pemantauan terhadap status pesanan sediaan farmasi yang telah
dibuat.Pemantauan status pesanan bertujuan untuk:

1. Mempercepat pengiriman sehingga efisiensi dapat ditingkatkan.


2. Pemantauan dapat dilakukan berdasarkan kepada sistem VEN.
3. Petugas apotek memantau status pesanan secara berkala.
4. Pemantauan dan evaluasi pesanan harus dilakukan dengan
memperhatikan:
a. nama obat;
b. satuan kemasan;
c. jumlah obat diadakan;
d. obat yang sudah diterima; dan
e. obat yang belum diterima.

Dalam hal Puskesmas merupakan Puskesmas PRB yang bekerja sama dengan
BPJS, maka pengadaan obat terkait pelayanan JKN dilaksanakan melalui e-
katalog, dengan tahapan pengadaan obat sebagai berikut:
s

Anda mungkin juga menyukai