Anda di halaman 1dari 3

Injerika Dyah I (D3A2021.

041)

Materi Penkes

Epilepsy

1.Definisi

Epilepsi adalah suatu manifestasi lepasnya muatan listrik yang berlebihan dan abnormal dari sel-
sel saraf otak yang bersifat spontan dan berkala ditandai dengan kejang kronik dengan serangan
yang berulang.

2. Etiologi

epilepsi tidak ada penyebab tunggal. Banyak faktor yang dapat mencederai sel-sel saraf otak
atau lintasan komunikasi antar sel otak. Apabila faktor-faktor tersebut tidak diketahui, maka
epilepsi yang ada disebut sebagai epilepsi idiopatik. Sekitar 65% dari seluruh kasus epilepsi tidak
diketahui faktor penyebabnya (Harsono, 2018). Pada epilepsi idiopatik yang disebut juga epilepsi
primer ini tidak dapat ditemukan kelainan pada jaringan otak, diduga terdapat gangguan
keseimbangan zat kimiawi dalam sel-sel saraf pada jaringan otak yang abnormal Penyebab yang
spesifik dari epilepsi diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Kelainan yang terjadi selama perkembangan janin/kehamilan ibu, seperti ibu menelan obat-
obat tertentu yang dapat merusak otak janin, mengalami infeksi, minum alkohol, atau
mengalami cedera dan mendapat terapi radiasi.
2. Kelainan yang terjadi pada saat kelahiran, seperti hipoksia, kerusakan karena tindakan
(forsep), dan trauma lain pada otak bayi.
3. Cedera kepala yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak.
4. Tumor otak
5. Penyumbatan pembuluh darah otak atau kelainan pembuluh darah otak.
6. Radang atau infeksi, seperti meningitis atau radang otak.
7. Penyakit keturunan, seperti fenilketonuria, sklerosis tuberose, dan neurofibromatosis.
8. Kecenderungan timbulnya epilepsi yang diturunkan.
Selain itu, terdapat juga epilepsi yang dianggap simptomatik, tetapi penyebabnya belum
diketahui, yang disebut epilepsi kriptogenik. Yang termasuk epilepsi kriptogenik adalah sindrom
West, sindrom Lenox- Gastaut dan epilepsi mioklonik
(Harsono, 2018).

3. manifestasi klinis

Adapun gejala-gejala yang sering dijumpai adalah:


1) Tidak terjadi gangguan atau penurunan kesadaran
2) Bersifat stereopatik (sama)
3) Kejang tonik (badan dan anggota gerak kaku)
4) Kejang klonik (badan dan anggota gerak berkejut-kejut,kelojotan)
5) Berkeringat dingin
6) Denyut jantung (nafas) cepat
Injerika Dyah I (D3A2021.041)

7) Terjadi pada usia 11-13 tahun


8) Berlangsung Sekitar 31-60 detik

4. pemeriksaaan penunjang

1. Elektro ensefalografi (EEG)


Pemeriksaan EEG harus dilakukan pada semua pasien epilepsi dan merupakan pemeriksaan
penunjang yang paling sering dilakukan untuk rnenegakkan diagnosis epilepsi. Adanya kelainan
fokal pada EEG menunjukkan kemungkinan adanya lesi struktural di otak, sedangkan adanya
kelainan umum pada EEG menunjukkan kemungkinan adanya kelainan genetik atau metabolik.
Rekaman EEG dikatakan abnormal apabila:
a. Asimetris irama dan voltase gelombang pada daerah yang sama di kedua hemisfer otak.
b. Irama gelombang tidak teratur, irama gelombang lebih lambat
dibanding seharusnya misal gelombang delta.
c. Adanya gelombang yang biasanya tidak terdapat pada anak normal, misalnya gelombang
tajam, paku (spike), paku-ombak, paku majemuk, dan gelombang lambat yang timbul secara
paroksimal.Bentuk epilepsi tertentu mempunyai gambaran EEG yang khas, misalnya spasme
infantile mempunyai gambaran EEG hipsaritmia. epilepsi petit mal gambaran EEG nya
gelombang paku ombak 3 siklus per detik (3 spd), epilepsi mioklonik mempunyai gambaran EEG

5. penatalaksanaan

a. Non farmakologi

1) Amati faktor pemicu

2) Menghindari faktor pemicu (jika ada), misalnya: stress, OR, konsumsi kopi atau alkohol, perubahan
jadwal tidur, terlambat makan, dll.

b. Farmakologi

Menggunakan obat-obat antiepilepsi yaitu :

1) Obat-obat yang meningkatkan inaktivasi kanal Na+: Inaktivasi kanal Na, menurunkan kemampuan
syaraf untuk menghantarkan muatan listrik. Contoh: fenitoin, karbamazepin, lamotrigin, okskarbazepin,
valproat.

2) Obat-obat yang meningkatkan transmisi inhibitori GABAergik: Agonis reseptor GABA, meningkatkan
transmisi inhibitori dg mengaktifkan kerja reseptor GABA, contoh: benzodiazepin, barbiturat.
Menghambat GABA transaminase, konsentrasi GABA meningkat, contoh: Vigabatrin. Menghambat
GABA transporter, memperlama aksi GABA, contoh: Tiagabin. Meningkatkan konsentrasi GABA pada
cairan cerebrospinal pasien mungkin dg menstimulasi pelepasan GABA dari non- vesikularpool contoh:
Gabapentin
Injerika Dyah I (D3A2021.041)

6. komplikasi.

Dampak atau komplikasi kejang berulang ini bisa berbeda pada sejumlah orang.

Adapun dampak epilepsi pada kesehatan yang umum terjadi berupa:

Kemunduran perkembangan motorik.

Gangguan cara bicara.

Gangguan perilaku.

Konsentrasi menurun.

Psikologis terganggu.

Sakit kepala.

Kecerdasan menurun

serta jika saat epilepsi terjadi, tidak cepat mendapat penanganan dapat juga menyebabkan

Terjatuh dan cedera

Tenggelam

Penurunan kesadaran

Kecelakaan

Komplikasi kehamilan

Gangguan mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan

status epileptikus serta kematian mndadak

sumber :

Anda mungkin juga menyukai