Seorang laki-laki, 34 tahun datang ke IGD karena merasakan nyeri dada dan jantung berdebar- debar
secara tiba-tiba saat dalam perjalanan pulang kerja bersama istrinya. Keluhan disertai nafas seperti
rasa tercekik seperti mau mati, berkeringat dingin,gemetar, mual ,pusing, atau berkunang kunang
seperti mau pingsan. Pasien ingin agar dilakukan pemeriksaan yang lebih rinci lagi terhadap
jantungnya, ia merasa yakin ada masalah jantung karena kejadian ini pernah dirasakan sebelumnya.
Pasien tidak ada riwayat penggunaan alkohol, obat penenang, dan merokok. Tida ada riwayat keluhan
yang sama pada keluarga.2 bulan lalu teman pasien memninggal akibat kecelakan mobil, sehingga
psien takut hal tersebut terjadi pada beliau. Pasien mengatakan 1 bulan yang lalu pasien pernah
merasakan hal yang sama ketika sedang mengendarai mobil saat macet, pasien segera mencari IGD RS
terdekat, dilakukan pemeriksaan laboratorium dan rekam jantung. namun hasilmya baik-baik saja.
Pasien hanya diberikan oksigen dan diobservasi sambal menunggu hasil pemeriksaan, kemudian
diperbolehkan pulang. Sejak saat itu pasien mulai takut untuk menyetir mobil sendirian.
Pemeriksaaan Fisik :
Gangguan Panik merupakan serangan panik yang berulang-ulang dengan serangan cepat
dan durasi sangat singkat. Serangan Panik ditandai dengan gejala anxietas yang berat
seperti: berdebar-debar, nyeri dada, sesak nafas, tremor, pusing, merasa dingin atau panas,
ada depersonalisasi atau derealisasi, gejala mencapai puncaknya dalam 10 menit.
Gangguan panik bisa disebabkan faktor biologis,genetik atau psikososial.
Epidemiologi : lebih sering menyerang usia muda > 15 tahun, lebih sering menyerang
Wanita (pria memiliki ketahanan dlm menghadapi kecemasan dan mekanisme koping), dan
lebih mudah pada orang dengan tingkat sosioekonomi rendah.
Faktor risiko : jenis kelamin, trauma, penyakit fisik berat, stress,kepribadian, obat-obatan
atau alcohol, pengalaman negative pada masa lalu,pikiran yang irasional, Lingkungan dan
situasi, tingkat pengetahuan, genetic
Palpitasi, berdebar-debar, ↑ HR, berkeringat, gemetar, Sensasi nafas cepat/pendek, rasa
tercekik. dibawah ini yg terjadi tiba-tiba & mencapai puncaknya dlm 10 menit: Kriteria Serangan
Panik DSM-IV-TR (lanjutan), perasaan dada sesak, nyeri dada atau terasa tdk nyaman, mual atau
abdominal distress, Pusing, atau berkunang berkunang-kunang atau pingsan pingsan, Derealisasi
atau depersonalisasi, takut lepas kontrol & mjd gila, takut mati, Parestesia, menggigil atau terasa
Wawancara Psikiatri : data pribadi, keluhan utama, RPS (awitan, factor presipitasi
(pencetus), Riwayat gangguan sebelumnya (psikiatrik, medik, penggunaan zat), Riwayat
hidup (prenatal, perinatal, masa kanak awal, remaja, dewasa), Riwayat psikoseksual,
Riwayat keluarga.
Aksis I : F4.1 : Gangguan cemas
Aksis II : F60,0 : Gangguan kepribadian paranoid
Aksis III : tidak ada
Aksis VI : Trauma psikologis
Aksis V : 90 – 81: Gejala minimal, fungsi baik, cukup
puas, tidak lebih dari masalah harian yang biasa
F0 – F09 : Gangguan Mental Organik dan Simtomatik • F10 – F19 : Gangguan Mental & Perilaku
akibat zat psikoaktif • F20 – F29 : Skizofrenia, gangguan skizotipal, dan gangguan waham • F30 –
F39 : Gangguan suasana perasaan (afektif/mood) • F40 – F48 : Gangguan neurotik, gangguan
somatoform, dan gangguan terkait stres • F50 – F59 : Sindrom perilaku yang berhubungan
dengan gangguan fisiologis/fisik • F62 – F68 : Perubahan kepribadian non organik, gangguan
impuls, dan gangguan seks F80 – F89 : Gangguan perkembangan psikologis • F62 – F68 :
Perubahan kepribadian non organik, gangguan impuls, dan gangguan seks • F80 – F89 :
Gangguan perkembangan psikologis • F90 – F98 : Gangguan perilaku dan emosional onset kanak
& remaja • F99 : Gangguan jiwa yang tak tergolongkan Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian
klinis (Kode Z) : • Z 03.2 : Tidak ada diag
Meliputi (1) & (2):
(1) Serangan Panik tiba-tiba yg berulang kali.
(2) Sedikitnya 1 dr serangan meliputi 1 atau lbh berikut ini yg telah berlangsung 1 bulan :
a. perhatian menetap,mengenai terjadinya serangan tambahan.
a. perhatian menetap,mengenai terjadinya serangan tambahan.
b. Kekhawatiran ttg implikasi serangan atau konsekwensinya (mis. Hilang kontrol, terkena
serangan jantung, akan menjadi gila)).
c. Perubahan bermakna dlm perilaku yg berkaitan terhadap serangan
d. Ada/tidaknya Agorafobia
e. Serangan Panik bukan akibat langsung efek fisiologik dari zat atau kondisi medis umum.
f. Serangan Panik tidak lebih baik utk gangguan mental lain, spt Fobia Sosial, Fobia Spesifik
(OCD), PTSD, atau Gangguan Cemas c. Serangan Panik tidak lebih baik utk gangguan mental
lain, spt Fobia Sosial, Fobia Spesifik (OCD), PTSD, atau Gangguan Cemas Perpisahan
Diagnosis Banding
• Penyakit Kardiovaskular: Anemia, angina, CHF, Hipertensi, Infark Miokard,
Prolapsus katup mitral
• Peyakit Pulmoner: Asma, Emboli Pulmonum, Hiperventilasi
• Neurologi: Epilepsi, Multiple sklerosis Endokrin: Diabetes, Hipertiroid, Hipoglikemi,
Hipoparatiroid, Neurologi: Epilepsi, Multiple sklerosis
• Endokrin: Diabetes, Hipertiroid, Hipoglikemi, Hipoparatiroid, Menopause, Sindroma
Premenstruasi
• Intoksikasi: amfetamin, mariyuana,halusinogen
• Withdrawl: alkohol, opiat, antihipertensi
• Kondisi lain: anafilaksis, Sistemik Lupus Eritematosus, gangguan
Informasikan: ○ Panik itu lazim dan dapat diobati. ○ Anxietas sering menimbulkan perasaan
tubuh yang menakutkan. ○ Anxietas panik juga menyebabkan pikiran yang menakutkan. ○
Anxietas psikis dan fisik saling memperkuat. Berkonsentrasi pada gejala fisik akan menambah
ketakutan. ○ Orang yang lari atau menghindar dari situasi tempat terjadinya serangan anxietas
hanya akan memperkuat kecemasannya
Nasihatkan penderita untuk melakukan langkah berikut jiwa terjadi serangan panik: ○ Tetap
tinggal tinggal di tempat sampai serangan serangan berlalu berlalu. ○ Pusatkan perhatian untuk
mengendalikan anxietas, bukan pada gejala fisik. ○ Bernapas dengan lambat dan relaks. Napas
yang terlalu dalam dan cepat (hiperventilasi)
Medikasi:
○ Jika serangan itu parah dan sering terjadi atau jika penderita menunjukkan gejala depresi yang
signifikan → antidepresan ,dapat menolong. Imipramin 25 mg malam, dinaikkan sampai 100 –
200 mg waktu malam
○ Untuk serangan yang terbatas dan jarang terjadi → antianxietas jangka pendek dapat
membantu. Untuk serangan yang terbatas dan jarang terjadi antianxietas jangka pendek dapat
membantu. Lorazepam 0,5 – 1 mg sampai 3 kali sehari. Penggunaan yang rutin dapat
menimbulkan ketergantungan dan jika dihentikan kemungkinan gejala akan kembali lagi.
○ Hindari pemeriksaan laboratorium atau obat yang tak perlu