Anda di halaman 1dari 29

Asuhan

Keperawatan
pada Pasien
HIV/AIDS
BY YENI YULIANTI, S.KEP, NS, M.KEP
HIV/AIDS ?????????
 AIDS adalah stadium akhir dari serangkaian abnormalitas
kekebalan dan klinis yg terkenal sbg spektrum infeksi HIV.
 AIDS didefinisikan sbg bentuk yg paling parah dari rentang
penyakit yg berkaitan dg infeksi Human Immunodefisiensi
Virus / HIV ( Brunner & Suddart)
PRINSIP ASKEP PADA PASIEN
HIV/AIDS
 MENINGKATKAN IMUNITAS KLIEN HIV/AIDS MELALUI PEMENUHAN
KEBUTUHAN BIOLOGIS, PSIKOLOGIS, SOSIAL, DAN SPIRITUAL DALAM
MENURUNKAN STRESSOR PASIEN
PERAN PERAWAT
PEMENUHAN KEBUTUHAN BIOLOGIS, STRATEGI KOPING,
PEMBERIAN DUKUNGAN SOSIAL, DAN DUKUNGAN SPIRITUAL
PADA PASIEN SECARA POSITIF SELAMA MENJALANI PERAWATAN.
MASALAH KEPERAWATAN
PADA PASIEN HIV/AIDS :
DAPAT DIKELOMPOKKAN MENJADI 4 HAL YAITU
MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN
BIOLOGIS, PSIKIS, SOSIAL DAN KETERGANTUNGAN
Keluhan Utama
 Dapat ditemukan pada pasien AIDS dengan manifestasi
respiratori ditemui keluahn utama sesak nafas. Keluahn utama
lainnya dirtemui pada pasien penyakit HIV AIDS, yaitu demam
yang berkepanjangan (lebih dari 3 bulan), diare kronis lebih dari
1 bulan berulang maupun terus menerus, penurunan berat badan
lebih dari 10%, batuk kronis lebih dari 1 bulan, infeksi mulut dan
tenggorokan disebabkan oleh jamur candida
albikans,pembekakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh,
munculnya herpes zooster berulang dan bercak-0bercak gatal
diseluruh tubuh.
Riwayat Kesehatan Dahulu
 Biasanya pasien pernah dirawat karena penyakit yang
sama. Adanya riwayat penggunaan narkoba suntik,
hubungan seks bebas atau berhubungan seks dengan
penderita HIV/AIDS terkena cairan tubuh penderita
HIV/AIDS.
Riwayat Kesehatan Keluarga
 Biasanya pada pasien HIV AIDS adanya anggota keluarga yang
menderita penyakit HIV/ AIDS. Kemungkinan dengan adanya
orang tua yang terinfeksi HIV. Pengakajian lebih lanjut juga
dilakukan pada riwayat pekerjaan keluarga, adanya keluarga
bekerja ditempat hiburan malam, bekerja sebagai PSK (pekerja
seks komersial).
Pola aktifitas sehari-hari (ADL)
meliputi
 Pola persepsi dan tata laksanaan hidup sehat. Biasanya pada pasien HIV/
AIDS akan mengalami perubahan atau gangguan pada personal hygiene,
misalnya kebiasaan mandi, ganti pakaian, BAB dan BAK dikarenakan
kondisi tubuh yang lemah, pasien kesulitan melakukan kegiatan tersebut dan
pasien biasanya cenderung dibantu oleh keluarga atau perawat.
 Pola nutrisi Biasanya pasien dengan HIV / AIDS mengalami penurunan nafsu
makan, mual, muntah, nyeri menelan, dan juga pasien akan mengalami
penurunan berat badan yang cukup drastis dalam jangka waktu singkat
(terkadang lebih dari 10% BB).
 Pola eliminasi Biasanya pasien mengalami diare, feses encer, disertai mucus
berdarah
Lanjutan ……..
 Pola istrihat dan tidur Biasanya pasien dengan HIV/ AIDS pola istrirahat dan tidur mengalami
gangguan karena adanya gejala seperti demam daan keringat pada malam hari yang berulang.
Selain itu juga didukung oleh perasaan cemas dan depresi terhadap penyakit.
 Pola aktifitas dan latihan Biasanya pada pasien HIV/ AIDS aktifitas dan latihan mengalami
perubahan. Ada beberapa orang tidak dapat melakukan aktifitasnya seperti bekerja. Hal ini
disebabkan mereka menarik diri dari lingkungan masyarakat maupun lingkungan kerja, karena
depresi terkait penyakitnya ataupun karena kondisi tubuh yang lemah.
 Pola prespsi dan kosep diri Pada pasien HIV/AIDS biasanya mengalami perasaan mara, cemas,
depresi dan stres.
 Pola sensori kognitif Pada pasien HIV/AIDS biasanya mengalami penurunan pengecapan dan
gangguan penglihatan. Pasien juga biasanya mengalami penurunan daya ingat, kesulitan
berkonsentrasi, kesulitan dalam respon verbal. Gangguan kognitif lain yang terganggu yaitu bisa
mengalami halusinasi.
Lanjutan ……..

 Pola hubungan peran Biasanya pada pasien HIV/AIDS akan terjadi perubahan peran yang
dapat mengganggu hubungan interpesonal yaitu pasien merasa malu atau harga diri rendah.
 Pola penanggulangan stres Pada pasien HIV AIDS biasanya pasien akan mengalami cemas,
gelisa dan depresi karena penyakit yang dideritanya. Lamanya waktu perawtan, perjalanan
penyakit yang kronik, perasaan tidak berdaya karena ketergantungan menyebabkan reaksi
psikologis yang negatif berupa marah, marah, kecemasan, mudah tersinggung dan lain-lain,
dapat menyebabkan penderita tidak mampu menggunakan mekanisme koping yang
konstruktif dan adaptif.
 Pola reproduksi skesual Pada pasien HIV AIDS pola reproduksi seksualitasnya terganggu
karean penyebab utama penularan penyakit adalah melalui hubungan seksual.
 Pola tata nilai dan kepercayaan Pada pasien HIV AIDS tata nilai keyakinan pasien awalnya
akan berubah, karena mereka menganggap hal yang menimpa mereka sebagai balasan
perbuatan mereka. Adanya status perubahan kesehatan dan penurunan fungsi tubuh
mempengaruhi nilai kepercayaan pasien dalam kehidupan mereka dan agama merupakan
hal penting dalam hidup pasien.
Dampak Covid 19 terhadap pemenuhan kebutuhan
BioPsikoSosioSpritual Pasien HIV&AIDS

 Di masa pandemic sekarang, pemerintah mengajurkan untuk setiap umat beragama termasuk
kelompok resiko, seperti ODHA untuk berkegiatan ibadah dari rumah saja. Demi mencegah
cluster baru covid-19 dari rumah ibadah. ODHA on ARV ataupun non ARV yang memiliki
kadar viral load unstabil sangat beresiko mengalami gejala opportunistic infections dan
prognosis kesehatan akan semakin memburuk. Imunitas tubuh ODHA yang belum pulih
menjadi factor pencetusnya, meskipun belum ada data yang menerangkan ada peningkatan
kasus covid-19 di kelompok resiko, seperti ODHA (Case Report HIV/AIDS, 2020).
 Masa pandemic covid-19, membuat masyarakat diminta untuk mengurangi berkegiatan diluar
rumah terutama pada kelompok beresiko, seperti ODHA. Dengan pembatasan berkegiatan ini
para ODHA tidak bisa lagi atau jarang melakukan kegiatan bersama. Padahal, dengan
berkegiatan bersama yang sering dilakukan sebelum pandemic dapat meningkatkan semangat
dan berjuang melawan penyakitnya (Susilo et al., 2020). Covid-19 tidak hanya memberikan
dampak langsung terhadap kesehatan fisik dan psikologis namun menimbulkan dampak yang
signifikan terhadap kesehatan mental karena meningkatnya stres dan kecemasan yang
Lanjutan …….

 semakin diperburuk oleh ketidakpastian situasi yang sedang berlangsung (Chenneville et al., 2020).
Penelitian yang dilakukan Elly (2017) menyebutkan pendekatan spiritualitas sangat bermakna pagi
perubahan kualitas hidup ODHA. Dimana ketika ODHA terlibat dalam kegiatan keagamaan secara tidak
langsung mereka saling bertegur sapa dan saling menghormati tanpa memandang status kesehatan
maupun lainnya. Selain itu, spiritualitas yang tinggi mempengaruhi ODHA memandang tentang kondisi
kesehatannya dimana Tuhan selalu menyayangi hambanya yang sabar dalam segala cobaan (Ironson et
al., 2016).
 ODHA meyakini bahwa nilai spiritualitas dapat menjadi koping efektif yang berisi inspirasi, harapan
serta kekuatan guna meningkatkan kualitas hidup. Aspek spiritual dapat meningkatkan motivasi ODHA
untuk berjuang melawan sakitnya. Oleh karena itu, aspek spiritual menjadi hal yang penting untuk
diperhatikan karena bisa menjadi sumber koping dan motivasi untuk membantu pasien menghadapi
penyakit secara mendadak dan menurunkan tingkat kesakitan akibat kondisi yang dirasakan sehingga
dengan cepat beralih ke arah penyembuha. Efek spiritualitas yang dirasakan ODHA secara terus
menerus dapat menimbulkan respon relaksasi yang dirasakan karena terjadi peningkatan endorphine dan
berefek dapat menetralisir rasa stres, serta meningkatkan system immune, yang pada akhirnya
mempengaruhi kualitas hidup. Penelitian lain yang dilakukan menyebutkan pendekatan spiritualitas
sangat bermakna pagi perubahan kualitas hidup ODHA.
PEMERIKSAAN FISIK PASIEN HIV
Kriteria Klinis Tanda Dan Gejala Pengkajian HIV
Berdasarkan Stadium
 Stadium 1 :
1. Asimptomatis
2. Mulai pembesaran kelenjar getah bening
STADIUM 2
 Penurunan berat badan kurang dari 10%
 Infeksi saluran napas atas yang sering kambuh: sinusitis,  otitis
media, radang tenggorokan (faringitis).
 Herpes zoster yang berulang dalam 5 tahun.
 Radang pada mulut dan stomatitis (sariawan) yang berulang.
 Gatal pada kulit (papular pruritic eruption).
 Dermatitis seboroik yang ditandai ketombe luas yang tiba-tiba
muncul.
 Infeksi jamur pada kuku dan jari-jari.
STADIUM 3

 Penurunan berat badan lebih dari 10%


 Diare kronis.
 Demam lebih dari 1 bulan yang tidak jelas penyebabnya.
 Infeksi jamur di mulut (candidiasis oral).
 Tuberkulosis paru yang terdiagnosis 2 tahun terakhir.
 Radang mulut akut nekrotik, ginggivitis (radang gusi), periodontitis
yang berulang dan tidak kunjung sembuh.
 Hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan turunnya sel darah
merah, sel darah putih, dan trombosit.
STADIUM 4
 HIV wasting syndrome.
 Pneumonia pneumocystis/TB non Paru
 meningitis
 Infeksi herpes simplex kronis (lebih dari 1 bulan).
 Kandidiasis esofagus
 Sarkoma Kaposi.
 Toxoplasmosis cerebral.
 Encephalophaty HIV
Jika Pada Pasien HIV/AIDS Terdapat tanda-tanda
Covid 19
Permasalahan yang terjadi pada Pasien HIV selama
Pandemi covid 19
 Sebagian ODHA juga khawatir tertular COVID-19 saat berkunjung ke rumah sakit
atau tempat tes COVID-19. Walhasil tingkat kesehatan pada ODHA akan menurun,
karena tak mengakses obat secara teratur, bahkan berisiko meningkatkan angka
kematian.
 Kesulitan lain penanganan HIV di tengah pandemi terkait dengan adanya aturan
pembatasan kegiatan masyarakat. Akibat aturan ini pendapatan dan mobilitas
masyarakat jadi berkurang, sehingga sebagian orang memilih pindah tempat tinggal
atau pulang ke kampung halaman.
 Penurunan terhadap jumlah pengobatan dapat terjadi karena terbatasnya obat
antiretroviral atau ARV pada masing-masing daerah. Obat ARV adalah jenis obat
yang dapat digunakan untuk memperlambat perkembangan virus HIV yang bekerja
dan juga mencegah virus HIV menghancurkan sel darah putih yang bertugas untuk
menjaga kekebalan tubuh.
Diagnosa yang mungkin muncul :
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan penyakit paru obstruksi
kronis
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan kerusakan neurologis, ansietas,
nyeri, keletihan
3. Diare berhubungan dengan infeksi
4. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
5. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan diare
6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor
biologis , ketidakmampuam menelan
7. Nyeri kronis berhubungan dengan agen cedera biologis; nyeri akut berhubungan
dengan agen cedera biologis
8. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme; kerusakan integritas
kulit berhubungan dengan perubahan status cairan, perubahan pigmentasi perubahan
turgor kulit.
Latihan Kasus
 Seorang perempuan 27 tahun IRT datang ke poliklinik HIV
dengan keluhan terdapat sariawan diseluruh rongga mulut,
sejak kurang lebih 1 mgg sebelum masuk RS. Mengeluh
badan terasa lemas, terutama 3 hr SMRS disertai mual dan
muntah, pusing(+), mengeluh batuk berdahak, dahak
berwarna putih dan SMRS dahak bercampur dengan
darah, demam sudah dialami seminggu SMRS,BB turun
drastis 13 kg dalam seminggu. Gejalana ini dirasakan
sudah 1 minggu. Pasien mengaku mengidap HIV sejak 6
thn lalu, suami meninggal karena AIDS. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TD 110/80 mmHg, N 76x/mnt, RR 24x/mnt,
suhu 38,7 tampak anemis pada rongga mulut terlihat
timbunan flaks berwarna putih. Pasien tampak murung,
yang mengantar pasien untuk dilakukan pemeriksaan yaitu
pembantunya.
 Hasil pemeriksaan Lab :
1. Hb 10,7, Ht 32%, Leukosit 9130, GDS104 mg/dl
2. Foto thoraks (+) Tb Paru
3. Pasien didignosis HIV Stadium III

 Perintah :
 Buat ASKEP pada Pasien tersebut

Anda mungkin juga menyukai