Laporan dari United Nations program on HIV and AIDS atau UNAIDS pada tahun 2015 terdapat 2,1 juta
infeksi baru diseluruh dunia yang menjadi 36,7 juta dan penderita AIDS sebanyak 1,1 juta orang
(UNAIDS, 2016).
Remaja memiliki keingintahuan besar yang menyebabkan ingin mencoba segala sesuatu. Tidak tersedianya
informasi yang tepat dan relevan mengenai penyakit menular HIV/AIDS menjadi faktor pemicu remaja
masuk dalam sub- populasi berperilaku resiko tinggi tertular HIV/AIDS (Utara 2013, dalam Afritayeni
2018. Remaja masuk dalam populasi resiko tinggi terinfeksi HIV/AIDS hal ini disebabkan oleh faktor
pemicu seperti perilaku berisiko melakukan seksual tidak aman, penggunaan jarum suntik tidak steril
seperti narkoba suntik, penggunaan media tidak tepat untuk melihat gambar atau video porno (Iskandar,
2015)
Keluarga juga dapat menjadi faktor pemicu remaja masuk dalam perilaku berisiko terjangkit HIV/AIDS
seperti tipe dan bentuk keluarga yang tidak lengkap akibat perceraian atau meninggal. Terganggunya pola asuh
orang tua pada tahap perkembangan remaja memungkinkan adanya gangguan relasi antara remaja dengan orang
tua yang bersifat tidak harmonis yang menyebabkan remaja berprilaku menyimpang. Selain itu pola komunikasi
orang tua mengenai seksualitas atau kesehatan reproduksi sangat penting dilakukan untuk mencegah dampak
perilaku berisiko pada remaja. Kurangnya komunikasi antara remaja dan orang tua menyebabkan remaja memilih
tertutup, segan dan malu untuk berkomunikasi dengan orang tuanya, serta tidak ada kepekaan orang tua,
pengawasaan orang tua terhadap perilaku remaja sehingga pesan-pesan pencegahan dapat terabaikan dan dapat
berisiko pada remaja yang mengarah pada infeksi HIV/AIDS. Faktor lingkungan juga menjadi pemicu remaja
tertular HIV/AIDS seperti pengaruh dari teman sebaya melakukan dan mengajak untuk berprilaku risiko seperti
hubungan seksual, narkoba suntik dan kenakalan remaja (Iskandar, 2015).
Konsep Keluarga
1. Turun berat badan >10%, demam 1 bulan atau lebih, diare terus menerus HIV/AIDS
2. Beberapa kelainan kulit seperti genital warts, folikulitis, dan psoriasis
3. Infeksi jamur ditemukan kandidiasis oral, dermatitis seboroik, atau kandidiasis vagina berlubang.
4. Infeksi virus dengan ditemukan herpes zoster, herpes genital berulang, moluskum kontangiosum, atau kondiloma.
5. Gangguan pernafasan berupa batuk lebih dari satu bulan, sesak nafas, tuberkulosis, pneumonia berulang, sinusitis
kronis atau berulang
6. Gejala neurologis dapat berupa nyeri kepala yang semakin parah (terus menerus dan tidak jelas penyebabnya), kejang
demam atau menurunnya fungsi kognitif.
Asuhan Keperawatan Keluarga pada
remaja dengan HIV/AIDS
Contoh Kasus