Anda di halaman 1dari 53

ASKEP

KELUARGA
KELOMPOK 8
DENGAN HIV
1. Andriyanti (012221009)
2. Devita Elisabeth (012221013)
3. Emirensiana Woa (012221004)
4. Silli Luthfiyani (012221011)
5. Susiyanti Basri (012221038)
6. Yennita Theresia (012221017)
7. Yuniarta Elisa S (012221003)
LATAR
BELAKANG
Human Immunodeficiency Virus Penderita HIV memerlukan
(HIV) adalah sejenis virus yang pengobatan dengan
menginfeksi sel darah putih yang Antiretroviral (ARV) untuk
menyebabkan turunnya menurunkan jumlah virus HIV
kekebalan tubuh manusia. di dalam tubuh agar tidak masuk
Acquired Immune Deficiency ke dalam stadium AIDS,
sedangkan penderita AIDS
Syndrome (AIDS) adalah
membutuhkan pengobatan ARV
sekumpulan gejala yang timbul
untuk mencegah terjadinya
karena turunnya kekebalan tubuh
infeksi oportunistik dengan
yang disebabkan infeksi oleh
berbagai komplikasinya
HIV.
DISTRIBUSI
PENYAKIT HIV
Menurut data United Nations Programe on HIV and AIDS
(UNAIDS) 2017 Indonesia peringkat ke 3 untuk kasus
HIV/AIDS di kawasan Asia Pasifik dengan HIV/AIDS
terbanyak dengan 620.000

dengan latar belakang


• pekerja seks 5,3%,
• homoseksual 25,8%,
• transegender 24,8%,
• pengguna narkoba 28,76%.
• Dengan kelompok umur 20-29 tahun 85,9%
• dn ≥ 50 tahun 7,6%
KASUS HIV DI
INDONESIA
kasus AIDS terbanyak adalah Jawa Tengah, Papua,
Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Kepulauan Riau. Kasus
AIDS di Jawa Tengah adalah sekitar 22% dari total
kasus di Indonesia. Tren kasus HIV dan AIDS
tertinggi dari tahun 2017 sampai dengan 2019 masih
sama, yaitu sebagian besar di pulau Jawa (Kemenkes
2020)
Konsep Keperawatan
Keluarga
Perawatan kesehatan keluarga (Family Health Nursing)
adalah tingkat perawatan keehatan masyarakat yang
ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit
atau satu kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai
tujuannya dan melalui perawatan sebagai sarannya.
Dalam perawatan kesehatan masyarakat, yang menerima
pelayanan perawatan dibagi 3 tingkat, yaitu: tingkat
individu, tingkat family atau keluarga dan tingkat
community atau masyarakat. ( Martajaya, S.TT, I Made,
2019).
Konsep Penyakit
• AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah
sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya
kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oportunistik yang
berakibat fatal.
• Orang dengan pengidap HIV memerlukan pengobatan ARV
untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh agar tidak
masuk dalam stadium AIDS, sedangkan pengidap AIDS
memerlukan pengobatan ARV untuk mencegah terjadinya
infeksi oportunistik dengan berbagai komplikasi HIV atau
Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang
menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan
turunnya sistem kekebalan tubuh manusia (Infodatin, 2016).
etiologi
AIDS disebabkan oleh virus HIV, yang merupakan golongan retrovirus yang
menyerang organ-organ vital sistem kekebalan tubuh manusia. Penyakit ini dapat
ditularkan melalui penularan seksual, kontaminasi pathogen di dalam darah, dan
penularan masa perinatal. HIV memiliki dua tipe, yaitu HIV-1 dan HIV-2. HIV-1
bermutasi lebih cepat karena replikasinya lebih cepat, sedangkan HIV-2
berkembang lebih lambat dan lebih halus dalam menghasilkan kekebalan tubuh
pada manusia yang terinfeksi. (Bararah & Jauhar, 2013; Robins dkk, 2011).
Transmisi infeksi HIV dan
AIDS
KELOMPOK RESIKO TINGGI
HIV

a. Lelaki homoseksual atau biseks.


b. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.
c. Orang yang ketagihan obat
intravena.
d. Partner seks dari penderita AIDS.
Penerima darah atau produk darah
(transfusi)
1 dari 5 gejala minor manifesta
si 2 dari 3 gejala Utama
Batuk Kronis selama 1
Bullan
infeksi pada mulut &
Demam
tenggorokan berkepanjangan lebih
pembengkakan dari 3 bulan
kelenjar getah
bening yg
diare Kronis >1 bulan
menetap di
berulang atau terus
seluruh tubuh menerus
munculnya penurunan BB >1 bulan
herpes zooster
beurlang
MENYEDIAKAN FASILITAS
KONSELING DAN TES HIV/AIDS
PENYULUHAN KESEHATAN SUKARELA (VCT) KONSELING
DAN TES HIV/AIDS SECARA
SUKARELA

Menggunakan Antiretroviral (ART)

TIDAK MELAKUKAN
HUBUNGAN SEKS DENGAN ART dapat mengurangi risiko
BERGANTI-GANTI PASANGAN penularan HIV/AIDS kepada
pasangan seksual HIV/AIDS negatig
sebesar 96%.

Pencegahan
Penggunaan dampak buruk
bagi pengguna narkoba

hiv suntikan.
kebijakan program

a. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah untuk penanggulangan HIV/AIDS.
Ada kebijakan dasar yang mengatur penanggulangan
HIV/AIDS dan beragam peraturan turunan dari hierarki
kebijakan Melihat kenyataan ini, secara praktis sudah
tidak ada lagi masalah yang berkaitan dengan kekurangan
kebijakan penanggulangan HIV/AIDS. Masalah sebenarnya
adalah bagaimana mengimplementasikan semua
kebijakan yang sudah ada di level masyarakat.
Isu-isu kebijakan dan
program
• Penanggulangan HIV/AIDS yang sekarang dilakukan
sudah berumur kurang lebih 10 tahun, tetapi dampak
yang dihasilkan belum signifikan.
• isu-isu lain untuk implementasi kebijakan sekarang
adalah adanya percepatan penularan HIV/AIDS saat ini
pada kelompok berisiko (termasuk penularan dari ibu
hamil ke bayinya), dan 'cultural shock', serta kemajuan
teknologi.
• Beberapa isu strategis tersebut adalah: kesamaan
konsepsi dan persepsi, kerancuan peran tentang
kelembagaan dan kepemimpinan, struktur
penanggulangan dalam konteks desentralisai,
pencegahan primer dari transmisi sekual
Isu-isu kebijakan dan
program
• Penanggulangan HIV/AIDS yang sekarang dilakukan
sudah berumur kurang lebih 10 tahun, tetapi dampak
yang dihasilkan belum signifikan.
• isu-isu lain untuk implementasi kebijakan sekarang
adalah adanya percepatan penularan HIV/AIDS saat ini
pada kelompok berisiko (termasuk penularan dari ibu
hamil ke bayinya), dan 'cultural shock', serta kemajuan
teknologi.
• Beberapa isu strategis tersebut adalah: kesamaan
konsepsi dan persepsi, kerancuan peran tentang
kelembagaan dan kepemimpinan, struktur
penanggulangan dalam konteks desentralisai,
pencegahan primer dari transmisi sekual
Kebijakan pengendalian
HIV/AIDS
• Kebijakan pengendalian HIV/AIDS adalah meningkatkan
advokasi, sosialisasi dan pengembangan kapasitas,
meningkatkan kemampuan manajemen dan
profesionalisme, meningkatkan aksesibilitas dan
kualitas, meningkatkan jangkauan pelayanan untuk
pelayanan HIV/AIDS.
• kebijakan pengendalian HIV/AIDS harus dilakukan
secara komprehensif, meliputi upaya promotif
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Perlu melibatkan
seluruh sektor terkait, civil society organization
termasuk swasta dan tokoh masyarakat.
• TgL Pengkajian : 22 April 2023
• RT/RW : 003/01
• Kelurahan : Jaticempaka
• Data Umum
• Nama Kepala Keluarga : Tn.M
• Alamat dan telepon : Jl. Rawabebek no.32
B/08135678281

No NAMA Jenis Hubungan Pekerjaan Tempat Pendidikan


Kelamin Keluarga Tanggal Lahir
1. Tn.M L Suami Buruh pabrik Bumiayu, 14 SMP
catering Agustus 1984
(39 th)
2. Ny.A P Istri IRT Brebes, 28 SMP
april 1987 (36
th)
3. An.S L Anak Pelajar Bekasi, 11 SD
maret 2015 (8
th)
• Tipe Keluarga : Keluarga
inti, terdiri dari suami
GENOGRAM (pencari nafkah), istri, dan
anak.
• Suku/ budaya ; Keluarga
Ny.A berasal dari suku Jawa
atau Indonesia, kebudayaan
yang dianut tidak
bertentangan dengan
masalah kesehatan, bahasa
sehari-hari yang digunakan
yaitu bahasa Jawa
• Agama: Islam. Tn.M dan
Ny.A jarang menunaikan
ibadah sholat 5 waktu
dengan alasan sering lupa.
An.S rutin menunaikan
ibadah sholat 5 waktu.
• Status sosial ekonomi keluarga : Sumber
pendapatan keluarga diperoleh dari jasa bekerja
sebagai buruh pabrik catering dan anaknya
berjualan di warung
• Penghasilan : Buruh pabrik : 2.800.000,-
• Kebutuhan yang dibutuhkan keluarga : 2.100.000,-
• Aktifitas rekreasi keluarga : Rekreasi digunakan
untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton
televisi bersama di rumah. An.S sesekali
berkunjung kerumah temannya.
Riwayat dan tahap
perkembangan

• Tahap Perkembangan Keluarga saat ini : Keluarga


Ny.A memasuki tahap IV : keluarga dengan anak
usia sekolah (families with school children).
• Tahap perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi Tahap perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi pada keluarga Ny.A adalah
keluarga dengan anak usia sekolah (families with
school children) dimana keluarga seharusnya
memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota
keluarga.
• Tn.M sebagai kepala keluarga tidak pernah menderita penyakit
berat tertentu, kecuali demam, batuk pilek biasa. Apabila belum
sembuh datang ke pelayanan kesehatan terdekat (Puskesmas).
Tidak mempunyai masalah dengan istirahat, makan maupun
kebutuhan dasar lainnya.
• Ny.A sebelumnya pernah mengalami keguguran pada saat
kehamilan yang ke 2 pada tahun 2019. Usia kehamilan saat itu
adalah 7 bulan. Pada saat itu nilai Hb rendah sehingga pasien
harus di tranfusi darah sebanyak 2 kantong.
• Pada tahun 2022 pasien hamil lagi (kehamilan ke 3), saat hamil
pasien dilakukan pemeriksaan test darah. Hasil pemeriksaan CD4
menunjukkan hasil reaktif <350 sel/MCL, sehingga pasien
didiagnosa menderita HIV dan pasien langsung melakukan terapi
ARV tersebut.
• Ny.A mengalami penyakit HIV/AIDS mulai tahun 2022
hingga sekarang, dan sudah menjalani pengobatan
selama satu tahun. Selama ini Ny.A selalu rutin
kontrol ke RS untuk mengambil obat. Ny.A minum
obat secara teratur. Sebelum menikah dengan Tn.M,
Ny.A mempunyai riwayat bergonta ganti pasangan.
• An.S, sakit yang sering dialami adalah seperti
demam, flu, diare, batuk dan hanya diobati dengan
obat-obatan yang dijual di toko. Apabila belum
sembuh datang ke pelayanan kesehatan terdekat
(Puskesmas), imunisasi An.S sudah lengkap.
Riwayat keluarga sebelumnya

• Anggota keluarga Tn.M tidak ada yang


menderita penyakit menahun (TBC, HIV, dan
Hepatitis).
• Anggota keluarga Ny.A tidak ada yang
menderita penyakit menahun (TBC, HIV, dan
Hepatitis).
• Karakteristik Rumah : Luas rumah 32 m² dengan panjang 8 meter
dan lebar 4 meter. Terdiri dari 1 kamar tidur, satu kamar mandi dan
WC, satu dapur, satu ruang tamu. Status kepemilikan rumah
keluarga Ny.A adalah milik sendiri. Lantai dari keramik. Mempunyai
septic tank. Terdapat jendela dan ventilasi rumah diruang tamu
dengan posisi menghadap ke luar. Sumber air minum PDAM dan air
isi ulang. Rumah agak rapat dengan tetangga. Terdapat tempat
pembuangan sampah didepan, kebersihan rumah tampak baik.
• Karakteristik tetangga dan komunitas Sekitarnya: Keluarga Ny.A
hidup dilingkungan yang tempat tinggalnya padat penghuni.
Keluarga Ny.A merupakan keluarga pendatang. Hubungan keluarga
Ny.A dengan sekitar berlangsung baik. Hubungan dengan tetangga
sangat dekat dan bersifat kekeluargaan. Kunjung mengunjung
dilakukan hampir setiap hari.
Data Lingkungan
• Mobilitas geografi keluarga: Keluarga Ny.A tidak pernah
berpindah-pindah tempat tinggal. Kepala keluarga
mencari nafkah dan anak dirumah bersama Ibu.
• Perkumpulan keluarga & interaksi dengan masyarakat:
• Tn.M setelah pulang kerja tidak ada aktifitas formal.
• Ny.A aktif mengikuti perkumpulan ibu PKK, tetapi
hanya untuk membayar saja setelah itu pulang
sehingga tidak mengikuti acara sampai selesai.
• An.S setelah pulang sekolah tidak ada aktifitas
formal.
• Sistem pendukung keluarga: Keluarga Ny.A mengatakan
keluarganya saling mendukung, semua anggota keluarga
Ny.A memiliki kartu BPJS yang dapat membantu biaya
dalam proses pengobatan. Jarak rumah dengan fasilitas
kesehatan sekitar ± 500 m.
Struktur keluarga
• Pola Komunikasi keluarga : Ny.A mengatakan komunikasi
dilakukan secara terbuka kepada suaminya tetapi Ny.A tidak
menceritakan tentang keadaannya pada keluarga Tn.M
(suaminya). Tn.M mendukung pengobatan yang sedang
dilakukan Ny.A. Tn.M selalu ingat hari dimana Ny.A harus
kontrol ke RS namun Tn.M tidak bisa mengantar Ny.A bila
kontrol karena harus tetap bekerja. Ny.A tidak menceritakan
tetang penyakitnya ke An.S karena An.S diangaap masih kecil
dan belum mengerti. Anggota keluarga menggunakan bahasa
jawa dalam berkomunikasi sehari-harinya dan mendapatkan
informasi kesehatan dari petugas kesehatan dan televisi.
• Struktur Kekuatan keluarga : Ny.A mengatakan kekuatan
keluarganya berasal dari Tn.M (suaminya) yang saling
mendukung  satu sama lain, dengan cara Tn.M selalu
memberikan semangat kepada Ny.A. Tn.M juga mengingatkan
istrinya untuk selalu istirahat dan jangan lupa minum obat.
Komunikasi pun terjalin dengan baik.
• Struktur Peran : Pada keluarga Ny.A, Tn.M adalah seorang
suami, dan ayah dari anaknya, setiap hari Tn.M
menjalankan aktivitasnya bekerja sebagai buruh pabrik
perusahaan catering. Ny.A tidak mempunyai usaha di
rumah. Ny.A melakukan pekerjaan rumah dibantu oleh
anaknya.
• Nilai atau norma keluarga : Keluarga Ny.A percaya bahwa
hidup sudah ada yang mengatur, demikian pula dengan
sehat dan sakit keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada
obatnya, bila ada keluarga yang sakit dibawa ke RS atau
petugas kesehatan yang terdekat. Ny.A menginginkan
penyakitnya bisa disembuhkan dan tidak menularkan pada
anggota keluarga yang lainnya.
Fungsi-fungsi keluarga

• Fungsi Afektif :
• Menurut Tn.M dan Ny.A memandang dirinya masing-masing
layaknya manusia normal lainnya. Ny.A mengatakan
keluarganya saling menghormati satu sama lain dan tetap
mempertahankan keharmonisan keluarga. Dalam kondisi Ny.A
yang mengalami HIV/AIDS suaminya sangat mendukung untuk
kesembuhannya.
• Fungsi sosialisasi : Hubungan antara anggota keluarga baik,
didalam keluarga ini tampak kepedulian dengan saling tolong
menolong dalam melaksanakan tugas peran masing-masing.
Keluarga ini juga membina hubungan yang baik dengan
tetangga sekitar rumahnya terbukti dengan mengikuti
kegiatan sosial yang diadakan di lingkungan rumahnya.
Fungsi perawatan Kesehatan :

• a) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan : Anggota


keluarga Ny.A mengatakan kurang mengetahui tentang penyakit HIV,
cara penularan HIV dan tanda gejalanya. Ny.A mengatakan masih
sering menggunakan alat makan yang sama dengan An.S. Terkadang
suka memberikan sendok yang telah masuk kedalam mulutnya ke
An.S. Ny.A dan suaminya menginginkan penyakitnya bisa
disembuhkan.
• b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan
yang tepat : Dalam anggota keluarga Ny.A mampu mengambil
keputusan untuk memeriksa langsung ke pelayanan kesehatan
terdekat atau puskesmas. Ny.A tidak meminum obat-obatan yang
terbuat dari herbal untuk kesembuhannya, tetapi meminum obat
yang diperoleh dari pihak RS. Anggota keluarga Ny.A mau
menggunakan alat kontrasepsi saat berhubungan seksual untuk
mengurangi resiko penularan.
• Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit : Pada
keluarga Ny.A yang mampu merawat dan menyediakan makanan, hanya
Ny.A sendiri yang menyiapkan kebutuhan dirinya dan keluarga. Pengawas
minum obat pada Ny.A adalah suaminya, tetapi tidak bisa mendampingi
saat Ny.A kontrol ke puskesmas ataupun mengambil obat ke RS. Ny.A tidak
diperbolehkan untuk bekerja oleh suaminya karena kondisinya yang sedang
sakit.
• Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat : Ny.A
mengatakan pemeliharaan rumah setiap hari sangat dijaga dengan baik.
Pemeliharaan rumah dari sudut depan sampai belakang tertata rapi dilihat
dari kondisi rumah tidak ada sampah berserakan. Pencahayaan dan
ventilasi baik. Ny.A sudah mengerti tentang pengetahuan lingkungan yang
baik dan sehat untuk lingkungan rumahnya.
• Fungsi Reproduksi : Ny.A berumur 36 tahun mempunyai 1
orang anak laki-laki yang masih kecil, Ny.A mengikuti KB
IUD. Tn.M (suami Ny.A) mengatakan bahwa sebenarnya
masih menginginkan keturunan lagi, karena kondisi Ny.A
yang sedang sakit maka Tn.M memutuskan untuk memiliki
1 anak saja.
• Fungsi Ekonomi : Ny.A mengatakan pemenuhan
kebutuhan sandang pangan terpenuhi setiap harinya,
Ny.A tidak bekerja karena kebutuhan sehari-hari dipenuhi
oleh suaminya dan tidak ada kendala apapun dalam
masalah ekonomi. berobat ke pelayanan kesehatan.
Seluruh anggota keluarga memiliki jaminan kesehatan.
Stress dan koping keluarga

• Sumber stress dan kekuatan keluarga : Ny.A dan keluarga


merasa takut dan khawatir akan menular ke anggota keluarga
yang lain. Ny.A tidak menginginkan kalau ada tetangga yang
mengetahui tentang penyakit Ny.A. Saat kontrol ke puskesmas
dan mengambil obat di RS Ny.A tidak diantar oleh suaminya
Tn.M, sehingga Ny.A berangkat sendirian.
• Kekuatan keluarga berespon terhadap stressor : Ny.A
mengatakan selalu berdoa kepada Allah SWT agar
penyakitnya ini diberikan kesembuhan, diberikan kesehatan
dan tidak tertular penyakit yang diderita Ny.A. Ny.A juga
akan selalu kontrol dan berobat secara rutin. Keluarga selalu
memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke puskesmas
dengan petugas kesehatan.
• 3.Strategi koping yang digunakan : Ny.A
mengatakan selalu berdiskusi dengan suaminya
Tn.M untuk memecahkan masalah di dalam
keluarganya.
• 4. Strategi adaptasi disfungsional keluarga :
Ny.A mengatakan bahwa keluarganya
menggunakan pendekatan secara baik dengan
mengambil kepercayaan anggota keluarga
dalam memecahkan masalah yang ada didalam
keluarganya.
Analisa Data Masalah Kesehatan Diagnosa
Keperawatan
DS: Ny.A dan keluarga Resiko penularan
- Ny.A mengatakan menderita penyakit takut akan penularan HIV/AIDS
HIV/AIDS mulai tahun 2022. HIV/AIDS pada anggota berhubungan dengan
- Ny.A mengatakan masih sering keluarga yang lain ketidakmampuan
menggunakan alat makan yang sama keluarga mengenal
dengan An.S terkadang suka masalah kesehatan.
memberikan sendok yang telah masuk
kedalam mulutnya ke An.S
- Anggota keluarga Ny.A mengatakan
kurang mengetahui tentang penyakit
HIV, cara penularan HIV dan tanda
gejalanya.
DO:
- Ny.A mengalami sakit HIV/AIDS dengan
hasil pemeriksaan CD4 menunjukkan
reaktif (+) <350 sel/MCL.
- Pasien terlihat bingung ketika
menjawab pertanyaan tentang penyakit
HIV, tanda dan gejala, cara
penularannya, penyebab, dan
pencegahannya.
Analisa Data Masalah Kesehatan Diagnosa Keperawatan
DS: Ny.A mengalami penurunan Gangguan nutrisi kurang
- Ny.A mengatakan merasa BB/TB 55 kg/155cm dari kebutuhan
mual terutama pada pagi menjadi 42kg/155cm IMT berhubungan dengan
dan malam hari, 17,5 (Kurus). ketidakmampuan keluarga
terkadang muntah. memenuhi kebutuhan
- Ny.A mengatakan BB nutrisi pada anggota
sebelum sakit adalah 55 keluarga yang menderita
kg dan saat ini 42 kg. HIV/AIDS
DO:
- Ny.A mengalami sakit
HIV/AIDS dengan hasil
pemeriksaan CD4
menunjukkan reaktif (+)
<350 sel/MCL.
- Ny.A mengalami
penurunan BB/TB 55
kg/155cm menjadi
42kg/155cm, IMT 17
DS : Ny.A tidak menceritakan Gangguan proses
- Ny.A tidak menceritakan tentang penyakitnya kepada anak keluarga
keadaannya pada keluarga Tn.M dan keluaraga suaminya. berhubungan
(suaminya). dengan
- Ny.A juga tidak menceritakan perubahan status
tetang penyakitnya ke An.S karena kesehatan
An.S diangaap masih kecil dan Ny.A tidak ingin masyarakat anggota keluarga,
belum mengerti. sekitarnya tau tentang perubahan
- Ny.A mengatakan merasa khawatir penyakitnya. interaksi dengan
dan takut apabila orang lain masyarakat.
mengetahui tentang penyakitnya
yaitu HIV/AIDS, sehingga pasien
menggunakan masker dan selalu
melihat lingkungan sekitar RS
apabila sedang mengambil obat
atau mau melakukan pemeriksaan
di RS.
DO :
Ny.A terlihat tidak leluasa ketika
menceritakan tentang hubungannya
dengan orang lain tentang
penyakitnya.
SKORING MASALAH
Resiko penularan HIV/AIDS berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan. :

Kriteria Bobot Score Justifikasi


Sifat masalah 1 2/3x1 = 2/3 Bila masalah tersebut tidak segera
diatasi, dapat membahayakan anggota
Skala : keluarga yang lain (dapat menular).
Ancaman
kesehatan

Kemungkinan 2 2/2x2=2 Pengetahuan keluarga mengenai


masalah dapat cara penularan HIV, tanda dan
dipecah gejala, penyebab, dan cara
pencegahannya masih kurang.
Skala : Mudah
Potensi 1 2/3x1=2/3 Masalah yang dialami oleh keluarga
masalah untuk Ny.A baru sehingga keluarga
dicegah berkeinginan untuk dapat mengatasi
masalah tersebut secara rutin
Skala : Cukup melakukan pengobatan.
Menonjolnya 1 2/2x1=1 Masalah Ny. A harus segera ditangani,
masalah apabila tidak akan berdampak pada
kesehatan keluarga terutama Ny.A
Skala : Segera akan mengalami penurunan sistem
diatasi kekebalan tubuh dan mudah terserang
penyakit.
Jumlah   3 4/6  
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan nutrisi pada
anggota keluarga yang menderita HIV/AIDS.
Kriteria Bobot Score Justifikasi
Sifat masalah 1 3/3x1=1 Masalah sudah aktual dilihat dari penurunan berat badan
Ny. A setelah mengalami penyakit.
Skala : Tidak sehat
Kemungkinan masalah 2 2/2x2=2 Komplikasi dari pengobatan HIV yang mungkin dapat
dapat dipecah berkurang dengan beberapa cara modifikasi.

Skala : Mudah
Potensi masalah untuk 1 2/3x1=2/3 Keluarga mempunyai kesibukan namun keluarga meyakini
dicegah bahwa merawat keluarga yang sedang sakit adalah suatu
kewajiban.
Skala : Cukup
Menonjolnya masalah 1 2/2x1=1 Masalah Ny. A harus segera ditangani, apabila tidak akan
berdampak pada kesehatan Ny.A akan mengalami
Skala : Segera diatasi penurunan sistem kekebalan tubuh dan mudah terserang
penyakit.
Jumlah   4 2/3  
Gangguan proses keluarga berhubungan dengan
perubahan status kesehatan anggota keluarga,
perubahan interaksi dengan masyarakat.
Kriteria Bobot Score Justifikasi
Sifat masalah 1 2/3x1=2/ Masalah adalah ancaman kesehatan. Koping keluarga
3 yang buruk akan meningkatkan beban penyakit yang
Skala : Ancaman diderita Ny. A.
kesehatan
Kemungkinan masalah 2 1/2x2=1 Keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan rasa aman
dapat dipecah Ny.A, sehingga pasien tidak menceritakan masalah
kesehatannya pada keluarga.
Skala : Hanya sebagian
Potensi masalah untuk 1 2/3x1=2/ Keluarga berkeinginan untuk dapat mengatasi masalah
dicegah 3 secara mandiri, sehingga keluarga tidak ingin orang lain
tau tentang masalah penyakit Ny.A.
Skala : Cukup
Menonjolnya masalah 1 0/2x1=0 Keluarga belum mengetahui adanya masalah yang
timbul, sehingga pihak keluarga tidak merasakan adanya
Skala : Masalah tidak masalah kesehatan Ny. A.
dirasakan
Diagnosa Keperawatan

• Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan


berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga memenuhi kebutuhan nutrisi
pada anggota keluarga yang menderita
HIV/AIDS.
• Resiko penularan HIV/AIDS
berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan.
• Gangguan proses keluarga berhubungan
dengan perubahan status kesehatan
anggota keluarga, perubahan interaksi
dengan masyarakat.
Intervensi
No Diagnosa Keperawatan Tanggal Implementasi Evaluasi
1. Gangguan nutrisi kurang 22 09:00 WIB 1. Sturuktur
dari kebutuhan April - Mendemonstrasikan kepada a. Keluarga Ny.A dapat bekerja sama
berhubungan dengan 2023 keluarga cara mengolah dengan perawat
ketidakmampuan keluarga bahan makanan b. Keluarga mengerti dengan tujuan
memenuhi kebutuhan   kunjungan rumah
nutrisi pada anggota 09: 15 WIB 1. Proses
keluarga yang menderita - Mengajarkan keluarga cara a. Keluarga terlihat aktif dalam
HIV/AIDS (D.0019, SDKI menyusun menu harian demontrasi dan diskusi
Hal.56) sesuai kebutuhan gizi b. Keluarga menunjukan minat dalam
  seimbang kegiatan yang dilakukan
  1. Hasil
09:30 WIB a. Keluarga Ny.A dapat
- Mengajarkan cara merawat mendemonstrasikan cara mengolah
penderita HIV/ AIDS dengan bahan makanan
gangguan nutrisi, b. Keluarga mengerti cara merawat
menanyakan makanan yang Ny.A dengan gangguan nutrisi
disukai atau tidak disukai
2. 1. Sturuktur
Resiko penularan 23 April 10:00 WIB
a. Keluarga Ny.A bekerja sama dengan
HIV/AIDS 2023 Memberikan penyuluhan perawat
b. Keluarga mengerti dengan kunjungan
berhubungan tentang cara penularan hari ini

