PENDAHULUAN
Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada sistem keluarga
meliputi perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggotanya sepanjang waktu.
Perkembangan ini terbagi menjadi beberapa tahap atau kurun waktu tertentu, pada setiap
tahapnya keluarga memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar setiap tahapan
Pada makalah ini akan diuraikan tentang pengkajian keluarga pada tahap
pada tahap perkembangan inipun cukup banyak dan dapat berakibat fatal apabila tidak
segera ditangani.
1.2 Tujuan
pelayanan kesehatan.
keluarga.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Remaja adalah suatu masa dalam kehidupan seseorang dimana masyarakat tidak
lagi memandangnya sebagai seorang anak, tetapi juga masih belum diakui sebagai
Hoskin, Leach dan Sideleav, 1987) atau 12 - 20 tahun (Wilson dan Kneisl, 1988).
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa
1. Perubahan pada jasmani seperti; tinggi badan, berat badan, pertumbuhan alat kelamin
sekunder, misalnya :
- Laki-laki : Suara terdengar berat, tumbuh kumis atau jambang pada wajah, rambut
tubuh yang membentuk lekukan otot dan menjadi ciri khas wanita, seperti pada dada
dan panggul.
cendrung berusaha mencari jati diri. Dengan terjadinya perubahan pada fisik maupun
mental menjadikan remaja sensitif terhadap stimulus dari lingkungannya. Remaja juga
mulai tertarik pada solidaritas teman kelompok teman sebayanya dan minat
4. Pubertas terjadi pada masa remaja dimana pubertas adalah saat tercapainya
melepaskan diri dari keterikatan pada orang tuanya. Ia mulai otonomi terhadap
orang tuanya walaupun secara finansial belum bisa berdiri sendiri (Joewana-
Satya, 1989)
semakin mandiri.
Orang tua berperan dalam pergeseran hub dependen kearah hubungan yang disertai
dengan konflik-konflik. Orang tua membuat peran-peran dan norma-norma baru bagi
ketergantungannya.
Hal ini terjadi karena hanya suami istri menghabiskan banyak waktu di luar rumah
karena bekerja sehingga tersisa sedikit waktu dan energi untuk hubungan perkawinan.
Hal ini juga disebabkan anak-anak lebih bertanggung jawab terhadap diri mereka
sendiri sehingga kontrol orang tua terhadap anak menjadi lebih longgar.
3. Orang tua dan remaja melakukan komunikasi secara terbuka.
Sering kali terdapat tolak menolak antara orang tuadengan remaja menyangkut nilai
dan gaya hidup. Orang tua yang berasal dari keluarga dengan berbagai masalah
terbukti sering kali menolak dan memisahkan diri dari anak mereka yang tertua
sebelumnya.
Meskipun aturan dalam keluarga perlu diubah, etika dan standar moral keluarga perlu
tetap dipertahankan oleh orang tua, sementara remaja mencari nilai-nilai dan
keyakinan mereka sendiri. Remaja sangat sensitif dengan ketidakcocokan antara apa
yang dikatakan dengan apa yang dipraktekkan. Namun demikian, orang tua dan anak-
anak dapat belajar dari satu sama lain dalam masyarakat yang majemuk dan berubah
1. Cidera, terutama karena kecelakaan seperti kecelakaan lalu lintas, cedera akibat
dll.
5. Merokok
Resiko trauma
Perubahan proteksi
Peran Perawat
Pendidik dalam isu pemecahan masalah mengenai alkohol, merokok, diit, dan latihan
tua
POLA NAFAS.
ASMA
a. Defenisi
Adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversibel dimana trakea dan
bronkus berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. (Brunner &
b. Jenis-jenis Asma
Asma Alergik
Disebabkan oleh alergen atau alergen-alergen yang dikenal seperti serbuk sari,
Yaitu asma yang tidak berhubungan dengan alergen spesifik, tapi dapat dapat
latihan, emosi dan polutan lingkungan serta beberapa agen farmakologi seperti
Asma Gabungan
Adalah bentuk asma yang paling umum, mempunyai karakteristik dari bentuk
c. Patofisiologi
Batuk
Dispnea
Mengi (wheezing)
Sianosis sekunder
Berkeringat
Takikardi
e. Pencegahan
substansi yang mencetuskan terjadinya serangan. Penyebab yang mungkin dapat saja
bantal, kasur, pakaian jenis tertentu, hewan paliharaan, detergen, sabun, makanan
tertentu, jamur dan serbuk sari. Jika berhubungan dengan musiman, maka serbuk sari
dapat menjadi dugaan kuat. Upaya yang harus dibuat adalah menghindari alergen atau
f. Intervensi Keperawatan
Memantau pasien secara terus menerus, penting untuk 12-24 jam pertama.
bersifat alergen.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
I. Data Umum
2. Usia KK : 65 tahun
3. Alamat dan nomor telp. :Jl. HM Thamrin Dalam No. 9A RT 001/RW 002.Kel.
6. Komposisi Keluarga :
ket:
Perempuan
Laki-laki
- Meninggal
Klien
Tipe keluarga Bp. S yaitu keluarga tradisional dan jenisnya keluarga inti yang terdiri
dari ayah, ibu dan dua orang anak. Ny. E mengatakan tidak mempunyai masalah dengan
tipe keluarga seperti ini. Karena, meskipun kerabat dari Ny. E berada di luar kota yaitu
Bukittinggi, namun kerabat dari suami masih menjalin hubungan baik dengan keluarga Ny.
8. Suku Bangsa.
Bp. S adalah keturunan India, tetapi sudah 3 generasi berada di Padang. Bp S lahir
tanggal 17 Juli 1940 di Padang. Bp. S mengatakan ia bersekolah hingga SLTP juga di
Padang. Sedangkan Ny. E adalah penduduk asli Minang (Bukittinggi). Ny. E lahir pada
tanggal 10 Februari 1957 di Flambayan Bukit Tinggi. Ny. S sekolah hanya hingga tamat
Dengan demikian Bp. S dan Ny . E berasal dari latar belakang budaya yang berbeda.
Menurut Ny. E perbedaan kebudayaan tersebut tidak menjadi kendala baik dalam
berkomunikasi ataupun dalam kehidupan berumah tangga. Mereka saling terbuka dan terus
terang sehingga satu sama lain bisa saling memahami dan menyesuaikan diri. Meskipun
sanak keluarga Ny. E dan Bp. S masih kental dengan kebudayaan masing-masing namun
Ny. E namun setiap anggota keluarga Bp.S dan Ny. E bersifat netral dan tidak memiliki
kecendrungan kebudayaan. Keluarga memakai kebudayaan yang telah umum dan lebih
modern. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap cara pemeliharaan kesehatan. Misalnya
dalam kebudayaan India, jenis makanan yang biasa dikonsumsi adalah masakan bersantan
kental, mengandung lemak tinggi dan pemakaian rempah-rempah yang banyak dan
menyengat. Sementara dalam kebudayaan Minang juga memakai santan dan masakan
pedas. Keluarga tidak cenderung mengkonsumsi makanan spesifik dari salah satu budaya.
Keluarga biasa mengkonsumsi masakan yang disukai secara umum oleh semua lapisan
perbedaan tersebut dan walaupun ada sedikit kesulitan, keluarga mampu beradaptasi
9. Agama .
Bp. S dan Ny E beragama Islam. Begitu juga kedua anaknya. Dalam hal beribadah
Menurut Ny. E, Bp.S sangat jarang melaksanakan sholat. Ny. E sudah mengingatkan Bp. S
Meskipun tidak semua anggota keluarga taat beribadah, namun Ny. E mengatakan
bahwa tata cara dan norma-norma Islam dalam kehidupan sehari-hari masih dipegang
teguh oleh keluarga tersebut. Keluarga masih mengikuti aturan, tata cara dan norma-norma
Islam seperti dalam mendidik anak-anak, cara pergaulan, cara berpakaian seperti Ny. E
Sumber penghasilan keluarga yang utama berasal dari Bp. S yang bekerja sebagai
juru parker. Di samping itu An. B juga bekerja membantu orang tuanya bekerja sebagai
juru parkir. Walaupun keluarga tidak memberi informasi berapa penghasilan keluarga per
bulan secara pasti, tetapi dilihat dari kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari, misalnya Ny. E mengatakan mampu memenuhi kebutuhan pangan setiap hari
sebesar Rp. 20.000,-. Keluarga mempunyai 1 set TV 20 Inch, 1 set VCD, 1 buah kipas
angina. Dan 2 buah tempat tidur. Penghasilan keluarga tidak tetap setiap bulan. Kebutuhan
yang dikeluarkan keluarga antara lain: biaya makan dan biaya sekolah anak. Sedangkan
biaya rumah tangga seperti listrik dibantu oleh pihak keluarga Bp. S. Keluarga memiliki
tabungan hanya saja tabungan tersebut bersifat sementara dan sering terpakai untuk
kebutuhan sehari-hari keluarga. Dari uraian di atas dapat disimpulkan status sosial
Ny.E menyatakan sangat jarang pergi bersama-sama untuk mengu njungi tempat
rekreasi tertentu, namun dengan menonton televisi bersama-sama yang hampir tiap hari
mereka laksanakan terutama saat makan siang atau malam hari dapat menurunkan
ketegangan dalam keluarga karena kesempatan itu dimanfaatkan oleh keluarga untuk
Bp. S mempunyai 2 orang anak, anak pertama berusia 20 tahun, anak kedua berusia
16 tahun. Maka dengan demikian keluarga T berada pada tahap perkembangan keluarga
makanan ( nasi ) untuk anak- anaknya. Ny. E tidak menyadari kalau hal itu akan
Ny. E mengatakan bahwa suaminya mulai bekerja mulai jam 08.00 pagi dan
pulang saat makan siang kira-kira jam 13.00, kemudian pergi bekerja lagi dan
kembali pulang untuk makan malam kira-kira jam 19.00 kemudian bekerja kembali
sampai jam 24.00. Kondisi ini membuat Bp. S lebih banyak menghabiskan
waktunya untuk bekerja dari pada memperhatikan keluarga. Ny. E hanya berperan
sebagai ibu rumah tangga, sehingga waktunya sebagian besar dihabiskan untuk
Penyakit ini juga pernah diderita oleh ibu kandung dan saudara perempuan Bp.S yang
ini tiga tahun setelah menikah (1978), ketika Bp.S memeriksakan keluhan sesak nafas ke
dokter praktek dan dokter menganjurkan untuk pemeriksaan lengkap, dan ternyata beliau
menderita penyakit DM dan efusi pleura. Ny.E mengatakan faktor pencetus penyakit efusi
pleura pada Bp.S karena beliau sering pulang malam dan mandi malam serta tidur
memakai kipas angin. Di samping itu Bp.S termasuk perokok berat sejak remaja. Dalam
satu hari Bp.S menghabiskan minimal satu bungkus rokok. Pada saat ini Bp.S mengatakan
bahwa ia tidak merasakan keluhan apapun akibat penyakit yang diderita dahulu. Namun,
pada saat pengkajian ditemukan tekanan darah 190/100 mmHg yang merupakan indikasi
Ny.E mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit turunan. Keluarga Ny.E tidak ada
yang menderita hipertensi sebelumnya. Ny.E mengetahui ia hipertensi pada saat kehamilan
pertama sehingga beliau diindikasikan melahirkan secara Seksio Cesaria. Sejak saat itu,
tekanan darah Ny.E selalu di atas normal. Selain itu Ny.E juga menderita asma sejak tiga
tahun terakhir. Sebelumnya Ny.E juga mempunyai kebiasaan merokok sejak kehamilan
pertama. Dan sejak mengetahui bahwa ia menderita asma, Ny.E menghentikan kebiasaan
dokter praktek, dan setelah obat dari dokter habis Ny.E selalu mengkonsumsi obat bebas
An.B pernah menderita Thypus Abdominalis sebanyak tiga kali dan dirawat di RS
An.P pernah menderita hepatitis pada umur lima tahun. Penyakit ini tidak pernah
Bp. S menyatakan kedua orang tuanya telah meninggal. Menurut Bp.S keluarganya
memiliki penyakit turunan yaitu DM. Selain Bp.S penyakit ini diderita oleh ibu dan
saudara perempuan Bp.S. Ny. E menyatakan ayahnya telah meninggal, namun dalam
keluarganya tidak ada yang mengidap penyakit yang diturunkan, seperti penyakit jantung,
III. Lingkungan
hanya terdiri dari 3 ruangan yaitu; kamar, ruang tamu dan dapur yang satu ruangan dengan
kamar mandi dan WC. Jumlah jendela 4 buah. Ruang tamu juga berfungsi sebagai ruang
keluarga sekaligus ruang tidur, tempat menyimpan peralatan rumah tangga, dan jalan
menuju ke dapur. Dapur berfungsi sebagai tempat memasak dan MCK. Perabotan Rumah
tangga yang terdapat di ruang tamu antara lain: 1 buah tempat tidur, 1 buah meja, 1 buah
televisi, 1 buah rak baju serta beberapa buah kursi lipat yang hanya dikeluarkan saat ada
tamu. Di dalam kamar terdapat 1buah tempat tidur bertingkat dan lemari kain. Di dapur
terdapat peralatan masak, sumur, kamar mandi, WC dan peralatan mandi. Jenis septiktank
adalah septiktank tertutup yang digunakan bersama dengan warga sekitar yang jaraknya
Denah rumah:
Ket:
4 7 3 pintu
jendela
kamar mandi dan WC
dapur
kamar tidur
5 ruang tamu
sumur
Keadaan rumah kurang rapi namun lingkungan sekitar rumah cukup bersih. Saat
pengkajian terlihat lantai rumah masih belum disapu, sampah plastic dan puntung rokok
masih berserakan. Sendal-sendal dan sepatu bertumpuk di balik pintu rumah. Baju-baju
bertumpuk di atas kasur yang berada di ruang keluarga, ada juga yang digantung di
dinding. Lantai kamar mandi licin. Menurut Ny. E kamar mandi tidak dibersihkan 1x
seminggu, malah jarang dibersihkan. Tingkat keamanan dalam penggunaan fasilitas yang
ada di rumah cukup baik, misalnya tidak pernah terjadi kebakaran meskipun Ny. E
memasak dengan kompor minyak dan kayu, tidak pernah juga terjadi konsleting listrik.
Privasi anggota keluarga kurang terjaga karena keterbatasan ruangan. Namun dengan
keadaan rumah seperti itu keluarga merasa sudah terbiasa dan tetap merasa nyaman.
Penduduk di lingkungan setempat terdiri dari etnik Cina, India, dan Minangkabau
dimana lebih didominasi oleh etnik India. Penduduk sekitar rata-rata menetap, sebagian
besar di antara mereka bekerja sebagai pedagang dan industri RT. Jalan yang terdapat di
depan rumah adalah gang yang cukup besar, yang biasa dilalui oleh kendaraan roda empat,
dan cukup aman, karena jarang dilalui oleh kendaraan bermotor. Kebiasaan masyarakat
setempat antara lain; pada perayaan hari besar seprti 17 Agustus adalah mengadakan
bulannya diadakan pengajian bulanan bagi seluruh anggota masyarakat setempat. Rumah
penduduk kebanyakan sederhana dan berukuran kecil meskipun ada beberapa yang telah
permanen dan berukuran cukup besar. Budaya yang berlaku di lingkungan tersebut adalah
minuman keras dan melakukan judi . Tingkat kepadatan penduduk sedang, dan tingkat
kejahatan minim sehingga kehidupan penduduk cukup stabil. Di lingkungan tempat tinggal
berjarak kurang lebih dua km dari rumah keluarga, dan beberapa dokter praktek.
rumah tersebut sejak menikah dengan Ny.E selama 28 tahun, sehingga sudah dapat
masih sering berkumpul dengan sanak keluarga, bahkan keluarga Bp. S tinggal tidak jauh
dari rumah Bp. S. Hubungan dengan masyarakat setempat sangat baik. An. B dan An. E
juga aktif mengikuti kegiatan rutin remaja mesjid di daerah tersebut, namun di daerah itu
Jumlah anggota keluarga saat ini empat orang dan tiga orang berada dalam status
kesehatan yang baik, hanya Ny.E yang mempunyai masalah kesehatan dengan penyakit
asma , Ny. E terkadang mengeluh sesak nafas. Ny. E melakukan pengobatan sendiri
dengan membeli obat asma secara bebas. Jika salah satu anggota sakit Ny. E akan
membawanya ke Puskesmas. Dukungan dari masyarakat setempat cukup baik, terlihat dari
Ny.E menyatakan komunikasi antara Bp. S dan Ny. E berjalan dengan baik meskipun
jarang sekali keluarga berkumpul bersama. Keluarga hanya berkumpul pada jam-jam
tertentu saja misalnya pada saat makan malam atau saat menonton televisi sore hari.
Komunikasi antara Ny E dan Bp. S cukup terbuka. Jika ibu tidak suka terhadap tindakan
Ny.E dan Bp.S tidur pisah ranjang namun komunikasi mereka tetap terjaga dengan
adanya saling pengertian antara Bp.S dan Ny. E. Hal ini dikarenakan oleh keadaan rumah
mereka yang hanya terdiri dari 1 kamar. Dalam struktur keluarga Bp.S, komunikasi antara
orang tua dan anak berjalan cukup efektif dan orang tua (Bp.S dan Ny.E) bersikap fleksibel
dan tidak otoriter dalam mendidik anak-anak mereka. Contohnya Ny.E melarang anak B
untuk keluar malam hari bersama teman-temannya di atas jam 10 malam dan peraturan ini
menurut Ny.E, dipatuhi oleh anak B. Namun terkadang anak B tidak cepat merespon
perintah orang tuanya, misalnya ketika Ny.E menyuruh anak B membawa gelas ke dapur,
anak B tidak langsung segera melakukannya, setelah diperintah berulang kali barulah
dikerjakan padahal Ny.E menggunakan bahasa sehari-hari yang biasa mereka gunakan
yaitu bahasa minang yang tentunya dimengerti oleh anak B dan nada bicara Ny. E juga
tidak terdengar kasar/keras. Menurut Ny.E, anak B masih kurang terbuka untuk
menceritakan masalahnya pada kedua orang tuanya terutama masalah pribadi seperti
masalah masalah pacar, masalah prestasi akademik di sekolah dan sebagainya. Hal ini
dan dapat mengatur keuangan keluarga dengan baik. Bp. S mempunyai tabungan di
sumber air minum yang berasal dari air sumur. Rekening listrik keluarga juga
Bp. S berperan sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah untuk seluruh anggota
keluarga.
Ny.E berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus kebutuhan seluruh anggota
An.B dan adiknya ( An.E) berperan sebagai anak yang dituntut untuk dapat
menyelesaikan sekolahnya dengan baik. An.B dan An.E tidak pernah dipaksa untuk
Dalam struktur keluarga Bp.S tidak terdapat pembagian tugas dan tanggung jawab
yang jelas dalam hal melakukan pekerjaan rumah tangga. Semuanya diborong oleh Ny.E
sebagai ibu rumah tangga. Jika Ny.E sakit dan harus istirahat maka pekerjaan rumah
tangga dibantu oleh An.E, sedang anak B tidak suka melakukan pekerjaan rumah tangga.
An.B mempunyai banyak teman baik pria maupun wanita. Sehingga waktunya
banyak tersita dan dihabiskan bersama teman-temannya. Sering juga An.B terpengaruh
oleh teman-temannya.
Walaupun Bp.S berperan sebagai kepala keluarga, namun yang memegang peranan
apabila terjadi perselisihan pendapat adalah An.B. An.B juga mempunyai citra yang baik
Sementara Bp.S dahulunya juga aktif dalam organisasi pemuda dan menurut Ny.E,
Bp.S termasuk orang yang disegani di lingkungan rumah mereka. Ny. E juga pernah diajak
ikut arisan ibu-ibu, namun Ny.E tidak mau karena dilarang oleh Bp.S dan karena Ny.E
keluarga yaitu; perpaduan antara India dan Minang. Namun karena keluarga Bp.S sudah
turun temurun tinggal di padang maka budaya India tidaklah kentara. Keluarga Bp.S lebih
Beberapa nilai dan norma juga diterapkan dalam keluarga, misalnya Ny.E melarang
An.B keluar malam di atas jam 10 atau ketika Bp.S tidak menuntut Ny.E dan anak-
anaknya untuk bekerja membantu Bp.S mencari nafkah karena menurut Bp.S anaknya
tinggal, sehingga keluarga mempunyai hubungan yang baik dengan anggota masyarakat
yang lain .
V. Fungsi Keluarga
Keluarga memiliki gambaran diri yang baik, terlihat dari hubungan keluarga yang akrab,
mampu berinteraksi dengan lingkungan sosial, dan An. B juga mempunyai rasa bangga
Orang tua membesarkan anaknya didasarkan pada nilai-nilai agama dan budaya yang
berasal dari Ny.E dan Bp.S. Dalam memberikan pola pengasuhan terhadap anak, Ny.E
Ny.E terlalu memanjakan anaknya seperti; makan disediakan, anak-anak tidak bisa
Bagi keluarga Bp.S, sehat adalah apabila keluarga dapat melaksanakan seluruh
aktivitas sehari-hari dengan baik tanpa ada gangguan seperti demam, flu, dan sakit kepala.
Sedangkan sakit adalah suatu keadaan di mana seluruh kegiatan dapat dilaksanakan atau
An.B mengatakan, sejak 3 tahun lalu selalu susah untuk tidur pada malam hari. An.B
mengatakan baru bisa tidur pukul 04.00 pagi dan bangun pukul 11.00 WIB dan sering
terbangun waktu tidurnya serta tidurnya terputus-putus. An.B mengatakan setelah bangun
tidur dia mudah lelah saat melakukan aktivitas sehari-hari. An.B mengatakan susah
berkonsentrasi untuk belajar dan sering tertidur di kelas. An.B mengatakan memiliki
kebiasaan menonton televisi sampai jam 3 pagi. Keluarga mengatakan bahwa mereka tidak
tahu apa penyebab An.B susah tidur di malam hari. Sampai saat ini keluarga mengatakan
belum merasakan hal tersebut sebagai masalah, sehingga An,B tidak dibawa ke pelayanan
kesehatan.
b) Masalah Asma
Ny.E mengatakan ia mengalami sesak nafas sejak tahun 2003. Pada november 2004,
Ny.E berobat ke dokter praktek dan didiagnosis dokter menderita asma. Menurut Ny.E,
asma adalah penyempitan saluran nafas. Namun, sampai saat ini tidak pernah lagi
(Asmasolon) apabila dia merasakan gejala sesak nafasnya mulai timbul. Ny.E tidak
mengetahui apa penyebab dari penyakitnya. Ny.E sering terpajan dengan asap rokok dan
An.B mengatakan ia tidak nafsu makan. An.B hanya mampu menghabiskan setengah
porsi dari makanan sehari-hari. An.B mengatakan dia makan 2x sehari. AnB tidak suka
makan makanan ringan atau makanan tambahan. An.B mengatakan gangguan nutrisi
adalah orang yang kurus karena tidak nafsu makan. An.B mengatakan ia tidak tahu apa
penyebab dia tidak nafsu makan. Namun An.B mengatakan hal tersebut belum menjadi
d) Masalah Hipertensi.
Bp.S mengatakan bahwa pada tahun 1978 ia mengunjungi dokter praktek karena
lengkap. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa Bp.S menderita hipertensi dan diabetes
mellitus. Menurut Bp.S, hipertensi adalah tekanan darah tinggi. Bp.S mengatakan belum
Ny.E mengatakan sudah mengetahui bahwa dirinya hipertensi saat hamil anak
pertama. Sampai sekarang Ny.E masih menderita hipertensi. Namun, belum ada gejala-
gejala yang mengganggu aktivitas sehari-harinya sehingga Ny.E tidak lagi memeriksakan
dan mengontrol tekanan darahnya ke pelayanan kesehatan. Saat mahasiswa melakukan
pemeriksaan fisik diperoleh tekanan darah Ny.E adalah 180/100 mmHg (masih tinggi).
Keluarga Bp.S mempunyai 2 orang anak, mereka mendapatkan anak pertamanya setelah
9 tahun menikah. 3 tahun kemudian barulah mendapatkan anak kedua tanpa menggunakan
alat kontrasepsi. Dapat diambil kesimpulan Ny.E sulit mendapatkan anak. Sedangkan
mengenai pola hubungan seksual, Bp.S dan Ny.E melakukan hubungan seksual dengan
frekuensi 1 kali seminggu, pada waktu kedua anaknya tidak berada di rumah misalnya
Bp.S hanya sebagai juru parkir dan Ny.E tidak bekerja. Pendapatan keluarga jarang sekali
dibelikan ke perabotan rumah dan barang-barang rumah tangga lainnya. Karena ekonomi
keluarga marginal, keluarga tidak mampu untuk berobat rutin ke dokter, hanya
memanfaatkan sumber-sumber yang ada pada masyarakat seperti , puskesmas, dan toko
obat.
Stressor jangka pendek yang dialami keluarga adalah penyakit asma yang diderita
oleh Ny.E, sementara stressor jangka panjang yang dialami keluarga adalah keadaan rumah
yang kurang rapi, kurang bersih dan ruangan yang sempit dan mengakibatkan kurangnya
privasi. Keadaan rumah yang demikian juga mengakibatkan asma Ny.E semakin sering
kambuh.
31. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi stressor.
kondisi yang menimbulkan stressor merupakan hal yang biasa dan sebagai anggota
menghadapi lingkungan atau keadaan rumah, tidak ada strategi khusus yang dilakukan
Jika dalam keluarga terjadi pertengkaran, maka masing-masing akan introspeksi diri,
meskipun sebelumnya antar anggota keluarga terjadi perang mulut, namun tidak pernah
menyakiti secara fisik. Selain itu keluarga tidak pernah mengalami berduka disfungsional,
jika salah satu anggota keluarga atau kerabat ada yang meninggal, keluarga tabah
menerimanya
Ny.E menyatakan ia berharap kedua anaknya bisa mencapai status ekonomi yang
lebih baik daripada kedua orang tuanya.Ny.E berharap An.B bisa diterima disekolah
kepolisian nantinya.
Ny.E berharap pada mahasiswa PSIK agar mampu membantu Ny.E dan keluarga
dalam memberikan informasi tentang penyakit asmanya dan mengatasi gangguan pola
Carpenito, lynda Juall. Diagnosa keperawatan. Aplikasi pada Praktik Klinik. Edisi 6. 2000.
EGC. Jakarta.
ASUHAN KEPERAWATAN
Di Susun Oleh:
Dosen Pembimbing
Fitra yeni, S.Kp
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas
Padang
2005
Pemeriksaan Fisik
Aspek yang Nama klien
NO
dinilai Bp S Ny E An B An P
1. Keadaaan Kondisi badan cukup Kondisi badan cukup Kondisi badan cukup Kondisi badan
umum bersih dan rapi, bergerak bersih, bergerak bersih dan rapi, cukup bersih,
tanpa kesulitan, tanda- tanpa kesulitan, bergerak tanpa tidak ada tanda-
tanda meringis tidak ada tanda distress seperti kesulitan, BB: 57 kg tanda distress
BB: 55 kg, TB: 173 cm meringis (-), TB: 175 kg, BB: 56kg
BB: 60 kg, BMI: 18,5 TB: 178 cm
TB: 154cm
2. Tanda-tanda TD: 190/100 mmHg, TD: 180/100 mmHg, TD: 110/70 mmHg, TD:120/80mmHg
vital Nadi 72 x/mnt, Nadi 60 x/mnt, Nadi 55 x/mnt, Nadi 76 x/mnt,
suhu 36,7ºC, suhu 36,9ºC, suhu 36,6ºC, suhu 36,6ºC,
Pernafasan 16x/mnt Pernafasan 30x/mnt Pernafasan 24x/mnt nafas 18x/mnt
3. Kulit Warna kulit gelap, tidak Warna kulit gelap Warna kulit gelap Warna kulit gelap
ada bercak-bercak, kulit kulit, tidak ada merata, kulit agak warna kulit
kering hangat, lesi(-), bercak-bercak, kulit kering, lesi pada seragam, kulit
edeme(-),agak keriput kering dan hangat, bagian kaki, terasa hangat dan
turgor kulit baik, edema(-) lembab, turgor
lesi (-), edema(-) kulit baik, pd
kaki, edema (-)
7. Leher Trakea digaris tengah, Trakea di garis Trakea di garis Trakea di garis
nodus tidak teraba, tengah, nodus tidak tengah, nodus tidak tengah, nodus
tiroid tidak teraba, teraba, tiroid tidak teraba, tiroid tidak tidak teraba,
rentang gerak penuh, teraba, rentang gerak teraba, rentang gerak tiroid tidak
nadi karotis kuat teratur penuh, nadi karotis penuh, nadi karotis teraba, rentang
tanpa bunyi lain, kuat teratur tanpa kuat teratur tanpa gerak penuh, nadi
distensi vena jugularis bunyi lain, distensi bunyi lain, distensi karotis kuat dan
(-), leher tidak tegang vena jugularis (-), vena jugularis tidak teratur tanpa
leher tidak tegang ada, leher tidak bunyi lain,
tegang. distensi vena
jugularis (-), leher
tidak tegang.
9. Payudara Putting kecil tidak ada Bentuk bulat, putting Tidak ada lesi, Tidak ada lesi,
nyeri sekitar payudara susu medium pembengkakan (-) pembengkakan (-)
dan aksila simetris, kulit halus
dan utuh, bengkak(-)
aksila, nyeri tekan(-),
masa atau nodul (-)
10. Kardio Titik impuls maks pada Titik impuls maks Titik impuls maks Titik impuls maks
vaskular 1 C kiri 5 di garis pada 1C kiri 5 di pada garis 1C kiri 5 1 C kiri 5 di garis
midklavikula, denyut garis midklavikula, di garis midklavikula,
nadi teratur, bunyi denyut nadi teratur, midklavikula, denyut denyut nadi
jantung tambahan (-), bunyi tambahan (-), nadi teratur, bunyi teratur, bunyi
TD :200/100 mmHg, TD: 190/100 mmHg, tambahan (-),TD: tambahan (-),
nadi 72 x/mnt nadi 60 x/menit 130/80 mmHg, TD:120/80mmHg
nadi 55 x/menit. nadi 76x/mnt
11. Vaskuler/ Edema pada ekstremitas Edema pada Edema pada Edema pada
perifer bawah (-), ekstremitas ekstremitas bawah ekstremitas awah (-), ekstremitas
hangat di sentuh (-), ekstremitas ekstremitas hangat di bawah (-),
hangat di sentuh sentuh ekstremitas
hangat di sentuh
12. Abdomen Simetris, bising usus (+) Simetris, bising usus Simetris, bising usus Simetris, bising
di keempat kuadran, (+) di keempat (+) di keempat usus (+), di
nyeri tekan (-), lentur kuadran, lentur dan kuadran, lentur dan keempat kuadran,
dan lemas lemas lemas lentur dan lemas
13. Muskulo Kekuatan sama secara Kekuatan sama Kekuatan sama Kekuatan sama
skletal bilateral, tidak ada secara bilateral, secara bilateral, secara bilateral,
krepitasi, ROM baik, ROM baik, krepitasi ROM baik, krepitasi ROM baik,
cara berjalan seimbang, (-), cara berjalan (-), cara berjalan krepitasi (-), cara
nyeri tekan pada sendi seimbang, nyeri seimbang, nyeri berjalan
(-), tidak tulang tekan (-) pd sendi, tekan pd sendi (-), seimbang, nyeri
belakang yang tidak ada tulang tidak ada tulang tekan pd sendi (-),
abnormal. LILA = 24 belakang yang belakang yang tidak ada tulang
cm abnormal. LILA = 28 abnormal. LILA= belakang yang
cm. 24,5 cm. abnormal. LILA=
24 cm.
ANALISIS DATA
DO
An B sering menguap
TD 110/70 mmHg
Nadi 55 x /menit.
An B sering sering meminta perawat untuk
mengulangi pertanyaan atau informasi.
An B tampak lunglai saat berjalan
Prestasi An B menurun dibandingkan ketika di
SD SMP dulu.
Nilai lapor bayangan An B berkisar 2-4
Saat mahasiswa mengunjungi KK pukul 08.00
An.B masih tertidur di ruang tamu dengan
televisi menyala
2. DS
An. B mengeluh kurang nafsu makan. Gangguan nutrisi Gangguan nutrisi
An. B mengatakan ia hanya mampu kurang dari kurang dari kebutuhan
menghabiskan ½ porsi dari makanan yang kebutuhan tubuh tubuh pada An B
disediakan setiap makan. keluarga Bp.S b.d
An. B mengatakan bahwa dia makan 2x sehari. KMK merawat
An. B mengatakan ia tidak suka makan makanan anggota keluarga
ringan atau makanan tambahan. dengan penurunan
An. B mengatakan rasa laparnya hilang setelah keinginan untuk
ia merokok. makan akibat stress
DO
BB 57 kg, TB 175 cm, BMI = 18,5. dimana BMI
normal yang seharusnya adalah 19.
An. B terlihat hanya mampu menghabiskan ½
porsi ( 1/2 piring nasi )
Konjungtiva An. B subanemis
LILA 24 cm.
3. DS
Ny. E mengatakan 2 minggu ini ia sering batuk Bersihan jalan nafas Bersihan jalan nafas
Ny. E mengatakan batuknya berdahak. tidak efektif tidak efektif Ny. E
Ny. E mengatakan belum pernah memeriksakan keluarga Bpk S b.d
batuknya ke laboratorium. KMK merawat
Ny. E mengatakan kalau dia menderita asma anggota keluarga
semenjak 3 tahun lalu dengan peningkatan
produksi sekret.
DO
Frekuensi nafas 30X/menit. Tekanan darah
180/100 mmHg. Nadi 60x/menit. Suhu 36,9x/
menit.
Sputum (+), sputum jernih dan kental, tidak
berdarah
Ibu sering mendeham saat berbicara, selama
pengkajian ibu mendeham sebanyak 6 x.
Ny. E tidak berusaha membuang sputumnya saat
batuk.
4. DS
Bp.S Mengatakan bahwa ia Resiko cidera Resiko cidera pada
mengetahui menderita hipertensi sejak tahun Bp.S dan Ny.E pada
1978, saat mengunjungi praktek dokter keluarga Bp.S b.d
Bp.S mengatakan sampai saat ini KMK keluarga
tidak pernah mengontrol tekanan darahnya ke merawat anggota
puskesmas karena tidak merasakan gejala yang keluarga dengan
mengganggu aktivitasnya sehari-hari hipertensi
Ny.E mengatakan mengetahui
bahwa ia mengalami hipertensi sejak hamil
pertama kali
Ny.E mengatakan pernah
memeriksakan tekanan darahnya di puskesmas
tapi tidak rutin untuk kontrol karena tidak
merasakan gejala yang mengganggu
aktivitasnya
Bp.S mengatakan kalau ia merokok
minimal satu bungkus sehari
Ny.S mengatakan kalau ia pernah
merokok sewaktu hamil anak pertama tapi
sudah berhenti sejak ia mengalami sesak napas
3 tahun yang lalu
DO
TTV Bp.S (65 tahun)
TD : 190/100 mmHg
N : 72x /menit
S : 36,7 C
P : 16x /menit
Gangguan pola tidur pada Setelah dilakukan Setelah pertemuan, keluarga Respon verbal 1.1 Keluarga mampu 1.1.1. Gali
An. B keluarga Bp. S implementasi keperawatan 4 dapat : menyebutkan pengertian pengetahuan keluarga
berhubungan dengan KMK x 45 menit, keluarga mampu 1. mengenal masalah tidur dengan bahasanya tentang tidur.
merawat anggota keluarga merawat anggota keluarga anggota keluarga sendiri atau dengan 1.1.2. Jelaskan
dengan gangguan pola tidur dengan gangguan pola tidur dengan gangguan bantuan leflet. Tidur pengertian tidur dan pola
pola tidur. adalah penurunan aktifitas tidur efektif.
1.1 menyebutkan tubuh dan penurunan 1.1.3. Minta
pengertian tidur kesadaran. keluarga untuk
dan pola tidur Lama tidur normal= 6-8 mengulangi kembali.
yang efektif jam/hari, tidur dilakukan 1.1.4. Berikan
pada malam hari. reinforcement (+)
1.1.5. Berikan
kesempatan pada keluarga
untuk bertanya.
1.1.6. Diskusikan
jawaban.
1.2. Menjelaskan etologi Respon verbal 1.2. An. B mampu 1.2.1 Gali pengetahuan
gangguan pola tidur menyebutkan 5 dari 8 keluarga tentang etiologi
etiologi gangguan pola gangguan pola tidur.
tidur, yaitu : 1.2.2 Jelaskan etiologi
- letih gangguan pola tidur.
- merokok 1.2.3 Minta keluarga
- sakit mengulang kembali.
- mengkonsumsi 1.2.4 Berikan kesempatan
obat-obatan pada keluarga untuk
. - usia bertanya.
- stress 1.2.5 Minta keluarga untuk
- kebiasaan buruk menyebutkan kembali
seperti 1.2.6 Jawab pertanyaan
begadang keluarga
- lingkungan yang 1.2.7 Diskusikan jawaban.
tidak nyaman.
1.3. Menyebutkan tanda Respon verbal 1.3. An. B mampu 1.3.1Kaji pengetahuan
dan gejala gangguan menyebutkan 5 dari 9 keluarga tentang tanda
pola tidur. tanda dan gejala gangguan dan gejala gangguan pola
pola tidur dengan bantuan tidur.
minimal : 1.3.Berikan reinforcement
- kurang semangat, positif atas jawaban
malas. keluarga
- sukar untuk tidur 1.3.3Beri kesempatan
- tidur sebentar tapi keluarga untuk bertanya
sering 1.3.4 Jawab pertanyaan
- letih keluarga
- sering menguap, 1.3.5 Diskusikan jawaban
mudah tersinggung.
- Postur tubuh tidak
tegap.
- Lingkaran gelap
dibawah mata
- Berbicara cepat dan
sering salah
- Timbulnya kantong
mata.
1.4 Mengidentifikasi Respon verbal Keluarga mampu menyebutkan 1.4.1 Tanyakan pada anggota
tanfda dan gejala tandadan gejala gangguan keluarga tanda dan gejala
gasngguan pola tidur polas tidur yang dialami olrh gangguan pola tidur yang
yang dialami anggota keluarga dialami oleh anggita
keluarga keluarga.
1.4.2 Beri reinforcemen
positif atas identifikasi
yang diberikan oleh
anggota keluarga
2. Keluarga mampu
memutuskan untuk
merawat anggota
keluarga
2.1. Menyebutkan Respon verbal 2.1. An. B mampu 2.1.1. Gali pengetahuan
dampak lanjut dari menyebutkan 3 dari 6 keluarga tentang dampak
gangguan pola tidur. dampak lanjut dari lanjut dari gangguan pola
gangguan pola tidur tidur
dengan bahasa 2.1.2 Jelaskan dampak
sendiri,dengan bantuan lanjut dari gangguan pola
minimal atau leaflet tidur
- tidak konsentrasi belajar 2.1.3. Minta keluarga
- prestasi menurun mengulang kembali
- anemia atau kurang 2.1.4. Berikan
darah reinforcement (+)
- tidak peduli dengan 2.1.5. Beri kesempatan pada
lingkungan keluarga untuk bertanya
- daya tahan tubuh 2.1.6. Diskusikan jawaban
kurang atau lemah
- beresiko mengalami
kecelakan
2.2. Memutuskan untuk Respon verbal 2.2. Keluarga mampu 2.2.1. Motivasi keluarga
merawat anggota memutuskan untuk untuk mengatasi masalah
keluarga yang mengatasi masalah gangguan pola tidur pada
mengalami anggota keluarga dengan An. B.
gangguan pola tidur. gangguan pola tidur 2.2.2. Berikan reinforcement
(+) atas keputusan
keluarga untuk melakukan
tindakan .
3. Keluarga mampu Respon verbal 3.1. Keluarga mampu 3.1.1. Gali pengetahuan
merawat anggota menyebutkan 6 dari 11 keluarga tentang cara
keluarga dengan cara mengatasi gangguan mengatasi gangguan pola
gangguan pola tidur: pola tidur dengan bahasa tidur.
Menyebut cara mengatasi sendiri,dengan bantuan 3.1.2 Jelaskan cara
gangguan pola tidur. minimal atau leaflet mengatasi gangguan pola
Yaitu: tidur.
- lingkungan harus 3.1.3. Minta keluarga
tenang mengulang kembali
- tingkatkan rasa 3.1.4. Berikan
nyaman dan relaks reinforcement (+)
- berikan obat tidur bila 3.1.5. Beri kesempatan pada
perlu keluarga untuk bertanya
- hindari alcohol 3.1.6. Diskusikan jawaban
- pertahankan ruang
tidur sedikit dingin
- mandi air hangat
- kurangi minum kopi
- biasakan tidur dan
bangun teratur atau
sesuai jadwal
- hindari latihan berat 3
jam sebelum tidur
- kurangi minum jika
menyebabkan kencing
pada malam hari.
4. Memodifikasi lingkungan Respon verbal 4.1. Pada kunjungan yang tidak 4.1.1. jelaskan kepada
rumah untuk mengurangi direncanakan keluarga keluarga tentang cara
kebisingan menyebutkan telah melakukan 2 dari 5 memodifikasi lingkungan
kriteria lingkungan yang cara memodifikasi bagi penderita gangguan
nyaman untuk tidur lingkungan.Cara pola
memodifikasi lingkungan 4.1.2. Motivasi keluarga
bagi penderita gangguan untuk menerapkan cara
pola tidur adalah : memodifikasi lingkungan
- lingkungan yang bagi penderita gangguan
tenang pola tidur.
- lingkungan yang 4.1.3. Evaluasi pada
sedikit dingin kunjungan yang tidak
- bebas dari gangguan direncanakan ke rumah
hewan seperti : keluarga
nyamuk, tikus 4.1.4 Beri kesempatan
- mempersiapkan keluarga mengekspresikan
peralatan tidur yang perasaannya dan
nyaman mengajukan pertanyaan.
- lingkungan dengan 4.1.5 Jawab pertanyaan
cahaya yang sesuai keluartga dan berikan
reinforcemen positif.
5. Keluarga mampu Respon verbal 5.1. Yankes yang dapat 5.1.1 Sebutkan pada keluarga
memanfaatkan pelayanan digunakan antara lain: beberapa fasilitas
kesehatan untuk praktek dokter, psikolog kesehatan yang dapat
mengatasi gangguan pola dan puskesmas diginakan.
tidur. Manfaat dari pelayanan 5.1.2 Diskusikan dengan
5.1. Menjelaskan kesehatan: keluarga berbagai sarana
pelayanan askep, - mencegah timbulnya pelayanan kesehatan yang
manfaat yankes akibat lanjut / tersedia yang dapat
komplikasi gangguan digunakan
pola tidur 5.1.3. Jelaskan akan
- tempat konsultasi pentingnya fasilitas
pelayanan kesehatan
tersebut
5.1.4Dorong keluarga untuk
mengunjungi fasilitas
pelayanan kesehatan.
5.2 Memberikan dukungan Respon verbal Dukungan pada keluarga untuk 5.2.1. dukung keluarga untul
pada keluarga menggunakan yankes dapat memutuskan tindakan
untuk mendorong keluarga untuk 5.2.2. evaluasi adanya
menggunakan mengurangi/ mengatasi penurunan sakit setelah
palayanan gangguan pola tidur menggunakan fasilitas
kesehatan pelayanan kesehatan.
5.2.3. beri reinforcement
positif.
5.3. Mengunjungi tempat Pada kunjungan 5.3. Menunjukkan kartu 5.3.1 Motivasi klien untuk
yankes yang telah berobat bila mempunyai memanfaatkan pelayanan
terencana keluhan/ gangguan pola kesehatan
tidur 5.3.2. Berikan reinforcement
(+) atas tindakan yang diambil
keluarga untuk mengunjungi
pelayanan kesehatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan Jangka Panjang Tujuan Jangka Pendek Kriteria Standar Intervensi
1 2 3 4 5 6
Kurang pengetahuan pada Setelah dilakukan Setelah pertemuan, keluarga Respon verbal 1.1. Ny. E menyebutkan 1.1.1. Gali pengetahuan
Ny. E keluarga Bp S b.d implementasi keperawatan 4 dapat : pengertian asma dengan keluarga tentang asma.
KMK merawat anggota x 45 menit, keluarga mampu 1. mengenal masalah sederhana. Asma adalah 1.1.2. Jelaskan pengertian asma.
keluarga dengan kurang merawat anggota keluarga anggota keluarga penyakit saluran 1.1.3. minta keluarga untuk
terpajan informasi tentang dengan kurang terpajan dengan kurang terpajan pernafasan yang mengulangi kembali..
asma. informasi tentang asma. informasi tentang asma. disebabkan oleh 1.1.4. Berikan reinforcement
1.1 menyebutkan penyempitan saluran nafas (+).
pengertian asma. yang tiba-tiba yang dapat 1.1.5. Berikan kesempatan pada
kembali secara spontan keluarga untuk
atau setelah pengobatan. bertanya.
1.1.6. Diskusikan jawaban.
1.3.1
Jelaskan tanda dan gejala
asma.
1.3.2. Minta keluarga
1.3. Ny. E mampu meyebutkan mengulang kembali
tanda dan gejala asma 1.3.4. Berikan reinforcement
dengan bantuan (+)
1.3. Menyebutkan tanda minimal : 1.3.5. Beri kesempatan pada
dan gejala asma. Respon verbal - Sesak nafas keluarga untuk bertanya
- Batuk dengan 1.3.6. Diskusikan jawaban
sputum atau tidak
- Wheezing (mengi)
Pada kunjungan
yang telah
terencana