Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PENDAHULUAN KASUS HIPERTENSI

DI RUANG PERAWATAN MERPATI RS. SARI MULIA


BANJARMASIN

DI SUSUN OLEH

Nama Mahasiswa :

Abufikri Madhani (14.IK.372)


Devi Agustin (14.IK.384)
Irfani Fikri (14.IK.392)
Siti Khadijah (14.IK.414)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA BANJARMASIN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan laporan pendahuluan
dan pengkajian kasus hipertensi ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan
juga kami berterima kasih pada Dosen pembimbing Preseptor Klinik dan Preseptor
Akademik yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap laporan pendahuluan dan pengkajian kasus hipertensiini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian,
etiologi/penyebab, patofisiologi,manifestasi klinik / tanda gejala, komplikasi,penatalaksanaan
medis, penatalaksanaan keperawatan, dan proses keperawatan pada kasus hipertensi. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan
jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
sarana yang membangun.
Semoga laporan pendahuluan dan pengkajian kasus hipertensi ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yangmembangun demi perbaikan di masa depan.

Banjarmasin, Januari 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................


LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................


A. Latar Belakang .............................................................................
B. Rumusan Masalah .......................................................................
C. Tujuan............................................................................................
1) Umum .......................................................................................
2) Khusus.......................................................................................
D. Manfaat..........................................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................
A. Pengertian ......................................................................................
B. Etiologi / penyebab........................................................................
C. Patofisiologi ..................................................................................
D. Manifestasi Klinik/ Tanda dan Gejala ...........................................
E. Komplikasi ....................................................................................
F. Penatalaksanaan medis ..................................................................
G. Penatalaksanaan Keperawatan ......................................................

BAB 3 TINJAUAN KASUS ..............................................................................


BAB 4 PEMBAHASAN .....................................................................................
BAB 5 PENUTUP ..............................................................................................
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin meningkatnya arus globalisasi disegala bidang, telah banyak membawa
perilaku dan gaya hidup masyarakat termasuk dalam pola konsumsi makanan keluarga.
Perubahan tersebut tanpa disadari telah mempengaruhi kesehatan dan semakin
meningkatnya kasus-kasus penyakit yang tidak menular salah satunya adalah kasus
hipertensi (Asnur,2007)
Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan perhatian
karena dapat menyebabkan kematian utama di negara-negara maju maupun negara
berkembang. Menurut survey yang dilakukan oleh Word Health Organization (WHO)
pada tahun 2000, jumlah penduduk dunia yang menderita hipertensi untuk pria sekitar
26,6% dan wanita sekitar 26,1% dan diperkirakan pada tahun 2025 jumlahnya akan
meningkat menjadi 29,2% (Apriany, 2012)
Prevalensi hipertensi di Asia diperkirakan sudah mencapai 8-18 % seperti
diHongkong, prevalensi hipertensi pada pria sekitar 17% dan pada wanita 5
%.Sedangkan di Malaysia, menurut laporan prevalensi hipertensi kelompok umur
25tahun keatas ialah 14,4 %.Prevalensi penderita hipertensi di Indonesia terus terjadi
peningkatan. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2000 sebesar
21% menjadi 26,4% dan 27,5% pada tahun 2001 dan 2004. Selanjutnya, diperkirakan
meningkat lagi menjadi 37% pada tahun 2015 dan menjadi 42% pada tahun 2025.
Menurut data Kementrian Kesehatan RI tahun 2009 menunjukkan bahwa prevalensi
hipertensi sebesar 29,6% dan meningkat menjadi 34,1% tahun 2010. (Apriany, 2012)
Kasus hipertensi merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan
kematiandan gangguan kardiovaskuler. Selain itu hipertensi dapat pula
menimbulkankomplikasi pada organ jantung, otak dan ginjal. Hipertensi dikenal oleh
orangawam sebagai ”penyakit darah tinggi”, yang terkadang tidak
disadari penderitanya sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Keluhan juga
tidak dirasakan mengganggu, hanya pusing-pusing sedikit.Namun setelah
diukur tekanan darahnya ternyata sudah melewati batas normal.(Karyadi, E, 2006). Suatu
masalah kesehatan dianggap serius dalam masyarakat jika masalah atau penyakit
tersebut memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi apabila penyakit tersebut
menyerang mereka yang berusia produktif.(Asnur, 2007)
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil kasus
tentang hipertensi pada Ny. R di ruang perawatan Merpati RS.Sari Mulia Banjarmasin.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hipertensi?
2. Apa etiologi / penyebab hipertensi ?
3. Apa patofisiologi hipertensi?
4. Apa manifestasi klinik/ tanda dan gejala hipertensi ?
5. Apa komplikasi hipertensi ?
6. Bagaimana penatalaksanaan medis hipertensi ?
7. Bagaimana penatalaksanaankeperawatan hipertensi ?
C. Tujuan
1. Umum
Untuk menambah pengetahuan kita tentang hipertensi
2. Khusus
a. Mengetahui pengertian hipertensi
b. Mengetahui etiologi /penyebab hipertensi
c. Mengetahui patofisiologi hipertensi
d. Mengetahui manifestasi klinik/ tanda dan gejala hipertensi
e. Mengetahui Komplikasi hipertensi
f. Mengetahui penatalaksanaan medis hipertensi
g. Mengetahui penatalaksanaankeperawatan hipertensi
D. Manfaat
1. Bagi Instansi
a. Instansi pendidikan
Agar pendidikan dapat lebih mempersiapkan mahasiswanya baik dari segi teori,
skill, maupun mental dalam menghadapi klien agar dapat memberikan konstribusi
yang maksimal bagi peningkatan status kesehatan klien. Memberikan asuhan
keperawatan yang komprehensif bagi klien dengan melihat aspek bio-psiko-sosio-
spiritual.
b. Instansi kesehatan
Agar RS. Sari Mulia dapat lebih meningkatkan pelayannannya sehingga RS.Sari
Mulia dapat dikenal lebih unggul dalam segi pelayanan kepada klien.
2. Bagi klien dan keluarga
Agar klien mau memotivasi dirinya sendiri untuk pola hidup yang menuju ke
arahberulangnya hipertensi, misalnya hindari konsumsi garam berlebih, hindari
stres, olah raga teratur.
Diharapkan keluarga memberikan support yang positif bagi klien demi
meningkatkan status kesehatan klien dan diharapkan keluarga ikut waspada terhadap
risiko pada keluarga klien sendiri.
3. Bagi profesi keperawatan
Agarkita sebagai profesi keperawatan dapat lebih memahami dan mengerti, serta
mampu mengaplikasikan tindakan asuhan keperawatan sesuai teori yang telah di
pelajari dipendidikan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Pengertian hipertensi sendiri menurut WHO adalah keadaan seseorang apabila
mempunyai tekanan sistolik sama dengan atau lebih tinggi dari 160 mmHg dan tekanan
diastolik sama dengan atau lebih tinggi dari 80 mmHg secara konsisten dalam beberapa
waktu.
Hipertensi atau tekanan darah adalah kekuatan yang digunakan oleh darah yang
bersirkulasi pada dinding-dinding dari pembuluh-pembuluh darah, dan merupakan satu
dari tanda-tanda vital yang utama dari kehidupan, yang juga termasuk detak jantung,
kecepatan pernapasan, dan temperatur.(Muhammadun, 2010).
Hipertensi adalah keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah di atas normal atua kronis dalam waktu yang lama.Hipertensi merupakan
kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita (Sylvia, 2009).Sedangkan menurut Rusdi
(2009) Hipertensi merupakan penyakit kelainan jantung yang ditandai oleh
meningkatnya tekanan darah dalam tubuh.Seseorang yang terjangkit penyakit ini
biasanya berpotensi mengalami penyakit – penyakit lain, seperti stroke dan penyakit
jantung.

B. Etiologi / Penyebab
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :
( Lany Gunawan, 2001 )
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya.
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10
% sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum
diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan
beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi.
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan
tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
a. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah
meningkat.
c. Stress karena Lingkungan.
d. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan –
perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data


penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
 Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
 Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
 Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
 Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )
 Kegemukan atau makan berlebihan
 Stress
 Merokok
 Minum alkohol
 Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :


a. Ginjal
 Glomerulonefritis
 Pielonefritis
 Nekrosis tubular akut
 Tumor
b. Vascular
 Aterosklerosis
 Hiperplasia
 Trombosis
 Aneurisma
 Emboli kolestrol
 Vaskulitis
c. Kelainan endokrin
 DM
 Hipertiroidisme
 Hipotiroidisme
d. Saraf
 Stroke
 Ensepalitis
 SGB
e. Obat – obatan
 Kontrasepsi oral
 Kortikosteroid
C. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak.Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin,
yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai
faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsang vasokonstriksi.Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi.Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi.Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin.Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal.Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler.Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,
hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer,
2001).Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu”
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke sel
jugularis.Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila
diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan
dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat
pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan
darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan
retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan
peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ-organ
seperti jantung. ( Suyono Slamet. 1996 ).
Pathway hipertensi ( SuyonoSlamet. 1996 )
D. Manifestasi Klinis / Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : (Menurut : Edward K Chung,
1995 )
a. Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak
terukur.
b. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan
gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

Klasifikasi
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari
“The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and
Treatment of High Blood Pressure “ (JNC – VI, 1997) sebagai berikut :
No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)
1. Optimal <120 <80
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High 130 – 139 85 – 89
Normal
4. Hipertensi
Grade 1 140 – 159 90 – 99
(ringan)
Grade 2 160 – 179 100 – 109
(sedang)
Grade 3 180 – 209 100 – 119
(berat)
Grade 4 >210 >120
(sangat berat)
E. Komplikasi
Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah:
gangguan penglihatan, gangguan saraf, gagal jantung,gangguan fungsi ginjal, gangguan
serebral (otak), yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang
mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma, sebelum bertambah
parah dan terjadi komplikasi serius seperti gagal ginjal, serangan jantung, stroke,
lakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan merubah gaya hidup dan pola
makan. beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat. seperti
kurang olah raga, stress, minum-minuman, beralkohol, merokok, dan kurang istirahat.
kebiasaan makan juga perlu diqwaspadai. pembatasan asupan natrium (komponen
utama garam), sangat disarankan karena terbukti baik untuk kesehatan penderita
hipertensi.
Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat
menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain :
a. Stroke
b. Gagal jantung
c. Gagal Ginjal
d. Gangguan pada Mata
F. Penatalaksanaan Medis
Secara umum, JNC 8 ini memberikan 9 rekomendasi terbaru terkait dengan target
tekanan darah dan golongan obat hipertensi yang direkomendasikan.

Kekuatan rekomendasi sesuai dengan tabel berikut.

 Grade A/Rekomendasi A – Strong recommendation. Terdapat tingkat keyakinan


yang tinggi berbasis bukti bahwa hal yang direkomendasikan tersebut memberikan
manfaat atau keuntungan yang substansial.
 Grade B/Rekomendasi B – Moderate recommendation. Terdapat keyakinan tingkat
mengenah berbasis bukti bahwa rekomendasi yang diberikan dapat memberikan
manfaat secara moderate.
 Grade C/Rekomendasi C – Weak recommendation. Terdapat setidaknya keyakinan
tingkat moderate berbasis bukti bahwa hal yang direkomendasikan memberikan
manfaat meskipun hanya sedikit.
 Grade D/Rekomendasi D – Recommendation against. Terdapat setidaknya
keyakinan tingkat moderate bahwa tidak ada manfaat atau bahkan terdapat risiko
atau bahaya yang lebih tinggi dibandingkan manfaat yang bisa didapat.
 Grade E/Rekomendasi E – Expert opinion. Bukti-bukti belum dianggap cukup atau
masih belum jelas atau terdapat konflik (misal karena berbagai perbedaan hasil),
tetapi direkomendasikan oleh komite karena dirasakan penting untuk dimasukan
dalam guideline.
 Grade N/Rekomendasi N – no recommendation for or against. Tidak ada manfaat
yang jelas terbukti. Keseimbangan antara manfaat dan bahaya tidak dapat ditentukan
karena tidak ada bukti-bukti yang jelas tersebut.

Sembilan rekomendasi utama yang baru meliputi:

1. Pada pasien berusia ≥60 tahun, mulai terapi farmakologi pada tekanan darah sistolik
≥150 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg dan terapi hingga tekanan
darah sistolik tujuan <150 mmHg dan tekanan darah diastolik tujuan <90 mmHg
(rekomendasi kuat - level A). Jika terapi menyebabkan tekanan darah sistolik yang
lebih rendah (misalnya <140 mmHg) dan terapi ditoleransi dengan baik tanpa efek
samping pada kesehatan dan kualitas hidup, maka tidak perlu penyesuaian dosis
(pendapat ahli – level E).
2. Pada pasien berusia <60 tahun, mulai terapi farmakologi pada tekanan darah
diastolik ≥90 mmHg dan terapi hingga tekanan darah diastolik tujuan <90 mmHg
(untuk usia 30-59 tahun, rekomendasi kuat - level A; untuk usia 18-29 tahun,
pendapat ahli - level E).
3. Pada pasien berusia <60 tahun, mulai terapi farmakologi pada tekanan darah sistolik
≥140 mmHg dan terapi hingga tekanan darah sistolik tujuan <140 mmHg (pendapat
ahli – level E).
4. Pada pasien berusia ≥18 tahun dengan penyakit ginjal kronik, mulai terapi
farmakologi pada tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik
≥90 mmHg dan terapi hingga tekanan darah sistolik tujuan <140 mmHg dan tekanan
darah diastolik tujuan <90 mmHg (pendapat ahli - level E).
5. Pada pasien berusia ≥18 tahun dengan diabetes, mulai terapi farmakologi pada
tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg dan
terapi hingga tekanan darah sistolik tujuan <140 mmHg dan tekanan darah diastolik
tujuan <90 mmHg (pendapat ahli - level E).
6. Pada populasi non-kulit hitam secara umum, termasuk yang mempunyai diabetes,
terapi antihipertensi awal harus meliputi diuretik jenis thiazide, CCB, ACE inhibitor,
atau ARB (rekomendasi sedang - level B). Rekomendasi ini berbeda dengan JNC 7
di mana panel merekomendasikan diuretik jenis thiazide sebagai terapi awal untuk
sebagian besar pasien.
7. Pada populasi kulit hitam secara umum, termasuk yang mempunyai diabetes, terapi
antihipertensi awal harus meliputi diuretik jenis thiazide atau CCB (untuk populasi
kulit hitam secara umum: rekomendasi sedang - level B; untuk populasi kulit hitam
dengan diabetes: rekomendasi lemah - level C).
8. Pada populasi berusia ≥18 tahun dengan penyakit ginjal kronik (PGK), terapi
antihipertensi awal (atau add-on) harus meliputi ACE inhibitor atau ARB untuk
memperbaiki outcome ginjal. Hal ini diaplikasikan pada semua pasien PGK dengan
hipertensi tanpa memperhatikan ras atau status diabetes (rekomendasi sedang - level
B).
9. Tujuan utama terapi hipertensi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan darah
tujuan. Jika tekanan darah tujuan tidak tercapai dalam 1 bulan terapi, tingkatkan
dosis obat awal atau tambahkan dengan obat kedua dari salah satu golongan obat
dalam rekomendasi no.6 (diuretik jenis thiazide, CCB, ACE inhibitor, atau ARB).
Dokter harus terus menilai tekanan darah dan menyesuaikan regimen terapi hingga
tekanan darah tujuan tercapai. Jika tekanan darah tujuan tidak dapat tercapai dengan
2 obat, tambahkan dan titrasi obat ketiga dari daftar yang diberikan. Jangan gunakan
ACE inhibitor dan ARB bersamaan pada pasien yang sama.

Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam dua kategori
- pengobatan dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan pengobatan penyakit
jantung hipertensi.Tekanan darah ideal adalah kurang dari 140/90 pada pasien tanpa
penyakit diabetes dan penyakit ginjal kronik dan kurang dari 130/90 pada pasien
dengan penyakit diatas.
Berbagai macam strategi pengobatan penyakit jantung hipertensi :
a. Pengaturan Diet
Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan atau dengan obat-
obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan bisa memperbaiki keadaan LVH.
Beberapa diet yang dianjurkan:
 Rendah garam,beberapa studi menunjukan bahwa diet rendah garam dapat
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.Dengan pengurangan
komsumsi garam dapat mengurangi stimulasi system renin-angiotensin sehingga
sangat berpotensi sebagai anti hipertensi.Jumlah intake sodium yang dianjurkan
50–100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.
 Diet tinggi potassium,dapat menurunkan tekanan darah tapi mekanismenya belum
jelas.Pemberian Potassium secara intravena dapat menyebabkan vasodilatasi,yang
dipercaya dimediasi oleh nitric oxide pada dinding vascular.
 Diet kaya buah dan sayur.
 Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
 Tidak mengkomsumsi Alkohol.
b. Olahraga Teratur
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan dapat memperbaiki keadaan jantung.Olaharaga
isotonik dapat juga bisa meningkatkan fungsi endotel, vasodilatasi perifer, dan
mengurangi katekolamin plasma.
Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat
dinjurkan untuk menurunkan tekanan darah.
c. Penurunan Berat Badan
Pada beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian
hipertensi dan LVH.Jadi penurunan berat badan adalah hal yang sangat efektif untuk
menurunkan tekanan darah.
Penurunan berat badan (1kg/minggu) sangat dianjurkan. Penurunan berat badan
dengan menggunakan obat-obatan perlu menjadi perhatian khusus karena umumnya
obat penurun berat badan yang terjual bebas mengandung simpatomimetik,sehingga
dapat meningkatan tekanan darah, memperburuk angina atau gejala gagal jantung
dan terjainya eksaserbasi aritmia.
Menghindari obat-obatan seperti NSAIDs, simpatomimetik, dan MAO yang dapat
meningkatkan tekanan darah atau menggunakannya dengan obat antihipertesni.
d. Farmakoterapi
berbagai kelompok obat antihipertensi seperti thiazide, beta-blocker dan kombinasi
alpha dan beta blocker, calcium channel blockers, ACE inhibitor, angiotensin
receptor blocker dan vasodilator seperti hydralazine. Hampir pada semua pasien
memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi untuk mencapai tekanan darah yang
diinginkan
G. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas/ Istirahat
1. Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
2. Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
b. Sirkulasi

1. Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan


penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi,perspirasi.
2. Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis,
takikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis,
suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.
c. Integritas Ego
1. Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stress
multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
2. Tanda :Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian,tangisan
meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit ginjal
pada masa yang lalu).
e. Makanan/cairan
1. Gejala: Maanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta
kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini(meningkat/turun)
Riwayat penggunaan diuretik
2. Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.
f. Neurosensori
1. Gejala: Keluhan pening /pusing,sakit kepala,subojksipital (terjadi saat bangun dan
menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam) Gangguan penglihatan
(diplobia, penglihatan kabur,epistakis).
2. Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek,
proses pikir, penurunan keuatan genggaman tangan.
g. Nyeri/ ketidaknyaman
Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakitkepala.
h. Pernafasan
1. Gejala: Dispnea yang berkaitan dari aktivitas /kerja takipnea,ortopnea,dispnea,
batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
2. Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan buny inafas
tambahan (krakties/mengi), sianosis.
i. Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.
Diagnosa Keperawatan

1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload,


vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
3. Nyeri ( sakit kepala ) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral
4. Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d masukan berlebih
5. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit dan
perawatan diri
INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnose Tujuan dan kriteria hasil intervensi
keperawatan
1. Resiko tinggi Setelah diberikan asuhan 1. Pantau TTD
terhadap penurunan keperawatan diharapkan 2. Catat keberadaan,kualitas denyutan
curah jantung b.d klien mau berpartisipasi sentraldan perifer
peningkatan dalam aktivitas yang 3. Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas
afterload, menurunkan TD/beban 4. Amati warna kulit,kelembaban,suhu,dan
vasokonstriksi, kerja jantung dengan KH : masa pengisian kapiler
iskemia miokard, - TD dalam rentang 5. Catat edema umum/tertentu
hipertropi individu yang dapat 6. Berikan lingkungan tenang dan
ventricular diterima nyaman,kurangi aktivitas/keributan
- Irama dan frekuensi lingkungan .batasi jumlah pengunjung
jantung stabil dalam dan lamanya tinggal.
rentang normal 7. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti
istirahat ditempat tidur/kursi, jadwal
periode istirahat tanpa gangguan, bantu
pasien melakukan perawatan diri sesuai
kebutuhan.
8. Lakukan tindakan-tindakan nyaman
seperti pijatan punggung dan
leher,miringkan kepala di tempat tidur.
9. Anjurkan tehnik relaksasi,panduan
imajinasi ,aktivitas pengalihan.
10. Pantau respon terhadap obat untuk
mengontrol tekanan darah

2. Intoleran aktivitas Setelah diberikan asuhan 1. Kaji respon klien terhadap aktivitas,
b.d kelemahan keperawatan diharapkan perhatian frekuensi nadi lebih dari20
umum klien klien mampu X per menit di atas frekuensi istirahat,
ketidakseimbangan melakukan aktivitas yang peningkatan TD yang nyata
antara suplai dan ditoleransi KH : selama/sesudah aktivitas,dispnea,nyeri
kebutuhan oksigen. -Klien berpartisipasi dalam dada, keletihan dan kelemahan yang
aktivitas yang berlebihan, diaphoresis, pusing atau
diinginkan/diperlukan pingsan.
-melaporkan peningkatan 2. Intruksikan pasien tentang tehnik
dalam toleransi aktivitas penghematan energi,mis,
yang dapat diukur menggunakan kursi saat mandi, duduk
-menunjukkan penurunan saat menyisir rambut atau menyikat
dalam tanda – tanda gigi, melakukan aktifitas dengan
intoleransi fisiologi perlahan.
3. Berikan dorongan untuk melakukan
aktivitas/perawatan diri bertahap jika
dapat ditoleransi .berikan bantuan
sesuai kebutuhan.

3. Nyeri b.d agen Setelah diberikan asuhan 1. mempertahankan tirah baring selama
injuri biologi ( keperawatan diharapkan fase akut
peningkatan tekanan nyeri berkurang dengan 2. berikan tindakan non farmakologi
vaskuler serebral) KH : untuk menghilangkan sakit kepala
-Klien melaporkan mis, kompres dingin pada dahi, pijat
nyeri/ketidaknyamanan punggung dan leher, tenang, redupkan
hilang/terkontrol lampu kamar lampu kamar, tehnik
-nyeri berkurang relaksasi(panduan imajinasi, diktraksi)
dan aktifitas waktu senggang.
3. Hilangkan/minimalkan aktivitas
vasokontriksi yang dapat
meningkatkan sakit kepala mis,
mengejan saat BAB, batuk panjang
dan membungkuk.
4. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai
kebutuhan
5. Berikan cairan,makanan lunak,
perawatan mulut yang teratur bila
terjadi pendarahan hidung atau
kompres hidung telah dilakukan untuk
menghentikan pendarahan
6. kolaborasi pemberian obat analgesik,
7. Kolaborasi pemberian obat
Antiansietas mis, lorazepanm(ativan),
diazepam,(valium).
BAB 3
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Hari/Tanggal pengkajian : 4 Januari 2016
A.IDENTITAS
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. R
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 47 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Banjarmasin
Status perkawinan : Sudah menikah
Agama : Islam
Suku/bangsa : Banjar/Indonesia
Tanggal masuk RS : 03 Januari 2016
Diagnosa medis : Hipertensi
Nomor Rekam Medik: XX-XX-20

2. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Ny. M
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 27 Tahun
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Banjarmasin
Hubungan dengan klien : Anak kandung
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh pusing dan nyeri ulu hati

2. Riwayat Kesehatan / Penyakit Sekarang


Pasien mengatakan sebelum masuk RS. sari mulia, dia pernah dirawat inap
selama 2 hari diRS. I dan dirawat selama 3 hari di RS. S pada tanggal 18
Desember 2015 dan keluar pada tanggal 20 Desember 2015 dengan keluhan
pusing dan susah tidur. Saat dirawat dirumah sakit pasien selalu merasa sesak
setelah meminum obat.Dua hari sebelum dirawat di RS. Sari mulia pasien
mengeluh tidak bisa tidur selama dua hari berturut-turut dan merasa pusing serta
nyeri di bagian ulu hati hingga akhirnya pada tanggal 3 Januari 2015 pasien
dibawa oleh keluarga ke RS. Sari Mulia dan menjalani rawat inap.

3. Riwayat Kesehatan / Penyakit Dahulu


Pasien mengatakan mulai umur 30 tahun sudah pernah menderita penyakit seperti
yang dialaminya sekarang.

4. Riwayat Kesehatan / Penyakit Keluarga


Pasien mengatakan ibu pasien mempunyai riwayat penyakit hipertensi.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umun
TTV:
TD : 180/100
P : 100x / menit
RR : 20x /menit
T : 37,4 C
Tingkat Kesadaran : Composmentis
GCS : E4V5M6
Antropometri :
TB : 154 cm
BB : 52 KG

2. Kulit
Keadaan umum kulit pasien terlihat normal, kulit terlihat bersih, turgor kulit
kembali dalam waktu kurang dari 3 detik, warna kulit sawo matang, tidak
terdapat lesi.

3. Kepala dan Leher


Kepala pasien terlihat simetris,rambut pasien berwarna hitam keputih-putihan
karena faktor usia, tidak ada benjolan pada kepala.Leher normal dan tidak ada
pelebaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, pasien mampu
menoleh kekiri dan kekanan.

4. Penglihatan dan Mata


Mata pasien terlihat simetris, konjungtiva anemis, tidak ada terlihat joundice,
tidak ada peradangan atau trauma, tidak ada penggunaan alat bantu penglihatan,
penglihatan pasien sedikit terganggu , terdapat lingkar hitam didaerah mata ,pupil
kanan dan kiri pasien bereaksi terhadap cahaya.

5. Penciuman dan Hidung


Hidung pasien terlihat simetris, tidak ada pergerakan cuping hidung, tidak
terdapat sumbatan atau peradangna,tidak terdapat pengeluaran secret ataupun
darah.
6. Pendengaran dan Telinga
Keadaan umum telinga pasien baik dan terlihat simetris, tidak terdapat lesi, tidak
ada penggunaan alat bantu dengar, tidak ada gangguan saat mendengar.
7. Mulut dan Gigi
Keadaan umum mulut dan gigi baik, gigi terlihat bersih,tidak ada peradangan
pada mulut,lidah tampak bersih, mukosa bibir pucat dan agak kering tidak ada
kelainan bentuk pada bibir, , bibir atas dan bawah terlihat simetris, tidak ada
gangguan menelan, tidak ada kelainan bentuk dan kelainan lain.
8. Dada,Pernapasan dan Sirkulasi
I : Bentuk dada simetris, tidak terdapat jaringan parut dan lesi, tidak ada retraksi
dinding dada,tidak ada penggunaan alat bantu napas dan tidak ada kelainan
bentuk dada dan tulang belakang.
P : Tidak ditemukan adanya nyeri tekan ketika dilakukan ekspansi dada dan
taktil premitus terasa getaran seirama.
P : terdengar bunyi sonor
A : Suara napas normal (vesikuler), tidak ada suara napas tambahan
9. Abdomen
Inspeksi : Warna kulit sawo matang,tidak nampak adanya jaringan parut,
ditemukan adanya gerakan napas pada perut, tidak terdapat adanya benjolan
Auskultasi : Bising usus terdengar 16x/m
Palpasi : terdapat adanya nyeri tekan,paa bagian abdomen
Perkusi : terdengar bunyi tympani pada abdomen
10.Genetalia dan Reproduksi
Tidak ada keluhan pada organ genetalia dan sistem reproduksi.

11.Ekstremitas Atas dan Bawah


4 4
4 4
Keterangan :
0 : Paralisis total
1 : Tidak ada gerakan, teraba / terlihatadanya kontraksi otot
2 : Gerakan menentang gravitasi dengan songkongan / tidak mampu melawan
gravitasi
3 : Gerakan normal menentang gravitasi
4 : Gerakan normal penuh dengan tahanan sedikit
5 : Gerakan dengan tahanan penuh

D. KEBUTUHAN FISIK,PSIKOLOGI, SOSIAL DAN SPIRITUAL


1. Aktivitas dan Istirahat
Dirumah : Pasien senang beraktivitas melakukan pekerjaan rumah, satu
bulan terakhir pasien kurang istirahat karena kesulitan
tidurpada malam hari
Di RS : Pasien ditemani keluarga saat ke kamar mandi dan kesulitan
untuktidur,jikapun tidur tetap saja tidak nyenyak,dan sering terbangun
tengah malam

N Di Rumah Di RS
Aktivitas Ket
o. 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
1 Mandi √ √ 0= Mandiri
2 Toeleting √ √ 1= dibantu alat
3 Mobilisasi ketempat √ √ 2= dibantu sebagian
tidur
4 Berpakaian √ √ 3= dibantu sebagian
besar
5 Berpindah √ √ 4=dibantu total

Dari tabel diatas bahwa ada perbedaan aktivitas selama dirumah dan di rumah
sakit, data pengkajian di rumah sakit rata-rata Ny. R aktivitas dan istirahat
dibantu sebagian .

Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Dibantu alat
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu orang lain dan alat
4 : Tergantung total
2. Personal Hygiene
Dirumah : Pasien mandi 2x sehari, keramas 1x sehari, dan gosok gigi 2x
sehari
Di RS : Pasien mandi 1x sehari dengan dibantu keluarga ke kamar
mandi
3. Nutrisi
Dirumah : pasien makan dengan nasi dan lauk pauk, dengan porsi
sebanyak satu piring,pasien makan 3x sehari
Di RS : Pasienmakan dengan nasi dan lauk pauk, sebanyak 1 porsi,
pasien makan 3x sehari.
4. Eliminasi (BAB & BAK)
Dirumah : Pasien BAB 1x sehari . Pasien BAK lebih dari 3x sehari dengan
warna kuning jernih
Di RS : Pasien BAB 1x seehari , Pasien BAK lebih dari 3x sehari dengan
warna kuning jernih

5. Seksualitas
Pasien berjenis kelamin perempuan dan mempunyai satu orang anak

6. Psikososial
Hubungan pasien dengan orang terdekat baik

7. Spiritual
Pasien beragama Islam
E. DATA FOKUS
DO
- Inspeksi : klien tampakcemas,mukosa bibir kering .
- Palpasi : terdapat nyeri tekan pada bagian abdomen
P = nyeri pada saat berbaring, Q = nyut-nyutan’ R= abdomen di bagian epigastric
S = 4 (sedang) 1-10,T= Hilang timbul
-Perkusi = -
-Auskultasi = -
TTV
TD :180/100
P : 100x / menit
RR : 20x /menit
T : 37,4 C

DS
-Klien mengatakan pusing
-Klien mengatakan tidak bisa tidur
-Klien mengatakan cemas dengan keadaannya sekarang .
F. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Status Rujukan Keterangan


Hematologi Gr/dl
Hemoglobin 11,11,2*(-) Gr/dl 11,5-15,5

Leukosit 7870 /cal 4000-11000


Eritrosit 4,58 Data/ul
Trombosit 422000*(+ /al 150,000-350000
)
Hematokrit 32,7 *(-) % 35,0 - 45,0
KIMIA KLINIK

GULA DARAH
Glukosa darah 90 Mg/dl <200
sewaktu
LEMAK
Cholestrol total 134 Mg/dl <200
HDL-Cholostrol 30 *(-) Mg/dl >30
LDL-Cholestrol 102 Mg/dl <130
(Direk)
Trigleserida 73 Mg/dl <130
Fungsi Ginjal
Ureum 16,23 *(-) Mg/dl 20,00 – 50,00

Bun 7,58 * (-) Gr/dl 10,00 – 20,00

Creatinin 0,780,78 Mg/dldl 0,0,50 - 120


H. ANALISA DATA

NO Data Masalah Etiologi


1 DS Nyeri akut (kepala) Agen injury
Klien mengatakan pusing biologis
Do
Klien tampak lemah dan pucat
P=pada saat duduk, Q= nyut-nyutan,
R=kepala, S=5 (Sedang) 1-10,
T=Hilang timbul
TD : 180/100 mmHg
P : 100x / menit
RR : 20x /menit
T : 37,4 C

2 DS Gangguan pola tidur Proses penyakit


Klien mengatakan sulit untuk
tidur,jikapun tidur tetap saja tidak
nyenyak,dan sering terbangun tengah
malam
DO
-Klien tampak gelisah
-tampak lingkar hitam di daerah
mata klien.
TD : 180/100 mmHg
P : 100x / menit
RR : 20x /menit
T : 37,4 C

3 DS Ansietas Perubahan dalam


Klien mengatakan cemas status kesehatan
DO
Klien tampak cemas dan gelisah
TD : 180/100 mmHg
P : 100x / menit
RR : 20x /menit
T : 37,4 C
G. Terapi farmakologi

No Nama Sediaan komposisi indikasi Dosis Dosis Efek samping Kontra indikasi
obat obat (Advis (berdasarkan
dokter) literatur)
1 RL Cairan Na laktat 3,1 Mengembalik 20 tpm Dewasa Panas,infeksi pada Hipertermia,kelain
g an  50cc/kg tempat an ginjal,kerusakan
Nacl 6 gr keseimbanga BB/jam penyuntikan,throm sel hati,laktat
KCL 0,3 gr n elektrolit Anak-anak bosis,vena atau asidosis.
CaCl 0,2 g pada  10 kg/4 flebitis yang
Kemasan 500 dehidrasi ml/kgB meluas dr tempat
ml B/jam penyuntikan,ekstra
 10 kg/2 vasasi.
ml/KgB
B/jam
 10 kg/1
ml/kgB
B/jam

https://id.wikibo
oks.org/wiki/Cat
atan_Dokter_M
uda/Terapi/Caira
n

2 Pumpisel Injeksi/vi Pantoprazole Tukak 2x1 mg 20 mg/hari Gangguan Hipersensitifitas


al 40 mg duodenal,mas selama 4 pencernaan seperti
a minngu,pemelih misalnya nyeri
penyembuha araan perut, diare,
n tukak sehari1x20 konstipasi,
saluran mg,tukak kembung, mual,
cerna,sindro lambung sehari muntah, mulut
m zollinger- 1x40 mg sblm kering
ellizon dan tidur malam
adenoma
endokrin
majemuk
3 Racikan kapsul Domperidon Sindrom 3x1 kapsul Dewasa dan usia Sedasi,reaksi Pasien dengan
vometa 10 dispepsia lanjut: Untuk ekstraperimidal prolaktinoma,tumo
mg/tab,5mg/5 yang sering dispepsia distonik,parkinson,t r hipofisis yang
ml disertai fungsional : 10- ardive mengeluarkan
sirup,5mg/ml pengosongan 20 mg 3 dyskinesia(pada pa prolaktin.
drops lambung kali/hari sien dewasa http://medicastore.c
yang sebelum makan danusia lanjut) dan om/obat/9447/VO
terlambat,refl dan 10-20 mg 1 dapat dilatasi META_FT_TABL
uks kali/hari dengan obat ET.html
gastroesofagi sebelum tidur antiparkinson
tis,mual dan selama http://medicastore.c
muntah maksimal 12 om/obat/9447/VO
minggu. Untuk META_FT_TABL
mual dan ET.html
muntah Dewasa
dan usia lanjut :
10-20 mg tiap 4-
8 jam. Anak :
0.2-0.4 mg/kg
berat badan/hari
tiap 4-8 jam.

http://www.apot
ikantar.com/vo
meta_ft_10_mg
_tablet
4 Esilgan tablet Estazolam 1 Semua 2 mg 1 Dws:neurosis,ga Mengantuk,pusing Tidak boleh
mg,2 mg gangguan tablet ngguan dalam 1- diberikan pda
tidur karena 2 mg sbelum penderita miastenia
gugup,cemas tidur,Psikosis,sk gravis,pasien dg
,tegang,osiko izofremia 2-4 fungsi
sis dan mg,sblm tidur, pernapasannya
gangguan malam sblm tertekan, jangan
badaniah spt operasi 1-2 mg minum-minuman
nyeri setelah sblm tidur. yang beralkohol
operasi dan
trauma
5 Magalat tablet Magaldrat Gangguan 3x1 cth 1-2 tab atau 1-2 Gangguan fungsi Insufisiensi ginjal
480 mg lambung sdt sehari usus
Simetikon karena ,hipolosfatemia,kon
20mg/tab hiperasiditas stipasi,diare.
Magaldrat dengan atau
540 tanpa rasa
mg,simetikon kembung.Pen
20 mg/5ml. gobatan
simptomatis
ulkus
peptik,gastriti
s,esofagitis,h
ema hiatus
6 Cardace tablet Ramipril 2,5 Hipertensi,ga 2,5 Mg Awal : 1 kali Hipotensi di Hipersensitivitas
mg gal jantung 1x1 sehari 2.5 mg. awal,mual,pusing,s terhadap
kongestif Pemeliharaan : akit penghambat
setelah infark 2.5-5 mg/hari. kepala,mengantuk ACE,memiliki
miokardial.M Maksimal : 10 dan batuk sejarah edema
engurangi mg/hari. Untuk angioneuretik,steno
resiko infark pasien yang sis arteri renal yg
miokardial,str diterapi dengan signifikan scr
oke. diuretik ; bila bilateral,hipotensi,k
mungkin ehamilan dan
diuretik menyusui
dihentikan 2-3
hari sebelum
terapi. Dosis
awal : 1.25
mg/hari. Untuk
gagal jantung
kongestif : Awal
: 1 kali sehari
1.25 mg.
Maksimal : 10
mg/hari. Untuk
terapi sesudah
infark miokard :
Awal : 2 kali
sehari 2.5 mg
selama 2 hari.
Dosis dapat
ditingkatkan
sampai dengan
maksimal 10
mg/hari dengan
selang waktu 1-
3 hari.

ISO.2013.The Indonesian Pharmacists.Jakarta:PT.Isfi


H. PERENCANAAN (INTERVENSI) DAN IMPLEMENTASI

DIAGNOSA PERENCANAAN
N IMPLEMENTAS
KEPERAWAT TUJUAN EVALUASI
O I
AN INTERVENSI RASIONAL
1 Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan  Berikan  Dengan  Mengatur S =Klien
Agen injuri keperawatan pada Ny. R. selama posisi yang mengatur posisi pasien mengatakan masih
biologis 1x24 jam diharapkan nyeri tidak nyaman. posisi yang seperti semi pusing.
dirasakan lagi dengan kriteria hasil  Ciptakan nyaman fowler.
O =pasien tampak
: suasana pasien bisa  Memberikan
Lemah
 Pasien mampu mengontrol yang rileks. istirahat yang
nyeri tenang dan  Dengan cukup TD=180/100,P
 Pasien melaporkan bahwa nyaman. menciptaka misalnya =100 x/m, RR=
nyeri berkurang n suasana dapat 20x/m,T=37,4
 Mampu mengenali  Kolaborasi yang tenang beristirahat
nyeri(skala,intensitas,frekuen dengan dan naman siang kurang A = Masalah
si dan tanda nyeri) dokter pasien dapat lebih 4 jam.
belum teratasi
 Pasien mengatakan dalam beristirahat  Menganjurka
kenyamanan karna nyeri pemberian tanpa ada n pasien
terapi gangguan. untuk P = lanjutkan
berkurang
- farmakolog menghindari intervensi
i  Dengan makanan -Berikan posisi
berkolabora yang yang nyaman.
 .instruksi si dengan mengandung Seperti semi
kan klien dokter rendah garam
fowler.
menggunakan diharapkan  Berkolaborasi
pasien dengan dokter -instruksikan klien
teknik relaksasi
mendapat dalam menggunakan
penanganan pemberian teknik relaksasi
lebih lanjut. obat.seperti seperti nafas dalam
pumpisel 2x1 -ciptakan suasana
mg.
Esilgan 2 mg yang tenang dan
1 tablet nyaman
 Dengan Cardace 2,5 an
menginstruk Mg 1x1
sikan teknik
relaksasi
pasien bisa
rileks.

2 Gangguan pola Setelah dilakukan tindakan  Beri pasien  Dengan Memberikan S =Klien
tidur b.d proses keperawatan pada Ny. R selama ruangan memberikan pasien ruangan mengatakan tidur
penyakit. 1x24 jam diharapkan pasien dapat yang pasien ruangan yang nyaman malam masih
nyaman yang nyaman  Membatasi
istirahat tidur malam dengan kurang.
 Batasi jam diharapkan jam
optimal kriteria hasil : berkunjung pasien merasa berkunjung O:-
 Melaporkan istirahat tidur pasien ; nyaman pagi jam 10- O =Klien tampak
malam yang optimal  Batasi  Dengan 12 lemah
 Tidak menunjukkan jumlah membatasi jam Sore 16-17 -Terdapat kantong
perilaku gelisah pengunjung berkunjung Malam hitam di daerah
 Hindari diharapkan 19- 21
 Wajah tidak pucat dan mata
keributan pasien dapat
konjungtiva mata tidak  Kolaborasi beristirahat  Menghindari
anemis karena kurang tidur dengan  Dengan keributan A=Masalah belum
malam dokter membatasi jumla misalkan teratasi
 Mempertahankan/membent h pengunjung batasi
uk pola tidur yang agar pasien pengunjung P =Intervensi
merasa tenang cukup 2 orang dilanjutkan
memberikan energy yang
 Mengkolabor -Beri pasien
cukup untuk menjalani  Dengan asi dengan
aktivitas sehari-hari. ruangan yang
menghindari dokter obat
keributan Esilgan 2 mg nyaman
diharapkan k/p. - Hindari keributan
pasien dapat - kolaborasi
beristirahat dengan dokter
dengan nyaman -

 Dengan
berkolaborasi
dengan dokter
diharapkan
pasien mendapat
penanganan
lebih lanjut.

Setelah dilakukan tindakan  Bina -Agar mampu  Membina S= klien


Ansietas b.d keperawatan pada Ny. R selama hubungan saling
untuk hubungan mengatakan
3 1x24 jam diharapkan klien tidak berkomunikasi saling khawatir dengan
Perubahan percaya
cemas dengan kriteria hasil : terapeutik percaya penyakitnya
dalam status 
 Klien mampu Observas seperti
kesehatan mengidentifikasi dan - Ansietas ringan menjaga O= Klien tampak
i tingkah laku
mengungkapkan gejala cemas yang dapat privaci gelisah
 Pasien melaporkan secara ditunjukkan pasien.
menunjukkan dengan peka  Mempertaha A= masalah
verbal ketidakcemasan
 Vital Sign dalam batas tingkat ansietas rangsang dan nkan sikap belum teratasi
normal: insomnia. yang tenang
 Ekspresi wajah dan bahasa Ansietas berat misalkan P= intervensi
tubuh menunjukkan yang berkembang untuk tidak dilanjutkan
 .instruksi kedalam keadaan stress dalam
kketidakcemasan kan klien panik dapat menghadapi -Bina hubungan
menggunakan menimbulkan penyakit saling percaya.
teknik relaksasi perasaan yang diderita -Intruksikan klien
terancam, saat ini. menggunakan
 .anjurkan ketidakmampuan  Menginstruk teknik relaksasi
keluarga untuk untuk berbicara sikan klien -Anjurkan
memberikan dan bergerak. menggunaka keluarga untuk
dukungan n teknik memberikan
kepada klien  Dengan relaksasi dukungan kepada
menginstr seperti tarik klien.
uksikan napas dalam.
teknik
relaksasi
pasien
bisa
rileks.
 Dengan
dukungan
keluarga
bisa
memperc
epat
proses
penyemb
uhan
pasien.
Catata perkembangan

No Hari/tanggal No diagnosa Catatan paraf


perkembangan
1 Selasa 05 1 S= pasien
januari 2016 mengatakan
Masih pusing
0= pasien tampak
lemah.
TD :160/100 P:18x/m
,RR 88 X/m T=36,8
A= Masalah belum
teratasi.
P= Lanjutkan
intervensi
 Ciptakan
suasana yang tenang
dan nyaman.

 Kolaborasi
dengan dokter
dalam
pemberian terapi
farmakologi
Selasa 05 2 S= Pasien
januari 2016 mengatakan masih
sulit untuk tidur
0=pasien tampak
lemah dan gelisah
A=masalah belum
teratasi
P=lanjutkan
intervensi
 Beri pasien
ruangan yang
nyaman
 Hindari
keributan
 Kolaborasi
dengan dokter

Selasa 05 3 S=klien mengatakan


januari 2016 cemas dengan
keadaannya sekarang
0= pasien tampak
lemah, gelisah dan
tidak banyak bicara.
A= masalah belum
teratasi
P=Lanjutkan
intervensi
-Bina hubungan
saling percaya
-Observasi tingkah
laku yang
menunjukkan tingkat
ansietas

.-instruksikan klien
menggunakan teknik
relaksasi
NO Hari/tanggal No diagnosa Catatan Paraf
perkembangan
1 Rabu 06 1 S= pasien mengatakan
januari 2016 pusing mulai
berkurang
0= pasien tampak
lemah.
TD :160/100
A= Masalah teratasi
sebagian.
P= Lanjutkan
intervensi
 Ciptakan
suasana yang tenang
dan nyaman.

Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian obat
cardace
2 Rabu 06 2 S= Klien mengatakan
januari 2016 bahwa dia sudah bisa
tidur walau sesekali
terbangun
0=pasien masih lemah
dan gelisah
A=masalah teratasi
sebagian
P=lanjutkan intervensi
 Beri pasien
ruangan yang
nyaman
 Hindari
keributan
 Kolaborasi
dengan dokter
dengan
pemberian obat
esilgen

3 Rabu 06 3 S=anak klien


januari 2016 mengatakan bahwa
ibunya sudah mulai
bersosialisasi dengan
orang lain
0= pasien masih
gelisah
A= masalah teratasi
sebagian
P=Lanjutkan
intervensi
-Bina hubungan saling
percaya

.-instruksikan klien
menggunakan teknik
relaksasi
BAB 4
PEMBAHASAN

Hipertensi menurut WHO adalah keadaan seseorang apabila mempunyai


tekanan sistolik sama dengan atau lebih tinggi dari 160 mmHg dan dan tekanan
diastolik sam dengan atau lebih tinggi dari 80 mmHg secara konsisten dalam beberapa
waktu.Jenis hipertensi yang diderita Ny. R adalah Grade 3 (berat) yang sistoliknya 180-
209 mmHg dan diastoliknya 100-119 mmHg.
Pasien berusia 47 tahun bernama Ny. R di rawat inap diruangan merpati B
Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin pada tanggal 03 januari 2016 dengan diagnosa
hipertensi. Pasien mengeluh pusing dan nyeri ulu hati, pada saat pengkajian terdapat
TD:180/100 , P:100x/m , RR:20x/m dan T:37,4 C.Klien tampak lemah mukosa bibir
kering,terdapat kantung hitam didaerah mata .
Penatalaksanaan dengan diagnosa hipertensi pada Ny.R di rumah sakit adalah
sebagai berikut:
Pada saat di RS Ny.R kebutuhan nutrisinya sudah diatur dengan ahli gizi seperti:
1. Rendah garam, dengan mengkonsumsi makanan yang rendah garam dapat
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
2. Diet kaya buah dan sayur seperti buah apel dan melon yang diberikan pada saat di
RS.
3. Diet rendah kolesterol,seperti tidak mengkonsumsi makanan yang berlemak karena
mengakibatkan terjadinya komplikasi jantung koroner.
4. Tidak mengkonsumsi alkohol.
Pada saat di RS Ny.R diberikan obat-obatan seperti:
1. Injeksi pumpisel (pantoprazole) 2x1 mg.
2. Racikan vometa 3x1 tablet digunakan sesudah makan per 8 jam.
3. Esilgan 2 mg di minum 3x1 tablet sebelum tidur.
4.Cardace (obat hipertensi) 2,5 mg digunakan 1x1 tab sesudah makan.
Sesuai dengan teori yang kami temukan bahwa pengaturan diet di RS tidak ada
perbedaan antara penatalaksanaan teori dan di Rumah Sakit.Pada teori terdapat
penatalaksanaan olah raga teratur dan penurunan berat badan tidak dilakukan di
Rumah sakit karena pada pasien Ny.R untuk penatatalaksanaan olah raga tidak bisa
dilakukan karena kondisinya yang lemah dan utuk penurunan Berat Badan juga tidak
dilakukan di RS karena Berat Badan pasien dalam rentan normal yaitu 52 kg.Untuk
terapi farmakologi di teori kami diberikan obat antihipertensi seperti thiazide,beta-
blocker,kombinasi alpha dan beta blocker,calcium chanel chanel blockers,ACE
inhibitor,angiotensin receptor blocker dan vasodilator seperti hydralazine.
Pada saat diRS Pasien diberikan obat cardace pada kelompok obat angiotensin
(ACE inhibitor) itu adalah obat antihipertensi.Dan untuk obat yang lain seperti racikan
vometa,pumpisel dan esilgan itu hanya untuk keluhan pasien yang lain seperti adanya
nyeri,mual,susah tidur tidak berfokus pada obat hipertensinya.
BAB 5
PENUTUP
A.Kesimpulan
Hipertensi merupakan kekuatan yang digunakan oleh darah yang bersirkulasi
pada dinding-dinding dari pembuluh darah, dan merupakan satu dari tanda-tanda
vital yang utama dari kehidupan, yang juga termasuk detak jantung, kecepatan
pernapasan, dan temperatur (Kusnandar, dkk, 2008).
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar
yaitu :
a. Hipertensi esensial yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya seperti
faktor keturunan dan kebiasaan hidup.
b Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain seperti
gagal ginjal, vaskular, endokrin, dan saraf.
Tanda dan gejala pada hipertensi seperti nyeri kepala, kelelahan dan tekanan darah
yang meningkat.Dalam perjalanannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang
dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain :
a. Stroke
b. Gagal ginjal
c. Gagal jantung
d. Gangguan pada mata
Penatalaksanaan keperawatan pada penyakit hipertensi antara lain aktivitas/ istirahat,
sirkulasi, integritas ego, eliminasi, makanan/ cairan, neurosensori, nyeri, pernapasan
dan keamanan.
B. Saran
1. Bagi Instansi
a. Instansi pendidikan
Diharapkan pendidikan dapat lebih mempersiapkan mahasiswanya baik dari
segi teori, skill, maupun mental dalam menghadapi klien agar dapat
memberikan konstribusi yang maksimal bagi peningkatan status kesehatan
klien.Memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi klien dengan
melihat aspek bio-psiko-sosio-spiritual.
b. Instansi kesehatan
Diharapkan RS.Sari Mulia dapat lebih meningkatkan pelayannannya sehingga
RS.Sari Mulia dapat dikenal lebih unggul dalam segi pelayanan kepada klien.
2. Bagi klien dan keluarga
Diharapkan klien mau memotivasi dirinya sendiri untuk pola hidup yang
menuju ke arahberulangnya hipertensi, misalnya hindari konsumsi garam
berlebih, hindari stres, olah raga teratur.
Diharapkan keluarga memberikan support yang positif bagi klien demi
meningkatkan status kesehatan klien dan diharapkan keluarga ikut waspada
terhadap risiko pada keluarga klien sendiri.
3. Bagi profesi keperawatan
Diharapkan kita sebagai profesi keperawatan dapat lebih memahami dan
mengerti, serta mampu mengaplikasikan tindakan asuhan keperawatan sesuai
teori yang telah di pelajari di pendidikan
DAFTAR PUSTAKA

Muhammadun. 2010. Hidup Bersama Hipertensi. Yogyakarta.In Books.


Sylvia. 2009. Diet Sehat Untuk Penyakit Asam Urat, Diabetes, Hipertensi dan Stroke.
Yogyakarta.A-Plus Books.
Rusdi (2009).Awas! Bisa mati cepat akibat Hipertensi dan Diabetes.Jogjakarta : Power
Books (IHDINA)
New JNC 8 hypertension guidelines: What does the panel recommend now? Monthly
Prescribing Reference [Internet]. 2013 [cited 2013 Dec 23]. Available from;
http://www.empr.com/new-jnc-8-hypertension-guidelines-what-does-the-panel-recommend-
now/article/326269/
Carpenito, Lynda Juall. 2009. Diagnosa Keperawatan. Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi
IX. Alih Bahasa: Kusrini Semarwati Kadar. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai