Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 6

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


PADA REMAJA DENGAN HIV/AIDS

Endang Kristianawati (221030122574)


Triyana Indahyanti (221030122575)
Siti Arwanah (221030122671)
Yoyoh (221030122569)
LATAR BELAKANG
Infeksi Human Immunodeficeincy Virus (HIV) dan Acquireed Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
merupakan salah satu penyakit mematikan di dunia. Penyebaran HIV tidak mengenal umur, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan daerah tempat tinggalnya.

Laporan dari United Nations program on HIV and AIDS atau UNAIDS pada tahun 2015 terdapat 2,1 juta
infeksi baru diseluruh dunia yang menjadi 36,7 juta dan penderita AIDS sebanyak 1,1 juta orang
(UNAIDS, 2016).

Remaja memiliki keingintahuan besar yang menyebabkan ingin mencoba segala sesuatu. Tidak tersedianya
informasi yang tepat dan relevan mengenai penyakit menular HIV/AIDS menjadi faktor pemicu remaja
masuk dalam sub- populasi berperilaku resiko tinggi tertular HIV/AIDS (Utara 2013, dalam Afritayeni
2018. Remaja masuk dalam populasi resiko tinggi terinfeksi HIV/AIDS hal ini disebabkan oleh faktor
pemicu seperti perilaku berisiko melakukan seksual tidak aman, penggunaan jarum suntik tidak steril
seperti narkoba suntik, penggunaan media tidak tepat untuk melihat gambar atau video porno (Iskandar,
2015)
Keluarga juga dapat menjadi faktor pemicu remaja masuk dalam perilaku berisiko terjangkit HIV/AIDS
seperti tipe dan bentuk keluarga yang tidak lengkap akibat perceraian atau meninggal. Terganggunya pola asuh
orang tua pada tahap perkembangan remaja memungkinkan adanya gangguan relasi antara remaja dengan orang
tua yang bersifat tidak harmonis yang menyebabkan remaja berprilaku menyimpang. Selain itu pola komunikasi
orang tua mengenai seksualitas atau kesehatan reproduksi sangat penting dilakukan untuk mencegah dampak
perilaku berisiko pada remaja. Kurangnya komunikasi antara remaja dan orang tua menyebabkan remaja memilih
tertutup, segan dan malu untuk berkomunikasi dengan orang tuanya, serta tidak ada kepekaan orang tua,
pengawasaan orang tua terhadap perilaku remaja sehingga pesan-pesan pencegahan dapat terabaikan dan dapat
berisiko pada remaja yang mengarah pada infeksi HIV/AIDS. Faktor lingkungan juga menjadi pemicu remaja
tertular HIV/AIDS seperti pengaruh dari teman sebaya melakukan dan mengajak untuk berprilaku risiko seperti
hubungan seksual, narkoba suntik dan kenakalan remaja (Iskandar, 2015).
Konsep Keluarga

Keluarga merupakan suatu lembaga dari satu (unit)


terkecil dari masyarakat, terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
Keluarga seperti ini disebut dengan rumah tangga atau
keluarga inti (keluarga batin). Untuk keluarga yang mencakup
kakek dan juga nenek atau individu lain yang memiliki
hubungan darah, bahkan yang tidak memiliki hubungan darah
(misalnya pembantu rumah tangga), disebut keluarga luas
(extended family) (Kemenkes RI, 2016).
Tugas Perkembangan Keluarga dengan
Anak Remaja
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan
tanggung jawab
b. Mempertahankan hubungan inti dalam keluarga.
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak
dan orang tua untuk menghindari terjadinya
perdebatan, kecurigaan, dan permusuhan.
d. Mempersiapakan perubahan sistem peran dan
peraturan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
tumbuh kembang anggota keluarga.
Konsep Remaja

Remaja atau adolescence, berasal dari bahasa latin


adolescere yaitu berarti tumbuh kearah kematangan.
Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan
fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis. Batas
usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Menurut
Depkes RI antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Masa
remaja adalah masa transisi yang ditandai dengan perubahan
fisik, emosi, dan psikis. Masa remaja merupakan suatu periode
masa pematangan organ reproduksi manusia dan seiring disebut
masa pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan dari anak
ke masa dewasa (Ahmad, 2020).
Masalah Kesehatan Remaja
Seksualitas NAPZA

Gejala Klinis HIV/AIDS

1. Turun berat badan >10%, demam 1 bulan atau lebih, diare terus menerus HIV/AIDS
2. Beberapa kelainan kulit seperti genital warts, folikulitis, dan psoriasis
3. Infeksi jamur ditemukan kandidiasis oral, dermatitis seboroik, atau kandidiasis vagina berlubang.
4. Infeksi virus dengan ditemukan herpes zoster, herpes genital berulang, moluskum kontangiosum, atau kondiloma.
5. Gangguan pernafasan berupa batuk lebih dari satu bulan, sesak nafas, tuberkulosis, pneumonia berulang, sinusitis
kronis atau berulang
6. Gejala neurologis dapat berupa nyeri kepala yang semakin parah (terus menerus dan tidak jelas penyebabnya), kejang
demam atau menurunnya fungsi kognitif.
Asuhan Keperawatan Keluarga pada
remaja dengan HIV/AIDS
Contoh Kasus

Seorang ners dari puskesmas melakukan kunjungan pada


keluarga Pada Tanggal 20 November 2022 dengan anggota
yang terdiagnosa HIV/AIDS. Anggota tersebut diketahui
mengalami riwayat HIV/AIDS 1 tahun yang lalu,
sebelumnya klien mengeluh BAB cair terus menerus dan
demam naik turun. Ners melihat dirumah klien tersebut
terlihat lemas, berbaring di tempat. Ners melakukan
intervensi pada klien berupa terapi dengan melibatkan
peran serta keluarga didalam rumah.
Pengkajian
6. Stress dan koping keluarga:
1. Riwayat Kesehatan Keluarga saat ini
tidak ada masalah
Tn. D dan Ny. M tidak memiliki penyakit bawaan tetapi
7. Keadaan gizi keluarga:
sudah 1 tahun anak pertama nya terkena penyakit menular
tidak ada masalah
HIV dan mengkonsumsi obat seumur hidup. Pada saat ini kaji
8. Harapan keluarga:
Nn. F mengeluhkan BAB cair terus menerus dan demam naik
tidak ada masalah
turun.
9. Pemeriksaan Fisik
2. Riwayat penyakit keturunan: Tidak ada masalah
- KU: CM
3. Pengkajian lingkungan: tidak ada masalah
- TTV: TD 12/70 mmHg, N 90x/m, RR
4. Struktur keluarga: tidak ada masalah
18x/m, S 36,3ºC
5. Fungsi keluarga: Fungsi perawatan kesehatan: Tn.D
- BB: 40kg
mengatakan tidak mengetahui penyakit anaknya secara
- TB: 150cm
menyeluruh.
Diagnosa Keperawatan
1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan mual muntah
2. Resiko Infeksi berhubungan dengan penyakit HIV/AIDS
3. Defisiensi Pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal kesehatan penyakit HIV/AIDS.
Intervensi
Kep.
Implementasi & Evaluasi Keperawatan
Kesimpulan
Penyebab klien terinfeksi HIV/AIDS adalah melalui
hubungan seksual yaitu seks bebas. Karakteristik remaja yang
mecoba segala seuatu yang dapat menyebabkan perilaku berisiko
tekena HIV/AIDS, serta faktor dari keluarga seperti tipe keluarga
dan bentuk keluarga yang tidak lengkap akibat meninggal.
Terganggungnya pola asuh orang tua pada tahap perkembangan
remaja, remaja merasa kurang mendapatkan perhatian dan kasih
sayang dari orang tua.
Daftar Pustaka
Ali, Muhammad. 2012. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik
Buku Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.
BKKBN. 2019. Modul PKBR PIK. jakarta timur: Direktorat Advokasi dan
KIE.
Burhan, Rialike. 2015. ―Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan oleh
Perempuan Terinfeksi HIV / AIDS Health Service Utilization in
Women Living with HIV / AIDS.‖ (03): 33–38.
Avelina, Yuldensia. 2018. ―Hubungan Antara Dukungan Keluarga
Dengan Kualitas Hidup Pasien Hiv/Aids Yang Menjalani Terapi Di
Klinik Vct Sehati Rsud Dr. T.C. Hillers Maumere.‖ : 93–103.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai