Anda di halaman 1dari 10

ASKEP PADA KLIEN

DENGAN EPILEPSI
PENGERTIAN
Epilepsi adalah Gangguan ketika aktivitas sel saraf di otak terganggu, yang
menyebabkan kejang. Epilepsi juga merupakan setiap kelompok sindrom yang
ditandai dengan gangguan otak sementara yang bersifat paroksismal yang
dimanifestasikan berupa gangguan atau penurunan kesadaran yang episodik,
fenomena motorik yang abnormal, gangguan psikis, sensorik dan sistem
otonom; gejala-gejalanya disebabkan oleh aktivitas listrik otak (Kumala et al,
1998)
ETIOLOGI
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan epilepsi, yaitu :
1. Faktor fisologis
2. Faktor biokimiawi
3. Faktor anatomis
4. Gabungan faktor-faktor diatas atau
5. Penyakit yang pernah diderita (trauma lahir, trauma kapitis, radang
otak, tumor otak, gangguan peredaran darah, hipoksia, anomali
kongenital otak, degenari susunan saraf pusat, gangguan metabolisme,
gangguan elektrolit, keracunan obat atau zat kimia, jaringan parut dan
faktor herediter).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis dapat di ketahui melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, serta
pemeriksaan penunjang lainnya.
1. Anamnesis
• Pola serangan kejang
• Keadaan sebelum, selama dan sesudah serangan
• Lama serangan (durasi masing2 waktu serangan)
• Frekuensi jaringan
• Waktu terjadinya serangan (pagi, siang, malam, waktu tidur, sedang tidur, mau bangun dan
sedang bangun)
• Fakto-faktor dan keadaan yang dapat menimbulkan serangan, misalnya melihat TV, lapar, letih,
obat-obatan tertentu, dan sebagainya.
• Riwayat keluarga, riwayat masa lampau, riwayat kelahiran klien, serta bagaiman perkembangan
kecakapan mental dan motorik.
LANJUTAN

2. Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan pediatrik seperti keadaan umum, TTV, kepala, jantung, paru,
abdomen, hati & limpa, anggota gerak, dan sebagainya.
• Pemeriksaan neurologis seperti tingkat kesadaran, kecakapan, motorik & mental,
tingkah laku, pendengaran, penglihatan, saraf otak lain, sistem motorik, sistem
sensorik, fisiologis dan patofisiologis
• Konsul ke bagian mata, THT, hematologi, endokrinologi dan sebagainya.
LANJUTAN
3. Pemeriksaan 4. Pemeriksaan 6. Pemeriksaan Psikologis
Laboratorium Elektroensefalogram dan Psikiatri
(EEG)
• Pemeriksaan darah tepi secara • Pada umumnya, penderita
rutin. Pemeriksaan EEG berguna epilepsimenderita retardasi
untuk membantu menegakkan mental atau tingkat
• Pemeriksaan lain sesuai diagnosis epilepsi.
indikasi, misalnya kadar gula kecerdasan rendah, gangguan
darah, & elektrolit. EEG yang sering dijumpai pada tingkah laku, dan gangguan
penderita epilepsi berbentuk emosi.
• Pemeriksaan CCS (bila perlu) epileptiform.
untuk mengetahui tekanan, • Penderita epilepsi perlu
warna, kejernihan, jumlah sel, 5. Pemeriksaan Radiologis mendapat perhatian dan
kadar protein, dll. Untuk melihat gambaran sistem melibatkan orang tua,
ventrikelsistem rongga psikolog juga psikiater dalam
subrakhnoid, serta gambaran perawatannya.
otak.
PENATALAKSANAAN MEDIS

Penatalaksanaan epilepsi meliputi upaya pencegahan dan pengobatan.


1. Pengobatan kuratif (kausal)
Selidiki adanya penyakit yang masih aktif (tumor otak, hematoma subdural kronis) pada lesi aktif
atau progresif yang belum ada obatnya (penyakit degeneratif), lesi (idiopatik, kriptogenetik), atau
lesi yang sudah inA (sequela karena trauma lahir, meningoensefalitis).
2. Pengobatan preventif (rumat)
Klien dengan epilepsi cenderung mengalami serangan kejang secara spontan, faktor provokasi yang
kuat atau nyata. Pengobatan kejang pada epilepsi perlu dilakukan untuk mencegah kejang. Seperti,
pemberian obat atau terapi
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a) Riwayat kejang
b) Faktor yang menimbulkan kejang
c) Asupan alkohol
d) Efek epilepsi terhadap gaya hidup
e) Apakah ada keterbatasan yang ditimbulkan oleh kejang
f) Kontak sosial
g) Mekanisme koping
h) Pengamatan dan pengkajian selama dan setelah kejang
LANJUTAN
2. Diagnosa Keperawatan c) Kurang pengetahuan tentang epilepsi dan
a) Risiko tinggi cedera yang berhubungan dengan serangang kejang. cara mengontrolnya yang berhubungan
dengan kurangnya informasi.
Ditandai dengan :
Ditandai dengan :
DS : Klien/keluarga mengatakan sering timbul kejang secara
mendadak. DS : Klien/keluarga menanyakan
tentang proses penyakit, cara pencegahan
DO : a. Status epileptikus serangan kejang, pengobatan dan
b. Kejang perawatannya.
b) Koping individu/keluarga tidak efektif yang berhubungan dengan DO : Klien/keluarga banyak bertanya.
stress akibat epilepsi.
Ditandai dengan :
DS : Keluarga mengatakan klien mempunyai penyakit epilepsi.
DO : a. Ketakutan akan kemungkinan yang terjadi
setelah kejang
b. Ekspresi wajah tenang
c. tampak takut
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai