DISUSUN OLEH :
17.1120
JAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bertambahnya penduduk dan masyarakat maka, maka perlu adanya perawat kesehatan
komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam dalam hal pencegahan, pemeliharaan,
promosi kesehatan dan pemulihan penyakit, yang bukan saja ditujukan kepada individu,
keluarga, tetapi juga dengan masyarakat dan inilah yang disebut dengan keperawatan
komunitas.
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
B. Tujuan
Setelah melihat latar belakang di atas maka muncullah permasalahan sebagai berikut
Komunitas
3. Agar mahasiswa mengetahui konsep kelompok khusus dan kelompok resiko tinggi di
komunitas
TINJAUN TEORI
A. Pengertian
C. Sasaran
Sasaran keperawatan komunitas termasuk individu, keluarga & kelompok berisiko
tinggi (kelompok penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi, & daerah yang tidak
terjangkau) termasuk kelompok bayi, kelompok balita, ibu hamil dan menyusui.
Filosofi tersebut diatas membedakan keperawatan kesehatan komunitas, dengan cabang ilmu
keperawatan lain, dimana fokus utamanya adalah komunitas. Sedangkan pelayanan keperawatan
diberikan langsung kepada individu & keluarga dalam konteks komunitas.
F. Paradigma Keperawatan dalam Keperawatan Kesehatan Komunitas
individu
keluarga
komunitas
MANUSIA kelompok
KEPERAWATAN KESEHATAN
Lingkungan
1. Manusia
Manusia sebagai klien secara umum ada 3 kategori yaitu Individu sebagai klien,
Keluarga sebagai klien, Komunitas sebagai klien
2. Lingkungan
Semua kondisi lingkungan yang mempengaruhi perkembangan komunitas yg
termasuk di dlmnya a/ dia sendiri juga bgn dari lingkungan. Mencakup lingkungan
fisik, biologis, psikologis, sosial, spiritual, & kultural yng secara langsung & tidak
langsung
3. keperawatan
Keperawatan merupakan profesi yang unik, memandang komunits sebagai sesuatu
yang holistik, berkontribusi terhadap komunitas melalui pengkajian komunitas,
identifikasi & perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan untuk
menyelesaikan masalah, melaksanakan intervensi & evaluasi terhadap status
kesehatan komunitas. Keperawatan dipandang dari tipe, kualitas, ketersediaannya,
mudah dicapai, adekuat, efektif & efisien serta berfokus pada 3 level pencegahan
yaitu prevensi primer, sekunder dan tertier serta mengutamakan prevensi primer.
4. Kesehatan
Menurut pandangan keperawatan kesehatan komunitas, kesehatan dilihat dari
pandangan model:
Endaimonistic artinya pencapaian jati diri a/ pemenuhan & pengembangan
potensi secara sempurna.
Adaptif artinya keadaan dimana terjadi efektifitas interaksi fisik & lingkungan
sosial.
Penampilan peran artinya kemampuan penampilan peran secara efektif
Klinik artinya terhindar dari tanda & gejala penyakit atau ketidakmampuan
D. Elemen-elemen PHC
• Perencanaan
• Pengorganisasian
• Pemberian asuhan kes
• Tetapi juga : pendidikan dr mereka yg memberikan asuhan Latihan perawat untuk
PHC
• Memberi asuhan promotif preventif, kuratif, rehabilitatif
• Memperluas PHC kesemua bag komunitas
• Melatih dan mengawasi petugas kes dlm PHC pd tk komunitas
• Bekerja secara efektif dengan tim kesehatan
• Kolaborasi dengan sektor lain
F. Konsep PHC
• analisa periodic
• memperbaharui fungsi-fungsi perawat
• merencanakan dan review perawatan basic dan post basic
• identifikasi kelompok dan daerah -> apakah askes tersedia pada tingkat
dasar
• perluasan pelayan perawatan -> meningkatkan pencegahan, follow up,
monitor, pengawasan.
• tingkat previer
kontak pertama antara individu dalam komunitas dan system askes. Fasilitas
kesehatan pada tingkat ini meliputi : puskesmas dan sub puskesmas
• tingkat intermediate
• tingkat tertier
• tingkat nasional
• Tahun 1960an
3. KONSEP PUSKESMAS
A. PENGERTIAN
Puskesmas adalah Unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembanggunan kesehatan disuatu wilayah
kerja (Kepmenkes No 128 /Menkes/SK/II/2004)
B. VISI
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh pusesmas adalah
tercapainya kecamatan sehata menuju terwujudnya Indonesia sehat
Indikator: Lingkungan sehat,Perilaku sehat, Cangkupan pelayan kesehatan yang
bermutu, derajat kesehatan penduduk kecamatan
C. MISI
1. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerja
2. Mendorong kemandirian sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat
D. FUNGSI
Sebagai Pusat pembangunan berwawasan kesehatan
Membina peran serta masyarakat dalam rangka meninggkatkan
kemampuan untuk hidup sehaat
Memberiakan pelayana kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
E. KEGIATAN POKOK PUSKESMAS
Upaya kesehatan ibu dan anak
Upaya keluarga berencana
Upaya peningkatan gizi
Upaya kesehatan lingkungan
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
Upaya pengobatan
Upaya penyuluhan kesehatan
Upaya kesehatan olahraga
Upaya perawatan kesehatan masyarakat
Upaya kesehatan kerja
Upaya kesehtan gigi dan mulut
Upaya kesehatan jiwa
Upaya kesehatan mata
Upaya laboratorium kesehatan
Upaya pencatatan dan pelaporan (system informasi kesehatan)
Upaya kesehatan usia lanjut
Upaya pembinaan pengobataan tradisional
F. KATEGORI PUSKESMAS
Tingkatan layanan kesehatan di setiap tingkatan wilayah didasarkan pada
kebutuhan dan kondisi masyarakat. Kategori Puskesmas dapat dinilai berdasarkan
karakteristik wilayah.
a. aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor non
agraris, terutama industri, perdagangan dan jasa;
b. memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km,
pasar radius 2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km,
bioskop, atau hotel;
c. lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki listrik;
dan/atau
d. terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan
sebagaimana dimaksud pada huruf b.
a. aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor
agraris;
b. memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan
perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak
memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel;
c. rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (Sembilan puluh
persen; dan
d. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas sebagaimana dimaksud
pada huruf b.
3. Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil.
a. berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil, gugus
pulau, atau pesisir;
b. akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh pulang
pergi dari ibukota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6 jam, dan
transportasi yang ada sewaktu-waktu dapat terhalang iklim atau cuaca; dan
c. kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang
tidak stabil.
a. kepala Puskesmas;
b. kepala sub bagian tata usaha;
c. penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat;
d. penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium; dan
e. penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan.
A. KONSEP KEMITRAAN DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Pengertian
Masalah kesehatan adalah tanggung jawab bersama setiap individu, masyarakat,
pemerintah dan swasta. Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan memang
merupakan sektor yang paling depan dalam bertanggung jawab (leading sector), namun
dalam mengimplementasikan kebijakan dan program, intervensi harus bersama-sama
dengan sektor lain, baik pemerintah maupun swasta. Dengan kata lain sektor kesehatan
merupakan pemrakarsa dalam menjalin kerjasama atau kemitraan (partnership) dengan
sektor-sektor terkait. (Notoadjmojo,2003)
Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau
kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok. Menurut
Notoatmodjo (2003), Kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara individu-individu,
kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan
tertentu.
Sedangkan menurut Depkes (2006) dalam promosi kesehatan Onlinemengemukana
bahwa Kemitraan adalah hubungan (kerjsama) antara dua pihak atau lebih, berdasarkan
kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan (memberikan manfaat).
Menurut Ansarul Fahruda, dkk (2005), untuk membangun sebuah kemitraan, harus
didasarkan pada hal-hal berikut :
Hal ini sejalan seperti di kemukakan oleh WHO (2000) untuk membangun kemitraan
kesehatan perlu diidentifikasi lima prinsip kemitraan yaitu
6. Perilaku Kemitraan :
Adalah semua pihak, semua komponen masyarakat dan unsur pemerintah, Lembaga
Perwakilan Rakyat, perguruan tinggi, media massa, penyandang dana, dan lain-lain,
khususnya swasta.
7. Prinsip, Landasan dan Langkah Dalam Pengembangan Kemitraan
3 prinsip, yaitu : kesetaraan, dalam arti tidak ada atas bawah (hubungan
vertikal), tetapi sama tingkatnya (horizontal); keterbukaan dan saling
menguntungkan.
7 saling, yaitu : saling memahami kedudukan, tugas dan fungsi (kaitan dengan
struktur); saling memahami kemampuan masing-masing (kapasitas
unit/organisasi); saling menghubungi secara proaktif (linkage); saling
mendekati, bukan hanya secara fisik tetapi juga pikiran dan perasaan (empati,
proximity); saling terbuka, dalam arti kesediaan untuk dibantu dan membantu
(opennes); saling mendorong/mendukung kegiatan (synergy); dan saling
menghargai kenyataan masing-masing (reward).
6 langkah : penjajagan/persiapan, penyamaan persepsi, pengaturan peran,
komunikasi intensif, melakukan kegiatan, dan melakukan pemantauan &
penilaian.
9. Indikator Keberhasilan
Indikator input : Jumlah mitra yang menjadi anggota.
Indikator proses :Kontribusi mitra dalam jaringan kemitraan, jumlah
pertemuan yang diselenggarakan, jumlah dan jenis kegiatan bersama yang
dilakukan, keberlangsungan kemitraan yang dijalankan.
Indikator output : Jumlah produk yang dihasilkan, percepatan upaya yang
dilakukan, efektivitas dan efisiensi upaya yang diselenggarakan.
Dalam praktiknya, aktual memiliki beberapa makna antara lain: benar terjadi
atau akan terjadi, sedang menjadi perhatian orang banyak dan merupakan berita hangat.
Jadi, isu keperawatan komunitas adalah suatu masalah yang dikedepankan untuk
ditangani atau desas - desus dalam ruang lingkup keperawatan komunitas.
Perkembangan Keperawatan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini disebabkan
oleh:
c. Puskesmas Idaman
Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan bermutu yang
memenuhi atau melebihi harapan pelanggan serta memberi pelayanan yang
sesuai dengan standart operating procedure (SOP) pelayanan kesehatan.
“Puskesmas Idaman” sebagai pelayanan masyarakat, akan berusaha untuk selalu
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapan
pelanggan, oleh karena itu Puskesmas Idaman juga merubah paradigma dari “
Puskesmas yang mengatur Masyarakat” menjadi “Puskesmas yang memenuhi
harapan Masyarakat”.
Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya : tidak
berganti-ganti pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri kita dengan
lingkungan, dan sebagainya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu Upaya
untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina
suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai
suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya
sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat
dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
g. Akses masyarakat untuk mencapai fasilitas kesehatan yang ada belum optimal
Akses yang dimaksud adalah sarana pendukung seperti sarana jalan dan
transfortasi yang masih belum baik dan kurang. Di daerah terbelakang dan
terpencil sampai saat ini untuk sarana jalan dan transfortasi dapat dikatakan
kurang mendukung. Untuk mencapai fasilitas kesehatan terkadang membutuhkan
waktu berhari-hari hanya untuk mengobati sakit sanak keluarga masyarakat di
desa terpencil tersebut. Permasalah ini tidak lepas juga dengan letak geografis
darah tersebut. Selain itu tidak semua desa tertinggal atau terpencil ditempatkan
petugas kesehatan dikarenakan masih kurangnya tenaga kesehatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah membaca isi dari pembahasan makalah diatas maka kami menarik suatu
kesimpulan :
1. Keperawatan komunitas adalah suatu bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan
keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan merupakan bantuan sosial,
sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan dalam meningkatkan
pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, dan ditujukan kepada individu, keluarga,
yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
2. Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok risiko tinggi, antara lain:
orang yang tinggal di daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh, dll.
B. Saran
1. Institusi Pendidikan
Semoga makalah ini dapat menjadi sumber ilmu yang baru bagi yang mempelajari ilmu
keperawatan
2. Bagi Mahasiswa
Semoga dengan makalah ini agar bisa memahami dan mempelajari lebih dalam lagi tentang
keperawatan komunitas.