Anda di halaman 1dari 29

Case Report Session

Gangguan Cemas
Menyeluruh Presentan:
Nabilah Hilmiana Dewi
21100707360803082

Presepto:
dr. Sulistiana Dewi, Sp. KJ
 
SMF PSIKIATRI
RSUD M NATSIR SOLOK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2022
BAB 1: Pendahuluan
Latar Belakang

- Kejadiannya banyak -> data dari Kementerian Kesehatan Indonesia


tahun 2007, ada 450 juta penduduk yang harus hidup dengan
gangguan mental dan pada prevalensi individu dewasa (usia 18 tahun
ke atas) sampai lansia, ada 11.6% yang mengalami gangguan
emosional, seperti kecemasan dan depresi.

- DSM V -> Gangguan kecemasan (anxiety) sebagai perasaan takut


berlebihan yang terjadi pada seseorang yang berdampak pada
terganggunya kegiatan sehari-hari -> Dialami oleh siapa saja ->
muncul gejala yang tidak biasa.
2
Tujuan

Memenuhi tugas kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Psikiatri


RSUD M. Natsir dan diharapkan agar dapat menambah
pengetahuan penulis serta sebagai bahan informasi bagi para
pembaca, khususnya kalangan medis, tentang gangguan
cemas menyeluruh.

3
BAB 2: Tinjauan Pustaka
Definisi

- kondisi gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan


kekhawatiran yang berlebihan dan tidak rasional bahkan terkadang
tidak realistic terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari.

- Hampir dialami sepanjang hari, minimal 6 bulan.

4
Epidemiologi
‐ Prevalensi GAD 3-8% dan rasio antara perempuan dan
laki-laki sekitar 2:1.
‐ Pasien GAD sering memiliki komorbiditas gangguan mental
lainnya seperti gangguan panik, gangguan obsesif
kompulsif, gangguan stress pasca trauma, dan gangguan
depresi berat

5

Etiologi

1. Teori biologi
‐ Area otak yang terlibat pada GAD : lobus oksipitalis, basal ganglia,
sistem limbik dan korteks frontal
‐ Pada pasien GAD ditemukan sistem serotonergik yang abnormal.
‐ Neurotransmitter yang berkaitan dengan GAD adalah GABA,
serotonin, norepinefrin, glutamate, dan kolesistokinin.
‐ Pemeriksaan PET (Positron Emission Tomography) : penurunan
metabolisme di ganglia basal dan massa putih di otak.

6
2. Teori genetic

- GAD berhubungan dengan genetic : sering ditemukan pada


orang yang memiliki hubungan keluarga dengan penderita
gangguan ini.
- Sekitar 25% keluarga tingkat pertama penderita GAD juga
menderita gangguan yang sama.
- Penelitian : pada pasien kembar didapatkan angka 50% pada
kembar monozigotik dan 15% pada kembar dizigot
3. Teori psikoanalitik
‐ Teori psikoanalisis berpendapat bahwa kecemasan adalah
gejala dari konflik bawah sadar yang tidak terselesaikan

4. Teori kognitif behavior


‐ Penderita GAD berespon secara salah dan tidak tepat
terhadap ancaman, disebabkan oleh perhatian yang
selektif terhadap hal-hal negatif pada lingkungan, adanya
distorsi pada pemrosesan informasi dan pandangan yang
sangat negativ terhadap kemampuan diri untuk
menghadapi ancaman
8
‐ Kriteria diagnostik GAD menurut PPDGJ-III

1. Penderita harus menunjukkan kecemasan sebagai gejala primer yang


berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa
bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus
tertentu saja (sifatnya “free floating” atau “mengambang”).
2. Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut :
• Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk,
sulit konsentrasi, dsb)
• Ketegangan motoric (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai)
• Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-
debar, sesak nafas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb).

9
3. Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk
ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan somatic menonjol

4. Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa


hari), khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama
Gangguan anxietas menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi
kriteria lengkap dari episode depresi (F32), gangguan anxietas fobik
(F40), gangguan panic (F41.0), gangguan obsesif kompulsif (F42.)

10
Gambaran klinis



Gejala utama : anxietas, ketegangan motorik, hiperaktivitas otonom,
dan kewaspadaan secara kognitif.
• Kecemasan : bersifat berlebihan dan mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan pasien.
• Ketegangan motorik : bergetar, kelelahan, sakit kepala.
• Hiperaktivitas otonom : pernafasan yang pendek, berkeringat, palpitasi,
dan disertai gejala saluran pencernaan.
• Kewaspadaan kognitif : iritabilitas

11
Diagnosis banding

• Kecemasan akibat kondisi medis umum.


• Gangguan yang berhubungan dengan penggunaan zat seperti intoksikasi
kafein, penyalahgunaan stimulansia, kondisi putus zat atau obat.
• Gangguan panik, fobia, gangguan obsesif kompulsif, hipokondriasis,
gangguan somatisasi, gangguan penyesuaian dengan kecemasan, dan
gangguan kepribadian.
• Gangguan depresi dan distimik sulit dibedakan GAD, sering terdapat
bersama

12
Prognosis

‐ Gangguan cemas menyeluruh merupakan suatu keadaan


kronis yang mungkin berlangsung seumur hidup.
‐ Sebanyak 25% penderita akhirnya mengalami gangguan
panik, juga dapat mengalami gangguan depresi mayor.

13
Terapi
Farmakoterapi

Benzodiazepin
‐ Pilihan obat pertama.
‐ Dimulai dengan dosis terendah dan ditingkatkan sampai
mencapai respons terapi.
‐ Lama pengobatan rata-rata adalah 2-6 minggu, dilanjutkan
dengan masa tapering off selama 1-2 minggu.

14
Buspiron
‐ Lebih efektif dalam memperbaiki gejala kognitif dibanding gejala
somatik
‐ Tidak menyebabkan withdrawl.
‐ Kekurangannya : efek klinisnya baru terasa setelah 2-3 minggu.
‐ Buspiron dapat digunakan bersama benzodiazepine, kemudian
tappering off benzodiazepine setelah 2-3 minggu, disaat efek
terapi buspiron sudah mencapai maksimal

15
SSRI (Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor)
‐ Sertraline dan paroxetine lebih baik daripada fluoksetin.
‐ Pemberian fluoksetin dapat meningkatkan anxietas sesaat.
‐ SSRI selektif terutama pada pasien GAD dengan riwayat depresi.

Psikoterapi
Terapi kognitif perilaku
‐ Mengajak pasien secara langsung mengenali distorsi kognitif dan
pendekatan perilaku, mengenali gejala somatik secara langsung.
‐ Teknik utama yang digunakan pada pendekatan behavioral adalah
relaksasi dan biofeedback.
16
Terapi suportif
‐ Memberikan ketenangan dan kenyamanan pada pasien, menggali
potensi yang ada dan belum tampak, mendukung egonya agar
lebih bisa beradaptasi optimal dalam fungsi sosial dan pekerjaan

Psikoterapi berorientasi tilikan


‐ Mengajak pasien untuk mencapai penyingkapan konflik bawah
sadar, menilik egostrength, relasi obyek, serta keutuhan self
pasien untuk memperkirakan sejauh mana pasien dapat diubah
untuk menjadi lebih matur. Bila tidak tercapai, minimal
memfasilitasi pasien agar dapat beradaptasi dalam fungsi sosial
dan pekerjaannya
17
BAB 3: Laporan Kasus
‐Identitas Pasien\

‐Tanggal kunjungan : 16 Juni 2022


‐Nama Pasien : Ny.N
‐Umur : 66 tahun
‐No RM : 228783
‐Pekerjaan : IRT
‐Status Pernikahan : Menikah
‐Alamat : Singkarak

18

Keluhan Utama
Pasien perempuan berusia 66 tahun datang ke poliklinik RSUD M.Natsir
Solok dengan keluhan sulit tidur.

Riwayat penyakit sekarang


 Pasien merasa jantungnya sering berdebar-debar sejak ± 1th yang lalu.
 Pasien merasa sulit tidut di malam hari sejak ± 1th yang lalu.
 Pasien merasa takut pada ayam, kucing dan burung tanpa alasan yang
jelas sejak ± 2th yang lalu.
 Pasien merasa takut dan ingin melukai bayi sejak ± 1th yang lalu.
 Pasien merasa cemas jika hal buruk akan terjadi pada dirinya sejak ± 1th
yang lalu.

19




Pasien merasa sulit tidur karena banyak hal yang difikirkannya sejak ±
2bln yang lalu.
Cemas pada pasien dirasakan terlebih dahulu daripada sulit tidurnya.
Pasien merasa perut kembung, sering BAK, dan jantung berdebar
apabila pasien merasa cemas.
 Pasien sering merasa sedih, cemas, dan jantung berdebar apabila
mendengar berita buruk, dan pasien takut akan terjadi pada dirinya
sendiri.
 Pasien merasa takut mengiris bawang karena takut akan melukai dirinya.
 Pasien merasa sendi lututnya terasa berat dan nyeri.
 Ketika orang sekitar mengalami hal buruk, pasien merasa khawatir dan
cemas apabila hal tersebut akan terjadi pada dirinya.

20

Riwayat penyakit dahulu
 Pasien pernah berobat ke klinik umum 2 bulan lalu karena keluhan sulit
tidur dan diberi obat alprazolam.
 Pasien mengaku merasa cemas karena memikirkan masalah
perekonomian rumah tangga
 Pasien tidak pernah menggunakan zat psikoaktif ataupun rokok
 Pasien mengaku tidak pernah mengalami trauma kepala hingga
penurunan kesadaran
 Pasien tidak memiliki waham maupun halusinasi
 Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit medis

Riwayat keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan serupa.
21

Riwayat pribadi, sosial, ekonomi

 Pasien mengaku seorang ibu rumah tangga dan tinggal sendiri.


 Pasien memiliki 2 orang anak yang sudah menikah dan suami
pasien sudah meninggal.
 Keluarga pasien mengetahui keadaan pasien dan mendukung
pasien untuk berobat.

22
Status Mental
Deskripsi Umum Mood dan Afek Pembicaraan
 Penampilan: Sesuai usia,  Mood : Eutim  Bicara : Spontan
Rapi  Volume : Normal
 Afek : Luas
 Perilaku dan aktivitas  Artikulasi: Jelas
motorik : Tenang  Keserasian : Serasi

 Sikap terhadap pemeriksa


: Kooperatif

23
Status Mental
Gangguan Persepsi Pikiran Sensorium dan Kognisi
 Depersonalisasi: Tidak  Proses dan bentuk  Kesadaran: CMC
ada pikir : Koheren dan  Orientasi tempat: Tidak
 Derealisasi: Tidak ada Relevan terganggu
 Ilusi: Tidak ada  Isi pikiran: Tidak  Orientasi Waktu: Tidak
terganggu terganggu
 Halusinasi: Tidak ada
 Orientasi Orang :
Tidak terganggu

24
Daya Ingat
 Jangka Panjang: Tidak
Terganggu
 Jangka Sedang: Tidak
Terganggu
Diagnosis
 Jangka Pendek: Tidak
 Axis I : Gangguan cemas menyeluruh
Terganggu
 Axis II : Tidak ada diagnosa
Daya Nilai dan Tilikan  Axis III : Tidak ada diagnosa
 Daya nilai sosial:  Axis IV : Masalah lingkungan
Tidak terganggu  Axis V : GAF 80-71
 Daya nilai realita:
Tidak terganggu
 Tilikan: Derajat 4
25
Prognosis

Baik Buruk

Late Onset Sering relaps

Riwayat premorbid baik Faktor pemicu tidak jelas

Support sistem yang baik Janda


Quo Ad Vitam : Bonam.
Quo Ad Functionam : Bonam
Quo Ad sanationam : Dubia ad bonam

26
Terapi
‐- Fluoxetine 1x10mg
‐- Bisoprolol 1x5mg
‐- Lorazepam 1x2mg
‐- Diazepam 1x2mg
‐- Calcium 1x500mg

Diagnosis Banding
‐- Insomnia

‐Hasil penilaian MMSE -> 24, Gangguan Kognitif ringan

27

BAB 4: Penutup
Kesimpulan
‐ Gangguan cemas menyeluruh  kondisi gangguan yang ditandai dengan
kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan dan tidak rasional bahkan
terkadang tidak realistik terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari.
‐ Diagnosis GAD menurut PPDGJ-III  jika penderita menunjukkan anxietas
sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa
minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada
keadaan situasi khusus tertentu saja dengan gejala berupa kecemasan,
ketegangan motorik, overaktivitas otonom dan iritabilitas.
‐ Terapi GAD dapat dilakukan dengan dua cara yakni psikoterapi dan
farmakoterapi. Obat pilihan yang digunakan adalah antianxietas golongan
benzodiazepine. Anti depresan juga dapat dikombinasikan seperti golongan
SSRI (fluoxetine.)
28
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai