Anda di halaman 1dari 18

Lansia Dengan Keluhan

Gangguan Tidur dan Sering


Marah-Marah
By : Gerald Stefano Nugroho (102016004)
Timothy Widjaja (102016114)
Rizka Noviyanti Rosyadi (102013218)
Paskhalia Theresia Banua (102015238)
Cici Millenda (102016080)
Margaretha G Sasaka (102016135)
Vivi Chrisanty (102016180)
Sarah Claudia Y. Simanjuntak (102016204)
Nor Uni Izati Binti Khalidi (102016261)
Skenario 6

Seorang laki-laki berusia 64 tahun dibawa ke poli


psikogeriatrik oleh anaknya dengan keluhan utama
tidak bisa tidur dan marah-marah sejak dua bulan yang
lalu.
Anamnesis*

 Menanyakan identitas pasien


 Menanyakan keluhan utama
 Menanyakan riwayat penyakit sekarang
 Informasi bisa didapat dari keluarga pasien juga.
 Riwayat penyakit dahulu
 Menanyakan riwayat sosial
Anamnesis

 Penyakit atau kondisi yang mungkin menjadi puncak


keluhan pasien (kemungkinan diagnosis)
 Penyakit atau kondisi lain yang menjadi kemungkinan lain
penyebab munculnya keluhan pasien (diagnosis banding)
 Faktor-faktor yang meningkatkan kemungkinan
terjadinya penyakit tersebut (faktor predisposisi dan
faktor risiko)
 Kemungkinan penyebab penyakit (etiologi)
 Faktor-faktor yang dapat memperbaiki dan yang
memperburuk keluhan pasien (faktor prognostik,
termasuk upaya pengobatan)
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk
mengetahui perubahan fungsi tubuh TTV, TB , BB.

Pemeriksaan Penunjang

Polisomnografi adalah alat perekam saat seseorang tidur


lengkap yang meliputi perekaman: Gelombang otak tidur
(EEG), Gerakan bola mata (EOG), Aktivitas otot (EMG) pada
dagu, dan kaki, Getaran dengkur, Aliran udara nafas, Gerakan
nafas dada dan perut, Kadar oksigen (SpO2), Posisi tidur, Irama
jantung (ECG). PSG memiliki kekhasan sendiri.
Working Diagnosis

Seorang laki-laki berusia 64 tahun dibawa ke poli


psikogeriatrik oleh anaknya dengan keluhan utama
tidak bisa tidur dan marah-marah sejak dua bulan yang
lalu. Dari data tersebut, yang dapat diperkirakan pasien
mengalami demensia, depresi, gangguan kecemasan,
dan insomnia.
Demensia
Demensia adalah gangguan fungsi kognisi
secara multidimensional dan terus menerus,
disebabkan oleh kerusakan organik sistem saraf
pusat tetapi tidak disertai penurunan kesadaran
seperti yang terjadi pada delirium.

Afasia
Apraksia
Agnosia
Tahapan Demensia

 Stadium I/ Awal : stadium amnestik ; 2-4 tahun


 Stadium II/ Pertengahan : pase dementia ; 2-10 tahun ;
mulai terjadi inkontensia ; ada gangguan visuopasial
 Stadium III/ Akhir : 6-12 tahun : gg.komunikasi yang
parah ; tidak mengenali keluarga dan teman ; tidak
mampu berjalan ; kaku otot ; gg.siklus bangun tidur ;
tdk bisa mengendalikan buang air besar/kecil.
Depresi
 Usia bukan merupakan faktor untuk menjadi
depresi tetapi suatu keadaan penyakit medis
kronis dan masalah-masalah yang dihadapi
lansia yang membuat mereka depresi.
 Depresi adalah suasana hati yang buruk dan
berlangsung selama kurun waktu tertentu.

Gangguan Depresi Major Gangguan Dysthmic


Gangguan Depresi Minor Gangguan Depresi Musiman

Gangguan Depresi Psikotik


Gangguan Kecemasan
 Gangguan kecemasan adalah Merupakan kondisi
gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan
kekhawatiran yang tidak rasional bahkan terkadang tidak
realistis terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari.
 Hal yang terjadi pada hal ini dapat berupa gangguan panik,
fobia, gangguan obsesif konfulsif, gangguan kecemasan
umum, gangguan stres akut, gangguan stres pasca
traumatik.
 Terapi dapat disesuaikan secara individu tergantung
beratnya dan dapat diberikan obat anti anxietas seperti :
hydroxyzine, Buspirone.
Insomnia
 Usia lanjut adalah faktor tunggal yang paling sering
berhubungan dengan peningkatan prevalensi
gangguan tidur.
 Insomnia didefinisikan sebagai suatu persepsi
seseorang merasa tidak cukup tidur atau kualitas
tidurnya buruk walaupun orang tersebut sebenarnya
memiliki kesempatan tidur yang cukup sehingga
mengakibatkan perasaan yang tidak bugar sewaktu
atau setelah terbangun dari tidur.

Insomnia inisial Insomnia terminal


Insomnia intermittent
Etiologi

 Gangguan Tidur Primer : gangguan tidur yang bukan


disebabkan oleh gangguan mental lain, kondisi medik
umum, atau zat. Gangguan tidur ini dibagi dua yaitu
disomnia dan parasomnia.
 Gangguan tidur terkait gangguan mental lain :
terdapatnya keluhan gangguan tidur yang menonjol
yang diakibatkan oleh gangguan mental lain (sering
karena gangguan mood) tetapi tidak memenuhi syarat
untuk ditegakkan sebagai gangguan tidur tersendiri.
Etiologi
 Gangguan akibat kondisi medik umum : adanya
keluhan gangguan tidur yang menonjol yang
diakibatkan oleh pengaruh fisiologik langsung kondisi
medik umum terhadap siklus tidur-bangun.
 Gangguan tidur akibat zat : adanya keluhan tidur yang
menonjol akibat sedang menggunakan atau
menghentikan penggunaan zat (termasuk medikasi).

Epidemiologi
Insomnia lebih sering diderita oleh wanita daripada pria.
Penyebab : Faktor Biologi

 Semakin meningkat usia seseorang sering disertai juga


penurunan fungsi sel-sel di dalam tubuh. Maka tak jarang
ditemukan berbagai penyakit yang sering ditemukan pada
seseorang yang lanjut usia. Penyakit tersebut adalah
diabetes melitus, hipertensi, dan rheumatoid.

Faktor Psikologis
• Tipe Kepribadian Konstruktif
• Tipe Kepribadian Mandiri
• Tipe Kepribadian Tergantung
• Tipe Kepribadian Bermusuhan
• Tipe Kepribadian Kritik Diri
Penyebab : Faktor Sosial

 Dukungan sosial dapat diperoleh dari pasangan hidup, anak,


lansia, saudara, tetangga, atasan, bawahan, atau teman
sejawat.
 Dukungan sosial dan cara mengatasi masalah merupakan
mediator dalam mengatasi penyakit yang berhubungan
dengan stres.

Faktor Ekonomi
Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun.
Reaksi setelah orang memasuki masa pensiun lebih
tergantung dari model kepribadiannya
Penatalaksanaan : Non Farmako

 Stimulus Control : Melalui metode ini pasien diedukasi


untuk mengunakan tempat tidur hanya untuk tidur
dan menghindari aktivitas lain seperti membaca dan
menonton tv di tempat tidur.
 Sleep Restriction : Tujuan dari terapi ini adalah
mengurangi frekuensi tidur dan meningkatkan sleep
efficiency.
 Sleep Higiene : Bertujuan untuk mengubah pola hidup
pasien dan lingkungannya sehingga dapat
meningkatkan kualitas tidur.
Penatalaksanaan : Farmako
 golongan Benzodiazepine (BZDs) atau non-
Benzodiazepine.
 Obat golongan lain yang digunakan dalam terapi
insomnia adalah golongan sedating antidepressant,
antihistamin, antipsikotik.
 Menurut The NIH state-of-the-Science Conference obat
hipnotik baru seperti eszopiclone, ramelteon,
zaleplon, zolpidem dan zolpidem MR lebih efektif dan
aman untuk usia lanjut.
Kesimpulan

Gangguan tidur dapat disebabkan berbagai faktor,


pertambahan usia, depresi, penggunaan obat dan zat
lainnya, ritme sirkadian. Insomnia terjadi lebih banyak
pada usia lanjut, namun tidak mendapatkan
pengobatan. Insomnia ini merupakan gangguan
sederhana namun tidak dapat sembuh spontan, dapat
menggunakan terapi untuk menanganinya, pada usia
lanjut terdiri dari terapi nonfarmakologi dan
farmakologi.

Anda mungkin juga menyukai