Anda di halaman 1dari 7

Anggota kelompok 4:

 Annisa Nuryanti ( 2002045 )


 Averina Dwie Larensia ( 2002047 )
 Eliana Windria (2002055)
 Luna Faradila Soraya ( 2002063)
 Muhammad Lanang Damarjati ( 2002066)
 Phinaztika Destiana A ( 2002069 )
 Yashifa Wahyu Rahmadiani (2002081 )

Masalah Kesehatan Sesuai Tahapan Perkembangan


1. Baru Menikah

Permasalahan utama yang terjadi pada tahapini adalah penyesuaian gender dan peran
perkawinan, konseling, dan komunikasi prenatal. Informasi yang tidak mencukupi sering kali
menyebabkan masalah seksual dan emosional sebelum dan sesudah menikah ketakutan ,
internal kehamilan yang tidak diinginkan dan gangguan masalah kehamilan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa masalah kesehatan yang dapat muncul pada keluarga yang baru
menikah yaitu berhubungan dengan kehamilan yang terhambat dan atau masalah kejiwaan
yakni stress akibat emosional yang memuncak dan tidak terkontrol.

2. Anak baru lahir

Masalah yang dapat terjadi pada tahap ini adalah : Sang suami diabaikan oleh istri dengan
kelahiran anak pertama membawa perubahan besar dalam keluarga, sehingga pasangan
harus beradaptasi dengan peran mereka agar dapat memenuhi kebutuhan anak. Pada tahap
ini yang ditandai dengan kelahiran sang buah hati, pasangan tersebut merasa terabaikan
karena keduabelah pihak memusatkan perhatiannya pada sang buah hati.Masalah kedua,
pertengkaran yaitu pertengkaran antara suami dan istri sering meningkat, dan ada interupsi
terus menerus (selalu lelah), tanggungjawab utama perawat keluarga adalah memeriksa
peran orang tua bagaimana orang tua berinteraksi dengan bayi dan merawat bayi serta
tanggapan bayi, perawat perlu mengedepankan hubungan yang positif dan ramah antara
orang tua dan bayi untuk mencapai hubungan yang akrab antara orang tua dan bayi.

3. Usia Prasekolah
a. Attention Deficit Diaorder (AAD)
Gangguan ini kondisi dimana anak tidak dapat memusatkan perhatian, dengan gejala:
1) Sering kali gagal menyeleskali gagal menyelesaikan tugas
2) Tampak tidak mendengarkan orang lain berbicara
3) Mudah beralih pada obyek lain
4) Sulit konsentrasi pada tugas sekolah
b. Impulvitas
Gejala:
1) Sering bertindak sebelum berfikir
2) Sering berganti aktivitas ke aktivitas lain
3) Sulit menunggub giliran dalam permainan
c. Hiperaktivitas
Gejala:
1) Berlari-lari atau memanjat belebihan
2) Sulit duduk dengan tenang
3) Gelisah berlebihan
4) Bergerak terus-menerus
d. Ngompol / enuresis
Masalah ini biasanya terjadi pada anak laki-laki dan biasanya terjadi pada mala hari
Penyebab:
1) Kelainan fungsi fisioohi pada vesica urinearia
2) Iritasi local ( lubang kencing yang sempit)
3) Tidur terlalu nyenyak
4) Ketidakmatangan fisiologi jaringan syaraf otonom
5) Gangguan emosional
6) Dll.
e. Encopresis ( BAB di sembarang tempat)
Penyebab :
1) Karena mempunyai adik baru
2) Pengalaman tidak menyenangkan
3) Orangtua kurang peka dengan tanda-tanda khusus
f. Gagap ( Stuttering)
Gejala:
1) Sering mengulang
2) Memperpanjang suara atau suku kata
3) Terjadi keraguan dan penghentian bicara sehingga mengganggu irama suara
4) Sewaktu bicara menahan napas

4. Anak Usia Sekolah


a. Diare, diartikan sebagai penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi buang
air besar lebih dari biasanya ( lebih dari 3 kali per hari) dan disertai dengan perubahan
konsistensi tinja ( menjadi cair, baik disertai keluarnya darah dan lendir maupun tidak.
Penyebab diare, antara lain infeksi dari berbagai bakteri yang disebabkan oleh
kontaminasi makanan maupun air minum, infeksi berbagai macam virus, alergi makanan
khususnya susu atau laktosa (makanan yang mengandung susu), parasit yang masuk ke
tubuh melalui makanan atau minuman yang kotor.
b. ISPA. ISPA mengandung 3 unsur yaitu infeksi, saluran pernapasan, dan akut. Infeksi
adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan
berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
Ditandai dengan batuk atau pilek yang disertai demam, frekuensi nafas cepat atau sesak
nafas yaitu adanya tarikan dinding dada bagian bawah kedalam pada waktu inspirasi.
Infeksi saluran pernapasan pada anak di samping adanya bibit penyakit, juga dilengaruhii
oleh faktor anak sendiri, seperti anak yang belum mendapat imunisasi campak dan
kontak dengan asap dapur serta kondisi perubahan yang ditempatinya.
c. Masalah gigi dan mulut. Masalah kesehatan gigi dan mulut penting dalam pembangunan
kesehatan, Penyakit gigi dan mulut terutama dari sesorang terjadi pada anak usia
sekolah salah satu penyebab terjadinya kries adalah pola makan atau diet.
Anak-anak sangat suka makanan yang lunak dan mengandung gula hal ini meningkatkan
resiko terjadinya karies lebih besar dibandingkan anak yang memiliki pola makan
makanan yang berserat. Perilaku hidup sehat anak-anak gosok gigi harus terus di
terpelihara. Upaya untuk memelihara perilaku tersebut memerlukan dukungan dari
berbagai pihak, seperti pihak sekolah, orang tua dan petugas kesehatan di wilayah
tersebut.

5. Anak Remaja

Anak remaja adalah dimulai ketika anak petama berusia 13 tahun hingga berusia 19 tahun
atau 20 tahun. Tugas perkembangan keluarganya adalah mengembangkan kebebasan
bertanggungjawab ketika anak remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri, memfokuskan
kembali hubungan pernikahan, berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak.

Masalah kesehatan tahap ini adalah :


a. Pada orang tua yang berusia 35 tahun resiko penyakit jantung koroner
meningkat di kalangan pria dan perubahan perkembangan dari
biasanya sudah mulai tampak.
b. Penyalahgunaaan obat dan alkohol, keluarga berencana, kehamilan yang tidak di
kehendaki.
c. Hubungan keluarga orangtua dan anak perlu mendapat perhatian serius karena periode
ini adalah periode rawan
d. Kurang Zat Besi (Anemia)
Menurunkan imunitas, konsentrasi prestasi belajar, kebugaran & produktivitas
e. Kurang Tinggi Badan (Stunting)
Menurunkan fungsi kognitif, kekebalan & sistem metabolisme tubuh
f. Kurang Energi Kronis (Kurus)
Kurang asupan gizi, baik karena alasan ekonomi maupun psikososial (penampilan)
g. Kegemukan (Obesitas)
Gaya hidup yang tidak sehat & kurang melakukan aktifitas fisik
h. Peran perawat dalam tahap ini:
1) Mendeteksi perubahan yang terjadi pada orang tua dan anak-anak.
2) Memberi pendidikan dan konseling yang intensif.
3) Melaksanakan upaya penanggulangan (pencegahan peningkatan
kesehatan dan penyembuhan) dengan mandiri atau tujukan.

6. Anak ke Dewasa

a) Faktor Resiko, Faktor risiko bagi kesehatan dewasa awal berasal darikomunitas, gaya
hidup dan riwayat keluarga. Faktor risiko ini mempunyaikategori sebagai berikut :

 Kematian dan cedera karena kekerasan

Kekerasan adalah penyebab terbesar mortalitas dan morbilitas pada populasi dewasaawal.
Kematian dan cedera dapat terjadi karena serangan fisik, kecelakaan kendaraan bermotor
atau kecelakaan lain dan usaha bunuhdiri.

 Penyalahgunaan zat

Penyalahgunaan zat secara langsung maupun tidak langsung berperan terhadap mortalitas
dan morbilitas pada dewasa awal. Intoksikasi pada dewasa awal dapat menyebabkan cedera
berat dalam kecelakaan kedaraan bermotor yang dapat mengakibatkan kematian atau
kecacatan permanen.
 Kehamilan yang tidak diinginkan

Kehamilan yang tidak direncanakan meskipun lebih umum terjadi pada masa remaja,
sebanyak 55% kemamilan terjadi pada wanita dewasa awal dan tengah ( Alan Guttmacher
Institute). Kehamilan yang tidak direncanakan dapat mempunyai efek fisik dan emosional
jangka panjang pada masa awal dewasa. Kehamilan yang tidak direncanakan adalah sumber
stress yang berkelanjutan.

 Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit menular seksual yaitu sifilis, klamidia, gonore, herpes genital dan AIDS. Penyakit
sekual menular mempunyai efek yang cepat seperti keluarnya rabas, ketidaknyamanan dan
infeksi. PMS juga memicu gangguan kronis yang diakibatkan penyakit herpes genital,
infertilitas yang diakibat kangonore atau bahkan kematian yang disebabkan AIDS.

b) Gaya Hidup

 Kebiasaan gaya hidup seperti merokok, stres, kurang large dan higiene personal
yang buruk meningkatkan risiko penyakit di masa depan. Riwayat penyakit dalam
keluarga seperti kardiovaskular, ginjal, endokrin atau neoplastik meningkatkan risiko
penyakit juga. Peran perawat dalam meningkatkan kesehatan yaitu mengidentifikasi
faktor yang meningkatkan risiko masalah kesehatan pada dewasa awal.
 Pada semua kelompok usia, kebiasaan higiene personal pada dewasa awal dapat
menjadi faktor risiko. Meminjamkan peralatan makan dengan seseorang yang
mempunyai penyakit yang mudah menular meningkatkan risiko penyakit.
 Riwayat penyakit dalam keluarga menempatkan dewasa awal pada risiko
berkembangnya penyakit pada masa dewasa tengah atau dewasa akhir

c) Infertilitas

 Infertilitas adalah ketidakmampuan konsepsi involunter pada pria. wanita atau


pasangan. Masalah utama kesehatan meliputi masalah komunikasi kaum dewasa
muda dengan orangtua mereka, masalah - masalah transisi peran bagi suami istri,
masalah orang yang memberikan perawatan (bagi orangtua lanjut usia) dan
munculnya kondisi kesehatan tingkat kolesterol tinggi, obesitas dan tekanan darah
tinggi, dan masalah gaya hidup mendapatkan perhatian antara lain: kebiasaan
minum, merokok yang lama dan praktek diet semakin lebih jelas.
7. Usia pertengahan

Masalah kesehatan yang terjadi pada usia pertengahan :

a. Kebutuhan promosi kesehatan ,istirahat yang tidak cukup ,kegiatan waktu luang dan
tidur yang kurang ,nutrisi yang tidak baik ,progam olahraga yang tidak
teratur ,pengurangan berat badan hingga berat badan yang optimum ,berhenti
merokok,pemeriksaan skrining preventif .
b. Masalah masalah hubungan perkawinan
c. Komunikasi dan hubungan dnegan anak –anak ,ipar,cucu dan orang tuan yang berusia
berlanjut .
d. Masalah yang berhubungan dengan perawatan (membantu perawatan orangtua yang
usia lanjut dan tidak mampu merawat diri .)
e. Tugas perkembangan
Usia pertengahan yang merupakan usia rata –rata dimana para orang tua melepaskan
anak mereka yang terakhir ditandai sebagai masa kehidupan yang terperangkap yaitu
terperangkap karna tuntutan kaum kaum muda dan terperangkap antara duniakerja dan
tuntutan yang bersaing anatara keterlibatan keluarga.

8. Usia tua

1. Malnutrisi

Malnutrisi adalah salah satu gangguan kesehatan yang umum terjadi pada lansia. Biasanya,
kondisi ini terjadi saat lansia memasuki usia 65 tahun ke atas. Namun, kondisi ini sering kali
tidak mendapat perhatian, hingga menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain seperti
sistem kekebalan tubuh dan otot yang melemah.

2. Kehilangan kemampuan untuk mendengar

Kehilangan kemampuan untuk mendengar juga menjadi salah satu kondisi kondisi yang
umum terjadi pada lansia. Biasanya, kondisi ini terjadi saat memasuki usia 70 tahun ke atas.
Namun, tidak sedikit lansia yang sudah mengalaminya sejak usia 50 tahun.

3. Masalah kesehatan gigi

Masalah yang sering dianggap sepele, ternyata salah satu penyakit yang banyak terjadi pada
lansia setelah usia 65 tahun ke atas adalah masalah kesehatan gigi. Biasanya, pada usia
tersebut, lansia sudah tidak memiliki gigi aslinya hingga harus rela ompong atau
menggunakan gigi palsu yang tak selalu nyaman saat pemakaian.

4. Katarak

Katarak adalah munculnya lingkaran berwarna putih pada lensa mata yang terjadi secara
progresif. Artinya, seiring waktu, lingkaran tersebut akan terus membesar dan menghalangi
pandangan mata. Biasanya, gangguan kesehatan mata ini akan semakin rentan terjadi pada
lansia. Selain itu, faktor risiko dari katarak adalah merokok, diabetes, dan paparan sinar
ultraviolet.

5. Degenerasi makula

Penyakit yang menyerang mata ini termasuk salah satu kondisi yang sering terjadi pada
lansia, kemungkinan banyak terjadi pada lansia berusia 50 tahun. Degenerasi makula adalah
salah satu penyebab utama kebutaan yang banyak dialami lansia.

6. Arthritis (radang sendi)

Arthritis merupakan peradangan pada salah satu atau lebih sendi. Tanda yang perlu Anda
perhatikan adalah rasa nyeri, kekakuan, dan bengkak pada sendi. Kondisi ini dapat
menyebabkan ruang gerak lansia menjadi terbatas.

7. Osteoporosis

Salah satu gangguan muskuloskeletal ini sering dianggap penyakit orang tua karena memang
banyak terjadi pada lansia. Osteoporosis atau juga disebut sebagai pengeroposan tulang,
dengan tanda berkurangnya massa tulang. Kondisi tersebut sering kali menyebabkan tulang
menjadi rapuh dan mudah patah.
8. Infeksi saluran kencing

Sebuah studi tahun 2014 menyatakan bahwa infeksi saluran kencing adalah penyakit yang
sering terjadi pada lansia. Penyebab infeksi ini adalah bakteri pada kandung kemih atau
ginjal yang berkembang biak pada urine.

Inkontinensia urine adalah kondisi saat lansia tidak sengaja buang air kecil di tempat yang
tidak seharusnya. Ada dua jenis inkontinensia urine yang umum terjadi pada lansia, yaitu
mengompol karena adanya tekanan dan ketidakmampuan menahan buang air kecil.

10. Penyakit ginjal kronis

Setelah memasuki usia 60 tahun, risiko mengalami masalah kesehatan ginjal semakin
meningkat. Penyebabnya yaitu ginjal juga ikut menua seiring dengan pertambahan usia.
Penyakit yang sering terjadi pada lansia ini terjadi secara bertahap, sehingga banyak orang
yang tidak menyadari sampai akhirnya sudah pada tingkatan parah.

11. Hipertensi

Hipertensi adalah salah satu penyakit yang banyak diderita oleh lansia, pasalnya tekanan
darah cenderung meningkat seiring dengan pertambahan usia.

Jadi, lansia sebaiknya menjalani pengobatan bila tekanan darahnya sudah mencapai angka
tersebut.

12. Penyakit jantung

Risiko mengalami penyakit jantung semakin besar saat seseorang memasuki usia lanjut.
Serangan jantung dan gagal jantung merupakan beberapa jenis penyakit jantung yang terjadi
pada lansia.

13. Kolesterol tinggi

Kadar kolesterol tinggi adalah salah satu faktor risiko yang banyak dimiliki oleh lansia dan
menjadi penyebab berbagai penyakit serius. Kadar kolesterol yang terlalu tinggi dapat
membentuk plak pada pembuluh arteri.

Oleh sebab itu, lakukan upaya pencegahan dengan rutin berolahraga, mengontrol berat
badan, mengurangi konsumsi lemak jenuh, hingga berhenti merokok.

14. Stroke

Stroke adalah penyakit yang sangat berbahaya dan cukup sering terjadi pada lansia. Saat
mengalami kondisi ini, lansia membutuhkan pertolongan cepat untuk meminimalkan
kerusakan otak. Stroke terjadi saat suplai darah ke bagian otak tidak terpenuhi, sehingga
jaringan otak tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi.

15. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)

Penyakit ini termasuk salah satu yang paling banyak terjadi pada lansia. PPOK adalah istilah
yang mengacu pada sekumpulan penyakit paru yang menghalangi aliran udara sehingga
membuat penderitanya sulit bernapas. Enfisema dan bronkitis kronis merupakan dua kondisi
paling umum yang dapat menyebabkan PPOK.

16. Diabetes

Banyak lansia yang menderita penyakit kencing manis, sebab tubuhnya tidak bisa
menggunakan gula darah dengan efisien.

17. Pneumonia

Pneumonia adalah penyakit yang menyerang organ paru dan sering terjadi pada lansia.
Umumnya penyebab penyakit ini adalah infeksi, yang menyebabkan kantong udara pada
paru-paru meradang dan membengkak. Pembengkakan yang terjadi karena kantong udara
pada paru penuh oleh cairan.

Kondisi ini semakin rentan dialami oleh lansia yang memiliki kebiasaan merokok, memiliki
kondisi kesehatan tertentu yang berkaitan dengan organ paru, atau sistem imun yang lemah.
Untuk mencegah penyakit ini terjadi, sebaiknya mulailah gaya hidup sehat untuk lansia dan
berhenti merokok.

18. Kanker

Beberapa jenis kanker yang lebih rentan terjadi pada lansia adalah kanker kulit, kanker
payudara, kanker paru, kanker kolorektal, kanker prostat, kanker kandung kemih, limfoma
non-Hodgkin, dan kanker perut.

19. Depresi

Depresi bisa menyebabkan perasaan sedih, pesimis, putus asa, kehilangan nafsu makan atau
justru makan secara berlebihan, kehilangan semangat untuk menjalani hari, dan masih
banyak lagi. Namun, terdapat cara mengatasi dan menyembuhkan depresi.

20. Penyakit Alzheimer dan demensia

Penyakit Alzheimer menyebabkan penderitanya hilang ingatan dan kesulitan berpikir atau
membuat keputusan hingga mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Faktor risiko dari penyakit
ini adalah usia, riwayat kesehatan keluarga, hingga faktor keturunan.

21. Penyakit Parkinson

Penyakit lain yang mungkin terjadi pada lansia adalah Parkinson disease atau penyakit
Parkinson. Ini adalah gangguan saraf progresif yang dapat menyebabkan tremor, kekakuan,
dan gerakan yang tersendat-sendat pada lansia. Biasanya, kondisi ini terjadi lansia setelah
memasuki usia 60 tahun, meski tidak semua kasus Parkinson terjadi pada lansia.

Anda mungkin juga menyukai