OLEH :
Kami menyatakan menerima dan menyetujui Proposal ini yang disusun oleh
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi Keperawatan
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yesus, karena kasih,
kemurahan dan hikmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
proposal dengan judul Hubungan Pola Makan Dan Stres Dengan Peningkatan
Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II Di Ruang Rawat
Inap RSUD dr M. Haulussy Ambon. Tujuan dari penulisan proposal ini adalah
untuk memenuhi syarat tugas akhir untuk penyusunan skripsi dan sebagai salah
satu persyaratan untuk mempunyai gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada
Universitas Kristen Indonesia Maluku di Fakultas Kesehatan.
ii
9. Spesial untuk orang tua tercinta (bapak Leksi, Mama Rika), adik-adik tercinta
(Susan,Lisa,Obe,Samuel) yang telah banyak memberikan doa dan dukungan
kepada penulis secara moril maupun material hingga proposal ini dapat
selesai, Anggota keluarga dan kerabat (Mouw/Ratuanik) dan (Rismando
Ririhena) yang senatiasa memberikan doa dan dukungan semangat kepada
penulis.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala saran, masukan,
serta kritikan yang bersifat membangun agar dapat menyempurnakan proposal ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
iv
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………… 47
C. Populasi dan Sampel ………………………………………. 48
D. Variabel Penelitian ……………………………………….... 49
E. Defenisi Operasional ………………………………………. 50
F. Instrumen Penelitian ……………………………………….. 52
G. Pengumpulan Data …………………………………………. 53
H. Pengolahan Data …………………………………………… 54
I. Analisis Data ………………………………………………. 56
J. Etika Penelitian ……………………………………………. 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Halaman
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mengatur keseimbangan kadar gula dalam darah, akan tetapi apabila intake
darah. Tingginya kadar gula darah dapat disebabkan oleh berbagai faktor
disebabkan oleh faktor dari luar tubuh manusia seperti kuranya aktivitas
fisik, pola makan yang salah, dan stres (Fox & Kilvert, 2016).
edisi ke-8 tahun 2017 bahwa jumlah penderita DM di dunia pada tahun
2017 mencapai 425 juta orang dewasa berusia antara 20-79 tahun. Lebih
1
tahun 2045 jumlah penderita DM akan meningkat menjadi 629 juta orang.
Melitus ke-6 terbanyak di dunia dengan angka 10,3 juta penderita setelah
Cina (114,4 juta), India (72,9 juta), Amerika (30,2 juta), Brazil (12,5 juta),
Mexico (12,0 juta), Indonesia (10,3 juta), kemudian diikuti Rusia (8,5
juta), Mesir (8,2 juta), Jerman (7,5 juta) dan Pakistan (7,5 juta)
prevelensi diabetes pada orang dewasa mencapai 6,9%, dan di tahun 2018
dokter pada rentang usia 55-64 tahun menempati posisi tertinggi sebesar
berdasarkan hasil pengukuran kadar gula darah pada penduduk umur ≥15
dokter pada penduduk semua umur sebesar 0,7%, dan prevalensi Diabetes
Umum Daerah dr. M Haulussy Ambon total pasien Diabetes Melitus Tipe
2
II tahun 2017 sebanyak 179 orang, tahun 2018 sebanyak 398 orang, tahun
2019 sebanyak 191 orang dan Januari sampai Februari 2020 sebanyak 59
orang..
banyak yakni melingkupi 90-95% dari kasus diabetes tipe lain (PERKENI,
obesitas, perubahan gaya hidup, pola makan yang salah, obat-obatan yang
hidup terutama mengatur pola makan yang sehat dan seimbang. Pola
makan adalah cara mengatur jumlah dan jenis asupan makanan untuk
(Chatterjee, et al., 2018). Hal ini didukungan dengan hasil penelitian yang
kadar gula darah pada pasien DM yakni terdapat hubungan antara pola
3
dengan kadar gula darah pada pasien DM di Rumah Sakit PKU
yang memiliki pola makan yang tidak teratur memiliki kadar gula darah
yang lebih buruk dibandingkan dengan pasien yang memiliki pola makan
yang teratur.
mengubah pola makan, latihan fisik, dan penggunaan obat yang biasanya
terhadap kadar gula darah. Semakin tinggi tingkat stres yang dialami
penderita DM, maka semakin tinggi kenaikan kadar gula darah. Hal ini
didukungan dengan hasil penelitian yang dilakukan Julia dan Derek (2017)
tentang hubungan tingkat stres dengan kadar gula darah pada pasien DM
yang mengalami kadar gula darah buruk sehingga hasil yang didapatkan
adanya hubungan tingkat stres dengan kadar gula darah pada pasien
4
Hasil wawancara peneliti yang dilakukan pada tanggal 16 Maret
pola makan pasien tidak baik dimana pola konsumsi makan pasien 3x
sehari bahkan lebih dari 3x sehari dalam jumlah porsi yang agak banyak,
makanan yang harus dihindari seperti kue-kue manis, gula pasir, ikan asin,
bosan dengan variasi makanan yang sama setiap harinya, sehingga ingin
pasien mengerti dan menaati pola makan DM karena tidak ingin kadar
menggantikan nasi dengan ubi rebus atau pisang rebus dan lebih
5
tidur. Adapun hal lain yang membuat ke tiga pasien merasakan stres
untuk meneliti dengan judul “Hubungan Pola Makan Dan Stres Dengan
Ambon”.
B. Rumusan Masalah
yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah ada
Hubungan pola makan dan stres dengan peningakatan kadar gula darah
pada pasien Diabetes Melitus Tipe II pada Ruang Poliklinik Rumah Sakit
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
6
2. Tujuan Khusus
Ambon.
D. Manfaat Penelitian
Tipe II.
bahwa pola makan dan stres yang tidak tepat pada penderita Diabetes
3. Bagi Pasien
7
membantu keberhasilan pengendalian kadar gula darah dalam keadaan
normal.
4. Bagi Peneliti
hubungan pola makan dan stres dengan peningakatan kadar gula darah
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
insulin oleh sel β pankreas dan atau ganguan fungsi insulin (resistensi
2018).
a. Usia
9
sebagian besar orang dengan diabetes berumur antara 45-64 tahun.
Hampir setengah
40-59 tahun. Lebih dari 80% dari 184 juta orang dengan diabetes
2016).
b. Genetik
2015).
c. Jenis kelamin
10
tubuh menjadi mudah terakumulasi akibat proses hormonal
II (Irawan, 2017).
d. Riwayat DM gestastional
(Hasdianah, 2016).
f. Pola makan
11
mengkonsumsi makanan secara berlebihan, selain itu pola
makanan yang serba instan saat ini memang sangat digemari oleh
ditimbun dalam tubuh sebagai lemak dan gula. Jika insulin tidak
h. Stres
yang didapat terdapat tingkat stres yang tinggi terjadi pada pasien
12
makanan dan latihan fisik adalah hal yang essensial dalam
i. Kadar kolestrol
lebih sering terjadi pada malam hari dan urin yang dikelurkan
mengandung glukosa
13
b. Polidipsia (Timbul rasa haus)
energi.
relatif dan tidak absolut. Pada awal perkembangan DM Tipe II, sel β
14
menunjukan gangguan pada sekresi insulin fase pertama, artinya
antara lain :
a. Komplikasi Akut
1) Hipoglikemi
ataupun minum obat tablet anti diabetes, tetapi tidak makan dan
dingin.
15
2) Ketoasidosis Diabetik
darah. Hal ini terjadi akibat sel otot tidak mampu lagi
darah. Keluhan dan gejala tersebut berupa nafas yang cepat dan
3) Hiperosmolar non-ketotik
b. Komplikasi Kronik
16
kronik yang sering terjadi pada penderita DM antara lain kerusakan
saluran pencernaan.
a. Edukasi
17
diberikan meliputi cara pencegahan komplikasi dan perawatan,
c. Latihan Jasmani
Latihan jasmani sangat penting dalam pelaksanaan diabetes
18
kadar HDL kolesterol dan menurunkan kadar kolesterol total serta
trigliserida.
d. Terapi farmakologis
perluh minum obat anti diabetes secara oral atau tablet. Pasien
19
hiperglikemia dan pasien dapat melakukan keempat pilar diatas
Kadar gula darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang
Menurut Callista Roy, Kadar gula darah adalah jumlah glukosa yang
glukosa darah antara lain yaitu pemeriksaan kadar glukosa darah puasa
20
melakukan tes. Untuk orang yang berusia tua (65 tahun ke atas),
glukosa meningkat lebih tinggi pada usia tersebut (Rudy Bilous &
Hasil yang bisa dilihat dari tes ini adalah sebagai berikut :
b. Jika kadar gula darah ditunjukan adalah 100 mg/dL sampai 126
diabetes (pre-Diabetes).
c. Jika kadar gula darah lebih dari 126 mg/dL, maka ia terkena
penyakit diabetes
21
b. Jika kadar gula darah ditunjukan adalah 110 mg/dL sampai 199
diabetes (pre-Diabetes).
c. Jika kadar gula darah lebih dari 200 mg/dL, maka ia terkena
penyakit diabetes
makan.
b. Jika kadar gula darah ditunjukan adalah 140 mg/dL sampai 199
diabetes (pre-Diabetes).
c. Jika kadar gula darah lebih dari 200 mg/dL, maka ia terkena
penyakit diabetes
22
C. Konsep Pola Makan Diabetes Melitus Tipe II
Pola makan adalah pola makan yang seimbang antara zat gizi
suatu sistem, cara kerja, atau usaha untuk melakukan sesuatu. Dengan
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-
23
a. Jadwal Makanan
tepat kadar glukosa darah akan tetap stabil dan penderita DM tidak
24
b. Jumlah Makanan
keras.
total, lemak 20-25% dari kebutuhan energi total dan karbohidrat sisa
c. Jenis Makanan
2016).
25
1) Konsumsi Karbohidrat
sehingga tidak mudah menaika kadar gula darah dan lebih bisa
sepanjang hari.
26
produk padi-padian (roti, pasta) justru dapat mempercepat
ayam bagian paha dan sayap tanpa kulit, serta putih telur
3) Konsumsi Lemak
27
maupun rangkap dan hindari konsumsi lemak jenuh. Asupan
terdapat pada telur, lemak ikan salem dan tuna (Susanto, 2013
4) Konsumsi Serat
28
jamur segar, mentimun, tomat, sawi, tauge, kangkung, terong,
Amtiria, 2016).
29
dalam tubuh tidak terpakai. The European Association for the
II seperti :
putih telur
kedelai.
belimbing.
30
e) Susu rendah lemak.
sagu.
alpukat.
kelapa sawit.
31
3. Tujuan Pengaturan Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Tipe
II
hidup.
2013).
Melitus Tipe II
a. Sumber Karbohidrat
32
3) Mengkonsumsi makanan yang harus mengandung karbohidrat
dalam sel
b. Sumber Protein
c. Sumber Lemak
33
6) Bahan makanan yang perluh diabatasi adalah yang banyak
d. Serat
34
D. Konsep Stres
1. Defenisi Stres
tekanan kerja, stres psikososial dan stres fisik akibat trauma, operasi
modern. Hal ini dikarenakan stres sudah menjadi bagian hidup yang
usia, dengan kata lain, stres pasti terjadi pada siapapun dan dimanapun.
2. Penyebab Stres
tinggi. Selain itu, sumber stres yang lain meliputi hal-hal berikut (Nasir
35
a. Dalam diri individu seseorang
Tingkat stress yang muncul tergantung pada keadaan rasa sakit dan
umur individu, selain itu stres juga akan muncul dam diri
berikut :
b. Dalam Keluarga
36
anak, adik dan kakak, hal tersebut yang dapat memicu timbulnya
a) Frustasi
b) Konflik
memberatkan.
c) Tekanan
37
dari luar berupa tuntutan dari lingkungan untuk
menentukan keputusan.
2) Dampak stres
(Nasriati, 2015).
d) Aspek biologis
e) Aspek psikologis
38
tersebut adalah gejala kognisi, gejala emosi, dan gejala
tingkah laku.
bertambah besar (baik dari stressor yang sama atau dari stressor yang
stres yaitu :
a. Faktor-faktor lingkungan
39
2) Tuntutan dan sikap keluarga, contohnya seperti tuntutan yang
individu tersebut.
ingin dicapai.
perkembangan
c. Pikiran
1) Pusing
3) Nyeri dada
40
4) Kelelahan
6) Sakit perut
7) Gangguan tidur
b. Terhadap mood
1) Ansietas
2) Tidak tenang
3) Fokus terganggu
4) Merasa kewalahan
3) Penggunaan zat
4) Sering merokok
5) Suka menyendiri
Ada beberapa strategi untuk mengurangi stres yaitu (Putri, Rima, dan
Novia, 2014) :
41
2) Berikan informasi yang dibutuhkan oleh pasien. Stres yang dialami
oleh pasien.
pasien.
masalah yang sama. Hal ini dapat dilakukan agar pasien dapat
menurunkan stres.
Scale). Unsur yang dinilai anatara lain skala stres. Pada kuesioner ini
Normal : 0-14
42
Stres Berat : 26-33
dari glikogen yang beredar dalam darah. Setelah itu epinephrine juga
ada pada tubuh. begitu gula darah melonjak drastic, pankreas akan
kalau sering mengalami kondisi seperti ini, insulin pada pankreas akan
43
Kondisi stres yang terus menerus berlangsung dalam rentang
Melitus. Bila ditambah dengan gaya hidup tidak sehat seperti kurang
stres bisa jadi pemicu terjadinya diabetes lebih cepat. Jadi sebenarnya
44
E. Kerangka Konsep
sebagai berikut :
Pola Makan
Peningkatan Kadar
Gula Darah
Diabetes Melitus
Tipe II
Stres
Keterangan
dependen
45
F. Hipotesis Penelitian
Haulussy Ambon
Haulussy Ambon
Haulussy Ambon.
46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
menyangkut variabel bebas resiko dan variabel terikat atau variabel akibat
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini rencakan akan dilakukan pada bulan April sampai
Mei 2020.
47
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
2. Sampel
dibulatkan menjadi 37
Keterangan :
48
n = Besar sampel
N = Besar populasi
Dengan demikian banyaknya sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini
a. Kriteria Inklusi :
Haulussy Ambon.
b. Kriteria Eksklusi :
responden.
D. Variabel Penelitian
digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan
sebagai berikut :
49
1. Varibel Independen (Bebas)
dalam penelitian ini adalah pola makan dan stres pada pasien Diabetes
peningkatan kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus Tipe II.
E. Defenisi Operasional
2016). Defenisi operasional pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1
50
Tabel 3.1 Defenisi Operasional
Variabel Dependen
1 Peningkatan Kandungan gula Glukometer Gula darah sewaktu/GDS Ordinal
kadar gula dalam darah melebihi easy touch (mg/dL):
darah dari batas normal GCU dan
catataan Normal : Jika <110 mg/dL
medis
Tinggi : Jika ≥200 mg/dL
51
F. Instrumen Penelitian
variabel pola makan dan stres, sedangkan data kadar gula darah penderita
1. Karakteristik Responden
dengan cara memilih salah satu kolom frekuensi pada setiap jenis
makanan apakah 1 kali perhari, 2-3 kali perhari, 1-2 kali perhari, 4-6
kali perminggu, 1-3 kali perbulan, dan tidak pernah. Bahan makanan
yang ada dalam daftar kuesioner SQ-FFQ adalah jenis makanan yang
52
3. Kuesioner Stres
Kuesioner Depression Anxiety and Stres Scale (DASS), alat ukur ini
memiliki skor 0-14 diakatan normal, skor 15-18 dikatakan stres ringan,
skor 19-25 dikatakan stres sedang, skor 26-33 stres berat dan jika skor
4. Data kadar gula darah diperoleh melalui catatan medis rumah sakit.
G. Pengumpulan Data
penelitian.
penelitian.
53
5. Peneliti mempersilahkan responden untuk menandatanggani lembar
kurang jelas.
H. Pengolahan Data
1. Editing
kemungkinan data yang masuk (raw data) atau data terkumpul itu
54
atau kesalahan, data dapat dilengkapi atau diperbaiki baik dengan
2. Coding
tiap data yang masuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat
3. Entry
kontigensi.
4. Cleaning
5. Tabulating
Pada tahap ini dianggap data telah selesai diproses sehingga harus
55
I. Analisis Data
Analisis data yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu analisis
1. Analisis Univariat
meliputi data umum dan khusus, yang termasuk data umum meliputi
khusus meliputi pola makan, dan stres dengan peningkatan kadar gula
2. Analisis Bivariat
hubungan pola makan dan stres dengan peningkatan kadar gula darah
pada pasien Diabetes Melitus Tipe II. Dan dalam data penelitian ini
digunakan uji statistik yang digunakan adalah uji chi square (X²),
56
tingkat signifikan 95% dan α sama dengan 0,05, yaitu: (Sofyan,
2013)
b. Jika nilai p > 0,05 maka H0 gagal diterima, yang berarti tidak
terikat.
J. Etika Penelitian
penelitian.
57
menjadi responden maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap
menghargai haknya.
privasi.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
sebagai riset.
4. Keadilan (Justice)
58
6. Memperhitungkan kerugian yang ditimbulkan (Nonmaleficience)
59
DAFTAR PUSTAKA
Amtiria, R. H. 2016. Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pasien
Diabetes Melitus Tipe II di Poli Penyakit Dalam RSUD dr. H. Abdul
Moeloek Propinsi Lampung Tahun 2015. FK. Universitas Lampung.
Skripsi
Chatterjee, S., Davies, M. J., Heller, S., Speight, J., Snoek, F. J., & Khunti, K.
(2018). Diabetes structured self-management education programmes: a
narrative review and current innovations. The Lancet Diabetes &
Endocrinology, 6 (2), 130–142. https://doi. org/10.1016/S2213-
8587(17)30239-5
Fox C, Kilvert A, 2016 Bersahabat dengan Diabetes Tipe II, Depok: Penebar Plus
ISBN: 978-6028661-29-4
60
International Diabetes Federation. (2017). IDF diabetes atlas eighth edition 2017.
Brussel: International Diabetes Federation. Retrieved from
https://diabetesatlas.org/.
Mayo Clinic. (2016). How stress affects your body and behavior. Mayo Clinic.
[online] Accessed 23 April 2018. Available at:
https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/stress
management/indepth/ stress-symptoms/art-20050987
61
PERKENI (2015) Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Melitus
Tipe 2 di Indonesia 2015, Perkeni. doi:
10.1017/CBO9781107415324.004.
Price S.A, LM. Wilson. 2014. Patofisiologi konsep klinis proses – proses
penyakit. Edisi 6. Volume 2. Alih bahasa : Pendit BU, Hartanto H,
Wulansari P, Mahanani DA. Jakarta : EGC, 2005 : 1260
Cakrawala Pendidikan.
Trisnawati, 2015, Faktor risiko diabetes mellitus tipe 2 pasien rawat jalan di
Tandra, H. (2013) Life Healthy with Diabetes: Diabetes, Mengapa & Bagaimana?
Tjokroprawiro. A. (2012). Garis Besar Pola Makan dan Pola Hidup Sebagai
Jilid III, Edisi Kelima. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
FK UI.
62
World Health Organization. (2018). Diabetes. Genewa: World Health
sheets/detail/diabetes.
63
L A M P I R A N
Lampiran 1
(…………………………..)
Lampiran 2
KUESIONER
HUBUNGAN POLA MAKAN DAN STRES DENGAN PENINGKATAN
KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI
RUANG POLIKLINIK RSUD dr. M HAULUSSY AMBON
Tanggal Penelitian :
Kode Responden :
Identitas Responden
Jawablah beberapa pertanyaan ini sebagai identitas diri anda, dengan tanda (√)
yaitu sebagai berikut :
1) Inisial nama :
2) Umur :
3) Jenis Kelamin :
1. Laki-laki 2. Perempuan
4) Pendidikan :
5) Pekerjaan :
1. Belum pernah
2. 1-3 kali
3. >3 kali
Lampiran 3
Petunjuk : Berilah tanda check list (√) pada kolom yang sesuai dengan kebiasaan
kamu dalam mengkonsumsi makanan (dalam 1 bulan terakhir).
Petunjuk Pengisian :
1. Isilah angket dengan jujur sesuai dengan apa yang paling anda rasakan saat
ini. Apapun jawaban anda akan dijamin kerahasiaannya,
2. Berilah tanda (√) pada salah satu kolom yang menurut anda cocok atau anda
setuju dengan pernyataan tersebut.
3. Untuk kerjasama dan perhatiannya, peneliti mengucapkan terima kasih.
Keterangan :
Tidak pernah : 0
Kadang-kadang : 1
Sering : 2
Hampir setiap saat : 3
(Nursalam, 2016).
LEMBAR OBSERVASI
PENILAIAN KADAR GULA DARAH