Aji bayu
Yuniarta Elisa
Vidya Tama Bhakti
Marshelita Tamara
Marshella Idriana
Mega lestari
Suci indah aulia
Hayyu anissa
Risa ari
Bramantyo Ricardo
DOKUMENTASI ASUHAN
KEPERAWATAN BERDASARKAN
METODE PROSES KEPERAWATAN
Topik 1
Dokumentasi pada Pengkajian
Proses keperawatan adalah
metode pemberian asuhan
keperawatan yang dilakukan
secara sistematis, teratur dan
berkelanjutan untuk membantu
klien/pasien mengatasi masalah
keperawatan yang dihadapinya
melalui serangkaian intervensi
berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan.
1. Pengertian Dokumentasi
Pengkajian
Dokumentasi pengkajian
merupakan catatan tentang hasil
pengkajian yang dilaksanakan
untuk mengumpulkan informasi
dari pasien, membuat data dasar
tentang klien, dan membuat
catatan tentang respons
kesehatan klien
2. Tujuan
Hasil dokumentasi pada pengkajian akan menjadi
dasar penulisan rencana asuhan keperawatan
Mengidentifikasi kebutuhan dan respons klien
terhadap masalah-masalah yang dialami klien.
Data yang diperoleh dari klien dapat
terdokumentasi dengan baik sehingga dapat
digabungkan dan diorganisasikan sesuai hasil
pengkajian.
Memberikan keyakinan tentang informasi dasar
tentang kesehatan klien, untuk dijadikan referensi
status kesehatannya saat ini atau yang lalu
Memberikan data yang cukup untuk menentukan
strategi perawatan yang sesuai dengan kebutuhan
klien.
3. Jenis dokumentasi
Pengkajian
Dalam melaksanakan dokumentasi pada
fase pengkajian perlu kita ketahui
dahulu tentang jenis dokumentasi
pengkajian yang meliputi:
a. Dokumentasi pada saat pengkajian
awal atau dikenal dengan
Initialassessment.
b. Dokumentasi pengkajian lanjutan atau
Ongoing assessment.
c. Dokumentasi pengkajian ulang
(reassesment)
4. Jenis Data pada
Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian kita mengenal data itu
menjadi 2 yaitu data subjektif dan data objektif.
a. Data Subjektif Data subjektif diperoleh dari hasil
pengkajian terhadap pasien dengan tehnik wawancara,
keluarga, konsultan, dan tenaga kesehatan lainnya serta
riwayat keperawatan.
b. Data Objektif Informasi data obyektif diperoleh dari
hasil observasi, pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan
penunjang dan hasil laboratorium. Fokus dari pengkajian
data obyektif berupa: status kesehatan, pola koping,
fungsi status respons pasien terhadap terapi, risiko
untuk masalah potensial, dukungan terhadap pasien.
Perawat harus memperoleh data yang akurat dan
terukur. Jika data yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan, maka perawat sebaiknya memvalidasi data
dengan melakukan wawancara ulang langsung dengan
pasiennya. Data dalam pengkajian juga harus relevan
5. Metode Memperoleh Data
Untuk memperoleh data pada tahap
pengkajian, metode yang digunakan adalah
komunikasi yang efektif, observasi dan
pemeriksaan fisik.
a. Komunikasi yang efektif Komunikasi dalam
pengkajian keperawatan lebih dikenal dengan
komunikasi terapeutik merupakan upaya
mengajak klien dan keluarga untuk bertukar
pikiran dan perasaan.
b. Observasi merupakan tahap kedua dari
pengumpulan data. Pada pengumpulan data
ini perawat mengamati perilaku dan
melakukan observasi perkembangan kondisi
kesehatan pasien.
6. Masalah yang Sering Terjadi
Saat Pengumpulan Data
a. Ketidakmampuan perawat
mengorganisir data.
b. Kehilangan data yang telah di
kumpulkan.
c. Adanya data yang tidak relevan.
d. Adanya duplikasi data.
e. Data tidak lengkap.
f. Kegagalan dalam mengambil
data dasar yang baru.
Topik 2
Dokumentasi Diagnosa Keperawatan
Perencanaan merupakan
pengembangan dari strategi
untuk mencegah, mengurangi
atau mengoreksi masalah-
masalah yang diidentifikasi pada
diagnosa keperawatan. Pada
tahap ini perawat membuat
rencana tindakan keperawatan
untuk mengatasi masalah dan
meningkatkan kesehatan pasien
Tujuan dokumentasi perencanaan
keperawatan keperawatan adalah:
a. Untuk mengidentifikasi fokus
keperawatan kepada klien atau kelompok
b. Untuk membedakan tanggungjawab
perawat dengan profesi kesehatan
lainnya
c. Untuk menyediakan suatu kriteria guna
pengulangan dan evaluasi Keperawatan
d. Untuk menyediakan kriteria klasifikasi
klien
e. Menyediakan suatu pedoman dalam
penulisan.
Tahap-tahap Perencanaan
Keperawatan
Tahap 1 Menentukan Prioritas Masalah.
Untuk menetapkan prioritas masalah seringkali digunakan
hierarki kebutuhan dasar manusia. Pada kenyataannya
perawat tidak mampu menyelesaikan permasalahan klien
secara bersamaan, oleh karena itu diperlukan upaya untuk
memprioritaskan masalah. Prioritas diagnosa dibedakan
dengan diagnosa yang penting sebagai berikut:
a. Prioritas diagnosa merupakan diagnosa keperawatan, jika
tidak diatasi saat ini akan berdampak buruk terhadap
kondisi status fungsi kesehatan klien.
b. Diagnosa penting adalah diagnosa atau masalah
kolaboratif dimana intervensi dapat di tunda tanpa
mempengaruhi status fungsi kesehatan klien.
Hierarki yang biasa dijadikan dasar untuk menetapkan
prioritas masalah adalah hirarki Maslow
Tahap II Menentukan Tujuan dan
Kriteria Hasil (outcome).
Membuat tujuan berarti membuat standar atau
ukuran yang digunakan untuk melakukan
evaluasi terhadap perkembangan klien dan
keterampilan dalam merawat klien. Tujuan
keperawatan yang baik adalah pernyataan yang
menjelaskan suatu tindakan yang dapat diukur
berdasarkan kemampuan dan kewenangan
perawat. Karena kriteria hasil diagnosa
keperawatan mewakili status kesehatan klien
yang dapat dicapai atau di pertahankan melalui
rencana tindakan keperawatan yang mandiri,
sehingga dapat membedakan antara diagnosa
keperawatan dan masalah kolaboratif
Tahap 3 : Rencana Tindakan
Keperawatan (nursing order)
Dalam merumuskan rencana tindakan yang perlu
diperhatikan adalah:
a. Rencana tindakan keperawatan merupakan
desain spesifik intervensi yang membantu klien
mencapai kriteria hasil
b. Dokumentasi rencana tindakan yang telah
diimplementasikan harus ditulis dalam sebuah
format agar dapat membantu perawat untuk
memproses informasi yang didapatkan selama
tahap pengkaian dan diagnosa keperawatan
c. Perencanaan bersifat indivisual sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan klien
d. Bekerjasama dengan klien dalam merencanakan
intervensi
Karakteristik Pendokumentasian
Rencana Tindakan Keperawatan
Karakteristik dalam pendokumentasian
rencana tindakan keperawatan dapat
terlihat sebagai berikut:
a. Di tulis oleh perawat
b. Dilaksanakan setelah kontak pertama
kali dengan pasien
c. Disimpan dalam tempat yang mudah
untuk dijangkau
d. Informasi yang ada harus
diperbaharui
Contoh: Rencana Tindakan
Keperawatan
Nama Pasien :
Ruang :
Umur :
Register :
No. DX Tujuan dan Rencana Rasional Nama dan
kriteria tindakan Paraf
hasil
Topik 4
Dokumentasi Implementasi dan
Evaluasi Keperawatan
a. Menghentikan tindakan/kegiatan
yang tidak berguna.
b. Untuk menambah ketepatgunaan
tindakan keperawatan.
c. Sebagai bukti hasil dari tindakan
perawatan.
d. Untuk pengembangan dan
penyempurnaan praktik
keperawatan.
Langkah melakukan evaluasi
adalah
a. Menentukan kriteria, standar dan
pertanyaan evaluasi.
b. Mengumpulkan data baru tentang klien.
c. Menafsirkan data baru.
d. Membandingkan data baru dengan
standar yang berlaku.
e. Merangkum hasil dan membuat
kesimpulan.
f. Melaksanakan tindakan yang sesuai
berdasarkan kesimpulan.
Contoh format evaluasi
NO. Tgl/Ja Tindak TT Tgl/Ja Catata TT
DX m an Peraw m n Peraw
at Perke at
mbang
an
S:
O:
A:
P: