Keperawatan Anak Kelompok 3
Keperawatan Anak Kelompok 3
KELOMPOK 3
NAMA
ANGGOTA
1. Agista Ezza O.B 2112121
2. Cara Penularan Penularan HIV dari ibu kepada bayinya dapat melalui:
a) Dari ibu kepada anak dalam kandungannya (antepartum)
b) Selama persalinan (intrapartum)
c) Bayi baru lahir terpajan oleh cairan tubuh ibu yang terinfeksi
d) Bayi tertular melalui pemberian ASI
Tanda Dan Gejala
Tanda dan gejala lainnya yang sering ditemukan pada anak adalah pneumonia interstisialis limfositik, yaitu
kelainan yang mungkin langsung disebabkan oleh HIV pada jaringan paru. Tanda gejalanya berupa :
1. Hipoksia
2. Sesak napas
3. Jari tabuh
4. limfadenopati
5. Secara radiologis terlihat adanya infiltrat retikulonodular difus bilateral, terkadang dengan adenopati di hilus
dan mediastinum.
Gejala klinis yang terlihat adalah akibat adanya infeksi oleh mikroorganisme yang ada di lingkungan anak. Oleh
karena itu, tanda gejalanya pun berupa tanda gejala nonspesifik berupa :
1.Gagal tumbuh
2. Berat badan menurun,
3. Anemia,
4. Panas berulang.
5. Limfadenopati, dan
6. Hepatosplenomegali
Patofisiologi
Penyebab HIV pada anak bisa melalui beberapa cara yaitu, trnfusi darah yang terpapar virus hiv,
penularan dari ibu dengan HIV, penularan secara parenteral melalui tusukan jarum dan kontak
dengan darah yang terinfeksi. Kemudian pasien menjadi terinfeksi HIV dengan virus beredar dalam
darah atau jaringan mukosa sehingga virus menginfeksi sel yang mempunyai molekul CD4 (limfosit
T4, monosit, sel dendrit, sel langerhas). Lalu masuk ke dalam sel target dan mereplikasi diri. Sel
yang terinfeksi mengalami apoptosis/mati sehingga imunitas tubuh menurun dan tubuh menjadi
rentan terhadap infeksi. Virus tersebut kemudian menginfesi pada sistem pencernaan dan sistem
pernafasan. Saat virus ini menginfeksi tubuh melakukan reaksi inflamasi sehingga mengakibatkan
hipertermia . Lalu saat menginfeksi pada sistem pencernaan terdapat infeksi bakter dan jamur di
dalam pencernaan . Pada bakteri menyebabkan diare menjadi kronis sehingga memunculkan
diagnosa diare , lalu setelah terjadi diare output cairan meningkat dan turgor kulit menurun serta
mukosa menjadi kering yang kemudian menyebabkan hipovolemia. Pada infeksi jamur
menyebabkan peradangan mulut sehingga pasien sulit untuk menelan makanan dan mengakibatkan
nutrisi pasien menjadi kurang sehingga timbul diagnosa defisit nutrisi kurang dari kebutuhan.
Kasus
An.R berusia 5 tahun dibawa keluarganya ke rumah sakit umum Durian Runtuh dengan keluhan
BAB cair kurang lebih 8x/hari selama 1 bulan. Keluarga pasien mengatakan diare disertai demam
tinggi pada anak dan nafsu makan anak berkurang, anak tidak menghabiskan satu porsi makan, dan
anak tampak lemah. Sudah di periksakan di puskesmas, keluarga mengatakan berat badan anaknya
menurun sejak mengalami diare tersebut. Setelah dilakukan pengkajian di dapatkan TD: 90/60
mmHg, RR: 22x/menit, Nadi: 120x/menit, Suhu: 39oC. Diare dengan feses lembek dan cair, turgor
kulit buruk, anak tampak lemas, bibir tampak kering dan pucat, setelah di anamnesa ternyata dalam
keluarga pasien ada yang mengalami HIV AIDS sejak 5 tahun yang lalu, yaitu ibu dari An. R.
keluarga mengatakan ibunya setelah melahirkan secara pervaginam An. R, didiagnosa menderita hiv.
1. Pengkajian
A. Identitas klien
1) Biodata
a) Identitas pasien
C. Riwayat penyakit sekarang
Nama : An.R
Keluarga pasien mengatakan diare disertai demam tinggi
Umur : 5 tahun
pada anak dan nafsu makan anak berkurang, anak tidak
Agama : Islam
menghabiskan satu porsi makan, dan anak tampak lemah.
Pendidikan : TK
Sudah diperiksakan di puskesmas, keluarga mengatakan
Pekerjaan :-
berat badan anaknya menurun sejak mengalami diare
Alamat : perumahan citra bunga blok G. no 2
tersebut.
Diagnosa medis : AIDS
2) Identitas penanggung jawab
D. Riwayat penyakit keluarga
Nama : Tn. L
Didalam keluarga pasien ada yang mengalami HIV AIDS
Umur : 35 tahun
sejak 5 tahun yang lalu, yaitu ibu dari An. R. Keluarga
Pendidikan : S1 Manajemen
mengatakan ibunyasetelah melahirkan secara pervaginam
Pekerjaan : Swasta
An. R, didiagnosa menderita hiv.
Alamat : perumahan citra bunga blok G. no 2
Hubungan dengan klien : orang tua
B. Keluhan utama
Pasien mengeluhkan BAB cair kurang lebih 8x/hari selama
1 bulan.
E. Pola eliminasi
Pasien mengeluhan BAB cair kurang lebih 8x/hari
selama 1 bulan. I. Pemeriksaan fisik
F. Pola nutrisi • Mulut : bibir tampak kering dan pucat
Keluarga Pasien mengatakan nafsu makan anak dan pasien tidak nafsu makan
berkurang, anak tidak menghabiskan satu porsi • Mata : tampak kelopak mata cekung
• Integument : turgor kulit buruk >2 detik,
makan, dan anak tampak lemah.
akral hangat dan kulit tampak kering,
G. Pola aktifitas
CRT >2 detik
Pasien tampak lemas dan tidak bersemangat karena
• Abdomen : frekuensi bising usus > 30
penyakitnya
x/menit (hiperaktif),
• Ektermitas atas/bawah : esktermitas
H. Pemeriksaan tanda-tanda vital
bawah tonus otot lemah akibat tidak ada
Tekanan darah : 90/60mmHg
energi karena diare dan proses penyakit .
Suhu : 390C
Nadi : 120x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Analisis Data
Diagnosa Keperawatan
Intervensi
Implementasi Dan Evaluasi
Kesimpulan
HIV atau Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh manusia sehingga menyebabkan penurunan fungsi kekebalan tubuh. Hal ini membuat
individu lebih rentan terhadap berbagai infeksi dan penyakit, seperti Tuberkulosis (TB) dan
penyakit inflamasi atau infeksi lainnya. AIDS, atau Acquired Immunodeficiency Syndrome, adalah
kumpulan gejala yang terjadi akibat melemahnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh
HIV. AIDS adalah kumpulan gejala yang terjadi karena melemahnya sistem kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh HIV. HIV merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia
sehingga menyebabkan penurunan fungsi kekebalan tubuh dan membuat individu lebih rentan
terhadap berbagai infeksi dan penyakit.
Saran
Perawatan yang penuh empati dari tenaga kesehatan memiliki peranan penting dalam memberikan dukungan fisik dan mental kepada
individu dengan status HIV. Selain itu, upaya meningkatkan sosialisasi di keluarga yang menderita HIV/AIDS dan dalam masyarakat
secara luas sangat diperlukan guna mencegah terjadinya stigma terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Pentingnya mengikuti
pengobatan yang diresepkan dengan tepat, termasuk minum obat antiretroviral (ARV) secara teratur, tidak dapat diabaikan. Selain itu,
menjaga kebersihan dan menghindari paparan cairan tubuh pasien HIV/AIDS saat merawat mereka di rumah adalah langkah yang harus
diambil. Dukungan sosial dari keluarga, teman, dan kelompok sebaya juga sangat diperlukan untuk membantu individu menghadapi
tantangan yang mungkin timbul. Selain itu, orang tua turut berperan menjaga kesehatan secara umum anak melalui gaya hidup sehat,
seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan mendapatkan cukup tidur, juga merupakan bagian integral dari
perawatan. Konsultasi dengan tenaga kesehatan tentang vaksinasi yang diperlukan, seperti vaksin flu dan vaksin pneumonia, juga penting
untuk menjaga sistem kekebalan tubuh tetap optimal. Dengan langkah-langkah ini, individu dengan HIV dapat menjalani hidup optimal
meskipun menghadapi kondisi tersebut.
Daftar Pustaka
Anggareani Aniek, Purwati, Nyimas Heny. “Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Minum Obat
Arv Pada Anak Usia Sekolah Dengan Hiv.” Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practices Volume
4, No. 2 (2021): 57-58.
Dranesia Atika, Tane Reisy, Anjarwati Nurul, dan Kurniawati. Trend Dan Issue Perawatan Anak Dengan
Hiv/Aids. Bojongsar-purbalingga: EUREKA MEDIA AKSARA, 2022.
Harmita Devi, Ibrahim Kusman, dan Rahayu Urip. “Penggunaan Media Sosial Terhadap Pencegahan Penyebaran
Hiv/Aids.” Jurnal Keperawatan Silampari. Volume 5, Nomor 2 (2022) : 741.
Hoӏifah Ketut, Hariyati Rr Tutik Sri, Aryani Denissa Faradita. “Mobiӏe Heaӏth Voӏuntary Counseӏing and Testing
untuk Pencegahan HIV- AIDS: Literature Review.” Journal of Nursing Care Volume 6/Issue (2023): 88
Nawangwulan, A. (2020). Stigma Anak dengan HIV/AIDS pada Masyarakat. HIGEIA (Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Masyarakat) , 4 (4), 621-631.
TERIMA KASIH