Oleh :
Vici Meilansari
NPM : 61119101
UNIVERSITAS BATAM
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan salah satu Infeksi Saluran Reproduksi (ISR)
yang ditularkan melalui hubungan kelamin. Infeksi saluran reproduksi merupakan infeksi
yang disebabkan oleh masuk dan berkembangbiaknya kuman penyebab infeksi ke dalam
saluran reproduksi. Kuman penyebab infeksi tersebut dapat berupa jamur, virus, dan parasit.
Salah satu penyakit menular seksual yaitu Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired
Immune Deficiency Syndrome (AIDS) (Ardhiyanti, 2015).
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2014), di seluruh dunia pada tahun 2013 ada
35 juta orang hidup dengan HIV yang meliputi 16 juta perempuan dan 3,2 juta anak berusia
<15 tahun. Jumlah infeksi baru HIV pada tahun 2013 sebesar 2,1 juta yang terdiri dari 1,9
juta dewasa dan 240.000 anak berusia <15 tahun. Jumlah kematian akibat AIDS sebanyak 1,5
juta yang terdiri 1,3 juta dewasa dan 190.000 anak berusia <15 tahun.
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) (2015), terdapat 36,9 juta
orang yang terinfeksi HIV pada tahun 2014 yang meliputi 34,3 juta orang dewasa, 17,4 juta
perempuan dan 2,6 juta menginfeksi anak berusia <15 tahun. Jumlah infeksi baru HIV pada
tahun 2014 sebesar 2 juta yang terdiri dari 1,8 juta dewasa dan 220.000 anak berusia <15
tahun. Jumlah
kematian akibat AIDS sebanyak 1,2 juta yang terdiri 1 juta dewasa dan 150.000 anak
berusia <15 tahun. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2014), HIV/AIDS pertama
kali ditemukan di Provinsi Bali pada tahun 1987. Hingga saat ini HIV/AIDS sudah menyebar
di 386 kabupaten/kota di seluruh provinsi di Indonesia dengan total kasus HIV sejumlah
0,06% dan 0,022% terkena AIDS sampai bulan September 2014. Jumlah kasus HIV tertinggi
yaitu di DKI Jakarta (0,32%), diikuti Jawa Timur (0,049%), Papua (0,51%), Jawa Barat
(0,029%), Bali (0,234%), Sumatra Utara (0,066%) dan Jawa Tengah (0,036%). Jumlah
kumulatif kasus AIDS sampai tahun 2014 berdasarkan jenis kelamin, paling banyak diderita
oleh laki-laki. Kelompok risiko tertinggi yakni heteroseksual. Menurut golongan umur,
proporsi penderita AIDS terbesar terdapat pada kelompok usia 20-29 tahun.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Infeksi menular seksual (IMS) adalah suatu penyakit infeksi yang kebanyakan ditularkan
melalui hubungan seksual oral, anal, atau lewat vaginal) selain itu juga dapat ditularkan
dari ibu keanak selama kehamilan dan persalinan. Kuman penyebab infeksi tersebut dpat
berupa jamur, virus dan parasite (widyastuti 2010). Pertama kali penyakit ini disebut
penyakit kelamin atau vineral disease (VD), yang berasal dari kata vemus ( dewi cinta)
namun saat ini sebutan yang paling tepat adalah sexually transmitted infection (STI) yang
berarti pe nyakit penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual ( dialy 2010 )
penyakit IMS disebabkan oleh lebih dari 30 bakteri yang berbeda, virus dan parasite
tersebar terutama melalui kontak seksual termasuk vagina, anal dan oral seks (najma
2016) pada umumnya seorang tidak sedar dirinya menderita IMS, karena berisfat
asimtomatif atau tidak menunjukan gejala.
Penyakit ini memiliki pengaruh yang besar pada seksual dan refroduksi pada seluruh
dunia dan juga termasuk diantara 5 penyakit yang pelayanannya kesehatannya dicari
masyarakat untuk mengobati ims tersebut.
C. Herpes genital
Penyakit yang disebabkan oleh virus Herpes Simplex dengan masa tenggang 4-7
hari sesudah virus masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks.Gejala dan
tanda-tandanya adalah :Bintil-bintil berair (berkelompok seperti anggur) yang
sangat nyeri pada sekitar alat kelamin, kemudian pecah dan meninggalkan luka
yang kering mengerak, lalu hilang sendiri, dan gejala kambuh lagi seperti diatas
namun tidak senyeri tahap awal bila ada faktor pencetus (stres, haid, minuman dan
makanan beralkohol) dan biasanya menetap hilang timbul seumur hidup. Pada
perempuan, seringkali menjadi faktor kanker mulut rahim beberapa tahun
kemudian. Penyakit ini belum ada obat yang benar-benar mujarap, tetapi
pengobatan antivirus bisa menuragi rasa sakit dan lamanya episode penyakit
(Sjaiful, 2012).
D. Klamidia
Penyakit ini disebabkan oleh Chamydia trachomatis. Masa tanpa
gejala berlangsung 7-21 hari. Gejalanya adalah timbul peradangan pada alat
reproduksi laki-laki dan perempuan. Pada perempuan, gejalanya bisa berupa:
Keluarnya cairan dari alat kelamin atau keputihan encer berwarna putih
kekuningan, rasa nyeri di rongga panggul dan perdarahan setelah hubungan
seksual (Sjaiful, 2012).
E. Trikomoniasis vaginalis.
Trikomoniasis vaginalis adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh parasit Trikomonas vaginalis. Gejala dan tandanya adalah: Cairan
vagina encer, berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk, vulva agak
bengkak, kemerahan, gatal dan terasa tidak
nyaman dan nyeri saat berhubungan seksual atau saat kencing (Sjaiful,
2012).
F. Kutil kelamin.
Kutil kelamin penyebabnya adalah human papiloma virus dengan gejala yang khas
yaitu terdapat satu atau beberapa kutilan sekitar kemaluan. Pada perempuan dapat
mengenai kulit daerah kelamin sampai dubur, selaput lendir bagian dalam liang
kemaluan sampai leher rahim. Bila perempuan hamil, kutil dapat tumbuh besar sekali.
Kutil kelamin kadang-kadang bisa mengakibatkan kanker leher rahim atau kanker
kulit di sekitar kelamin. Pada laki-laki mengenai kelamin dan saluran kencing bagian
dalam. Kadang-kadang kutil tidak terdapat terlihat sehingga tidak disadari. Biasanya
laki-laki baru menyadari setelah ia menulari pasangannya (Sjaiful, 2012).
G. AIDS
AIDS adalah Acquired Immune Deficiency Syndrom ( sekumpulan gejala penyakit
yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh, yang didapat). AIDS disebabkan oleh
adanya virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) di dalam tubuh. (PMI Tarakan,
2012) Cara penularan lewat tranfusi darah/ produk darah yang sudah tercemar HIV,
lewat cairan sperma dan cairan vagina melalui hubungan seks penetratif tanpa
menggunakan kondom, lewat air susu ibu yang HIV positif dan melahirkan lewat
vagina. (PMI Tarakan, 2012)
C. Etiologi
3. Dari golongan virus, yakni Human Immunodeficiency Virus(tipe 1 dan 2), Herpes
Simplex Virus (tipe 1 dan 2), Human papiloma Virus, Cytomegalovirus, Epstein-barr
virus, Molluscum contagiosum virus,
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk
terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau kondisi
yang memungkinkan, antara lain : fasilitas pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau,
faktor dukungan (support) dari pihak lain misalnya tokoh masyarakat, petugas kesehatan
sangat penting untuk mendukung praktek pencegahan penyakit menular seksual
(Notoatmodjo, 2012). Praktek pencegahan penyakit menular seksual, antara lain:(Sjaiful ,
2010)
a Pencegahan primer, meliputi:
1. Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan oral dengan orang yang
terinfeksi adalah satu-satunya cara yang 100% efektif untuk pencegahan.
E. Manisfestasi klinis
Untuk mendapatkan perkiraan besar dan luasnya infeksi terselubung dalam masyarakat
maka perlu dilakukan pengamatan atau survai epidemiologis dan tes tertentu pada
populasi. Hasil survai ini dapat digunakauntuk pelaksanaan program, keterangan untuk
kepentingan pendidikan.
Menurut WHO(2010), penanganan pasien infeksi menular seksual terdiri dari dua cara, bisa
dengan penaganan berdasarkan kasus(case management) ataupun penanganan berdasarkan
sindrom (syndrome management). Penanganan berdasarkan kasus yang efektif tidak hanya
berupa pemberian terapi antimikroba untuk menyembuhkan dan mengurangi infektifitas
mikroba, tetapi juga diberikan
Resisten adalah suatu fenomena kompleks yang terjadi dengan pengaruh dari mikroba, obat
antimikroba, lingkungan dan penderita. Menurut Warsa (2010), resisten antibiotika
menyebabkan penyakit makin berat, makin lama menderita, lebih lama di rumah sakit, dan
biaya lebih mahal.
KESIMPULAN
Faktor risiko terjadinya suatu IMS seperti hubungan seksual dengan multipartner, transfusi
darah dan penggunaan jarum tidak sesuai indikasi medis, dan kurangnya pengetahuan
kesehatan reproduksi. Kurangnya pengetahuan remaja tentang reproduksi sehat dan penyakit
menular seksual adalah akibat informasi yang sering salah disamping adanya pergeseran nilai
dan perilaku seks ke arah seks bebas terutama di kalangan generasi muda. Oleh sebab itu
perlu dilakukan upaya perlindungan, pencegahan dan penanggulangan IMS secara intensif
dan komprehensif. Berbagai bentuk pendidikan kesehatan telah dilakukan selama ini baik
secara langsung melalui ceramah, seminar, metode diskusi ataupun secara tidak langsung
melalui me- dia cetak dan elektronik
Daftar Pustaka
1. Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo 2012. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.