Disusun Oleh :
MARINAH 71170891177
FAKULTASKEDOKTERAN
UNIVERSITASISLAM SUMATERAUTARA
MEDAN
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas
berkat dan hidayah-Nya sehingga laporan kegiatan ini dapat kami selesaikan tepat
pada waktunya. Pada laporan kegiatan ini, kami melaporkan mengenai rangkaian
kegiatan selama menjalani KKS di Dinas Kesehatan Kota Medan. Adapun tujuan
penulisan laporan kasus ini adalah untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik di
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, drg. Hj. Usma Polita Nasution, M.Kes,
beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk mengikuti
kegiatan kepaniteraan klinik senior di Dinas Kesehatan Kota Medan. Demikian
pula kepada koordinator koasisten yang telah membimbing kami dalam penulisan
laporan kegiatan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kegiatan ini masih belum
sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan laporan kegiatan ini. Atas bantuan dan segala
dukungan dari berbagai pihak baik secara moral maupun spiritual, penulis
ucapkan terima kasih. Semoga laporan kegiatan ini dapat memberikan sumbangan
bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya kesehatan.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui program dan kegiatan yang berlangsung di Dinas
Kesehatan Kota Medan serta untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti
kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di Departemen Ilmu Kesehatan
Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu Kedokteran Pencegahan, Fakultas
Kedokteran, Universitas Islam Sumatera Utara.
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui struktur organisasi Dinas Kesehatan Kota Medan.
2. Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan di Dinas Kesehatan Kota Medan
dan di wilayah Kota Medan.
3. Untuk mengetahui program dan target puskesmas sebagai pembekalan
kegiatan KKS di puskesmas.
4. Untuk mengetahui program kegiatan pelayanan kesehatan di Kota Medan.
5. Untuk mengetahui program kegiatan pengendalian masalah kesehatan di Kota
Medan.
1.3. Manfaat
Laporan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis
dan pembaca khususnya pengetahuan mengenai program dan situasi kesehatan
masyarakat di Kota Medan dalam peningkatan partisipasi mendukung strategi
pemberdayaan masyarakat yang dicanangkan dalam program pembangunan
kesehatan.
BAB II
SITUASI UMUM DAN KEADAAN LINGKUNGAN
2.1. Keadaan Geografis
Kota Medan merupakan ibu kota propinsi Sumatera Utara. Luas wilayah
daerah Kota Medan adalah 265,1 km2 yang terdiri dari 21 kecamatan 151
kelurahan dan 2.001 lingkungan. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan
dataran rendah dengan topografi yang cenderung miring ke Utara dan menjadi
tempat pertemuan 2 sungai penting, yaitu sungai Babura dan sungai Deli. Di
samping itu, Kota Medan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas
permukaan laut dan secara administratif mempunyai batas wilayah sebagai berikut
Sebelah Utara: Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka, Sebelah Selatan:
Kabupaten Deli Serdang, Sebelah Barat: Kabupaten Deli Serdang, Sebelah Timur:
Kabupaten Deli Serdang.
2.2. Kependudukan
Menurut data BPS tahun 2018, Kota Medan memiliki jumlah penduduk
sebanyak 2.247.425 jiwa, dengan perincian sebagai berikut:
2.2.1. Umur
Komposisi penduduk Kota Medan menurut kelompok umur, menunjukkan
bahwa penduduk yang berusia muda (0-19 tahun) sebesar 36,6%, yang berusia
produktif (20-59 tahun) sebesar 61,7% dan yang berusia tua (>60 tahun) sebesar
6,36%.
2.2.2. Jumlah Anggota Keluarga
Rata-rata anggota keluarga di Sumatera Utara pada tahun 2008 adalah
sebesar 4,38 yang berarti rata-rata pada setiap keluarga terdiri dari 4-5 anggota
keluarga. Kabupaten yang rata-rata jumlah anggota keluarganya paling banyak
adalah Kabupaten Nias yaitu 5,41 orang dan yang paling sedikit adalah Kabupaten
Karo yaitu 3,81 orang.
2.3. Sosial Ekonomi
2.3.1. Pendidikan
Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang sering ditelaah
dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara, salah satunya
berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat.
Sensus Penduduk tahun 2000, ditunjukkan bahwa 60% penduduk 5 tahun keatas
mempunyai pendidikan tertinggi sekolah dasar, 18,19% tamat SMP, 18,40%
tamat SMA, dan hanya 2,63% yang mencapai tingkat pendidikan perguruan
tinggi. Dari hasil Survei Angkatan Kerja Nasional bulan Agustus 2007,
ditunjukkan bahwa pada penduduk berumur 15 tahun keatas l,42%, tidak pernah
sekolah 9,04%, tidak tamat SD 31%, tamat SD 23,42%, tamat SMP 28,93%,
tamat SMA, dan hanya sekitar 6,16% mencapai perguruan tinggi. Dari data diatas
menggambarkan bahwa tingkat pendidikan di Sumatera Utara sampai tahun 2008
masih rendah walaupun telah menunjukkan peningkatan. Akan tetapi, angka buta
huruf di Sumatera Utara mulai menurun yaitu tinggal sekitar 3% di kota dan 5%
di desa.
2.3.2. Ketenagakerjaan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Sumatera Utara setiap
tahunnya tampak berfluktuasi. Pada tahun 2000, TPAK sebesar 57,34%, tahun
2005 naik menjadi 71,94%, tahun 2006 menjadi 66,90% dan tahun 2007 naik
menjadi 67,49%. Angkatan Kerja di Sumatera Utara sebagian besar masih
berpendidikan SD kebawah (41,47%), setingkat SMTP (23,42%), setingkat
SMTA (28,94%), sedangkan sisanya 6,17% berpendidikan diatas SMTA.
Berdasarkan lapangan pekerjaan utama, penduduk Sumatera Utara yang terbanyak
adalah di sektor pertanian (47,6%), kemudian diikuti di sektor perdagangan, hotel,
dan restoran (18,8%), jasa (12,9%),sedangkan penduduk yang bekerja di sektor
industri hanya sekitar 7,60%.
2.3.3. Pendapatan dan Kemiskinan
Kemampuan ekonomi masyarakat yang diukur dengan angka pendapatan
per kapita atas dasar harga yang berlaku tahun 1993, bila diukur atas dasar harga
konstan mengalami kenaikan. Perkembangan PDRB Sumatera Utara per kapita
tahun 1993-1997 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstanta
1993 18.215,436 18.215,46
1994 21.678,6 19.941,33
1995 24.686,43 21.802,51
1996 28.173,73 21.753,81
1997 32.414,60 24.842,86
Jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Utara mengalami turun
naik dari tahun 1993-2007. Jumlah penduduk miskin tahun 1993 sebesar 1,33 juta
orang atau sebesar 12,31% dari total seluruh penduduk Sumatera Utara. Tahun
1996 jumlah penduduk Sumatera Utara yang tergolong miskin hanya 1,23 juta
jiwa(10,92%). Namun, karena krisis moneter, penduduk miskin di Sumatera Utara
tahun 1999 meningkat menjadi 16,74% dari total penduduk Sumatera Utara yaitu
sebanyak 1,97 juta jiwa. Pada tahun 2003 terjadi penurunan penduduk miskin baik
secara absolut maupun secara persentase, yaitu menjadi l,89 juta jiwa atau sekitar
15,89%, sedangkan tahun 2004 turun lagi menjadi 1,80 juta jiwa (14,93%)
kemudian tahun 2005 penduduk miskin turun menjadi 1,76 juta jiwa (14,28%),
namun akibat dampak kenaikan BBM pada Maret dan Oktober 2005, penduduk
miskin tahun 2006 meningkat menjadi 1,98 juta jiwa (15,66%). Pada tahun 2007
turun sedikit menjadi 1,77 juta jiwa atau 13,90% (SUDA 2008).
BAB III
PROGRAM KERJA DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
3.1. Visi dan Misi
Visi Dinas Kesehatan Kota Medan adalah “Menjadi Kota yang Sehat
dalam Kemandirian dan Humanis”. Masyarakat Medan mengandung arti bahwa
sasaran kerja dari Dinas Kesehatan Kota Medan adalah seluruh masyarakat yang
berada di wilayah kerja pemerintah kota Medan. Sehat diartikan sebagai cara
berpikir masyarakat kota Medan yang selalu dilandasi oleh nilai-nilai kesehatan
yang pada akhirnya mewujudkan lingkungan yang sehat serta perilaku hidup
bersih dan sehat. Sejahtera mengandung arti bahwa masyarakat kota Medan
dengan cara berpikir yang selalu dilandasi oleh nilai-nilai kesehatan, akan
memperoleh kesejahteraan, terutama dibidang kesehatan, yang pada gilirannya
akan mempengaruhi pencapaian derajat kesejahteraan secara umum. Sedangkan
misi Dinas Kesehatan Kota Medan yaitu:
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang paripurna, merata dan bermutu
2. Menumbuhkembangkan kemandirian dan partisipasi masyarakat melalui
pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dalam pembangunan kesehatan
3. Melaksanakan penanggulangan masalah kesehatan dan penyehatan lingkungan
4. Meningkatkan manajemen dan informasi kesehatan yang akuntabel,
transparan, berdaya guna, dan berhasil guna.
3.2. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai Dinas Kesehatan Kota Medan yaitu:
1. Terwujudnya lingkungan pemukiman, industri dan perdagangan yang
sehat
2. Terciptanya sarana pendidikan, pariwisata dan sarana umum yang sehat
3. Terwujudnya masyarakat yang mampu melakukan upaya kesehatan yang
paripurna
4. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia kesehatan
5. Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
6. Meningkatnya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan mudah diakses
oleh masyarakat
3. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan
antar tingkat sosial ekonomi serta gender, dengan menurunnya disparitas
separuh dari tahun 2009.
4. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka
mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh
penduduk, terutama penduduk miskin.
5. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah
tangga dari 50 persen menjadi 70 persen.
6. Seluruh Puskesmas melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Tema Prioritas Pembangunan Kesehatan pada tahun 2010-2014 adalah
“Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan” melalui :
1. Program Kesehatan Masyarakat
Pelaksanaan Program Kesehatan Preventif Terpadu yang meliputi pemberian
imunisasi dasar kepada 90% balita pada 2015, penyediaan akses sumber air
bersih yang menjangkau 67% penduduk, dan akses terhadap sanitasi dasar
berkualitas yang menjangkau 75% penduduk sebelum 2015, penurunan
tingkat kematian ibu saat melahirkan dari 228 per 100.000 kelahiran pada
2007 menjadi 118 pada 2014, serta tingkat kematian bayi dari 34 per 1.000
kelahiran pada 2007 menjadi 24 pada 2015.
2. Program Keluarga Berencana (KB) yang meliputi peningkatan kualitas dan
jangkauan layanan KB melalui klinik pemerintah dan swasta selama 2011-
2015.
3. Sarana Kesehatan yang meliputi ketersediaan dan peningkatan kualitas
layanan Puskesmas ISO minimal 5 puskesmas pada 2013 dan 10 puskesmas
pada 2015.
4. Asuransi Kesehatan untuk seluruh keluarga miskin dengan cakupan 100%
pada 2012 dan diperluas secara bertahap untuk warga Medan lainnya antara
2013-2015.
SEKRETARIAT
Masrita TA. L T, SKM, M.Kes dr. Hj. Muthia Nifhar, MARS dr. H. MardoharTambunan, M.Kes
NIP. 19611003 198903 2 002 DirgoDirmansyah, SKM, M.Kes
KELOMPOK
JABATAN
NIP. 19611003 198903 2 002 NIP. 19611003 198903 2 002
FUNGIONALKELOM
POK JABATAN SEKSI SURVEILANS & IMUNISASI SEKSI KES. KELUARGA DAN GIZI SEKSI KEFARMASIAN
FUNGIONAL
SEKSI KESEHATAN PRIMER
NIP. 19611003 198903 2 002 NIP. 19611003 198903 2 002 SantiMerianiManullang, S. Si, Apt
SondangGradiaSiagian, SKM, MARS
NIP. 19611003 198903 2 002
drg. Mimi Defrina, MHSM dr. ShereiviaFaradila
Penata (III/c)
BAB IV
LAPORAN KEGIATAN
4.1. Pelaporan
Sebelum memulai KKS di Dinas Kesehatan Kota Medan, para peserta
KKS melapor terlebih dahulu pada tanggal 10 Desember 2018 ke bagian penerima
tamu dan kemudian diarahkan menuju bidang pengembangan SDM kesehatan,
dan seksi pendidikan dan pelatihan.
KKS di Dinas Kesehatan Kota Medan diikuti oleh peserta KKS selama 2
hari, yaitu sejak hari Senin 10 Desember 2018 dan selasa11Desember 2018.
4.2. Kegiatan
Kegiatan dimulai pada pukul 07.30 WIB di Dinas Kesehatan Kota Medan
berupa apel pagi sebelum pelaksanaan bimbingan. Adapun materi yang diberikan
dari tanggal 10 Desember 2018 dan Selasa 11Desember 2018yaitu:Bimbingan
tentang Puskesmas oleh ibu Leny Valentina Sinaga SST, M.Kes;tentang Dinas
Kesehatan Kota Medan oleh bapak Malaptha Ginting, SKM, M.Kes;Bimbingan di
bidang kesektretariatan oleh ibu Arifah, S.Kep, NERS, M.Kes.Bimbingan
Kesehatan Masyarakat oleh dr.Sri Rezeki, M.kes; Bimbingan Pelayanan
Kesehatan Oleh Ibu Delima D, SKM,M.Kes; dan Bimbingan Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat oleh IbuEmilda, SKM.
4.2.1. Hari Pertama (Senin, 10 Desember 2018)
Isi materi bimbingan pertama:
Bidang : Sumber Daya Kesehatan
Materi : Bimbingan Puskesmas
Pemateri : Ibu Leni Valentina Sinaga, SST, M.Kes
Waktu : 09.30 – 11.00 WIB
Definisi puskesmas adalah fasyankes yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mngutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setingg-tingginya di wilayah kerjanya. Pembangunan
kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
5.1. Kesimpulan
Kota Medan merupakan ibu kota propinsi Sumatera Utara. Luas wilayah
daerah Kota Medan adalah 265,1 km2 yang terdiri dari 21 kecamatan 151
kelurahan dan 2.001 lingkungan. Menurut data BPS tahun 2018, Kota Medan
memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.247.425 jiwa. Komposisi penduduk Kota
Medan menurut kelompok umur, menunjukkan bahwa penduduk yang berusia
muda (0-19 tahun) sebesar 36,6%, yang berusia produktif (20-59 tahun) sebesar
61,7% dan yang berusia tua (>60 tahun) sebesar 6,36%. Seperti kota-kota besar
lainnya dengan jumlah penduduk yang cukup banyak, maka Kota Medan juga
memiliki masalah-masalah yang harus ditangani.
Pembangunan dalam bidang kesehatan merupakan salah satu bagian dari visi
misi Pemerintah Kota Medan tahun 2011. Misi tersebut adalah melaksanakan
pembangunan kesehatan dan mempermudah akses masyarakat terhadap kesehatan
dan informasi kesehatan.Dalam rangka penjabaran visi misi Pemerintah Kota
Medan, Dinas Kesehatan Kota Medan mencanangkan suatu visi ”Menjadi Kota
yang Sehat dalam Kemandirian dan Humanis” dengan misi melaksanakan
pelayanan kesehatan yang paripurna, merata dan bermutu;menumbuhkembangkan
kemandirian dan partisipasi masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat dan
kemitraan dalam pembangunan kesehatan; melaksanakan penanggulangan
masalah kesehatan dan penyehatan lingkungan; meningkatkan manajemen dan
informasi kesehatan yang akuntabel, transparan, berdaya guna, dan berhasil guna.
Tujuan yang ingin dicapai adalah terwujudnya lingkungan pemukiman,
industri dan perdagangan yang sehat, terciptanya sarana pendidikan, pariwisata
dan sarana umum yang sehat, terwujudnya masyarakat yang mampu melakukan
upaya kesehatan yang paripurna, meningkatnya kualitas dan kuantitas sumberdaya
manusia kesehatan, tersedianya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan,
meningkatnya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan mudah diakses oleh
masyarakat, dan terpenuhinya pembiayaan operasional dinas kesehatan.