Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN LATIHAN KERJA PEMINATAN (LKP) KELOMPOK

VIII DI PUSKESMAS MEDAN LABUHAN


TAHUN 2022
D
I
S
U
S
U
N

OLEH :
Kelompok VIII (Delapan)

1. Hermin Laia (1802021012)


2. Royani Lumban Gaol (1802021022)
3. Ananda Putri Marbun (1802021026)
4. Indah Halimah (1802021037)
5. Arrum Fendriani Harahap (1802021041)
6. Siti Ayu Lestari Sinaga (1802021052)
7. Tirta Kencana Halawa (1802021062)

DOSEN PEMBIMBING
Rosdiana, S.K.M., M.K.M

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Laporan : Laporan Kegiatan Latihan Kerja Peminatan (LKP)


Kelompok VIII di Puskesmas Medan Labuhan Tahun 2022
Kelompok : VIII (Delapan)
Nama Ketua : Indah Halimah (1802021037)
Nama Anggota : Arrum Fendriani Harahap (1802021041)
Hermin Laia (1802021012)
Tirta Kencana Halawa (1802021062)
Siti Ayu Lestari Sinaga (1802021052)
Ananda Putri Marbun (1802021026)
Royani Lumban Gaol (1802021022)
Lokasi LKP : Puskesmas Medan Labuhan
Medan, 03 Juni 2022

Menyetujui,
Pembimbing Penguji

(Rosdiana, S.K.M., M.K.M) (Khairatunnisa, S.K.M., M.Kes)

Mengetahui,
Ka.Prodi S1 Kesehatan Masyarakat

(Dian Maya Sari Siregar, S.K.M., M.Kes)


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Kegiatan Latihan Kerja Peminatan (LKP) peminatan promosi kesehatan yang
dilaksanakan di Puskesmas Medan Labuhan selama 14 hari yang berjudul
“Laporan Latihan Kerja Peminatan (LKP) Kelompok VIII di Puskesmas
Medan Labuhan Tahun 2022”
Adapun laporan ini adalah hasil dari kegiatan yang kami kerjakan selama
LKP dan berbagai hal yang mendukungnya. Tujuan pembuatan laporan kegiatan
ini adalah untuk memenuhi kurikulum dari semester VIII Institut Kesehatan
Helvetia Medan dan melengkapi tugas untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan di Institut Kesehatan Helvetia.
Penyelesaian Laporan LKP ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan
arahan dari berbagai pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami dari kelompok VIII mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes, selaku Pembina Yayasan
Helvetia Medan.
2. Iman Muhammad, S.E, S.Kom, M.M., M.Kes, selaku Ketua Yayasan
Helvetia Medan
3. Dr. H. Ismail Efendy, M.Si, selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia Medan
4. Dr. dr. Hj. Arifah Devi Fitriani, M. Kes, selaku Wakil Rektor I Institut
Kesehatan Helvetia Medan.
5. Teguh Soeharto, SE, M.Kes, selaku Wakil Rektor II Institut Kesehatan
Helvetia Medan.
6. Dr. Asriwati, S.Kep, Ns, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan.
7. Nuraini, S.Pd., M.Kes, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas
Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan.

i
8. Khairatunnisa, S.K.M, M.Kes, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan sekaligus
sebagai dosen penguji pada seminar Latihan Kerja Peminatan ini.
9. Dian Maya Sari Siregar, S.K.M., M.Kes selaku Ketua Program Studi S1
Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan.
10. Rosdiana, S.K.M., M.K.M, selaku Dosen Pembimbing LKP di Puskesmas
Medan Labuhan yang telah memberikan bimbingan dan mencurahkan waktu,
perhatian dan motivasi selama penyusunan laporan ini.
11. dr. Heva Julietta Sinaga, M.Kes, selaku Kepala UPT Puskesmas Medan
Labuhan.
12. Ramdasari F. Siregar, S.K.M, selaku KTU UPT Puskesmas Medan Labuhan.
13. Para pegawai di UPT Puskesmas Medan Labuhan.
14. Kepada rekan-rekan Mahasiswa/i teman sejawat serta sahabat seluruh
Mahasiswa Institut Kesehatan Helvetia Medan Khususnya Prodi S1
Kesehatan Masyarakat yang telah membantu kami untuk menyelesaikan
Laporan LKP ini.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah banyak
membantu dan memberikan bimbingan serta masukan yang sangat berharga
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Latihan Kerja Peminatan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan
kesempurnaan laporan ini. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2022

Kelompok VIII

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL......................................................................................
DAFTAR GAMBAR..................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................
1.2. Tujuan................................................................................
1.3. Manfaat .............................................................................

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................


2.1. Deskripsi Lokasi................................................................
2.1.1. Data Geografis..........................................................
2.1.2. Data Demografis.......................................................
2.1.3. Data 10 Masalah Penyakit Terbesar.........................
2.1.4. Data Kegiatan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
2.1.5. Visi dan Misi Puskesmas..........................................
2.1.6. Struktur Organisasi..................................................
2.2. Program Kerja Puskesmas Medan Labuhan......................
2.2.1. Sarana dan Prasarana..............................................
2.2.2. Tenaga Kesehatan Puskesmas Medan Labuhan......
2.2.3. Alur Pelayanan Puskesmas Medan Labuhan..........
2.2.4. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan...................
2.2.5. Perilaku Hidup Masyarakat.....................................
2.2.6. Keadaan Lingkungan..............................................
2.3. Masalah .............................................................................
2.3.1 Identifikasi Masalah.................................................
2.3.2 Alternatif Pemecahan Masalah................................
2.4. Pembahasan........................................................................
2.4.1. Pengertian Metode...................................................
2.4.2. Metode dan Tujuan Penggunaannya........................
2.4.3. Jenis-jenis Metode dalam Promosi Kesehatan.........
2.5. Intervensi Masalah.............................................................
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...............................................
3.1. Kesimpulan .......................................................................
3.2. Saran...................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Geografi Kecamatan Medan Labuhan............................................

Tabel 2.2. Jumlah KK Berdasarkan Demografi................................................

Tabel 2.3. Karakteristik Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin.......................

Tabel 2.4. Karakteristik Penduduk Berdasarkan Umur 0-59 bulan..................

Tabel 2.5. Karakteristik Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan..............

Tabel 2.6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Wanita Usia Subur........................

Tabel 2.7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Ibu Hamil......................................

Tabel 2.8. Data 10 Masalah Penyakit Terbesar................................................

Tabel 2.9. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut..............................

Tabel 2.10. Tenaga Kesehatan Puskesmas Medan Labuhan............................

Tabel 3.1. Penentuan Prioritas Masalah dengan Metode Bryant......................

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Struktur Organisasi .......................................................................

Gambar 2.2. Alur Pelayanan Puskesmas Medan Labuhan ................................

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Izin Pelaksanaan LKP dari Dinkes Kota Medan

Lampiran 2: Lembar Kunjungan/ Supervisi Dosen Pembimbing

Lampiran 3: Laporan Harian / Absensi Mahasiswa

Lampiran 4: Lembar Bimbingan LKP

Lampiran 5: Surat Selesai LKP dari Puskesmas Medan Labuhan

Lampiran 6: Satuan Acara Penyuluhan

Lampiran 7: Poster Penyuluhan

Lampiran 8: Dokumentasi

vi
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Kesehatan merupakan anugerah yang tak ternilai harganya. Sebanyak

apapun harta yang dimiliki oleh seseorang, namun tidak ada artinya bila orang

tersebut tidak mempunyai tubuh yang sehat. Kesehatan juga merupakan hak asasi

manusia dan investasi untuk keberhasilan membangun bangsa. Dalam pasal 1 UU

Kesehatan No. 36 tahun 2009 menyatakan bahwa Kesehatan adalah keadaan

sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan

setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk itu

dilaksanakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan,

dengan tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat

bagi setiap orang agar tewujud derajat kesehatan setinggi-tingginya yang

berpedoman pada Sistem Kesehatan Nasional (SKN). (1)

Upaya kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang

dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat berati bahwa peningkatan kesehatan

mencakup dua aspek yakni kuratif (pengobatan penyakit) dan rehabilitatif

(pemulihan penyakit). Sedangkan peningkatan kesehatan mencakup dua aspek

yakni preventif (pencegahan penyakit) dan promotif (peningkatan kesehatan

melalui promosi kesehatan). Upaya pemeliharaan kesehatan dan peningkatan

kesehatan diwujudkan dalam suatu wadah pelayanan kesehatan yang disebut

wadah kesehatan. Sarana kesehatan adalah tempat yag digunakan untuk

1
2

menyelenggarakan upaya kesehatan. Dimana Puskesmas merupakan tempat untuk

memperoleh pelayanan kesehatan bagi masyarakat diwilayah kerjanya.(2)

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana

pelayanan kesehatan yang menjadi andalan atau tolak ukur dari pembangunan

kesehatan, sarana peran serta masyarakat, dan pusat pelayanan pertama yang

menyeluruh dari suatu wilayah. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas

kabupaten/kota yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan yang mempunyai fungsi

sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat, pusat pemberdayaan

masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama dalam rangka

pencapaian keberhasilan fungsi puskesmas sebagai ujung tombak pembangunan

bidang kesehatan.(3)

Promosi kesehatan merupakan revitalisasi dari pendidikan kesehatan pada

masa yang lalu, dimana dalam konsep promosi kesehatan tidak hanya merupakan

proses penyadaran masyarakat dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan

dalam bidang kesehatan saja, tetapi juga sebagai upaya yang mampu menjebatani

perubahan perilaku, baik didalam masyarakat maupun dalam organisasi dan

lingkungannya. Perubahan lingkungan yang diharapkan dalam kegiatan promosi

kesehatan meliputi lingkungan fisik-nonfisik, sosial-budaya, ekonomi, dan politik.

Promosi kesehatan adalah perpaduan dari berbagai macam dukungan baik

pendidikan, organisasi, kebijakan, dan peraturan perundang-undangan untuk

perubahan lingkungan.(4)
3

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari

kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah geografi dan keadaan

istruktur serta lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah

kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat Pemda Tingkat II sehingga

wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Bupati/Walikota kepada Daerah Tingkat

II dengan saran Teknis dari Kepala Departemen Kesehatan Propinsi. Pelayanan

kesehatan yang diberikan di puskesmas adalah meliputi preventif (pencegahan

kesehatan),promotif (peningkatan kesehatan), kuratif pengobatan dan rehabilitatif

(pemulihan kesehatan).(2)

Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang

wajib dilaksanakan karena mempunyai daya ukur yang sangat besar terhadap

peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Ada program Pokok pelayanan

kesehatan di Puskesmas yaitu: Upaya Pengobatan,Posyandu, Pos Kesehatan

Kelurahan (Poskeskel), Upaya Perbaikan Gizi: Posyandu,Pusat Pemulihan Gizi,

Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi). Upaya Kesehatan Sekolah: Dokter Kecil,

Penyertaan guru dan orang tua/wali murid, Saka Bakti Husada (SBH), Pos

Kesehatan Pesantren (Poskestren).Upaya Kesehatan Lingkungan: Kelompok

Pemakaian Air (Pokmair), Lingkungan Percontohan Kesehatan Lingkungan

(DPKL).Upaya Kesehatan Usia Lanjut: Posyandu Usila.Upaya Kesehatan Kerja :

Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos.UKK). Upaya Kesehatan Jiwa: Posyandu, Tim

Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM).Upaya Pembinaan Pengobatan

Tradisional: Taman Obat Keluarga (Toga), Batra, Upaya Pembiayaan dan

Jaminan Kesehatan (inovatif): Dana Sehat, Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin).(2)


4

Promosi kesehatan mempunyai pengertian dan arti yang sangat relevan.

Pengertian promosi kesehatan menurut Permenkes No. 44 tahun 2018 tentang

penyelenggaraan PKRS adalah proses untuk memberdayakan masyarakat melalui

suatu kegiatan menginformasikan, mempengaruhi dan membantu masyarakat agar

berperan aktif untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan serta

menjaga dan meningkatkan kesehatan menuju derajat kesehatan yang optimal.

Menurut profil kesehatan Puskesmas Medan Labuhan tahun 2021,

Puskesmas Medan Labuhan adalah puskesmas yang terletak di Hamparan Perak

Lingkungan VII Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan. Puskesmas

Medan Labuhan mempunyai Wilayah Kerja Seluas 2.087 Ha, meliputi 2

kelurahan dan 28 Lingkungan dengan jumlah penduduk 33.762 jiwa.

Latihan Kerja Peminatan (LKP) adalah bagian dari satu proses belajar agar

mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan

dapat meningkatkan kemampuan profesional dan keterampilan teknis dengan cara

melibatkan diri dalam pekerja pada suatu intitusi/organisasi sesuai pemintanya.

Dari kegiatan ini mahasiswa diharapkan terampil dalam mengindentifikasi

masalah-masalah promosi kesehatan berdasarkan data promosi kesehatan di

Puskesmas, melakukan analisis data berdasarkan rekapitulasi data puskesmas.

b. Tujuan
Adapun tujuan dalam kegiatan latihan kerja peminatan ini di antaranya

adalah sebagai berikut :

a. Untuk menganalisis situasi, sumber daya, dan program kerja yang berkaitan

dengan kesehatan lingkungan di Puskesmas Medan Labuhan.


5

b. Untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan

kesehatan lingkungan di Puskesmas Medan Labuhan.

c. Untuk menganalisis pemecahan masalah yang berkaitan dengan kesehatan

lingkungan di Puskesmas Medan Labuhan.

c. Manfaat

1. Manfaat Bagi Mahasiswa

1) Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan tidak hanya secara teoritis

tetapi juga praktek dalam kegiatan lapangan.

2) Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan pemecahan

masalah yang terdapat dilapangan.

3) Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman belajar dan keterampilan

untuk dapat menjadi sarjana kesehatan masyarakat yang profesional.

4) Untuk memperoleh pengetahuan mengenai pencegahan dan

penanggulangan penyakit.

5) Untuk memperoleh pengetahuan mengenai promosi kesehatan..

2. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

1) Laporan LKP mahasiswa dapat dijadikan audit internal kualitas

pengajaran.

2) Memperkenalkan program studi kepada tempat praktek.

3) Memperoleh masukan yang positif untuk diterapkan dalam program

praktek belajar selanjutnya.

4) Terbinanya kerjasama antara program studi ilmu-ilmu kesehatan

dibawah naungan Yayasan Helvetia.


6

3. Manfaat Bagi Institusi dan Lahan LKP

1) Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat

antara institusi tempat praktek dengan institusi pendidikan.

2) Institusi dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu

menyelesaikan tugas-tugas di institusi selama proses praktek

berlangsung.
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Deskripsi Lokasi

2.1.1. Data Geografis

Puskesmas Medan Labuhan terletak di Jalan Hamparan Perak Lingkungan

VII Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan. Pendirian gedung

Puskesmas dilaksanakan pada Tahun 1975. Puskesmas Medan Labuhan

mempunyai wilayah kerja seluas 2.087 Ha, meliputi 2 Kelurahan dan 28

lingkungan dengan jumlah penduduk 33.762 jiwa. Adapun batas wilayah

Puskesmas Medan Labuhan adalah :

1. Sebelah Utara : Kelurahan Pekan Labuhan

2. Sebelah Selatan : Kelurahan Besar

3. Sebelah Timur : Kecamatan Medan Marelan

4. Sebelah Barat : Kelurahan Nelayan

Wilayah Puskesmas Medan Labuhan meliputi 6 (enam) Kelurahan yaitu :

1) Kelurahan Pekan Labuhan

2) Kelurahan Sei Mati

3) Kelurahan Besar

4) Kelurahan Martubung

5) Kelurahan Nelayan Indah

6) Kelurahan Tangkahan.

7
8

Berikut tabel Geografi Kecamatan Medan Labuhan

Tabel 2.1. Geografi Kecamatan Medan Labuhan

No Kelurahan Jumlah Lingkungan Luas Wilayah

1 Sei Mati 19 1.287 Ha

2 Martubung 9 800 Ha

Jumlah 28 2.087 Ha

2.1.2. Data Demografis

Demografi Puskesmas Medan Labuhan

Tabel 2.2. Jumlah KK Berdasarkan Demografi Kecamatan Medan Labuhan

NO Kelurahan Jumlah KK

1 Sei Mati 3.805 jiwa

2 Martubung 4.524 jiwa

Jumlah 8.329 jiwa

Tabel 2.3. Karakteristik Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

NO Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-laki 17.167 jiwa

2 Perempuan 16.595 jiwa

Jumlah 33.762 jiwa

Tabel 2.4. Karakteristik Penduduk Berdasarkan Umur 0-59 bulan


9

NO Jenis Umur Jumlah

1 Bayi 551 jiwa

2 Baduta 1.101 jiwa

3 Balita 2.316 jiwa

Jumlah 3.968 jiwa

Tabel 2.5. Karakteristik Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

NO Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Murid SD 5.735 jiwa

2 Murid SLTP 3.389 jiwa

3 Murid SLTA 7.308 jiwa

Jumlah 16.432 jiwa

Tabel 2.6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Wanita Usia Subur

NO Wanita Usia Subur Jumlah

1 15-45 tahun 3.179 jiwa

Jumlah 3.179 jiwa

Tabel 2.7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Ibu Hamil

NO Data Jumlah

1 Ibu Hamil 611 jiwa

Jumlah 611 jiwa


10

2.1.3. Data 10 Masalah Penyakit Terbesar

Berdasarkan akumulasi data 10 masalah penyakit terbesar pada tahun 2021

yang didapatkan dari UPT Puskesmas Medan Labuhan, ditemukan 10 masalah

penyakit terbesar di wilayah kerja UPT Puskesmas Medan Labuhan sebagai

berikut.

Tabel 2.8. Data 10 Masalah Penyakit Terbesar di Wilayah Kerja Puskesmas


Medan Labuhan Tahun 2021
Jumlah Pasien
No Nama Penyakit (Januari-Desember 2021)

1 ISPA 2.692

2 Tekanan Darah Tinggi 1.031

3 Penyakit Usus Lainnya 757

4 Penyakit Kulit Alergi 430

5 Penyakit Otot dan Jaringan 355


Pengikat
6 Penyakit Lain pada Saluran 313
Pernafasan Bagian Atas
7 Diare 310

8 Karies Gigi 96

9 Penyakit Pulpa dan Jaringan 76


Periapikal
10 Infeksi Telinga Tengah 75

2.1.4. Data Kegiatan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Januari-Maret

2022 di Puskesmas Medan Labuhan


11

Berikut Hasil Kegiatan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Januari-Maret 2022

di Puskesmas Medan Labuhan.

Tabel 2.9. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Januari-Maret


2022 di Puskesmas Medan Labuhan

No Kegiatan/Keadaan Kesehatan Gigi Laki-laki Perempuan Jumlah


I Kunjungan Puskesmas (Khusus
Gigi dan Mulut)
1. Kunjungan Rawat Jalan Gigi Anak 25 33 58
(1-6 tahun)
2. Kunjungan Rawat Jalan Gigi Gol. 66 45 111
Penderita Lain
II Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

1. Jumlah Murid yang ada TK 232 267 499

2. Jumlah Murid yang ada SD 3.360 3.417 6.777

3. Jumlah Murid yang ada SMP 1.049 1.404 2.453

4. Jumlah Murid yang ada SMA 1.221 1.385 2.606

III Pelayanan Medik Dasar Gigi

1. Tumpatan Tetap Gigi Tetap (Gigi) 3 4 7

2. Pencabutan Gigi Tetap 12 19 31

3. Pencabutan Gigi Sulung 8 7 15

4. Pengobatan Pulpa termasuk 16 18 34


Tumpatan Sementara
5. Scaling (Regio) 1 1 2

6. Pengobatan Periodental 16 15 31

7. Perawatan Lain-lain termasuk 25 15 40


Pengobatan Abces
IV UKGMD

1. Jumlah Desa yang dibina UKGMD 2

2. Jumlah Posyandu di Wilayah 27


Kerja Puskesmas
12

3. Jumlah Posyandu dengan Keg. 24


Kesehatan Gigi dan Mulut
4. Jumlah Kader di Wilayah Kerja 136
Puskesmas
V Kelainan Gigi dan Mulut

1. Karies Gigi 26 18 44

2. Penyakit Pulpa dan Jaringan 16 14 30


Periapikal
3. Penyakit Gusi dan Jaringan 26 19 45
Periodental
4. Abses 10 15 25

5. Persistensi 17 8 25

2.1.5. Visi dan Misi Puskesmas

a. Visi

Visi Puskesmas Medan Labuhan adalah :”Terwujudnya Pelayanan

Terbaik Menuju Masyarakat Sehat dan Mandiri di Kecamatan Medan

Labuhan” .

b. Misi

Misi Puskesmas Medan Labuhan adalah :

1. Memberikan pelayanan terbaik sesuai prosedur.

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memberikan

pelayanan kesehatan.

3. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi masyarakat dan lingkungan.

4. Meningkatkan Kerjasama lintas sektoral peningkatan pelayanan

kesehatan.

c. Motto
13

Bekerjasama Menuju Masyarakat Sehat.

2.1.6. Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi pada UPT Puskesmas Medan Labuhan sebagai berikut.

Gambar 2.1. Struktur Organisasi UPT Puskesmas Medan Labuhan

2.2. Program Kerja Puskesmas Medan Labuhan

1. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)


14

a. Pelayanan Pemeriksaan Umum

b. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut

c. Pelayanan gawat darurat

d. Pelayanan gizi

e. Pelayanan kefarmasian

f. Pelayanan laboratorium

2. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

a. Promosi kesehatan

b. Kesehatan lingkungan

c. Usaha kesehatan sekolah

d. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit

e. Perawatan kesehatan masyarakat

f. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM

g. Pelayanan Gizi yang bersifat UKM

3. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan

a. Pelayanan kesehatan jiwa

b. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang bersifat UKM

c. Pelayanan kesehatan olahraga

d. Pelayanan kesehatan indera

e. Pelayanan kesehatan lansia

f. Pelayanan kesehatan kerja

2.2.1 Sarana dan Prasarana Puskesmas Medan Labuhan

Sarana dan prasarana yang tersedia di Puskesmas Medan Labuhan terdiri dari :
15

1. Fasilitas Gedung Permanen:

g. Ruang Dokter/Periksa Pasien

h. Ruang Obat

i. Ruang Pelayanan Umum

j. Ruang KB-KIA

k. Ruang Klinik Gigi

l. Loket/Ruang Kartu

m. Ruang Tunggu Pasien

n. Ruang Gizi

o. Laboratorium Sederhana

p. Kamar mandi/WC

q. Ruang Kepala Puskesmas

r. Ruang Tata usaha dan Konsultasi

s. Ruang Rapat

2. Fasilitas Alat-Alat Kesehatan:

a. Alat pemeriksaan pasien umum

b. Alat pemeriksaan Gigi

c. Persalinan

d. P3K

e. Timbangan Bayi (Dacin) dan Dewasa

f. Lemari Pendingin Tempat Bahan-Bahan Imunisasi

g. Alat laboratorium

3. Fasilitas Obat-Obatan: Obat-obatan APBD dan BPJS


16

4. Fasilitas Administrasi:

a. Meja

b. Kursi

c. Lemari arsip

d. Kartu berobat penderita

e. Formulir laporan kegiatan

f. Buku catatan

g. Komputer, laptop, printer, dll.

5. Imunisasi:

a. Lemari es

b. Alat-Alat Imunisasi

c. Vaksin seperti : BCG, DPT, Polio, Campak, TT, Hepatitis.

6. Fasilitas Media Penyuluhan:

a. LCD Proyektor

b. Laptop

c. Poster

d. Flip Chart

2.2.2. Tenaga Kesehatan Puskesmas Medan Labuhan

Berikut adalah tabel Tenaga Kesehatan Puskesmas Medan Labuhan.

Tabel 2.10. Tenaga Kesehatan Puskesmas Medan Labuhan

No Jenis Jumlah
I Tenaga Pelaksana PNS
Dokter Umum 4
Dokter Gigi 2
Perawat 13
Bidan 4
17

Perawat Gigi 1
Analis 1
Apoteker 2
Asisten Apoteker 1
Gizi 1
Penyuluh 1
Tata Usaha 1
Analis Keuangan 1
Sanitarian 1
Jumlah 33

II Tenaga Pelaksana Honorer


Administrasi 1
Cleaning Service 1
Keamanan 1
Jumlah 3

2.2.3. Alur Pelayanan UPT Puskesmas Medan Labuhan

PASIEN

LOKET
PENDAFTARAN

RUANG
RUANG LABOTARORIUM
TINDAKAN
PEMERIKSAAN

RUANG RUJUKAN
OBAT

PULANG

RUMAH SAKIT
18

Gambar 2.2 Alur Pelayanan Puskesmas Medan Labuhan

2.2.4. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat dapat diakses

dengan mudah yaitu :

1. Dari segi posisi dan letak puskesmas dapat dijangkau dengan alat transportasi

umum ataupun pribadi, karena berada dipinggir jalanan umum.

2. Dari segi persyaratan berobat, semua pasien dapat berobat tanpa biaya apa

pun (gratis) hanya dengan menunjukkan KTP/KK ataupun kartu BPJS.

Mutu pelayanan puskesmas juga semakin meningkat, dengan

ditingkatkannya program-program kegiatan untuk masyarakat, seperti :

1. Kelas ibu hamil

2. Senam program pengelolaan penyakit kronis (prolanis)

3. Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA),dll.

Selama masa pandemi, beberapa kegiatan dikurangi aktivitasnya untuk

mencegah penularan Covid-19.

2.2.5. Perilaku Hidup Masyarakat

Perilaku hidup masyarakat dapat digambarkan dari Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat, yaitu pada umumnya masyarakat masih kurang melakukan perilaku

hidup bersih dan sehat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah seluruh rumah di wilayah

kerja puskesmas yaitu 8.213 rumah, hanya sebanyak 101 (2,6%) rumah yang

melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.


19

Berdasarkan kunjungan rumah (home visit), baik dari kegiatan

pemberantasan sarang nyamuk (PSN) maupun perawatan kesehatan masyarakat

(PERKESMAS) pada tahun 2021, yaitu sebanyak 4.038 rumah yang melakukan

perilaku hidup bersih dan sehat.

2.2.6. Keadaan Lingkungan

Keadaan lingkungan ataupun keadaan sanitasi di wilayah kerja Puskesmas

Medan Labuhan belum sepenuhnya layak, yaitu hanya 51,7% dari total jumlah

penduduk yang memiliki jamban sehat, dan untuk sumber air minum, pada

umumnya semua penduduk sudah menggunakan air dari perusahaan daerah air

minum (PDAM) sebagai sumber air minum, tetapi penduduk yang tinggal di

pinggiran aliran sungai pada umumnya masih menggunakan sungai sebagai

tempat mandi,cuci, kakus (MCK).

Berdasarkan hasil pendataan dan pemeriksaan sanitasi kesehatan Tempat-

Tempat Umum (TTU) yaitu yang berjumlah 3 tempat.

Berdasarkan hasil pendataan dan pemeriksaan sanitasi kesehatan Tempat

Pengolahan Makanan (TPM) yaitu yang berjumlah 19 tempat, ditemukan

sebanyak 10 (52,63%) yang memenuhi syarat. Pengawasan dan Pembinaan TPM

dilakukan pada 17 tempat dari 2 kelurahan.

Dalam upaya melakukan tugas promosi kesehatan atau yang sering kita

kenal dengan istilah promkes yang dilakukan baik di dalam gedung maupun diluar

gedung. Adapun tujuannya yaitu meningkatkan kemampuan baik individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat agar mampu hidup sehat dan

mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat serta terwujudnya


20

lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya kemampuan tersebut

(Notoatmodjo,2012). Adapun sasaran upaya promosi kesehatan yaitu sebagai

berikut :

1. Pada tingkat pelayanan promotif, adalah pada kelompok orang sehat, dengan

tujuan agar mereka mampu meningkatkan kesehatannya.

2. Pada tingkat pelayanan preventif, adalah kelompok yang berisiko tinggi,

misalnya kelompok ibu hamil dan menyusui, para perokok, kelompok

obesitas/kegemukan.

Salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya promosi kesehatan

yaitu adalah GERMAS. Perubahan pola hidup masyarakat yang semakin modern

menjadi salah satu dasar Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

dicanangkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indinesia. GERMAS adalah

sebuah gerakan yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat.

Setidaknya terdapat 7 langkah penting dalam rangka menjalankan Gerakan

Masyarakat Hidup Sehat. Berikut ini 7 langkah GERMAS yang dapat menjadi

panduan pola hidup yang lebih sehat.

1. Melakukan Aktivitas Fisik

Perilaku kehidupan modern seringkali membuat banyak orang minim

melakukan aktivitas fisik; baik itu aktivitas fisik karena bekerja maupun berolah

raga. Kemudahan – kemudahan dalam kehidupan sehari – hari karena bantuan

teknologi dan minimnya waktu karena banyaknya kesibukan telah menjadikan

banyak orang menjalani gaya hidup yang kurang sehat. Bagian germas aktivitas
21

fisik merupakan salah satu gerakan yang diutamakan untuk meningkatkan kualitas

kesehatan seseorang.

2. Makan Buah dan Sayur

Keinginan untuk makan makanan praktis dan enak seringkali menjadikan

berkurangnya waktu untuk makan buah dan sayur yang sebenarnya jauh lebih

sehat dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Beberapa jenis makanan dan

minuman seperti junk food dan minuman bersoda sebaiknya dikurangi atau

dihentikan konsumsinya. Menambah jumlah konsumsi makanan dari buah dan

sayur merupakan contoh GERMAS yang dapat dilakukan oleh siapapun.

3. Tidak Merokok

Merokok merupakan kebiasaan yang banyak memberi dampak buruk bagi

kesehatan. Berhenti merokok menjadi bagian penting dari gerakan hidup

sehat dan akan berdampak tidak pada diri perokok; tetapi juga bagi orang – orang

di sekitarnya. Meminta bantuan ahli melalui hipnosis atau metode bantuan

berhenti merokok yang lain dapat menjadi alternatif untuk menghentikan

kebiasaan buruk tersebut.

4. Tidak Mengkonsumsi Minuman Beralkohol

Minuman beralkohol memiliki efek buruk yang serupa dengan merokok;

baik itu efek buruk bagi kesehatan hingga efek sosial pada orang – orang di

sekitarnya.

5. Melakukan Cek Kesehatan Berkala

Salah satu bagian dari arti germas sebagai gerakan masyarakat hidup

sehat adalah dengan lebih baik dalam mengelola kesehatan. Diantaranya adalah


22

dengan melakukan cek kesehatan secara rutin dan tidak hanya datang ke rumah

sakit atau puskesmas ketika sakit saja. Langkah ini memiliki manfaat untuk dapat

memudahkan mendeteksi penyakit atau masalah kesehatan lebih dini. 

6. Menjaga Kebersihan Lingkungan

Bagian penting dari germas hidup sehat juga berkaitan dengan

meningkatkan kualitas lingkungan; salah satunya dengan lebih serius menjaga

kebersihan lingkungan. Menjaga kebersihan lingkungan dalam skala kecil seperti

tingkat rumah tangga dapat dilakukan dengan pengelolaan sampah. Langkah lain

yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan guna mengurangi resiko

kesehatan seperti mencegah perkembangan vektor penyakit yang ada di

lingkungan sekitar.

7. Menggunakan Jamban

Aspek sanitasi menjadi bagian penting dari gerakan masyarakat hidup

sehat; salah satunya dengan menggunakan jamban sebagai sarana pembuangan

kotoran. Aktivitas buang kotoran di luar jamban dapat meningkatkan resiko

penularan berbagai jenis penyakit sekaligus menurunkan kualitas lingkungan.

Secara umum, tujuan GERMAS adalah menjalani hidup yang lebih sehat.

Gaya hidup sehat akan memberi banyak manfaat, mulai dari peningkatan kualitas

kesehatan hingga peningkatan produktivitas seseorang. Hal penting lain yang

tidak boleh dilupakan dari gaya hidup sehat adalah lingkungan yang bersih dan

sehat serta berkurangnya resiko membuang lebih banyak uang untuk biaya

berobat ketika sakit.(5)

2.3. Masalah
23

2.3.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan observasi yang dilakukan kelompok VIII (delapan) dalam

kegiatan LKP di UPT Puskesmas Medan Labuhan selama 14 hari, Mahasiswa

menemukan beberapa permasalahan yaitu kurangnya tenaga promosi kesehatan di

Puskesmas Medan Labuhan, ISPA yang masih menjadi masalah kesehatan

tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Medan Labuhan dan metode promosi

kesehatan yang kurang baik oleh tenaga kesehatan di Puskesmas.

Untuk menentukan masalah kesehatan utama yang akan dilakukan

intervensi di Puskemas Medan Labuhan maka dilakukan perhitungan

menggunakan metode Bryant, yang merupakan proses matematis dalam

menetapkan kriteria untuk memilih unsur – unsur terhadap nilai yang

dibandingkan agar didapat alternatif pertimbangan dengan 4 (empat) kriteria,

yaitu:

1. P (prevalence) atau besar masalah, yaitu jumlah atau banyaknya penduduk

yang terkena penyakit akibat masalah yang ada.

2. S (seriousness) atau kegawatan masalah, yaitu sejauh mana dampak yang

disebabkan oleh penyakit tersebut.

3. C (comunity concern), yaitu sejauh mana masyarakat setempat merasa

masalah tersebut penting dan mempunyai minat yang sama dalam satu tujuan.

4. M (managebility), yaitu ketersediaan sumber daya (sumber dana, tenaga,

sarana, dan metode atau cara).

5. Memiliki skor penilaian :

a. Nilai 5 = sangat penting


24

b. Nilai 4 = penting

c. Nilai 3 = cukup penting

d. Nilai 2 = kurang penting

e. Nilai 1 = tidak penting

Tabel 3.1. Penentuan Prioritas Masalah dengan Metode Bryant

No Masalah P S C M Total Skor Prioritas


1 Kurangnya tenaga 2 3 2 2 24 III
promosi kesehatan
2 Penyakit ISPA yang 4 3 2 3 72 II
tinggi
3 Metode promosi 4 4 3 3 144 I
kesehatan yang kurang
baik

Berdasarkan perhitungan Metode Bryant maka di dapat prioritas masalah

sebagai berikut :

1. Metode promosi kesehatan yang kurang baik

2. Penyakit ISPA yang tinggi

3. Kurangnya tenaga promosi kesehatan

2.3.2. Alternatif Pemecahan Masalah


Penentuan alternatif pemecahan masalah adalah penentuan kegiatan-

kegiatan sebagai bagian dari solusi masalah yang muncul. Dari masalah yang ada

dapat dikemukakan bahwa pemecahan masalah kompleks hampir selalu memberi

peluang untuk mengembangkan solusi.

Kegiatan-kegiatan yang dipilih kelompok dalam pemecahan masalah telah

melalui arahan hasil musyawarah untuk mufakat antara kelompok dan dosen

pembimbing disesuaikan dengan program promosi kesehatan. Adapun analisis

masalah yang terjadi di UPT Puskesmas Medan Labuhan adalah metode


25

penyampaian promosi kesehatan yang kurang baik oleh tenaga kesehatan di

Puskesmas Medan Labuhan yang dianggap metode penyampaiannya yang tidak

sesuai kepada masyarakat dan banyaknya keluhan pasien yang datang berobat

tidak dilayani dengan cara yang baik karena cara penyampaian informasi

kesehatan yang kurang baik oleh pihak tenaga kesehatannya, maka alternatif

pemecahan masalahnya adalah dengan mengubah metode penyampaian promosi

kesehatan dengan baik dan benar kepada masyarakat agar masyarakat mau

mendengar, menerima dan melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari berkaitan

dengan pesan-pesan dan informasi dalam promosi kesehatan yang disampaikan.

2.4. Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara pribadi dengan beberapa pasien yang

berkunjung dan berobat ke Puskesmas Medan Labuhan selama 14 hari LKP,

mereka menyatakan bahwa cara penyampaian komunikasi tenaga kesehatan di

Puskesmas tersebut tidaklah cocok atau kurang baik sehingga membuat mereka

menjadi malas untuk mendengarkan apa yang disampaikan terkait promosi

kesehatan. Dengan alasan tersebut akhirnya kelompok memfokuskan untuk

mengangkat masalah terkait metode penyampaian promosi kesehatan yang kurang

baik oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Medan Labuhan dengan mengubah

metode penyampaian penyuluhan sesuai dengan metode promosi kesehatan yang

baik dan benar.

2.4.1. Pengertian Metode

Metode (method), secara harfiah berarti cara. Selain itu metode atau

metodik berasal dari bahasa Greeka, metha, (melalui atau melewati), dan hodos
26

(jalan atau cara), jadi metode bisa berarti " jalan atau cara yang harus di lalui

untuk mencapai tujuan tertentu" Metode adalah cara teratur/sistematis yang

digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai tujuan sesuai dengan

yang dikehendaki.(6)

2.4.2. Metode dan Tujuan Penggunaannya

Berikut ini merupakan contoh menentukan metode promosi kesehatan yang

digunakan sesuai dengan tujuan pelaksanaan promosi kesehatannya:

1. Untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan : ceramah, kerja kelompok,

mass media, seminar, kampanye.

2. Menambah pengetahuan. Menyediakan informasi: One-to-one teaching

(mengajar per-seorangan / private), seminar, media massa, kampanye, group

teaching.

3. Self-empowering : Meningkatkan kemampuan diri, mengambil keputusan Kerja

kelompok, latihan (training), simulasi, metode pemecahan masalah, peer teaching

method.

4. Mengubah kebiasaan : Mengubah gaya hidup individu Kerja kelompok, latihan

keterampilan, training, metode debat.

5. Mengubah lingkungan, Bekerja sama dengan pemerintah untuk membuat

kebijakan berkaitan dengan kesehatan.(6)

2.4.3. Jenis-Jenis Metode dalam Promosi Kesehatan

Pemikiran Dasar Promosi Kesehatan pada hakikatnya ialah suatu kegiatan

atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau

individu. Suatu proses promosi kesehatan yang menuju tercapainya tujuan


27

pendidikan kesehatan yakni perubahan perilaku dipengaruhi oleh banyak faktor,

salah satunya yaitu metode. Metode harus berbeda antara sasaran massa,

kelompok atau sasaran individual.(6)

1. Metode Individual (Perorangan)

Dalam pendidikan kesehatan, metode yang bersifat individual ini digunakan

untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang telah mulai tertarik

kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya, seorang ibu yang baru

saja menjadi akseptor atau seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap

imunisasi vaksin campak karena baru saja memperoleh/mendengarkan

penyuluhan kesehatan. Pendekatan yang digunakan agar ibu tersebut menjadi

akseptor lestari atau ibu hamil segera minta imunisasi, ia harus didekati secara

perorangan. Perorangan disini tidak berarti harus hanya kepada ibu-ibu yang

bersangkutan, tetapi mungkin juga kepada suami atau keluarga ibu tersebut.

Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang

mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan

penerimaaan atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui

dengan tepat bagaimana cara membantunya maka perlu menggunakan bentuk

pendekatan (metode) berikut ini, yaitu :

a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling)

Dengan cara ini kontak antara klien dan petugas lebih intensif. Setiap masalah

yang dihadapi oleh klien dapat digali dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya

klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian

akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku).


28

b. Interview (wawancara)

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.

Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk mengetahui apakah

klien memiliki kesadaran dan pengertian yang kuat tentang informasi yang

diberikan (perubahan perilaku yang diharapkan), juga untuk menggali

informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau

belum menerima perubahan yang disampaikan. Jika belum berubah, maka

perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

2. Metoda Kelompok

Dalam memilih metode kelompok, harus mengingat besarnya kelompok

sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok yang besar,

metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan

tergantung pada besarnya sasaran pendidikan.

a. Kelompok Besar

Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan itu

lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain

ceramah dan seminar.

1) Ceramah

Metode ini baik untuk sasaran pendidikan tinggi maupun rendah.

Merupakan metode dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan

secara lisan. Metode ini mudah dilaksanakan tetapi penerima informasi

menjadi pasif dan kegiatan menjadi membosankan jika terlalu lama.

b. Kelompok Kecil
29

Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut

kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil antara

lain:

1) Diskusi Kelompok

Metode yang dilaksanakan dalam bentuk diskusi antara pemberi dan

penerima informasi, biasanya untuk mengatasi masalah. Metode ini

mendorong penerima informasi berpikir kritis, mengekspresikan

pendapatnya secara bebas, menyumbangkan pikirannya untuk

memecahkan masalah bersama, mengambil satu alternatif jawaban atau

beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan

pertimbangan yang seksama.

2) Curah Pendapat (Brain Storming)

Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok, yang

diawali dengan pemberian kasus atau pemicu untuk menstimulasi

tanggapan dari peserta. Prinsipnya sama dengan metode diskusi

kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin kelompok memancing

dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban

atau tanggapan (curah pendapat).

3) Bola Salju (Snow Balling)

Metode dimana kesepakatan akan didapat dari pemecahan menjadi

kelompok yang lebih kecil, kemudian bergabung dengan kelompok yang

lebih besar. Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2

orang) dan kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah


30

lebih kurang 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu.

Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari

kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4

orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya, demikian seterusnya

sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.

4) Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)

Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz

group) yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak

sama dengan kelompok lain, Masing-masing kelompok mendiskusikan

masalah tersebut, Selanjutnya hasil dan tiap kelompok didiskusikan

kembali dan dicari kesimpulannya.

5) Role Play (Memainkan Peranan)

Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai

pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai

dokter Puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan sebagainya,

sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat.

Mereka memperagakan, misalnya bagaimana interaksi atau

berkomunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.

6) Permainan Simulasi (Simulation Game)

Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diakusi

kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk

permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya persis

seperti bermain monopoli, dengan menggunakan dadu, gaco (petunjuk


31

arah), selain beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain,

dan sebagian lagi berperan sebagai narasumber.

3. Metode Massa

Metode pendidikan kesehatan secara massa dipakai untuk

mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat

yang sifatnya massa atau publik. Dengan demikian cara yang paling tepat adalah

pendekatan massa.

Beberapa contoh metode pendidikan kesehatan secara massa ini, antara lain:

a. Ceramah umum (public speaking)

Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, Menteri

Kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato dihadapan massa rakyat

untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Safari KB juga merupakan

salah satu bentuk pendekatan massa.

b. Pidato-pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, baik TV

maupun radio, pada hakikatnya merupakan bentuk promosi kesehatan

massa.

c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya

tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan adalah juga merupakan

pendekatan pendidikan kesehatan massa.

d. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun

tanya jawab atau konsultasi tentang kesehatan adalah merupakan bentuk

pendekatan promosi kesehatan massa.


32

e. Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan sebagainya

juga merupakan bentuk promosi kesehatan massa. Contoh : billboard Ayo

ke Posyandu.(6)

2.5. Intervensi Masalah

Intervensi masalah yang dilakukan oleh kelompok VIII sehubungan

dengan masalah metode promosi kesehatan yang kurang baik yang dilakukan oleh

tenaga kesehatan Puskesmas adalah dengan cara memberikan penyuluhan kepada

masyarakat sesuai metode-metode promosi kesehatan yang benar dan

menggunakan poster sebagai medianya. Kelompok VIII mencoba memberikan

penyuluhan tentang ISPA kepada masyarakat disampaikan dengan cara yang baik

dan menerapkan 5S (senyum, salam, sapa, sentuh dan santun) agar masyarakat

mau mendengar, menerima dan melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari

berkaitan dengan pesan-pesan dalam promosi kesehatan yang disampaikan.


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan yang dilakukan mahasiswa selama mengikuti

Latihan Kerja Peminatan (LKP) di Puskesmas Medan Labuhan dapat disimpulkan

bahwa :

1. Prioritas masalah yang didapatkan dari penentuan prioritas masalah dengan

metode Bryant adalah metode penyampaian promosi kesehatan yang kurang

baik oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Medan Labuhan.

2. Alternatif pemecahan masalah yang dapat diberikan adalah mengubah metode

penyampaian promosi kesehatan dengan baik dan benar.

3. Kegiatan intervensi yang dilakukan oleh kelompok VIII sehubungan dengan

prioritas masalah yang ada dengan cara memberikan penyuluhan kepada

masyarakat sesuai metode-metode promosi kesehatan yang benar dan

menggunakan poster sebagai medianya.

3.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka disarankan kepada Puskesmas Medan

Labuhan, antara lain :

1. Diharapkan bagi petugas promosi kesehatan hendaknya lebih baik dan ramah

dalam penyampaian promosi kesehatan kepada masyarakat serta lebih kreatif

dalam menyelenggarakan program-program yang sudah ditentukan pemerintah.

2. Diharapkan pihak Puskesmas dapat menggalang dukungan dan meningkatkan

kemitraan dari berbagai pihak serta mengintegrasikan penyelenggaraan

33
34

promosi kesehatan dengan lintas program dan lintas sektor terkait dalam

pencegahan ISPA.

3. Diharapkan adanya partisipasi masyarakat yang berkesinambungan dalam

mendukung penyuluhan kesehatan.


35

DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes R. Undang-Undang Nomor. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

2009;

2. Permenkes. PMK No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

2014;

3. Alamsyah D. Manajemen Pelayanan Kesehatan (Dilengkapi Materi

Asuransi Kesehatan & Mutu Pelayanan Kesehatan). Yogyakarta: Nuha

Medika; 2013. 432 p.

4. Nurmala I. Promosi Kesehatan. Jakarta; 2018. 15 p.

5. KEMENKES. GERMAS - Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. 2017;

6. Susilowati D. Promosi Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI; 2016. 63 p.


36

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Izin Pelaksanaan LKP dari Dinkes Kota Medan


37

Lampiran 2: Lembar Kunjungan/ Supervisi Dosen Pembimbing


38

Lampiran 3: Laporan Harian / Absensi Mahasiswa


39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49

Lampiran 4: Lembar Bimbingan LKP


50

Lampiran 5: Surat Selesai LKP dari Puskesmas Medan Labuhan


51

Lampiran 6: SAP Penyuluhan

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Topik : ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)
Hari/ Tanggal : Sabtu, 21 Mei 2022
Waktu : 20 menit
Tempat : Posyandu Sri Bulan 3 Lingk. III Kel. Martubung
Sasaran : Ibu-Ibu
Metode : Ceramah, Diskusi dan Tanya Jawab
Materi : Terlampir
Pemateri : Arrum Fendriani Harahap dan Indah Halimah
Tujuan Umum : Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan ibu-ibu
mengetahui tentang seputar tanda dan gejala ISPA.
Tujuan Khusus : 1. Mengetahui defenisi dari ISPA.
2. Mengetahui apa saja gejala dan pencegahan ISPA.
Kegiatan Penyuluhan :
No. Tahap Kegiatan Waktu

1. Pendahuluan - Memberikan salam 2 menit


- Menjelaskan tujuan
- Kontrak waktu

2. Penyajian - Menjelaskan definisi ISPA 13 menit


- Menjelaskan apa saja gejala dan
pencegahan ISPA

3. Penutup - Bertanya 5 menit


- Menjelaskan tentang hal-hal yang
kurang dimengerti oleh ibu-ibu.
- Salam penutup
52

Lampiran 7: Poster Penyuluhan

LKP KEL.8
53

Lampiran 8: Dokumentasi

Mengantar surat permohonan LKP ke Dinkes Kota Medan

Mengantar surat izin LKP ke Puskesmas Medan Labuhan

Pembukaan LKP di Puskesmas didampingi oleh dosen pembimbing


54

Melakukan Penyuluhan hepatitis di kelurahan Sei Mati

Melakukan Penyuluhan Germas dan Hepatitis di Aula Puskesmas

Melakukan Penyuluhan ISPA di Kelurahan Martubung


55

Kunjungan dosen pembimbing ke Puskesmas Medan Labuhan

Membantu Pelayanan Kesehatan di bagian Poli Umum

Ikut melihat kegiatan fogging di rumah yang terkena DBD


56

Mengikuti kegiatan posyandu dan imunisasi

Mengikuti kegiatan lansia dan penyuluhan Germas

Mengikuti kegiatan lansia


57

Penyerahan Cendramata dan poster untuk Puskesmas Medan Labuhan

Foto bersama penutupan kegiatan LKP Puskesmas Medan Labuhan

Anda mungkin juga menyukai