Gangguan Cemas
Menyeluruh Presentan:
Nabilah Hilmiana Dewi
21100707360803082
Presepto:
dr. Sulistiana Dewi, Sp. KJ
SMF PSIKIATRI
RSUD M NATSIR SOLOK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2022
BAB 1: Pendahuluan
Latar Belakang
3
BAB 2: Tinjauan Pustaka
Definisi
4
Epidemiologi
‐ Prevalensi GAD 3-8% dan rasio antara perempuan dan
laki-laki sekitar 2:1.
‐ Pasien GAD sering memiliki komorbiditas gangguan mental
lainnya seperti gangguan panik, gangguan obsesif
kompulsif, gangguan stress pasca trauma, dan gangguan
depresi berat
5
“
Etiologi
1. Teori biologi
‐ Area otak yang terlibat pada GAD : lobus oksipitalis, basal ganglia,
sistem limbik dan korteks frontal
‐ Pada pasien GAD ditemukan sistem serotonergik yang abnormal.
‐ Neurotransmitter yang berkaitan dengan GAD adalah GABA,
serotonin, norepinefrin, glutamate, dan kolesistokinin.
‐ Pemeriksaan PET (Positron Emission Tomography) : penurunan
metabolisme di ganglia basal dan massa putih di otak.
6
2. Teori genetic
9
3. Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk
ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan somatic menonjol
10
Gambaran klinis
•
“
Gejala utama : anxietas, ketegangan motorik, hiperaktivitas otonom,
dan kewaspadaan secara kognitif.
• Kecemasan : bersifat berlebihan dan mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan pasien.
• Ketegangan motorik : bergetar, kelelahan, sakit kepala.
• Hiperaktivitas otonom : pernafasan yang pendek, berkeringat, palpitasi,
dan disertai gejala saluran pencernaan.
• Kewaspadaan kognitif : iritabilitas
11
Diagnosis banding
12
Prognosis
13
Terapi
Farmakoterapi
Benzodiazepin
‐ Pilihan obat pertama.
‐ Dimulai dengan dosis terendah dan ditingkatkan sampai
mencapai respons terapi.
‐ Lama pengobatan rata-rata adalah 2-6 minggu, dilanjutkan
dengan masa tapering off selama 1-2 minggu.
14
Buspiron
‐ Lebih efektif dalam memperbaiki gejala kognitif dibanding gejala
somatik
‐ Tidak menyebabkan withdrawl.
‐ Kekurangannya : efek klinisnya baru terasa setelah 2-3 minggu.
‐ Buspiron dapat digunakan bersama benzodiazepine, kemudian
tappering off benzodiazepine setelah 2-3 minggu, disaat efek
terapi buspiron sudah mencapai maksimal
15
SSRI (Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor)
‐ Sertraline dan paroxetine lebih baik daripada fluoksetin.
‐ Pemberian fluoksetin dapat meningkatkan anxietas sesaat.
‐ SSRI selektif terutama pada pasien GAD dengan riwayat depresi.
Psikoterapi
Terapi kognitif perilaku
‐ Mengajak pasien secara langsung mengenali distorsi kognitif dan
pendekatan perilaku, mengenali gejala somatik secara langsung.
‐ Teknik utama yang digunakan pada pendekatan behavioral adalah
relaksasi dan biofeedback.
16
Terapi suportif
‐ Memberikan ketenangan dan kenyamanan pada pasien, menggali
potensi yang ada dan belum tampak, mendukung egonya agar
lebih bisa beradaptasi optimal dalam fungsi sosial dan pekerjaan
18
“
Keluhan Utama
Pasien perempuan berusia 66 tahun datang ke poliklinik RSUD M.Natsir
Solok dengan keluhan sulit tidur.
19
“
Pasien merasa sulit tidur karena banyak hal yang difikirkannya sejak ±
2bln yang lalu.
Cemas pada pasien dirasakan terlebih dahulu daripada sulit tidurnya.
Pasien merasa perut kembung, sering BAK, dan jantung berdebar
apabila pasien merasa cemas.
Pasien sering merasa sedih, cemas, dan jantung berdebar apabila
mendengar berita buruk, dan pasien takut akan terjadi pada dirinya
sendiri.
Pasien merasa takut mengiris bawang karena takut akan melukai dirinya.
Pasien merasa sendi lututnya terasa berat dan nyeri.
Ketika orang sekitar mengalami hal buruk, pasien merasa khawatir dan
cemas apabila hal tersebut akan terjadi pada dirinya.
20
“
Riwayat penyakit dahulu
Pasien pernah berobat ke klinik umum 2 bulan lalu karena keluhan sulit
tidur dan diberi obat alprazolam.
Pasien mengaku merasa cemas karena memikirkan masalah
perekonomian rumah tangga
Pasien tidak pernah menggunakan zat psikoaktif ataupun rokok
Pasien mengaku tidak pernah mengalami trauma kepala hingga
penurunan kesadaran
Pasien tidak memiliki waham maupun halusinasi
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit medis
Riwayat keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan serupa.
21
“
Riwayat pribadi, sosial, ekonomi
22
Status Mental
Deskripsi Umum Mood dan Afek Pembicaraan
Penampilan: Sesuai usia, Mood : Eutim Bicara : Spontan
Rapi Volume : Normal
Afek : Luas
Perilaku dan aktivitas Artikulasi: Jelas
motorik : Tenang Keserasian : Serasi
23
Status Mental
Gangguan Persepsi Pikiran Sensorium dan Kognisi
Depersonalisasi: Tidak Proses dan bentuk Kesadaran: CMC
ada pikir : Koheren dan Orientasi tempat: Tidak
Derealisasi: Tidak ada Relevan terganggu
Ilusi: Tidak ada Isi pikiran: Tidak Orientasi Waktu: Tidak
terganggu terganggu
Halusinasi: Tidak ada
Orientasi Orang :
Tidak terganggu
24
Daya Ingat
Jangka Panjang: Tidak
Terganggu
Jangka Sedang: Tidak
Terganggu
Diagnosis
Jangka Pendek: Tidak
Axis I : Gangguan cemas menyeluruh
Terganggu
Axis II : Tidak ada diagnosa
Daya Nilai dan Tilikan Axis III : Tidak ada diagnosa
Daya nilai sosial: Axis IV : Masalah lingkungan
Tidak terganggu Axis V : GAF 80-71
Daya nilai realita:
Tidak terganggu
Tilikan: Derajat 4
25
Prognosis
Baik Buruk
26
Terapi
‐- Fluoxetine 1x10mg
‐- Bisoprolol 1x5mg
‐- Lorazepam 1x2mg
‐- Diazepam 1x2mg
‐- Calcium 1x500mg
Diagnosis Banding
‐- Insomnia
27
“
BAB 4: Penutup
Kesimpulan
‐ Gangguan cemas menyeluruh kondisi gangguan yang ditandai dengan
kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan dan tidak rasional bahkan
terkadang tidak realistik terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari.
‐ Diagnosis GAD menurut PPDGJ-III jika penderita menunjukkan anxietas
sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa
minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada
keadaan situasi khusus tertentu saja dengan gejala berupa kecemasan,
ketegangan motorik, overaktivitas otonom dan iritabilitas.
‐ Terapi GAD dapat dilakukan dengan dua cara yakni psikoterapi dan
farmakoterapi. Obat pilihan yang digunakan adalah antianxietas golongan
benzodiazepine. Anti depresan juga dapat dikombinasikan seperti golongan
SSRI (fluoxetine.)
28
Terima Kasih