dengan dan pencegahan 1. Proses


a. Keluarga terlihat asik dalam diskusi
ketidakmampuan HIV/AIDS b. Keluarga menunjukan minat dalam
kegiatan yang dilakukan
keluarga mengenal  
c. Keluara dapat memberikan respon
masalah kesehatan. 10:30 WIB verbal dan non verbal dengan baik
d. Keluarga kooperatif selama kegiatan
Edukasi
berlangsung
Menghindari 1. Hasil
a. Keluarga Ny.A dapat menjelaskan cara
menggunakan alat pencegahan HIV/AIDS
makan yang sama b. Keluarga Ny.A dapat menjelaskan cara
penularan HIV/AIDS
c. Keluarga Ny.A dapat menjelaskan dan
mendemontrasikan upaya pencegahan
penularan HIV/AIDS
3.
24 April 2020 1. Sturuktur
Gangguan proses 10:00 WIB
a. Keluarga Ny.A bekerja sama dengan
keluarga Diskusikan perawat
b. Keluarga mengerti dengan kunjungan
berhubungan dukungan sosial hari ini
1. Proses
dengan
dari sekitar a. Keluarga terlihat aktif dalam
perubahan status demontrasi dan diskusi
keluarga b. Keluarga menunjukan minat dalam
kesehatan kegiatan yang dilakukan
 
anggota c. Keluara dapat memberikan respon

keluarga, 10:15 WIB verbal dan non verbal dengan baik


d. Keluarga kooperatif selama kegiatan

perubahan Anjurkan berlangsung


1. Hasil
interaksi dengan berkomunikasi a. Keluarga Ny.A dan keluarga dapat
berkomunikasi lebih efektif
masyarakat. lebih efektif b. Ny.A mendapat dukungan sosial dari
keluarga
 
• Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat kesimpulan dalam
penulisan makalah ini adalah :
• 1. Data kasus HIV AIDS di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.
Seperti pada gambar di bawah ini, terlihat bahwa selama sebelas tahun
terakhir jumlah kasus HIV di Indonesia mencapai puncaknya pada tahun 2019,
yaitu sebanyak 50.282 kasus
• 2. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala
yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh
HIV.
• 3. Upaya pencegahan HIV/AIDS dapat berjalan efektif apabila adanya
komitmen masyarakat dan pemerintah untuk mencegah atau mengurangi
perilaku resiko tinggi terhadap penularan HIV/AIDS. Penyuluhan Kesehatan,
tidak melakukan hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan, atau hanya
berhubungan seks dengan satu orang saja yang diketahui tidak terinfeksi
HIV/AIDS, tes HIV/AIDS sukarela (VCT) Konseling dan tes HIV/AIDS secara
sukarela, enggunakan Antiretroviral (ART) dan penggunaan dampak buruk
bagi pengguna narkoba suntikan
Saran

• Berdasarkan konsep penyakit AIDS diatas,


maka kami penulis memberikan saran kepada
pihak terkait agar daerah-daerah yang
memiliki potensi tinggi penularan AIDS
dilakukan pencegahan dengan memberikan
edukasi tetntang kesehatan seks, penularan
seks, untuk menjaga dan mengurangi potensi
penularan tinggi.
Daftar pustaka

• Friedman, Marilyn M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.


• InfoDATIN. (2016). Situasi Penyakit HIV/AIDS di Indonesia.
• Kemenkes RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia.
• Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia.
• Nadirawati. (2018). Asuhan Keperawatan Keluarga. Bandung : Refika Aditama.
• Najmah. (2016). Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta Timur : Trans Info Media.
• Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta Selatan
Salemba Medika.
• Padila. (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha Medika.
• Price, Sylvia Anderson & Wilson. M. Lorraine. (2012). Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC.
• Robbins. (2011). Buku Ajar Patologi Vol. 1. Ed. 7. Jakarta : EGC.
• Sudiharto.(2012).AsuhanKeperawatanKeluarga dengan Pendekatan Keperawatan
Transkultural. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai