LAPORAN PENDAHULUAN
1. EPILEPSI
A. Definisi
Epilepsi atau penyakit ayan merupakan manifestasi klinis berupa muatan listrik yang
berlebihan di sel-sel neuron otak berupa serangan kejang berulang. Lepasnya muatan listrik yang
berlebihan dan mendadak, sehingga penerimaan serta pengiriman impuls dalam/dari otak ke
bagian-bagian lain dalam tubuh terganggu.
Secara umum masyarakat di Indonesia salah mengartikan penyakit epilepsi. Akibatnya,
penderita epilepsi sering dikucilkan. Padahal, epilepsi bukan termasuk penyakit menular, bukan
penyakit jiwa, bukan penyakit yang diakibatkan “ilmu klenik”, dan bukan penyakit yang tidak bisa
disembuhkan.
Umumnya ayan mungkin disebabkan oleh kerusakan otak dalam proses kelahiran, luka
kepala, pitam otak (stroke), tumor otak, alkohol. Kadang-kadang, ayan mungkin juga karena
genetika, tapi ayan bukan penyakit keturunan. Tapi penyebab pastinya tetap belum diketahui.
Semua orang beresiko mendapat epilepsi. Bahkan, setiap orang beresiko satu di dalam 50
untuk mendapat epilepsi. Pengguna narkotik dan peminum alkohol punya resiko lebih tinggi.
Pengguna narkotik mungkin mendapat seizure pertama karena menggunakan narkotik, tapi
selanjutnya mungkin akan terus mendapat seizure walaupun sudah lepas dari narkotik.
Pengetahuan masyarakat yang kurang tentang penyakit epilepsi atau ayan,
melatarbelakangi penulis menyusun makalah ini. Makalah ini membahas hal-hal mengenai
penyakit epilepsi, penyebab, klasifikasi penyakit epilepsi, mekanisme terjadinya epilepsi dan
pengobatannya.
B. Etiologi
Ditinjau dari penyebab epilepsi dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1. Epilepsi primer atau epilepsi idiopatik yang hingga kini tidak ditemukan penyebabnya
2. Epilepsi sekunder atau simtomatik yaitu yang penyebabnya diketahui.
Pada epilepsi primer tidak ditemukan kelainan pada jaringan otak. Diduga terdapat kelainan atau
gangguan keseimbangan zat kimiawi dalam sel-sel saraf pada area jaringan otak yang abnormal.
Epilepsi sekunder berarti bahwa gejala yang timbul ialah sekunder, atau akibat dari adanya
kelainan pada jaringan otak.Kelainan ini dapat disebabkan karena dibawa sejak lahir atau adanya
jaringan parut sebagai akibat kerusakan otak pada waktu lahir atau pada masa perkembangan anak.
Penyebab spesifik dari epilepsi sebagai berikut :
1. Kelainan yang terjadi selama perkembangan janin/kehamilan ibu, seperti ibu menelan obat-obat
tertentu yang dapat merusak otak janin, menglami infeksi, minum alcohol, atau mengalami cidera.
2. Kelainan yang terjadi pada saat kelahiran, seperti kurang oksigen yang mengalir ke otak
(hipoksia), kerusakan karena tindakan.
3. Cidera kepala yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak
4. Tumor otak merupakan penyebab epilepsy yang tidak umum terutama pada anak-anak.
5. Penyumbatan pembuluh darah otak atau kelainan pembuluh darah otak
6. Radang atau infeksi pada otak dan selaput otak
C. Gejala
Kejang-kejang merupakan gejala utama epilepsi. Sebelum kejang menyerang, ada sebagian
penderita yang mengalami sensasi “aura”. Aura merupakan tanda peringatan bagi penderita
epilepsi mengenai akan datangnya kejang. Lamanya aura sebelum kejang bervariasi. Ada yang
hanya berlangsung beberapa detik, dan ada juga yang hingga satu jam.
Gambaran aura mirip seperti halusinasi. Contohnya, ada penderita yang merasakan keanehan
pada tubuh mereka, mencium aroma tertentu, atau merasa seperti sedang di alam mimpi.
Bagaimanapun juga, aura memberikan keuntungan tersendiri pada penderita epilepsi. Mereka
jadi bisa memiliki waktu untuk pindah ke tempat yang lebih aman atau meminta bantuan orang-
orang sekitar sebelum kejang terjadi.
D. Pengobatan
Beberapa Obat Golongan Antikonvulsi/ Antiepilepsi
a. Golongan Hidantoin
Pada golongan ini terdapat 3 senyawa yaitu Fenitoin, mefentoin dan etotoin, dari ketiga
jenis itu yang tersering digunakan adalan Fenitoin dan digunakan untuk semua jenis bangkitan,
kecuali bangkitan Lena.
Fenitoin merupakan antikonvulsi tanpa efek depresi umum SSP, sifat antikonvulsinya
penghambatan penjalaran rangsang dari focus ke bagian lain di otak.
b. Golongan Barbiturat
Golongan obat ini sebagai hipnotik- sedative dan efektif sebagai antikonvulsi, yang sering
digunakan adalah barbiturate kerja lama ( Long Acting Barbiturates ).
Jenis obat golongan ini antara lain fenobarbital dan primidon, kedua obat ini dapat menekan
letupan di focus epilepsy
c. Golongan Oksazolidindion
Salah satu jenis obatnya adalah trimetadion yang mempunyai efek memperkuat depresi
pascatransmisi, sehingga transmisi impuls berurutan dihambat , trimetadion juga dalam sediaan
oral mudah diabsorpsi dari saluran cerna dan didistribusikan ke berbagai cairan tubuh.
B. Riwayat Sosial
1) Yang mengasuh ibu sendiri, di rumah tidak ada pembantu ataupun orang lain
2) Hubungan dengan anggota keluarga naik. Anak sangat dekat dan manja dengan ibunya. Biasanya
anak bermain bersama kakak apabila ditingggal ibu memasak, mencuci dan membersihkan rumah.
Kakaknya berusia 11 tahun sudah kelas 5 SD
3) Hubungan dengan teman sebaya : anak lebih banyak bermain di rumah bersama ibunya. Kadang-
kadang anak bermain dengan teman sebayanya dekat rumahnya
NANDA
Defisiensi pengetahuan Knowledge : disease Teaching : Disease
Definisi : Ketiadaan atau process Process
defisiensi informasi Knowledge : healt behavior - Berikan penilaian
kognitif yang berkaitan Kriteria Hasil : tentang tingkat
dengan topic tertentu Pasien dan keluarga pengeahuan pasien
Batasan Karakteristik : menyatakan pemahaman tentang proses penyakit
Perilaku hiperbola tentang penyakit, yang spesifik
Ketidakakuratan prognosis dan program - Jelaskan patofisiologi
mengikuti perintah pengobatan penyakit dan bagaimana
Ketidakakuratan Pasien dan keluarga hal ini berhubungan
mengikuti tes mampu melaksanakan dengan anatomi dan
Perilaku tidak tepat prosedur yang dijelaskan fisiologi, dengan cara
(mis.,hysteria, secara benar yang tepat
bermusuhan, agitasi, Pasien dan keluarga - Gambarkan tanda dan
apatis) mampu menjelaskan gejala yang biasa muncul
Pengungkapan masalah kembali apa yang pada penyakit, dengan
Faktor yang dijelaskan perawat/tim cara yang tepat
berhubungan : kesehatan lainnya - Gambarkan proses
Keterbatasan kognitif penyakit, dengan cara
Salah intepretasi kognitif yang tepat
Salah intepretasi - Sediakan informasi pada
informasi pasien tentang kondisi,
Kurang pajanan dengan cara yang tepat
Kurang minat dalam - Hindari jaminan yang
belajar kosong
Kurang dapat mengingat - Sediakan bagi keluarga
Tidak familier dengan atau SO informasi
sumber informasi tentang kemajuan pasien
dengan cara yang tepat
- Diskusikan perubahan
gaya hidup yang
mungkin diperlukan
untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan dating dan atau
proses pengontrolan
penyakit
- Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan
- Dukung pasiem untuk
mengesksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
- Rujuk pasien pada grup
atau agensi dikomunikasi
local, dengan cara yang
tepat
- Instruksikan pasien
mengenai tanda dan
gejala untuk melaporkan
pada pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara
yang tepat