Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK 2

MAKALAH PENYAKIT KEJANG DEMAM

Nama Kelompok :

1. Dien David Wijaya Khrisma / 106012218001


2. Dogowini Praise / 106012210029
3. Frans Amelia / 106012210139

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KLABAT JANUARI 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami kelompok 2 dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Kejang Demam”.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini tidak akan berhasil tanpa
kontribusi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan rasa terima kasih
yang mendalam kepada semua pihak yang telah berkontribusi dan dukungan dalam
pembuatan makalah ini. Berterima kasih juga kepada dosen pembimbing kami yang terkasih
Ns. Nova Gerungan, M.Kep yang telah memberikan arahan kepada kami.

Kami sadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan untuk perbaikan. Kami
sangat terbuka terhadap kritik serta saran konstruktif yang dapat membantu kami
meningkatkan makalah ini di masa mendatang. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat
dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan.

Airmadidi, Febuari 2024

Kelompok 2

2
Daftar Isi

TUGAS KELOMPOK 2............................................................................................................1


Kata Pengantar
………………………………………………………………………………...2
Pendahuluan
…………………………………………………………………………………...3
a. Latar Belakang ………………………………………………………………………3
b. Rumusan Masalah …………………………………………………………………...3
c. Tujuan Penulisan …………………………………………………………………….3
Pembahasan …………………………………………………………………………………...4
a. Pengertian ……………………………………………………………………………4
b. Etiologi ………….…………………………………………………………………...4
c. Manifestasi Klinis …………………………………………………………………...4
d. Patofisiologi …………………………………………………………………………5
e. Pathaway ………….…………………………………………………………………6
f. Penatalaksanaan ……………………………………………………………………..7
g. Cara Pencegahan .……………………………………………………………………8
Asuhan Keperawatan......……………………………………………………………………...9
Penutup ……………………………………………………………………………………....11
a. Kesimpulan ………………………………………………………………………….11
b. Saran ……. ………………………………………………………………………….11
Daftar Pustaka …….......…………………………………………………………………….12

3
PENDAHULUAN
Latar belakang
Kejang demam sering terjadi pada anak-anak di bawah lima tahun akibat peningkatan suhu
tubuh yang tiba-tiba karena infeksi atau penyakit penyebab demam. Meskipun biasanya tidak
menyebabkan kerusakan permanen pada otak, kejang demam dapat menimbulkan kecemasan
signifikan di kalangan orangtua. Pemahaman mendalam mengenai faktor risiko, mekanisme
terjadinya, dan tindakan yang diperlukan sangat penting untuk memberikan penanganan yang
tepat dan mengurangi kekhawatiran.

Penelitian medis menunjukkan bahwa genetika, riwayat keluarga, dan faktor lingkungan
dapat memengaruhi kejang demam. Identifikasi faktor risiko ini dapat membantu tindakan
pencegahan pada anak-anak yang berisiko. Makalah ini membahas definisi, faktor risiko,
mekanisme terjadinya, serta tindakan pencegahan dan penanganan kejang demam pada anak
dengan merinci literatur terkini dan penelitian terbaru. Diharapkan kontribusi makalah ini
dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai kejang demam pada
anak.

Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi penyebab utama terjadinya kejang demam pada anak?
2. Apa dampak dari kejang demam terhadap kesehatan anak?
3. Bagaimana tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko kejang demam kepada
anak?

Tujuan Penulisan
1. Memberikan pemahaman mengenai kejang
2. Mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang dapat memicu kejang
3. Memberikan informasi pencegahan agar dapat menghindari risiko kejang
4. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan orang tua terhadap kejang yang dapat terjadi

BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
Kejang demam yang terjadi pada anak merupakan kondisi yang terjadi ketika suhu tubuh
meningkat dengan cepat, yang disebabkan oleh infeksi atau penyakit lainnya yang dapat
menyebabkan demam. Pada umumnya kejang demam ini terjadi pada anak yang berusia 6

4
bulan sampai 5 tahun, dan insiden kejang demam ini tertinggi terjadi pada usia 18 bulan
(Ciputra Medical Center, 2022).
Menurut kemenkes RI Kejang merupakan salah satu gangguan neurologik yang sering di
jumpai pada anak-anak. Terjadinya kejang akibat dari infeksi yang nengenai jaringan
ekstrakranial seperti; tonsilitis, otitis media akut dan brokitis.
Kejang atau bangkitan didefinisikan sebagai suatu kejadian mendadak yang berupa
kesadaran terganggu, bingung, gerakan otot abnormal (Kemenkes, 2022).

Etiologi
Kejang demam hingga saat ini masih belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor
telah diidentifikasi sebagai penyebab potensial, termasuk:
1. Demam
Kejang pada anak sering kali terkait dengan demam, yang menyebabkan kenaikan suhu
tubuh di atas batas normal. Umumnya, kejang ini bersifat sementara dan berlangsung hanya
beberapa menit sebelum berhenti secara spontan.
2. Infeksi
Infeksi dalam tubuh, terutama yang disebabkan oleh virus seperti virus flu atau virus
penyebab penyakit roseola, dapat menjadi pemicu umum kejang demam pada anak.
3. Riwayat Keluarga
Beberapa anak mungkin mengalami kejang demam karena faktor keturunan dari keluarga
mereka. Namun, kejang demam tidak hanya terjadi pada anak-anak dengan riwayat keluarga
kejang demam, tetapi juga dapat dialami oleh anak-anak tanpa riwayat keluarga yang serupa
(Ciputra Medical Center, 2022).

Manifestasi Klinis
- Kedua tangan dan kaki terasa kaku
- Mata terkadang berkedip-kedip
- Suhu lebih dari 38°C
- Urine mungkin keluar
- Anak menangis
- Rasa mual dan muntah
- Tidak merespon suara orang tuanya

Patofisiologi
Sumber energi otak berasal dari proses reduksi glukosa menjadi air dan karbon dioksida.
Membran sel saraf memiliki permukaan lipoid yang sulit dilewati oleh ion natrium (Na+),
tetapi ion kalium (K+) dan elektrolit lainnya dapat melewatinya. Konsistensi ion K+ dalam

5
sel saraf meningkat seiring dengan penurunan konsentrasi Na+, yang dikenal sebagai
potensial membran saraf.
Enzim Na-K ATP-ase dari permukaan sel berperan dalam menjaga keseimbangan potensial
membran. Potensi membran dapat dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi ion ekstraseluler
dan arus listrik, memicu rangsangan patologis pada membran. Kenaikan suhu tubuh dapat
meningkatkan metabolisme basal dan konsumsi oksigen. Pada balita usia tiga tahun, sirkulasi
otak mencapai 65%, sedangkan pada orang dewasa hanya 15%. Suhu tinggi dapat cepat
mempengaruhi keseimbangan membran sel neuron, menyebabkan pelepasan muatan listrik
dari ion natrium dan kalium.
Muatan listrik yang besar dapat menyebabkan keljang. Keljang selama kurang dari 15
menit biasanya tidak berbahaya, tetapi lebih dari 15 menit dapat menyebabkan masalah
napas, gangguan pernapasan, dan kekurangan energi untuk otot rangka. Gangguan
pernapasan terjadi ketika konsentrasi CO2 tinggi dan asam laktat berlebih, mempengaruhi
metabolisme otak (Kusyani et al, 2022).
Pathway

(Kusyani et al, 2022)

Penatalaksanaan
Penanganan kejang pada anak melibatkan langkah-langkah umum untuk menjaga
keselamatan, memastikan pernapasan, dan segera menghubungi bantuan medis jika kejang

6
berlangsung lebih dari lima menit. Setelah kejang mereda, evaluasi medis oleh profesional
diperlukan untuk menentukan penyebabnya dan apakah perawatan tambahan diperlukan.
1. Penggunaan Obat Penurun Panas
Berikan antipiretik seperti parasetamol atau ibuprofen untuk meredakan demam.

2. Penerapan Kompres Hangat


Gunakan kompres hangat sebagai alternatif untuk menurunkan suhu tubuh anak, hindari
penggunaan kompres dingin.

3. Segera Konsultasikan dengan Tenaga Medis


Apabila kejang berlangsung lebih dari 5 menit atau terdapat tanda-tanda kesulitan
bernapas, segera cari bantuan medis.

4. Analisis Penyebab Demam


Lakukan evaluasi untuk mengidentifikasi akar penyebab demam dan ambil tindakan yang
sesuai.

5. Pemberian Perawatan Pendukung


Pastikan anak tetap nyaman dengan memberikan cairan yang cukup dan menciptakan
lingkungan yang tenang.

6. Pastikan keamanan anak


Letakkan anak di permukaan yang lembut dan rata, hindari menahan gerakan tubuhnya,
dan pastikan area sekitarnya bebas dari benda tajam yang dapat menyebabkan cedera.

7. Tetap tenang
Meskipun situasinya mungkin menakutkan, usahakan untuk tetap tenang agar dapat
memberikan pertolongan dengan efektif dan mengurangi kecemasan anak.
Setelah kejang berakhir, segera bawa anak ke dokter atau rumah sakit untuk evaluasi
lebih lanjut dan penanganan yang sesuai dengan kebutuhan (Pediatrics, 2020).

Cara Pencegahan
Kejang demam pada anak dapat dicegah dengan cara berikut, yang dapat dilakukan :
1. Vaksinasi: Melaksanakan vaksinasi sesuai dengan jadwal yang dianjurkan oleh lembaga
kesehatan setempat.
2. Upaya Pencegahan Infeksi: Menjalankan praktik kebersihan yang efektif, seperti rajin
mencuci tangan, guna mengurangi risiko terpapar infeksi.
3. Perawatan Kesehatan Rutin: Memastikan anak menerima perawatan kesehatan berkala
yang optimal untuk mendeteksi dan mengatasi penyakit atau kondisi yang dapat
menyebabkan demam (WHO, 2020).

7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN / NCP

Nursing Diagnosis:
(D.0130) Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit infeksi dibuktikan dengan suhu
tubuh diatas nilai normal, kejang, kulit terasa hangat ((PPNI), 2016a).
Perencanaan:
Tujuan
(L.05047) Setelah dilakukan intervensi selama 5 jam, maka diharapkan termoregulasi
membaik dengan kriteria hasil:
- Suhu tubuh membaik
- Suhu kulit membaik
- Kejang menurun ((PPNI), 2016c).
Intervensi
Observasi:
1. Monitor suhu tubuh

Terapeutik:
2. Sediakan lingkungan yang dingin
3. Longgarkan atau lepaskan pakaian
4. Lakukan pendinginan eksternal

8
5. Berikan cairan oral
Edukasi:
6. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi:
7. Kolaborasi pemberian cairan elektrolit intravena, jika perlu ((PPNI), 2016b).
Rasional
1. Mengetahui apakah suhu tubuh menjadi naik secara tiba-tiba
2. Lingkungan dingin dapat dengan mudah menurunkan suhu tubuh
3. Proses penguapan panas menjadi lebih mudah, pada saat suhu tubuh naik, pasien akan
banyak mengeluarkan keringat
4. Membantu untuk mempertahankan permukaan suhu tubuh
5. Cairan oral dapat mencegah suhu tubuh meningkat
6. Istirahat yang cukup dapat membantuh dalam proses pemulihan
7. Untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh serta membantu dalam pemulihan

Implementasi:
07.30-08.30 am
1. Memonitor suhu tubuh
Hasil: T 39°C

2. Menyediakan lingkungan yang dingin


Hasil: T 39°C, kejang mulai berkurang

3. Melonggarkan atau melepaskan pakaian


Hasil: Pasien merasa lebih nyaman
08.30-09.30 am
4. Melakukan pendinginan eksternal (dengan kompres hangat pada bagian dahi,
leher, dada, abdomen, dan aksila)
Hasil: Memonitor kembali suhu tubuh dengan hasil T 38°C
10.00-11.00 am
5. Menganjurkan tirah baring
Hasil: Pasien merasa lebih nyaman
11.00-11.30 am
6. Memonitor kembali suhu tubuh
Hasil: T 37°C

Evaluasi:

9
12.00 am
S: -
O:
- Suhu tubuh membaik
- Suhu kulit membaik
- Kejang menurun
A: Masalah teratasi
P: Kaji masalah lain

10
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
Kejang demam adalah keadaan di mana serangan kejang muncul pada anak sebagai reaksi
terhadap kenaikan suhu tubuh. Meskipun cenderung tidak membahayakan, penting bagi
orang tua dan profesional medis untuk memiliki pemahaman yang komprehensif tentang
gejala, penanganan, dan risiko yang terkait. Dengan pengetahuan yang memadai, dapat
diambil tindakan pencegahan dan penanganan yang efisien untuk mengatasi kejang demam.
Saran
Sangat diharapkan dengan adanya pengawasan dan tindakan pencegahan secara menyeluruh
yang berisiko tinggi kejang demam. Kerjasama yang baik antara orang tua, keluarga, dan
pihak medis sangatlah penting. Serta Penting juga dalam meningkatkan pengetahuan
masyarakat untuk menghindari kepanikan, khususnya dalam kelompok dengan risiko tinggi
kejang demam.

11
Daftar Pustaka
(PPNI), P. P. N. I. (2016a). Standar diagnosis keperawatan Indonesia: Definisi dan indikator
diagnostik (1st ed.). Dewan Pengurus Pusat PPNI.
(PPNI), P. P. N. I. (2016b). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (D. P. P. PPNI (Ed.);
1st ed.).
(PPNI), P. P. N. I. (2016c). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (1st ed.). Dewan
Pengurus Pusat PPNI.
Ciputra Medical Center. (2022). https://www.ciputramedicalcenter.com/kejang-demam-pada-
anak-gejala-penyebab-dan-mengatasinya/
Kemenkes. (2022). Kejang pada anak. 08 September.
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1476/kejang-pada-anak
Kusyani et al. (2022). kejang demam. https://repository.poltekkes-smg.ac.id/index.php?
p=fstream-pdf&fid=212803&bid=39358
Pediatrics, A. of. (2020). No Titl.
WHO. (2020). No Titl.

12

Anda mungkin juga menyukai