Anda di halaman 1dari 8

“ RESUME TEORI PROSES PENUAAN “

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Gerontik

Disusun oleh:
Kelompok 2
Ajij 32722001D18006
Ani Gayatri 32722001D18014
Farah Farhanah 32722001D18040
Melani R Zanah 32722001D18060
Muhammad Aqil U 32722001D18063
Shafanissa Nurulhizzah 32722001D18100
Shinta Hamidah 32722001D18102
Siti Sabila Suherman 32722001D18106

Dosen Pembimbing
Dedi Wahyudin, S.Kep.,Ners

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2020
TEORI PROSES PENUAAN

Menurut UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992 ayat 1 ”Manusia usia lanjut


(glowing old) adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan
biologis, fisik, sikap, perubahan akan memberikan pengaruh pada keseluruhan
aspek kehidupan termasuk kesehatan
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan – lahan
kemampuan jaringanuntuk memperbaiki diri / menggangti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita, setiap ornag akan mengalami penuaan tetapi penuaan
pada setiap individu akan berbeda tergantung factor herediter, stressor lingkungan,
dan sejumlah besar factor lain.
Proses penuaan dibagi menjadi beberapa tahapan :

1. Tahap Subklinik ( usia 25 – 35 tahun )


Usia ini dianggap usai produktif , tetapi secara biologis muali menjadi
penurunan kadra hormone, testosterone dan estrogen.
2. Tahap Transisi ( usia 35 – 45 tahun )
Mulai terjaid penuaan seperti penumpukan lemak didaerah sentral, rambut
putih mulai tumbuh, kulit mulai keriput, penurunan kemampuan fisik dan
dorongan seksual hingga berkurangnya gairah hidup, mudah lelah
3. Tahap Klinik ( usia 45 tahun keatas )
Gejala dan tanda penuaan terlihat nyata yang meliputi penurunan semua fungsi
system tubuh , antara lain system imun, metabolism, endokrin, kardiovaskuler,
gastrointestinal, otot dan saraf, penyakkit degenerative mulai terdiagnosis
aktivitas dan kualitas hidup berkurang akibat ketidakmampuan baik fisik
maupun psikis

Teori tentang penuaan digolongkan menjadi 2 kelompok : teori biologis dan teori
psikososil

A. Teori Biologis
Teori biologis dalam proses menua mengacu pada asumsi bahwa proses menua
merupakan perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi tubuh selama
masa hidup.

Teori biologis terdiri dari :

1. Teori radikal bebas


Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan satu
buah elektron dari pasangan elektron bebasnya, atau merupakan hasil
pemisahan homolitik suatu ikatan kovalen. Teori ini menyatakan bahwa
penuaan disebabkan karena terjadinya akumulasi kerusakan irreversible
akibat senyawa pengoksidasi , semakin lanjut usia semakin banyak radikal
bebas terbentuk sehingga proses pengrusakan terus terjadi kerusakan
organel sel makin lama makin banyak dan akhirnya sel mati
Tubuh sendiri mempunyai kemampuan untuk menangkal radikal bebas
dalam bentuk enzim enzim :
1. Enzim superoxide dismutase : cara kerjanya dengan mengkatalisis
dismutasi pada superoxide menjadi hydrogen peroxide dan oksigen,
hydrogen peroxide mudah untuk berdifusi melewati membran plasma.
pertahanan tubuh pertama dalam menghadapi radikal bebas ( mencegah
keracunan oksigen)
2. Enzim katalase : enzim yang mengkatalisis reaksi di mana hidrogen
peroksida diurai menjadi air dan oksigen. enzim ini terutama ditemukan di
hati.
3. Enzim glutation peroksidase : merupakan antioksidan enzimatik mampu
mendetoksifikasi hidrogen peroksida dan lipid hidroperoksida dengan
mereduksi glutation (Odzen et al., 2002), serta mencegah pembentukan
radikal bebas baru, atau mengubah radikal bebas yang telah terbentuk
menjadi molekul yang kurang reaktif (Chevion et al., 2003)

2. Teori Genetika
Teori sebab akibat menjelaskan bahwa penuaan terutama
disebabkan oleh pembentukan gen dan dampak lingkungan pada
pembentukan kode genetik. Menurut teori genetike, penuaan adalah suatu
proses yang secara tidak sadar diwariskan yang berjalan dari waktu ke
waktu untuk mengubah sel atau struktur jaringan.

3. Teori Cross Link

Menua disebabkan oleh pada Molekul DNA, molekul kolagen


bereaksi dengan zat kimia dan radiasi sehingga terjadi proses bersilangan
(crosslink) yang mengubah informasi genetic. Adanya crosslink ini
mengakibatkan kesalahan pada tingkat seluler yang akhirnya
mengakibatkan sistem dan organ tubuh gagal untuk berfungsi.

4. Teori Wear and Tear (Dipakai dan Rusak)

Teori ini memberi kesan bahwa hilangnya sel secara normal akibat
dari perubahan dalam kehidupan sehari-hari dan akumulasi sampah
metabolik atau zat nutrisi dapat merusak sintesis DNA, sehingga
mendorong malfungsi molekular dan akhirnya malfungsi organ tubuh,
kematian sel terjadi karena jaringan yang sudah tua tidak beregenarasi

5. Teori Imunitas
Teori imunitas menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem
imun yang berhubungan dengan penuaan.
Dalam tubuh kita terdapat 3 sistem pertahanan tubuh.
1. Sistem pertahanan pertama seperti kelenjar keringat dan kulit.
2. Sistem pertahanan tubuh kedua limposit-B seperti sel darah merah,
sel darah putih.
3. Sistem pertahanan ke tiga lomposit-T yaitu dengan membuat
antibodi.

6. Teori neuroedokrin
Teori neuroendokrin berdasarkan pada peranan berbagai hormon
bagi fungsi organ tubuh. Proses penuaan terjadi karena adanya
keterlambatan dalam sekresi hormon. Pengeluaran hormon pada lansia itu
diatur oleh hipotalamus. Hipotalamus ini kehilangan kemampuan
reseptornya dalam mendeteksi hormone induvidu, oleh Karena itu banyak
hormon pada lansia yang tidak dapat disekresi hal ini menyebabkan lansia
mengalami penurunan aktivitas.

7. Riwayat lingkungan

Faktor-faktor di dalam lingkungan (misalnya karsinogen dari industri,


cahaya matahari, trauma dan infeksi) dapat membawa perubahan dalam
proses penuaan. Walaupun faktor-faktor ini diketahui dapat mempercepat
penuaan, dampak dari lingkungan lebih merupakan dampak sekunder dan
bukan merupakan faktor utama dalam penuaan.

B. Teori psikososiologis

Teori psikososialogis memusatkan perhatian pada perubahan sikap dan


perilaku yang menyertai peningkatan usia. Sebagai lawan dari implikasi biologi
pada kerusakan anatomis. Perubahan sosiologis atau nonfisik dikombinasikan
dengan perubahan psikologis

1. Teori Kepribadian
Menurut Jung, terdapat dua tipe kepribadian yaitu ekstrovert dan
introvert. Pada hal ini, lansia cenderung menjadi introvert terhadap
interaksinya dengan orang lain yang disebabkan adanya penurunan
tanggung jawab dan tuntutan dari keluarga (Stanley, 2007).
2. Teori Tugas Perkembangan
Menurut Havighurst dan Duvali, terdapat tujuh jenis tugas
perkembangan selama hidup lansia:
a. Penyesuaian terhadap penurunan kemampuan fisik dan psikis
b. Penyesuaian terhadap pensiun dan penurunan pendapatan
c. Menemukan makna kehidupan
d. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
e. Menemukan kepuasan dalam hidup berkeluarga
f. Penyesuaian diri terhadap kenyataan akan meninggal
g. Menerima dirinya sebagai seorang lansia
3. Teori Disengagement
Teori yang diperkenalkan oleh Gumming dan Henry (1961),
merupakan proses menarik diri dari peran bermasyarakat dan tanggung
jawabnya sehingga interaksi sosial menjadi berkurang.
4. Teori aktivitas
Lanjut usia dengan keterlibatan sosial lebih besar memliki
semangat dan kepuasan hidup yang tinggi, mempertahankan hidup antar
sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan kelanjut
usia, bahwa hilangnya fungsi peran lansia secara negatif mempengaruhi
kepuasan hidup dan aktivitas mental secara fisik.
5. Teori komunitas
Teori komunitas menjelaskan dampak keperibadian pada
kebutuhan untuk tetap aktif atau memisahkan diri, teori ini menekankan
pada kemampuan kopinh individu sebelumnya dan keperibadian sebagai
dasar untuk memprediksi seseorang akan dapat menyesuaikan diri. Ciri
kepribadian dasar di katakan tetap tidak berubah walaupun usianya lebih
lanjut. Ciri kepribadian secara khas menjadi lebih jelas pada saat orang
tersebut bertambah usia.
6. Teori Subkultur
Menurut Rose (1962 dalam Noorkasiani, 1992), lansia merupakan
kelompok yang memiliki norma, harapan, rasa percaya dan adat kebiasaan
tersendiri sehingga dapat digolongkan sebagai subkultur. Akan tetapi,
mereka ini kurang terintegrasi pada masyarakat luas dan lebih banyak
berinteraksi antarsesama. Dikalangan lansia, status lebih ditekankan pada
bagaimana tingkat kesehatan dan kemampuan mobilitasnya, bukan pada
hasil pekerjaan, pendidikan, ekonomi, yang pernah dicapainya. Kelompok-
kelompok lansia seperti ini bila terkoordinasi dengan baik dan dapat
menyalurkan aspirasinya dimana hubungan antargrup dapat meningkatkan
proses penyesuaian pada masa lansia.
7. Teori Psikologis
Teori psikologis merupakan teori yang luas dalam berbagai lingkup
karena penuaan psikologis dipengaruhi oleh faktor biologis dan sosial, dan
juga melibatkan penggunaan kapasitas adaptif untuk melaksanakan kontrol
perilaku atau regulasi diri.
8. Teori Kebutuhan Manusia
Teori maslow merupakan salah satu contoh yang diberikan pada
lansia. Setiap manusia yang berada pada level pertama akan mengambil
prioritas untuk mencapai level yang lebih tinggi; aktualisasi diri akan
terjadi apabila seseorang dengan yang lebih rendah tingkat kebutuhannya
terpenuhi untuk beberapa derajat
9. Teori Keberlangsungan Hidup dan Perkembangan Kepribadian
Teori keberlangsungan hidup menjelaskan beberapa perkembangan
melalui berbagai tahapan , ada empat pola dasar kepribadian lansia:
terpadu, keras-membela, pasif-dependen, dan tidak terintegrasi (Neugarten
et al.)
10. Recent and Evolving Theories
Teori kepribadian genetik berupaya menjelaskan mengapa
beberapa lansia lebih baik dibandingkan lainnya.; hal ini tidak berfokus
pada perbedaan dari kedua kelompok tersebut. Meskipun di dasarkan pada
bukti empiris yang teratas teori ini merupakan upaya yang menjajnjikan
untuk mengintegrasikan dan mengembangkan beberapa teori psikologi
tradisional dan yang baru bagi lansia.
DAFTAR PUSTAKA

Maryam Siti R, dkk. 2008. Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta :
salemba medika.
Gunawan S, Nardho, Dr, MPH, 1995, Upaya Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: Dep
Kes R.I.
Bambang H. &Ferbian M. 2015 Hormon Dalam Konsep Anti Aging Medicine.
Jurnal Virgin, Jilid 1,No. 2, 108-122
Sunaryo et al .2015. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: ANDI.
Efendi, Ferry & Makhfud. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai