“PERSEPSI STIMULASI”
KEPERAWATAN JIWA
Disusun Oleh :
Kelompok B
Andriyani
Beniara Asmus
Desnawati
Emillian Ramli
Firawati
Irma Desrika
Meri Muchtar
Reni Mulyanti
Tujuan Umum
Klien mampu meningkatkan uji realitas, komunikasi dan umpan balik dengan/dari
orang lain.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan klien mampu :
Meningkatkan identitas diri
Meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal
Meningkatkan kemampuan empati
Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
A. Landasan Teori
1. Pendahuluan
Pada dasarnya terapi aktivitas kelompok telah dipergunakan dalam
praktek kesehatan jiwa yang juga merupakan bagian terpenting dari
keterampilan terapeutik dalam keperawatan. Terapi aktivitas kelompok
sebagai metode yang efektif dan efisien untuk menyelesaikan masalah
serta dapat dilihat keuntungannya yaitu :
- Mendapat dukungan (suport)
- Pendidikan
- Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberi dampak
positif dalam pencegahan, pengobatan dan terapi pemilihan kesehatan
jiwa dengan melalui terapi aktivitas kelompok. Salah satu bentuk dari
terapi aktivitas kelompok adalah Persepsi Stimulasi.
Perawat sebagai pimpinan kelompok dapat menggunakan kelompok untuk
mendorong individu mengungkapkan masalah dan mendapat bantuan
pemecahan masalah dari kelompok. Pada saat ini perawat dapat menilai
respon klien selama berada dalam kelompok.
2. Pengertian terapi aktivitas kelompok persepsi stimulasi
Suatu bentuk terapi meliputi sekelompok orang yang setiap kali
mengadakan pertemuan dengan terapis yang memfokuskan pada
kesadaran dan mengerti akan diri sendiri, merubah prilaku dan
memperbaiki hubungan interpersonal. Yang jelasnya terfokus pada
kebutuhan sosial bagi manusia dengan sesama manusia.
3. Kerangka teoritis terapi aktivitas kelompok persepsi stimulasi
a. Model Vokal Conflict
Model ini dikembangkan berdasarkan konfliks yang tidak didasari,
dimana pimpinan kelompok harus memfasilitasi dan memberikan
kesempatan pada anggota untuk mengekspresikan perasaan dan
mendiskusikan untuk penyelesaian masalah.
b. Model komunikasi
Model ini menggunakan prinsip teori komunikasi dan komunikasi
terapeutik. Jika ini tidak berhasil dalam kelompok akan menimbulkan
ketidak puasan kelompok. Selain itu juga bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan interpersonal dan sosial anggota
kelompok serta membantu berkomunikasi verbal dan non verbal yang
efektif.
c. Model interpersonal
Terapi model ini kerjasama antara individu dalam kelompok. Anggota
kelompok belajar berinteraksi dan dapat mengidentifikasi kesalahan
dari persepsi dan prilaku sosial.
d. Model psikodrama
Dalam model ini kelompok termotivasi untuk berperan sesuai dengan
peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang lalu. Anggota
memainkan peran sesuai dengan peristiwa yang terjadi.
4. Fokus terapi aktivitas kelompok persepsi stimulasi
Pada dasarnya digunakan pada klien yang mengalami gangguan persepsi,
mengalami gangguan interpersonal terhadap hubungan dengan nilai-nilai
dari pergaulan klien, maka persepsi sensori perlu diberikan sebagai upaya
untuk merangsang motivasi hubungan interpersonal.
Prosesnya :
- Merangsang klien melalui kegiatan yang disukai
- Mendiskusikan aktivitas yang telah dilakukan
Contoh : Membaca suatu cerita/artikel kemandirian, dilanjutkan
dengan diskusi.
B. Kriteria Klien
Kriteria klien yang akan mengikuti kegiatan adalah :
1. Klien yang kooperatif dengan riwayat halusinasi, waham, menarik diri.
2. Klien yang sehat secara fisik dengan riwayat halusinasi, waham, menarik
diri.
3. Klien yang telah diberitahu oleh terapis sebelumnya
4. Klien yang dapat membaca
C. Proses Seleksi
1. Identifikasi klien yang masuk dalam kriteria
2. Membuat kontrak dengan klien :
Menjelaskan tujuan kegiatan
Menjelaskan waktu dan tempat kegiatan
Membuat perjanjian mengikuti peraturan dalam bermain.
Menjelaskan akan bergabung dengan klien lain dalam kelompok.
D. Uraian Struktur dan Kegiatan
1. Hari/tanggal : Kamis, 17 – 4 – 2003
2. Tempat : Flamboyan
3. Waktu : 09.00 s/d 09..45
4. Jumlah anggota : 8 orang
5. Metode : Permainan, diskusi kelompok
Prilaku yang diharapkan dari kelompok
Klien dapat bermain sesuai dengan aturan.
Klien dapat ikut serta dalam seluruh kegiatan terapi kelompok
Klien dapat mengemukakan pendapat/berdiskusi
Prilaku yang diharapkan dari Leader :
Mampu memotivasi anggota kelompok untuk mengeluarkan pendapatnya
tentang cerita yang dibaca klien.
Mampu mengatasi masalah yang mungkin timbul dalam kelompok antar
klien.
Prilaku yang diharapkan dari Co-Leader
Menyampaikan informasi dari fasilitator kepada leader
Mengingat leader bila diskusi menyimpang
Prilaku yang diharapkan dari Fasilitator
Mampu memfasilitasi klien yang kurang aktif
Mampu menjadi role model bagi klien
Prilaku yang diharapkan dari Observer
Mampu mengobservasi jalan permainan
Mampu mengobservasi jalan diskusi
Mencatat pendapat yang dikemukakan oleh klien secara verbal dan non
verbal selama permainan dan diskusi berjalan.
2. 30 Menit Pelaksanaan I
Co-Leader Pasien berkonsentrasi
menghidupkan tape pada permainan
recorder.
Leader Pasien I menerima bunga
membagikan bunga pada dari leader dan
pasien I, dan kemudian membagikannya kepada
digilirkan ke pasien teman sebelahnya
berikutnya.
Co-Leader Pasien yang mendapat
mematikan tape recorder. bunga saat tape mati,
membacakan cerita I.
Leader Beberapa pasien
meminta pendapat mengemukakan
beberapa pasien untuk persepsinya
menanggapi
permasalahan dari cerita
I.
Fasilitator
memotivasi klien untuk
menjawab.
Oberserver
mengobservasi jalannya
permainan dan diskusi.
Leader Pasien mendengarkan
memberikan re- penjelasan konsep dari
inforcement positif atas leader
pendapat pasien yang
benar, dan memperbaiki
kesalahan konsep.
Pelaksanaan II
Co-Leader Pasien berkonsentrasi
menghidupkan tape pada permainan
recorder.
Leader Pasien I menerima bunga
membagikan bunga pada dari leader dan
pasien I, dan kemudian membagikannya kepada
digilirkan ke pasien teman sebelahnya
berikutnya.
Co-Leader Pasien yang mendapat
mematikan tape recorder. bunga saat tape mati,
membacakan cerita 2
Leader Beberapa pasien
meminta pendapat mengemukakan
beberapa pasien untuk persepsinya
menanggapi
permasalahan dari cerita
2.
Fasilitator
memotivasi klien untuk
menjawab.
Oberserver
mengobservasi jalannya
permainan dan diskusi.
Leader
memberikan re- Pasien mendengarkan
inforcement positif atas penjelasan konsep dari
pendapat pasien yang leader
benar, dan memperbaiki
kesalahan konsep
Pelaksanaan
III Pasien berkonsentrasi
Co-Leader pada permainan
menghidupkan tape
recorder. Pasien I menerima bunga
Leader dari leader dan
membagikan bunga pada membagikannya kepada
pasien I, dan kemudian teman sebelahnya
digilirkan ke pasien
berikutnya. Pasien yang mendapat
Co-Leader bunga saat tape mati,
mematikan tape recorder. membacakan cerita 3
Beberapa pasien
Leader mengemukakan
meminta pendapat persepsinya
beberapa pasien untuk
menanggapi
permasalahan dari cerita
3.
Fasilitator
memotivasi klien untuk
menjawab.
Oberserver
mengobservasi jalannya
permainan dan diskusi.
Leader Pasien mendengarkan
memberikan re- penjelasan konsep dari
inforcement positif atas leader
pendapat pasien yang
benar, dan memperbaiki
kesalahan konsep
F. Pengorganisasian Kelompok
Leader : Beniara Asmus
Co Leader : Desnawati
Observer : Reni Mulyanti
Fasilitator : Emillian Ramli
Andriyani
Firawati
Meri Muchtar
Irma Desrika
G. Media
Kursi
Meja
Tape recorder
Lembaran cerita
Bunga
H. Alokasi Waktu
Perkenalan Terapis : 5 menit
Perkenalan Klien : 5 menit
Permainan & Diskusi : 30 menit
Penutup : 5 menit
Jumlah : 45 menit
I. Proses Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Peserta 8 orang pasien
Setting tempat duduk berbentuk lingkaran dengan suasana tertib tidak
ada yang hilir mudik
2. Evaluasi proses
Klien tidak meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
Klien aktif semua dan dapat memberikan tanggapan atau menjawab
dengan tertib.
Klien dapat bermain sesuai dengan aturan permainan
3. Evaluasi hasil
Klien mampu membina hubungan saling percaya
Klien dapat menyebutkan negeri asal
Klien dapat menyebutkan minimal 3 dari nama-nama anggota
kelompok
Klien dapat menyebutkan nama pengasuh
Evaluasi proses dan hasil dilakukan oleh observer
J. Skema Ruangan
F
F
F F
Keterangan :
= Leader
= Co – Leader
= Observerf
F = Fasilitator
= Klien
K. Penutup
Setelah kegiatan terapi aktivitas kelompok ini diterapkan, klien dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu meningkatkan kemampuan uji
realitas, kemampuan komunikasi dan memberikan pendapat.