Anda di halaman 1dari 9

ASKEP KLIEN DENGAN

TETANUS
PENGERTIAN

Tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan oleh toksin kuman


Clostriditum tetani, dimanifestasikan dengan kejang otot secara
paroksismal dan diikuti kekakuan otot seluruh badan. Kekakuan tonus otot
ini tampak pada otot maseter dan otot-otot rangka (Hendarwanto cit
Soeparman, 1987).
ETIOLOGI
Clostridium tetani merupakan basil berbentuk batang yang bersifat anaerob
membentuk spora, gram-positif, megeluarkan eksotoksin yang bersifat neurotoksin
(yang efeknya mengurangi aktifitas kendali SSP), patogenesis bersimbiosis dengan
mikroorganisme piogenik.
Basil banyak ditemukan pada kotoran kuda, usus kuda dan tanah yang dipupuk
korotan kuda. Penyakit tetanus banyak terdapat pada luka dalam, luka tusuk, luka
dengan jaringan mati.
PATOGENESIS

Hipotesis cara bekerjanya toksin, yaitu pertama toksin diserap oleh ujung
ujung saraf motorik dan mencapai sel-sel kornu anterior medula spinalis, melalu
axis silinder (kemudian menyebabkan kegiatan motorik seperti kejang). Kedus
toksin diangkut oleh aliran darah ke SSP, hal ini dapat dibuktikan dengan
pemberian antitoksin tetanus (Antitetanic Serum-ATS) yang bereaksi dengan baik,
ATS bereaksi pada toksin yang hanya ada di darah.
GEJALA KLINIS
• Masa inkubasi Clostridium tetani adalah 4-21 hari. Semakin lama mu inkubasi, maka prognosisnya
semakin baik. Masa inkubasi tergantune dari jumlah bakteri, virulensi, dan jarak tempat masuknya
kuman (bort d'entre) dengan SSP.
• Timbulnya gejala biasanya mendadak, didahului dengan ketegangan otot terutama pada rahang dan leher.
• Sulit membuka mulut (trismus).
• Kaku kuduk.
• Badan kaku dengan epistotonus, tungkai dalam mengalami ekstensi, lengan kaku, dan mengepal.
• Kejang tonik.
• Kesadaran biasanya tetap baik.
• Asfiksia dan sianosis akibat kontraksi otot, retensi urine bahkan dapat terjadi fraktur kolumna vertebralis
(pada anak) akibat kontraksi otot yang sangat kuat.
• Demam ringan (biasanya pada stadium akhir).
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Diagnosis Keperawatan.
1. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kejang dan kekakuan badan.
Ditandai dengan :
DS : Klien atau keluarga mengatakan adanya kejang
DO : a. Kejang saat disentuh
b. Kejang saat adanya rangsangan berlebih
c. Tidak dapat bergerak sendiri
d. Seluruh badan kaku
e. Kaku kuduk
f. Trismus (Kesulitan membuka mulut karena kekakuan sendi rahang)
2. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan gangguan mobilitas fisik dan imobilisasi
akibat sekunder dari kejang dan kekakuan seluruh badan.
Ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan tidak dapat melakukan perawatan diri secara mandiri.
DO : a. Klien melakukan perawatan diri dengan bantuan
b. Klien tak dapat mengganti dan berpakaian sendiri
c. Napas berbau
d. Mulut dan gigi kotor
e. Rambut kotor dan berantakan
f. Lingkungan sekitar tempat tidur kotor dan bau
g. Tidak dapat makan dan minum sendiri
h. Kegiatan sehari-hari dibantu
3. Risiko aspirasi yang berhubungan dengan kekakuan otot menelan, kejang dan
terpasang NGT.
Ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan sulit menelan air dan makanan
DO : a. Kaku kuduk
b. Trismus (Kesulitan membuka mulut karena kekakuan sendi rahang)
c. Kejang
d. Sulit menelan
e. Terdapat NGT
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai