“SINDROM NEFROTIK”
OLEH :
SITI MARIATI
N202101138
KENDARI
202I
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
……………………… ……………………….
NIP
SINDROM NEFROTIK
Penyebab sindrom nefrotik belum diketahui, akhir- akhir ini dianggap sebagai
suatu penyakit autoimun, yaitu reaksi antigen antibody. Umumnya etiologi dibagi
sebagai berikut:
berhasil. Prognosis buruk dan biasanya pasien meninggal pada bulan- bulan
pertama kehidupannya.
Disebabkan oleh :
renalis.
d. Bahan kimia seperti trimetadion, paradion, penisilamin, garam emas,
membranneproliferatif hipokomplementemik.
nefrotik:
anak sekolah.
limfoproliferatif.
1) Proteinuria
2) Retensi cairan
3) Edema
5) Edema periorital
6) Edema fasial
7) Asites
8) Distensi abdomen
11) Hematuria
D. PATOFISIOLOGI
Sindrom nefrotik adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh kerusakan
glomerulus.Peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap protein plasma
menimbulkan protein, hipoalbumin, hyperlipidemia, dan edema.Hilangnya
protein dari rongga vaskuler meyebabkan penurunan tekanan osmotik plasma dan
peningkatan tekanan hidrostatik, yang menyebabkan terjadinya akumulasi cairan
dalam rongga interstitial dan rongga abdomen.Penurunan Volume cairan
vaskuler menstimulasi sistem renin- angiotensin yang mengakibatkan
diskresikannya hormone antidiuretik dan aldosterone.Reabsorbsi tubular terhadap
natrium (Na) dan air mengalami peningkatan dan akhirnya menambah volume
intravaskuler.Retensi cairan ini mengarah pada peningkatan edema.Koagulasi
dan thrombosis vena dapat terjadi karena penurunan volume vaskuler yang
mengakibatkan hemokonsentrasi dan hilangnya urin dari koagulasi
protein.Kehilangan immunoglobulin pada urin dapat mengarah pada peningkatan
kerentanan tergapat infeksi (Betz & Sowden, 2009).
E. PATHWAY
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Uji urin
2) Uji darah
1000mg/dl).
perorangan.
3) Uji diagnostik
3) Pengurangan edema
H. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
badan, edema, bengkak pada wajah (khususnya disekitar mata yang timbul
abdomen (asites), kesulitan nafas (efusi pleura), pucat pada kulit, mudah
d. Pengkajian diagnostic meliputi analisa urin untuk protein, dan sel darah
2. Dignosa keperawatan
(Wong, 2008).
2011).
g. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya respon imun (Wong,
2008).
3. Rencana tindakan
Intervensi :
Intervensi :
f) Oleskan lotion atau minyak baby oil pada daerah yang tertekan.
(Carpenito, 2009).
mendapatkan istirahat dan tidur yang adekuat. Kriteria hasil : anak mampu
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
penyakit bertambah.
Intervensi :
infeksi.
Intervensi :
d) pantau suhu