(SKPA 405)
MODUL SESI – 3
DISUSUN OLEH
YUSNAINI SIAGIAN, S.Kep, Ns, M.Kep
DUKUNGAN PSIKOLOGIS
Dukungan psikologis sangat penting bagi proses pengobatan
dan keberhasilan terapi pada anak. Dukungan psikologis juga
diberikan agar anak mengerti dan dapat mengendalikan kondisinya.
Selain itu, anak dapat mengontrol dirinya dan tidak merasa didominasi
oleh tuntutan lingkungannya. Hal ini merupakan salah satu kunci
dalam mencapai kesejahteraan secara psikologis. Dukungan psikologis
kepada anak HIV dapat diberikan berupa bagaimana memberikan
pengertian dan mengkomunikasikan tentang kondisi HIV yang
dialami, bagaimana usaha anak supaya tetap dalam kondisi fisik yang
baik, juga memberikan informasi dan membantu dalam memutuskan
tindakan medis yang akan dilakukan. Intervensi psikologis juga
menilai kesiapan anak dalam kembali berinteraksi dan berpartisipasi
dalam masyarakat secara mandiri. Intervensi psikologis akan
meningkat hasil yang optimal baik untuk anak dengan HIV maupun
keluarganya (Melvin, 2014).
Bentuk dukungan psikologis untuk anak dengan infeksi HIV.
a. Mendengarkan. Orang tua pengasuh harus mendengarkan dengan
baik apa yang disampaikan anak baik secara langsung dengan
mengeluh atau melalui cerita yang dia sampaikan, melalui puisi,
dan hasil menggambar. Anak menceritakan pengalaman dan apa
yang dia rasakan. Mendengarkan mereka adalah salah satu cara
yang paling efektif mengidentifi kasi kebutuhannya untuk
kehidupan yang lebih baik.
b. Memastikan hak-hak anak terpenuhi. Hal yang penting tentang hak
anak tersebut adalah hak atas perlindungan terhadap eksploitasi dan
diskriminasi yang sangat penting untuk kesejahteraan dan
pertumbuhan seorang anak. Selain itu, dukungan psikososial adalah
aspek penting hak anak dan harus disertakan dalam program
holistik penanganan anak dengan HIV. Anak juga berhak untuk
dilibatkan dalam mengambil keputusan terkait dengan kondisi
mereka.
c. Ciptakan lingkungan yang baik untuk anak. Anak-anak mempunyai
dunianya sendiri. Lingkungan yang tidak mendukung disebabkan
karena stigma tentang HIV di masyarakat. Mengubah stigmatisasi
HIV/AIDS dapat dilakukan melalui penyuluhan dan diskusi kepada
masyarakat. Selain itu, edukasi kepada lingkungan terdekat seperti
di sekolah dan keluarga akan meningkatkan pemahaman tentang
HIV sehingga merek akan merespons secara positif. Dengan begitu,
baik lingkungan sekolah dan masyarakat akan memberikan empati,
cinta, dan bimbingan kepada anak dengan HIV.
d. Membiarkan anak-anak menjadi anak-anak. Hal ini dapat dilakukan
dengan membiarkan anak bermain dan belajar yang bersifat
petualangan. Cara ini dapat memberikan kesempatan bagi anak-
anak untuk memperkuat fi sik dan membuat bahagia. Selain itu,
mendengarkan anak dan memberikan anak kesempatan untuk
berbicara tentang perasaan dan pengalaman mereka kepada anak
lain memungkinkan mereka menyadari bahwa mereka tidak sendiri
dan membantu membangun kepercayaan diri.
e. Memberikan pendidikan dan konseling tentang HIV pada anakanak
baik secara individual, keluarga, dan kelompok. Pendidikan
HIV/AIDS sebagai bagian dari konseling bisa menjadi cara yang
efektif dalam pencegahan. Konseling mempersiapkan anak untuk
menghadapi apa yang akan terjadi selanjutnya. Konseling juga
memungkinkan anak-anak mengekspresikan perasaan mereka (Fox,
2001).
E. Referensi
Moorhead S., Marion J., Meridean L.M., Elisabeth S.2013. Nursing Outcomes
Classification (NOC) penerjemah Intansari Nurjannah dan Roxsana
Devi Tumanggor Edisi Kelima.Singapore:Elsevier.