Preseptor :
dr. Rini Gusya Liza, M.Ked KJ, Sp.KJ
Latar Belakang
Yang dimaksud dengan gangguan mental organik meliputi berbagai gangguan jiwa akibat
dari disfungsi otak oleh penyebab apapun yang dapat dibuktikan atau dengan adanya
kesan yang kuat melalui riwayat /anamnesa, pemeriksaan fisik, maupun laboratorium.
Disfungsi yang terjadi dapat bersifat primer (terjadi di otak), maupun sekunder (diluar
otak / sistemik).
Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya gangguan mental organik antara lain:
• Penyakit /gangguan primer atau cedera otak.
• Penyakit /gangguan sistemik yang secara sekunder mempengaruhi otak.
• Zat atau obat yang saat itu ada/ dalam waktu panjang mempengaruhi otak.
Farmakologis
Obat antikonvulsan merupakan terapi pilihan utama. Sementara untuk mengatasi gejala-gejala yang
• Obat lini pertama untuk kejang umum adalah valproat dengan timbul akibat Gangguan Mental Organik dapat
dosis awal 10–15 mg/kgBB per hari dan fenitoin dengan dosis diberikan :
awal 100 mg secara oral 3 kali sehari. • Antipsikotik Generasi I seperti Risperidon
• Obat lini pertama untuk kejang parsial meliputi karbamazepin • Golongan Benzodiazepin seperti Clobazam
dengan dosis awal, 200 mg per oral dua kali sehari. • Golongan obat untuk meningkatkan fungsi
• Sementara etosuksimid dan valproat adalah obat lini pertama kognitif seperti Piracetam
untuk kejang absans (petit mal). • Golongan antimuskarinik seperti Trihexilpenidil
Tatalaksana
Non Farmakologis
Psikoterapi, konseling keluarga, dan terapi kelompok berguna untuk
membicarakan masalah psikososial yang berkaitan dengan epilepsi.
Sebab Utama
Pasien diantar oleh keluarga ke Poli Jiwa RSJ Prof HB Saanin karena emosi yang tidak stabil,
mudah marah, sulit tidur dan tidak bisa melakukan pekerjaan rumah.
Keluhan Utama
Pasien mengaku mudah
kesal.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien diantar oleh keluarganya ke Poli RSJ Prof HB Saanin karena emosi yang tidak stabil, mudah
marah, sulit tidur dan tidak bisa melakukan pekerjaan rumah. Awalnya pasien suka tersinggung jika
barangnya di ambil oleh keponakannya. Pasien kemudian marah dan malas berinteraksi dengan orang
dirumah. Pasien juga sulit melakukan pekerjaan rumah karena konsentrasi kurang dan tidak mengerti
tentang pekerjaannya.
Pasien telah dikenal memiliki gangguan kognitif sejak kelas 4 SD dan telah didiagnosis memiliki
epilepsi sejak kelas 2 SD. Awalnya pasien kejang saat usia 8 tahun, kejang berlangsung 10 menit, kejang
menghentak-hentak, keluar buih dari mulutnya, tidak diikuti oleh demam, dan pasien sadar setelah
kejang. Karena kejangnya pasien dibawa ke RS dan diberikan obat anti kejang. Pasien dikenal sebagai
anak yang periang dan memiliki banyak teman, prestasi sekolah biasa saja, pasien dapat berhitung,
menulis dan membaca Pasien mengonsumsi obat kejang selama 2 tahun dan berhenti setelahnya karena
masalah ekonomi.
Riwayat Penyakit Sekarang
Setelah berhenti mengonsumsi obat kejang, pasien kemudian kejang terus menerus. Frekuensi kejang
tiap 1-2 bulan, durasi kurang lebih 10 menit, kejang menghentak-hentak dan tidak didahului oleh demam.
Pasien perlahan-lahan mengalami penurunan pada prestasi belajar, kesulitan dalam fokus belajar, susah
berhitung, tidak bisa membaca dan menulis. Pasien juga mulai mengalami gangguan ingatan. Hingga saat
kelas 5 SD pasien keluar dari sekolah karena tidak mampu mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Pasien
mencoba mendaftar ke sekolah luar biasa (SLB) namun ditolak. Sejak itu pasien tidak sekolah dan tinggal
dirumah bersama ibu dan adiknya. Selama dirumah pasien dapat berkomunikasi dengan keluarga, mandi
sendiri, memakai baju sendiri, dan menyapu.
Dua bulan lalu, pasien pernah masuk ke IGD RSJ Prof HB saanin karena kembali kejang. Pasien kini
rutin mengonsumsi obat-obatan, yaitu clobazam 10 mg 2x1 tab, THP 2 mg 2x1, Piracetam 800 mg 1x1,
Risperidon 2 mg 2x1.
Riwayat Penyakit Sebelumnya
a. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien menderita gangguan jiwa sejak tahun 2013 lalu. Pasien sudah 1 kali dirawat di RSJ Prof. HB Saanin.
Pasien mendapat 4 macam obat, yaitu Clobazam 10 mg 2x1 tab, THP 2 mg 2x1 tab, Piracetam 800 mg 1x1,
Risperidon 2 mg 2x1.
c. Saudara
Kewarganegaraan Indonesia Indonesia Jumlah bersaudara 4 orang dan pasien anak ke 1
Suku bangsa Minangkabau Minangkabau
Agama Islam Islam
Pendidikan SMA SMA Saudar Gambaran sikap dan Kualitas hubungan dengan
Pekerjaan Pedagang Pedagang
a ke perilaku saudara (akrab/
Umur 65 tahun
biasa,/kurang/tak peduli)
Alamat Padang 2 Biasa, suka bergaul Biasa
3 Biasa, suka bergaul Biasa
Hubungan pasien* Akrab Akrab
Biasa 4 Biasa, suka bergaul Akrab
Biasa Kurang
Kurang Tak peduli
Dan lain-lain Tak peduli :-
:-
•Orang lain yang tinggal di rumah pasien dengan gambaran sikap dan tingkah laku dan
bagaimana pasien dengan mereka.
Keadaan melahirkan :
Aterm (+ ), partus spontan ( + )
Pasien adalah anak yang direncanakan/ diinginkan (ya/tidak)
Jenis kelamin sesuai yang diinginkan (ya/tidak)
Perihal SD
Umur 6 tahun
Prestasi* Baik
Riwayat masa bayi dan kanak-kanak
Sedang
Pertumbuhan Fisik : baik, biasa, kurang*
Minum ASI : ( + ), sampai usia 2 tahun Kurang
Usia mulai bicara: 1 tahun Aktifitas Sekolah* Baik
Usia mulai jalan : 1 tahun Sedang
Kurang
Kesehatan fisik masa kanak-kanak : kejang-kejang ( + )
Sikap Terhadap Baik
Temperamen sewaktu anak-anak : suka bergaul ( + ) Teman *
Kurang
Sikap Terhadap Baik
Guru
Kurang
Kemampuan Khusus ( - )
(Bakat)
Kepribadian Gambaran Klinis
Ciri
Kepribadian Skizoid -
Paranoid -
Skizotipal -
Siklotimik -
Histrionik -
Narsisistik -
Dissosial irritabilitas (+)
Ambang kurangnya pengendalian terhadap kemarahan ( +
Menghindar -
Anankastik -
Dependen membutuhkan orang lain untuk mengambil tanggung jawab pada banyak hal dalam
hidupnya
(+),
Stresor Psikososial
menderita penyakit fisik yang parah ( + ), kurang stimulasi kognitif dan sosial ( + )
GCS : GCS
15 (E4M6V5)
Tanda Rangsang Meningeal : kaku
kuduk (-)
Motorik :
Tanda-tanda efek samping ekstrapiramidal
a) Tonus : eutonus
a) Tremor tangan : tidak ada
b) Turgor : baik
b) Akatisia : tidak ada
c) Kekuatan : 555 555
c) Bradikinesia : tidak ada
555 555
d) Cara berjalan : Normogait
d) Koordinasi : baik
e) Keseimbangan : tidak terganggu
Sensorik : proprioseptif dan eksterioseptif
f) Rigiditas : tidak ada
normal
Refleks :
Status Mental
1. Kesadaran : composmentis
2. Penampilan : sikap tubuh biasa, cara berpakaian rapi, sesuai gender. Kesan : dapat
mengurus diri
3. Kesehatan fisik : sehat
4. Kontak psikis : sulit dilakukan, kurang wajar, sebentar
5. Sikap : kurang kooperatif, infantil
6. Psikomotor : normoaktif
7. Verbalisasi : arus pembicaraan lambat, produktivitas lambat, perbendaharaan lambat,
nada pembicaraan biasa, isi pembicaraan sesuai.
8. Afek : Appropriate
9. Mood : disforik
10. Proses pikir : kecepatan proses pikir lambat, mutu proses pikir kurang jelas dan kurang
tajam. Psikosis -, tes realitas tidak terganggu.
11. Isi pikir : waham –
12. Persepsi : halusinasi -, ilusi –
13. Fungsi Kognitif
• Orientasi waktu terganggu, orientasi tempat terganggu, orientasi personal terganggu.
Orientasi situasi terganggu
• Distractibility (+)
• Konsentrasi terganggu, kalkulasi terganggu
• Memori : gangguan memori jangka lama/ remote (+), gangguan memori jangka
menengah/ recent past (+), gangguan memori jangka pendek/ baru saja/ recent (+),
gangguan memori segera/ immediate (+), amnesia (+),
• Luas pengetahuan umum : terganggu
• Pikiran konkrit : terganggu
• Pikiran abstrak : terganggu
• Kemunduran intelek (+), retardasi mental (+)
• Daftar Masalah
Organobiologik
Pasien dikenal memiliki epilepsi sejak tahun 1988
Psikologis
Emosi tidak stabil, mudah tersinggung, dan marah-marah.
Lingkungan dan psikososial
Tidak ada masalah pada lingkungan dan psikososial
Penatalaksanaan
Farmakoterapi
Risperidon 2 x 2 mg
Piracetam 1 x 800 mg
Clobazam 2 x 10 mg PROGNOSIS
THP 2x2mg
Quo et vitam : dubia ad bonam
Non Farmakoterapi Quo et fungsionam : malam
Psikoterapi kepada pasien:
• Psikoterapi suportif Quo et sanctionam : malam
• Psikoedukasi
Kepada keluarga:
• Psikoedukasi
DISKUSI
interaksi
antara lokasi penurunan
menyebabka
Pasien fokus fungsi
n kematian
dikenal epileptogenik kognitif,
sel-sel
epilepsi sejak dan eksekutif,
neuron
tahun 1988 bangkitan atensi,bahasa
secara luas.
yang tidak dan emosi.
terkontrol.
Pasien
Muncul
mudah
gelombang
marah,
epileptiform Gangguan
tersinggung
pada perliaku
dan tidak
susunan
mau
saraf pusat
mengalah
Tatalaksana : Fungsi
memperbaiki Pemberian kognitif,
fungsi risperidone eksekutif dan
kognitif atensi
Mencegah
Menurunkan bangkitan
Clobazam hipereksitasi epilepsi dan
neuron memberikan
efek sedasi
Bangkitan
epilepsi
dengan
frekuensi Kerusakan
sering dan permanen GAF 40-31
tidak pada otak
ditatalaksan
a selama 20
tahun
Kesimpulan
Hubungan antara disfungsi otak organik dan gangguan kejiwaan sangat kompleks. Salah
satu penyebab disfungsi otak organik yang cukup umum terjadi adalah epilepsi. Epilepsi
dapat disebabkan oleh faktor genetik, struktural, metabolik atau tidak diketahui. Gejala
yang paling sering adalah gejala yang menunjukkan gangguan afektif dan depresi serta
gangguan emosi dan perilaku merupakan gambaran klinis umum di antara anak-anak
dengan epilepsi dan dapat menyebabkan gangguan sosial dan akademik yang serius
dengan efek jangka panjang apabila tidak dilakukan tatalaksana adekuat pada penyebab
kerusakan dan disfungsi otak.
Thank You.